• Tidak ada hasil yang ditemukan

O* 06ul$" *r\ - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "O* 06ul$" *r\ - Jurnal Ilmiah Mahasiswa STKIP PGRI Sumbar"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN GIIRU KELAS TENTAIIG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

KENAGARIAN SURANTTE KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

JT]RNAL

D iajutran untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidtkan Strata Satu (SI)

O* 06ul$" *r\

sot4,

,8/

(,t vffi;

OORI AKRIMON NPM:06ffi0059

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAI\I DAN ILMU PENDIDIKAI{

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADAI\IG

2A16

(2)

PEMAHAMAN GURU KELAS TENTANG PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

KENAGARIAN SURANTIH KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh:

Qori Akrimon *

Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons **

Ahmad Zaini, S.Ag., M.Pd ***

Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat

ABSTRACT

This research on the background by teacher in the classroom understanding about guidance and counselor services at basic school in Kenagarian Surantih, Sutera district Pesisir Selatan Regency. This research purpose to description: (1) The classroom teacher understanding about guidance and counselor program at basic school, (2) The classroom teacher understanding about kinds of guidance and counselor services at basic school.

This research that descriptif quantitatif research. Population to this research is all of the classroom teacher there are at basic school in Kenagarian Surantih amount 53 classroom teachers.

Sampling is done by using total sampling technique. Sample in this research is all of the classroom teacher at basic school in kenagarian Surantih amount 53 respondences. Data processed by using techniques percentage. The results of this research revealed that in generally the classroom teacher understanding about guidance and counselor at basic school on good enough criteria and specially it is: (1) The classroom teacher understanding about guidance and counselor at basic school on good criteria. (2) The classroom teacher understanding about kinds of guidance and counselor services at basic school on good enough criteria. Based on this research, can be recomended to the classroom teacher in basic school that can increase understanding on guidance and counselor apply on basic school.

Keywords: the classroom teacher understanding, field guidance, guidance and counseling Services.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, yang mana pendidika n akan mendorong manusia untuk belajar aktif, mandiri dan memberdayakan semua potensi yang ada dalam dirinya.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang- undang Sindiknas Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sejalan dengan itu, menurut UU RI No. 14 Tahun 2005 (Undang-Undang tentang Guru dan Dosen) guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

1

(3)

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Peranan guru kelas dalam Bimbingan dan Konseling sangat diperlukan sekali, karena pada masa anak-anak peserta didik di Sekolah Dasar membutuhkan arahan dan bimbingan dalam proses belajar serta mengarahkan peserta didik dalam bertingkah laku yang baik karena pada masa anak-anak ini peserta didik sering kali meniru sifat yang ada di sekitar sekolah, hal inilah yang membuat peran guru kelas dalam Bimbingan dan Konseling.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenegpan RB) No. 16 tahun 2009 dijelaskan bahwa:

Jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan Guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik.

Sardiman (2001:142) menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:

a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.

b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain

c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi peserta didik, menumbuhkan swadaya

(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

d. Direktor, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar peserta didik sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

e. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

f. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan.

g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar.

h. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar peserta didik.

i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi peserta didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

Bimbingan ialah penolong individu agar dapat mengenal dirinya dan supaya individu itu dapat mengenal serta dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi di dalam kehidupannya (Hamalik,2000:193).

Konseling adalah proses pemberian yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli kepada individu yang sedang mengalami suatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien (Prayitno, 1997:106).

Hasil observasi di salah satu Sekolah Dasar di Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Pesisir Selatan 16 November 2015 terlihat kurangnya guru kelas dalam memberikan layanan kepada peserta didik kecuali layanan penguasaan konten (pembelajaran), bagi peserta didik kelas VI guru kelas belum memanfaatkan layanan informasi karir, sehingga peserta didik tersebut bimbang dalam memilih sekolah yang lebih tepat sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.Pada umumnya guru kelas belum memfungsikan BK, padahal guru kelas di Sekolah Dasar merangkap BK yang menjadi tanggung jawabnya. Kesulitan/ hambatan yang ditemui wali kelas dalam pelaksanaan BK di Sekolah Dasar.

Wawancara yang dilakukan di salah satu Sekolah Dasar di Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Pesisir Selatan 18 November 2015dengan guru kelas diperoleh keterangan

(4)

bahwa guru-guru kelas tersebut telah melaksanakan bimbingan konseling di kelasnya. Bentuk pelaksanaanya hanya sebatas bentuk perintah dan nasehat, hal ini belum sesuai dengan ketentuan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada salah satu Sekolah Dasar di Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Pesisir Selatan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Pemahaman Guru Kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan ”

Sedangkan Rumusan Masalah dari penelitian ini adalah . Bagaimana pemahaman Guru Kelas tentang pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan?

