PENDAHULUAN
Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
Fokus utama penelitian ini adalah peran wanita karir dalam pemenuhan eksistensi keluarga pada masyarakat Bugis di Kota Parepare. Wanita karir adalah wanita yang bekerja pada bidang tertentu sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya sebagai upaya mengaktualisasikan dirinya untuk memperoleh kedudukan mapan pada khususnya dan mencapai kemajuan, prestasi, dan kepuasan hidup pada umumnya. Analisis yurisprudensi sosial terhadap perempuan profesional yang berperan dalam menafkahi keluarga pada masyarakat Bugis di Kota Parepare.
Rumusan Masalah
Bagaimana analisis fiqih sosial terhadap perempuan profesional yang berperan dalam menafkahi keluarga pada masyarakat Bugis di Kota Parepare.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Garis Besar Isi Tesis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan ini. Selanjutnya subjek penelitian ditinjau dari sumber data yang penulis peroleh di lapangan, baik berupa data primer (diperoleh langsung dari informan), maupun data sekunder (diperoleh dari dokumentasi yang ada dan hasil penelitian yang ditemukan secara tidak langsung). Selain itu, pada akhir bab ini peneliti mengkaji secara menyeluruh data yang diperoleh dengan cara menafsirkannya dalam pembahasan hasil penelitian.
Bab Kelima; Inilah bab terakhir yang berisi kesimpulan, yang memuat kesimpulan-kesimpulan dari apa yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, atau kesimpulan dari pembahasan skripsi ini, yang didalamnya disampaikan beberapa poin kesimpulan yang merupakan inti dari pembahasan hasil. penelitian yang dilakukan dalam tesis ini serta implikasinya bagi peneliti.
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
- Teori Peran
- Teori Teori Wanita Karir
- Teori Gender
- Teori Fiqh Sosial
Gender merupakan karakteristik dan peran yang melekat pada laki-laki dan perempuan secara sosial dan budaya. Siti Musda Mulia mengatakan gender adalah ciri-ciri dan peran laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh pandangan dan budaya yang berkembang dalam masyarakat.54. Ketidakadilan gender adalah suatu sistem atau struktur sosial yang menjadikan laki-laki atau perempuan sebagai korbannya.
Istilah jenis kelamin (gender) mengacu pada dimensi biologis laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial budaya laki-laki dan perempuan.61. Lebih jauh lagi, istilah gender mengacu pada karakteristik dan sifat sosial yang terkait dengan laki-laki dan perempuan. Elaine Showalter mengartikan gender lebih dari sekedar perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dilihat dari konstruksi sosial budaya.
Perbedaan peran gender antara laki-laki dan perempuan dalam konteks seperti ini bukanlah suatu ketidakadilan, sepanjang tidak menimbulkan subordinasi, marginalisasi dan bentuk-bentuk ekspresi ketidakadilan gender lainnya. Dalam perspektif keadilan dan kesetaraan ini, hukum Islam merupakan hukum yang adil dan mengutamakan keseimbangan dalam pembagian peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan dalam konstruksi hukum Islam bukanlah suatu bentuk ketidaksetaraan gender.
Perbedaan peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan tidak bisa dipandang sebagai simbol yang menggambarkan dan melanggengkan kesenjangan gender. Namun hukum Islam sama sekali tidak membenarkan mempertimbangkan perbedaan pembagian peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan sebagai bagian dari ketidaksetaraan gender.82 Namun hukum Islam sama sekali tidak membenarkan mempertimbangkan perbedaan pembagian peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. perempuan sebagai bagian dari ketidaksetaraan gender.
Pada saat yang sama, Islam juga tidak membenarkan generalisasi pemahaman bahwa perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan merupakan simbol atau bahkan bagian dari ketidaksetaraan gender.
Kerangka Teori Penelitian
Ijtihad dapat berarti menafsirkan syariat kemudian menerapkannya pada masyarakat sebagai realitas sosial untuk mendatangkan kemaslahatan bagi umat (al-maslahah al-'insaniyah). Berpihak pada kemanusiaan atau humanisme universal merupakan tujuan syariat (maqashid al-shari'at). Peran Wanita Karir Dalam Memenuhi Dukungan Keluarga Pada Masyarakat Bugis Kota Parepare (Analisis Fiqih.