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah melihat pemahaman Guru Kelas tentang pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan dalam aspek sebagai berikut:

1. Pemahaman Guru kelas tentangbidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.

2. Pemahaman Guru kelas tentangjenis layananBimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.

Penelitian ini diharapkan dapat bermamfaat untuk bebgagai pihak nantinya antara lain bagi:

1. Guru kelas, Penelitian ini bermanfaat bagi Guru Sekolah Dasar dalam meningkatkan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling.

2. Kepala Sekolah, untuk lebih memfungsikan dan mendorong guru kelas agar melaksanakan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.

3. Pimpinan Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumater Barat, sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan program perkuliahan untuk meningkatkan tenaga-tenaga guru pembimbing di sekolah yang profesional yang memiliki wawasan yang luas dan pengalaman yang matang.

4. Peneliti untuk menambah pengetahuan dan pengembangan diri untuk mempersiapkan

diri sebagai guru pembimbing di Sekolah Dasar.

5. Peneliti selanjutnya, sebagai pedoman dalam penelitian berikutnya.

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan batasan masalah dan tujuan penelitian yang dirumuskan, maka peneliti menggunakan metode penelitian deskriftif, yang terbatas pada usaha mengungkap suatu masalah dalam keadaan sebagaimana adanya sehingga hanya sebagai pengungkap data. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan pemahaman guru kelas tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Hal ini seperti dikemukakan oleh Arikunto (2005:309) yang menyatakan bahwa: “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan”. Maka penelitian ini untuk menggambarkan bagaimana pemahaman Guru Kelas tentang pelayanan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan?

Adapun tempat dimana untuk melaksanakan penelitian adalah Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Alasan peneliti memilih sekolah ini adalah karena masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan, sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan tentang:

“Pemahaman Guru Kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan”. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2016.

Populasi penelitian ini adalah seluruh guru kelas Sekolah Dasar Kenagaraian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2005: 102). Sejalan dengan itu Yusuf (2003: 180) juga mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang diteliti. Data populasi Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 53 orang populasi.

(5)

Selanjutya Sampel penelitian adalah sejumlah individu yang mewakili populasi Yusuf (2003:82) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi tersebut. Hal ini sesuai dengan syarat pengambilan sampel yaitu apabila populasi kurang dari 100, maka seluruhnya akan dijadikan objek penelitian. (Arikunto, 2005:107)

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh guru kelas yang ada di Sekolah Dasar Negeri di Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Maka dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling di mana seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Bungin, (2005:131) “data interval adalah data yang punya ruas atau interval atau jarak yang berdekatan dan sama.” Jarak itu berpedoman pada ukuran tertentu misalnya nilai rata-rata (mean), bilangan kelipatan atau nilai lainnya yang disepakati. Selanjutnya Arikunto (2013:275) menjelaskan data interval tergolong sebagai data kontinum yang mempunyai tingkatan yang lebih tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal kerena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan yang lainnya.

Selanjutnya sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Bungin (2011:132).

1. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan.

Data yang dikumpulkan ini bersumber dari seluruh guru kelas yang ada di Sekolah Dasar Negeri di Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan..

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan lima alternatif jawaban, pada penelitian ini angket yang digunakan adalah angket checklist. Berbentuk isian tertutup dan responden tinggal memilih sesuai dengan keadaan dirinya saja dalam pembuatan angket ini terdapat item positif dan negatif yang disusun secara berimbang. Adapun jawaban dalam skor angket ini adalah sebagai berikut:

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis persentase yang dilakukan

setelah semua jawaban terkumpul untuk mengungkapkan aspek yang diteliti.

Selanjutnya hasil jawaban tersebut ditabulasikan. Data yang diperoleh lalu dibahas dan diinterprestasikan berdasarkan deskriptif analisis, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Seleksi data

Seleksi data ini dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut memenuhi syarat atau tidak, penyelesaian ini khusus data yang berasal dari angket.

2. Mengklasifikasikan Data

Setelah seleksi data, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data yang telah dikelompokkan dalam sebuah tabel, lalu diolah.

Selanjutnya hasil data pada masing- masing item diinterpretasikan agar menjadi tafsiran jawaban yang diajukan dalam angket.

Untuk mempermudah penulis dalam menginterpretasikan data.

HASIL dan PEMBAHASAN

Penelitian ini membahas tentang Pemahaman Guru Kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil penelitian akan dibahas berdasarkan indikator yaitu bidang pribadi, sosial, belajar, karir, orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konten/

pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok.

Berikut hasil pembahasan dari hasil penelitian yaitu dapat diungkapkan bahwa Pemahaman Guru Kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan, secara umum Pemahaman Guru Kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar sebanyak 37 orang dengan persentase 56,60% berada pada kategori cukup baik.

Hal ini menunjukkan hasil penelitian dan pengolahan data secara umum terungkap bahwa pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dapat dilakukan dengan benar sesuai dengan pemahamannya karena berada pada kategori cukup baik, akan tetapi masih ada guru Sekolah Dasar yang belum bisa dalam Bimbingan dan Konseling karena masih

(6)

terdapat 11 orang dengan persentase (20,75%) berada pada kategori kurang baik.

Berkaitan dengan hal itu, bagi guru Sekolah Dasar yang belum bisa melaksanakan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar akan diberikan bantuan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling, sehingga guru Sekolah Dasar dapat melaksanakan bimbingan dan konseling dengan baik.

1. Bidang Bimbingan dan Konseling

Pemahaman Guru Kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari Bidang Bimbingan dan Konseling sebanyak 27 responden dengan persentase 50,94%

berada pada kategori baik.

a. Bidang Pribadi

Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum pemahaman guru kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari bidang pribadi dengan persentase 67,92%

sebanyak 36 responden berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dapat memahami bidang pribadi dengan baik dan sesuai dengan bidang Bimbingan dan Konseling.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. menurut Prayitno (1997:65) Bidang bimbingan pribadi, pelayanan Bimbingan dan Konseling membantu peserta didik Sekolah Dasar menemukan dan memahami serta mengembangkan pribadi yang beriman dan bertagwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, aktif dan kreatif, serta sehat jasmani dan rohani.

b. Bidang Sosial

Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari bidang sosial dengan persentase 60,38% sebanyak 32 responden berada pada kategori baik.

Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dapat memahami bidang sosial dengan baik dan sesuai dengan bidang Bimbingan dan Konseling.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajarai hal yang berkaitan dengan bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Menurut Prayitno (1997:65) Bidang Bimbingan Sosial, pelayanan Bimbingan dan Konseling membantu peserta didik Sekolah Dasar dalam proses sosialisasi untuk mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab.

c. Bidang Belajar

Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari bidang belajar dengan persentase 41,51% sebanyak 22 responden berada pada kategori baik.

Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dapat memahami bidang belajar dengan baik dan sesuai dengan bidang Bimbingan dan Konseling.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Menurut Prayitno (1997:65) Bidang Bimbingan Belajar, pelayanan Bimbingan dan Konseling membantu peserta didik Sekolah Dasar mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih .

d. Bidang Karir

Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum

(7)

pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari bidang karir dengan persentase 62,26% sebanyak 33 responden berada pada kategori baik.

Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dapat memahami bidang karir dengan baik dan sesuai dengan bidang Bimbingan dan Konseling.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan bidang Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Menurut Prayitno (1997:65) Bidang Bimbingan Karir, pelayanan Bimbingan dan Konseling membantu peserta didik Sekolah Dasar mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk masa depan karir.

2. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Pemahaman Guru Kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari jenis layanan Bimbingan dan Konseling sebanyak 20 responden dengan persentase 37,74%

berada pada kategori cukup baik.

a. Layanan Orientasi

Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari layanan orientasi dengan persentase 32,08%

sebanyak 17 responden berada pada kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar termasuk pada kategori kurang baik dan belum mampu untuk melaksanakan bimbingan konseling dalam layanan orientasi.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Menurut Prayitno (1997: 73) Layanan orientasi di Sekolah Dasar

ditunjukkan untuk peserta didik baru guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial baru yang dimasuki. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahnya penyesuaian peserta didik terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar dan kegiatan di sekolah lain yanng mendukung keberhasilan peserta didik. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.

b. Layanan Informasi

Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari layanan informasi dengan persentase 33,96%

sebanyak 18 responden berada pada kategori sangat kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar termasuk pada kategori sangat kurang baik dan belum mampu untuk melaksanakan bimbingan konseling dalam layanan informasi.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Menurut Prayitno (1997: 73) Layanan informasi bertujuan untuk membekali peserta didik dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan berprestasi belajar, mengembangkan cita-cita, menyelenggarakan kehidupan sehari- hari dan mengambil keputusan. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan informasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan.

c. Layanan Penempatan Penyaluran

(8)

Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari layanan penempatan penyaluran dengan persentase 33,96% sebanyak 18 responden berada pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas perlu untuk ditingkatkan tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Pada kategori cukup baik dan belum mampu untuk melaksanakan bimbingan konseling dalam layanan penempatan penyaluran.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Menurut Prayitno (1997: 73) Layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan peserta didik berada pada posisi dan pilihan yang tepat, yaitu berkenaan dengan posisi duduk dalam kelas, kelompok belajar, kegiatan ekstrakurikuler, program latihan, serta kegiatan-kegiatan lainnya sesuai dengan kondisi fisik dan psikisnya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan penempatan dan penyaluran ialah fungsi pencegahan dan pemeliharaan.