Fiqih Sosial Fiqih Sosial dalam pandangan Ali Yafie 1. Keluarga Berencana 2. Batasan Usia Menikah 3. Kewajiban Masa Kecil. Perempuan sebagai ibu rumah tangga bertanggung jawab terhadap pengurusan rumah dan rumah tangga, mengatur segala sesuatu dalam rumah tangga untuk meningkatkan kualitas hidup. Analisis gender terhadap wanita karir yang berperan dalam menafkahi keluarga bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang sama dalam menafkahi keluarga.
Alasan perempuan bekerja di luar rumah adalah selain untuk memperbarui diri dan menimba ilmu, mereka juga ingin menambah pendapatan keluarga untuk mempersiapkan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik. Analisis fikih sosial terhadap perempuan karir yang berperan dalam menafkahi keluarga pada masyarakat Bugis di Kota Parepare, bahwa perempuan karir dilihat dari sudut pandang Islam dari kedudukannya sebagai ciptaan, bahwa Islam memberikan perempuan kedudukan dan derajat yang layak serta kedudukan yang sama dengan laki-laki. .
METODE PENELITIAN
Paradigma Penelitian
Teknik ini penulis gunakan untuk menganalisis data terkait peran wanita karir dalam pemenuhan eksistensi keluarga di Kota Parepare. Dalam hal ini peneliti mewawancarai informan Ibu Nur Ihfa Safah, beliau menyampaikan bahwa: ..seorang ibu rumah tangga dan wanita karir wajib meluangkan waktunya sebagai ibu rumah tangga dan dapat dimanfaatkan oleh wanita yang mempunyai pekerjaan diluar rumah. Berdasarkan hasil wawancara informan di atas, peneliti memperoleh data yang sesuai dengan teori tentang peran ibu rumah tangga dan peran perempuan yang bekerja di luar rumah, yang dikemukakan oleh Siti Ermawati “peran ganda wanita karir dan mengatakan bahwa selain sebagai seorang ibu, perempuan seringkali diberi tanggung jawab atas berbagai pekerjaan di rumah.
Wanita karir yang berperan sebagai istri mempunyai pengaruh yang sangat kuat, baik dalam mengelola keuangan maupun. Memilih menjadi wanita karir tentunya bukan hal yang mudah, karena akan berdampak buruk pada keharmonisan keluarga. “Solusi untuk menghindari disharmoni dalam rumah tangga ketika istri menjadi wanita karir adalah dengan menerapkan konsep mubādalah dalam rumah tangga, artinya ada hubungan kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak laki-laki (suami) dan pihak perempuan (istri).”
Wanita karir adalah wanita yang bekerja di luar rumah dan bekerja pada bidang tertentu sesuai dengan keahliannya. F Fera Andika Kebahyang, “Implikasi Wanita Karir Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Ditinjau Hukum Islam, 2017” Disertasi, Lampung, Universitas Negeri Lampung, 2017. Fera Andika Kebahyang, “Implikasi Wanita Karir Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Ditinjau Hukum Islam, 2017 “Disertasi, Lampung, Universitas Negeri Lampung, 2017.
Klika, “Peranan Wanita Karir Dalam Menjalankan Fungsi Keluarga. Studi Kasus PNS Perempuan yang Berkeluarga di Bagian Humas dan Protokol Balai Kota Samarinda,” eJournal Sosiologi 2, Volume 2. Irma Erviana, “Wanita Karir dari Perspektif Gender dan Hukum Islam di Indonesia” Skripsi, UIN Alauddin Makassar, 2017. Irma, “Wanita Karir Dalam Mendukung Perekonomian Keluarga Studi Kasus di Desa Gattareng Kabupaten Bulukumba” Skripsi, UIN Alauddin Makassar, 2018.
Siti Ermawati, “Konflik Dwi Peran Wanita Karir Dalam Dual Peran Wanita Karir Dikaji Dalam Perspektif Islam,” Jurnal Edutama, Vol 02, No.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Data dan Sumber Data
Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan perangkat lunak atau alat pendukung seluruh rangkaian proses pengumpulan data penelitian lapangan. Observasi: dalam melakukan observasi, instrumen yang digunakan penulis adalah buku catatan lapangan atau alat tulis. Wawancara: instrumen pengumpulan data menggunakan panduan wawancara untuk memandu dan memudahkan penulis menemukan pokok permasalahan yang diwawancarai, telepon genggam yang mempunyai aplikasi perekam dan kamera digital.