d. Layanan Penguasaan Konten

Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari layanan konten dengan persentase 33,96%

sebanyak 18 responden berada pada kategori sangat kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar termasuk pada kategori sangat kurang baik dan belum mampu untuk melaksanakan bimbingan konseling dalam layanan konten.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan layanan Bimbingan

dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Menurut Prayitno (1997: 73) Layanan konten dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik memahami serta mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konten ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan.

e. Layanan Konseling Perorangan Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari layanan konten dengan persentase 35,85%

sebanyak 19 responden berada pada kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar termasuk pada kategori cukup baik dan belum mampu untuk melaksanakan bimbingan konseling dalam layanan konseling perorangan.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Menurut Prayitno (1997: 73) Layanan konseling perorangan memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung secara tatap muka dengan guru kelas atau pembimbing dalam pembahasan dan pengentasan permasalahannya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling perorangan ialah fungsi pengentasan.

f. Layanan Bimbingan Kelompok Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum pemahaman guru kelas tentang

(9)

pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari layanan bimbingan kelompok dengan persentase 43,40% sebanyak 23 responden berada pada kategori kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar termasuk pada kategori kurang baik dan belum mampu untuk melaksanakan bimbingan konseling dalam layanan bimbingan kelompok.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Menurut Prayitno (1997: 73) Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. Bahan yang dimaksudkan dapat juga dipergunakan sebagai bahan acuan untuk mengambil keputusan. Lebih jauh dengan layanan bimbingan dan kelompok para peserta didik dapat diajak untuk bersama-sama megemukakan pendapat tentang sesuatu dan membicarakan topik-topik penting, mengembangkan nilai-nilai yang berhubungan dengan hal tersebut dan mengembangkan langkah-langkah bersama unutk menangani permasalahan yang dibahas di dalam kelompok.

Dengan demikian selain dapat membuahkan hubungan yang baik di antara anggota kelompok, kemampuan berkomunikasi antarindividu, pemahaman berbagai situasi dan kondisi lingkungan, juga dapat mengembangkan sikap dan tindakan nyata untuk mencapai hal-hal ytang diinginkan sebagaimana terungkap dalam kelompok.

g. Layanan Konseling Kelompok

Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di

Sekolah Dasar dilihat dari layanan konseling kelompok dengan persentase 39,62% sebanyak 21 responden berada pada kategori sangat kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar termasuk pada kategori sangat kurang baik dan belum mampu untuk melaksanakan bimbingan konseling dalam layanan konseling kelompok.

Berkaitan dengan itu bagi guru Sekolah Dasar yang belum mampu untuk melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar maka diharapkan agar dapat mempelajari hal yang berkaitan dengan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Menurut Prayitno (1997: 73) Layanan konseling kelompok memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. Layanan konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Pemahaman Guru kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan, secara umum berada pada kategori cukup baik. Hasil ini menunjukkan guru kelas masih ada yang belum memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Lebih jelasnya dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari bidang Bimbingan dan Konseling berada pada kategori baik.

2. Pemahaman guru kelas tentang pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dilihat dari jenis layanan Bimbingan dan Konseling berada pada kategori cukup baik.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Pemahaman Guru kelas tentang Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Kenagarian Surantih Kecamatan

(10)

Sutera Kabupaten Pesisir Selatan sebagian besar dapat dikategorikan “baik”.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan sebelumnya dalam penelitian ini, peneliti ingin megajukan beberapa saran yakni kepada:

1. Guru Sekolah Dasar, agar lebih dapat memahami Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar secara umum dan jenis layanannya secara khusus sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik kepada peserta didik serta memberikan bantuan agar tercapainya hasil belajar yang optimal.

2. Kepala Sekolah, agar lebih mengarahkan guru kelas untuk lebih dapat lagi memahami dan mempelajari Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.

3. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, agar dapat meningkatkan program perkuliahan dan meningkatkan tenaga-tenaga guru Bimbingan dan Konseling yang profesional serta memiliki wawasan yang luas dan pengalaman yang matang.

4. Peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti lebih lanjut mengenai Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar dengan variasi yang berbeda.

KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bungin Burhan. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

.

Prayitno dkk. (1997). Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Buku II).

Padang: UNP Press.

Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Yusuf, A. Muri. (2003). Metodologi Penelitian

“Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah”.

Padang:UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menentukan tingkat kevalidan handout pembelajaran digunakan kriteria berikut: Nilai Validitas Kategori 0 < NV < 20 21 ≤ NV < 40 41 ≤ NV < 60 61 ≤ NV < 80 81 ≤ NV ≤100 Tidak