Dokumentasi: rekaman peristiwa berupa dokumen tertulis langsung, arsip dan foto wawancara dengan beberapa perempuan yang bekerja di luar rumah.
Tahapan Pengumpulan Data
Sebagai wanita karir, saya bisa mencari nafkah sendiri dan mencukupi kebutuhan rumah tangga, dan dengan izin suami, saya bekerja di luar rumah. Ketika saya bekerja, saya bisa membantu kebutuhan keluarga, dan ketika saya berkumpul dengan teman-teman lama, saya tidak malu untuk mengatakan bahwa saya juga punya pekerjaan dan saya bekerja sebelum saya menikah, jadi ketika saya mulai berkeluarga, suami saya tidak keberatan."121 . Memainkan peran sebagai wanita karir tidaklah semudah yang dikira, apalagi bagi wanita yang sudah menikah, seringkali menimbulkan konflik. Kenyamanan dan dukungan keluarga serta suami yang diterima perempuan profesional dalam melakukan pekerjaan rumah tangga telah memberikan peluang bagi mereka untuk mempunyai kebebasan dalam mencari aktivitas di luar rumah, sesuai dengan bidang profesinya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan dirinya di tengah masyarakat sebagai perempuan. yang bekerja secara aktif.
Ketika saya menjadi wanita karir, waktu saya bersama keluarga semakin berkurang, terutama dengan anak-anak saya. Jujur saja saya kurang memperhatikan anak-anak saya, terkadang saya sedih ketika anak-anak saya pilih-pilih atau sakit dan saya harus menunaikan tugas dengan bekerja di luar rumah.” 132. Pernyataan informan di atas menjelaskan, bahwa menjadi wanita karir membuat mereka bekerja sepenuh hati dan siap memikul bebannya sendiri yang secara langsung menjadi beban ganda dalam kehidupan mereka sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Temuan ini mendukung penelitian yang mengungkapkan bahwa wanita karir berarti memiliki pekerjaan khusus di luar rumah. untuk mengaktualisasikan diri dan menentukan bidang tertentu.
Jika beban kerja ganda ini menimbulkan permasalahan bagi perempuan karir, maka dampak kesenjangan gender akan menimbulkan ketimpangan dalam pemenuhan tanggung jawabnya. Seluruh informan mengungkapkan strategi untuk mengatasi konflik yang muncul dalam kehidupan mereka, yaitu dengan membangun komunikasi yang intensif antara istri sebagai wanita karir dengan suami dan anak. Berdasarkan etika perempuan dalam bekerja, Islam menganjurkan agar perempuan yang bekerja di luar rumah hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: Mendapat izin dari walinya, karena sudah menjadi hak laki-laki untuk menghormati keinginan perempuan untuk bekerja di luar rumah. menerima atau menolak; jadi dapat dikatakan bahwa persetujuan suami bagi perempuan. Karir merupakan kebutuhan terpenting yang harus dipenuhi oleh seorang wanita.
Dari etika kerja wanita, Islam menganjurkan agar wanita yang bekerja di luar rumah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: mendapatkan izin dari walinya, karena hak suami untuk menerima atau menolak keinginan istrinya untuk bekerja di luar rumah, sehingga Dapat dikatakan bahwa persetujuan suami terhadap wanita karir merupakan syarat utama yang harus dipenuhi oleh seorang istri. Christian Soetanto, “Aktualisasi Diri pada Wanita Karir Pengurus Rumah Tangga”, Yogyakarta: Program Studi Psikologi, Universitas Santa Darma 2016. Muhammad Rusli, Wanita Karir Perspektif Hukum Islam Studi Kasus di Kecamatan Rappocini Kota Makassar, Skripsi, 2016 , UIN Alauddin Makassar, 2016.
Sunuwati dan Rahmawati, “Transformasi Karir Perempuan, Perspektif Gender dalam Hukum Islam, Tuntutan dan Tantangan di Zaman Modern.”