• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCEGAH PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA SISWA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Meri Andani | 383 PERANAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENCEGAH

PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA SISWA

THE ROLE OF GUIDANCE AND COUNSELING TEACHER IN PREVENTING DRUG ABUSE TO THE STUDENTS

Oleh:

Meri Andani Universitas Halu Oleo

Email: meriandanibkfkip@gmail.com Kata Kunci:

Bimbingan dan Konseling, Narkoba

ABSTRAK

Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan permasalahan yang dibahas secara fakta dan akurat. Data dalam penelitian ini yaitu mengenai peranan yang dilakukan guru BK dalam mencegah penyalahgunaan narkoba, sedangkan sumber data dalam penelitian ini sebanyak 4 orang yaitu 2 orang guru bimbingan dan konseling, 1 orang guru mata pelajaran dan 1 orang siswa SMA. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi, Sementara itu teknik analisis kualitatif bergerakdari pengumpulan data, redukasi data, penyajian data, dan kemudian penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian peranan guru bimbingan dan konseling dalam mencegah penyalah gunaan narkoba pada siswa sangat besar pengaruhnya terhadap siswa, terbukti dengan tindakan yang telah diberikan guru bimbingan konseling dengan tindakan preventif guru bimbingan konseling sebagai informator, fasilitator, motivator dan konselor serta mengadakan sosialisasi penyuluhan anti narkoba oleh pihak BNN.

Keywords:

Guidance and Counseling, Drugs

ABSTRACT

This was a descriptive qualitative research, it aimed to describe a clear picture of the problems based on the facts. The data of the research were the roles of teachers in preventing drug abuse. The subjects of the study were 4 subjects; 2 guidance and counseling teachers, 1 subject teacher, and 1 student of SMA. The data were collected through interview and documentation. The technique of qualitative analyzes were carried out through data collection, data reduction, and data presentation, Than, drawing conclusion. The results of the research revealed that the guidance and counseling teachers have played important roles in preventing the students from drug abuse. The evidences suggested that teachers have already provided their students with preventive actions to solve drug abuse. The teachers played their roles as informants, facilitators, motivators, and counselors. The teachers also invited National NarcoticsAgency to socialize about the dangers of drug abuse to the students.

(2)

Meri Andani | 384 Pendahuluan

Isu tentang narkoba sudah “mendunia” baik secara nasional maupun internasional serta telah menjamah ke dunia pendidikan. Untuk menghadapi persoalan narkoba, pendidikan memiliki peranan dalam pencegahannya. Saat ini penyalahgunaan narkoba di Indonesia meningkat tajam dan banyak diberitakan di berbagai media, narkoba juga kini telah merambah di sekolah karena sekolah merupakan target yang sangat menguntungkan bagi para pengedar narkoba hal ini membuat berbagai pihak merasa resah terutama orang tua karena siswa atau remaja merupakan sasaran yang sangat mudah terpengaruh. Di mana pada masa remaja ada dorongan untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya, mencoba pengalaman baru, termasuk mencoba-coba narkoba (BNN RI, 2016: 38).

Narkoba kini bukan hal yang asing lagi di telinga kita bahkan peredaran narkoba hampir merata di wilayah Indonesia. Penggunaan narkoba mulai dari kalangan artis, dewasa, remaja dan anak-anak.

Kemasan narkoba pun beragam untuk menarik konsumen atau untuk mengecoh BNN dan kepolisian untuk memberantas penggunaan dan pengedaran narkoba. Penyalahgunaan narkoba berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia dan masa depan bangsa karena sebagian besar korbannya adalah generasi muda. Hal ini berdampak buruk pada, kesehatan, pendidikan, kehidupan sosial ekonomi, serta ketahanan bangsa. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah perilaku manusia, bukan semata-mata zat yang terkandung di dalamnya, iklim kehidupan yang kurang sehat seperti ini terjadi karena maraknya tayangan pornografi, minuman keras, dan obat-obat terlarang/narkoba yang tak terkontrol, serta ketidakharmonisan dalam kehidupan keluarga sangat memengaruhi pola prilaku siswa terutama pada usia remaja yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (ahklak mulia) seperti pelanggaran tata tertib sekolah, meminum minuman keras dan menjadi pecandu narkoba.

Menurut hasil penelitian pada tahun 2008 oleh BNN bersama pusat penelitian kesehatan (puslitkes) Universitas Indonesia, diproyeksikan pecandu narkoba di indonesia pada tahun 2015 mencapai angka 2,8%, namun pada penelitian terbaru pada tahun 2015 tercatat angka prevalensi hanya sekitar 2,2% yang berarti ada penurunan sebanyak 0,6%. Meskipun begitu ada fakta yang sangat memrihatinkan dari jumlah sekitar 4 juta penyalahguna pada tahun 2015 dengan penyalahguna berada pada kelompok usia produktif yaitu umur 15-34 tahun disusul kelompok pelajar sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. (BNN RI 2016: 1) Hal ini sejalan dengan data Badan Narkotika (BNN) Kota Kendari (mediakendari.com), yang menyatakan bahwa penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar di Kota Kendari semakin meningkat tiap tahunnya pada tahun 2016 terdapat 50 kasus penggunaan narkoba melibatkan pelajar di Kota Kendari. Hal ini tentu mengundang perhatian yang serius dari BNN dan masyarakat serta para pendidik pada khususnya.

Penggunaan narkoba telah dicirikan secara jelas sebagai faktor utama dalam banyak masalah yang berkaitan dengan remaja, seperti kematian dan luka yang tidak disengaja, prestasi buruk di sekolah depresi dan bunuh diri. Penyalahgunaan narkoba akan berakibat pada ketagihan dan masalah fisiologi atau psikologi lainnya di masa depan, remaja yang merupakan anak-anak muda bangsa akan memasuki perguruan tinggi tanpa dibekali fakta-fakta nyata tentang penyalahgunaan narkoba akan membuat mereka tidak siap dan rentan di lingkungan yang membuat mereka terjerat dan terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Meskipun demikian saat ini penggunaan narkoba dan pengedarannya semakin meningkat pesat terutama di Indonesia lebih khususnya terhadap remaja.

Sebelum hal itu terjadi dan menimpa kepada para remaja yang merupakan penerus bangsa sebaiknya dilakukan pencegahan sedini mungkin dengan adanya bimbingan dan konseling di sekolah guru bimbingan sangat berperan penting dalam membantu siswa memahami tentang dampak yang akan terjadi bila menggunakan narkoba dengan memberikan informasi dan pemahaman tentang bahaya narkoba.

Berdasarkan hasil wawancara pra penelitian yang peneliti lakukan diperoleh informasi dari guru bimbingan dan konseling bahwa kurangnya pemahaman siswa terhadap narkoba, adanya pengedaran narkoba dari orang luar (yang bukan siswa), dan terdapat siswa yang sudah teridentifikasi menggunakan narkoba sebanyak tiga orang. Dari beberapa masalah siswa tersebut membuktikan perlu adanya suatu arahan dan bimbingan dari lembaga pendidikan khususnya guru bimbingan dan

(3)

Meri Andani | 385 konseling. Terkait maksud tersebut, maka perlu adanya suatu bentuk upaya pencegahan yang terarah dan terstruktur dari lembaga pendidikan terhadap masalah narkoba.

Salahudin (2010:16) menyatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu usaha proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya. Guna mengetahui lebih dalam dan luas mengenai hal tersebut di atas perlu dilakukan penelitian dengan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peranan guru bimbingan dan konseling dalam mencegah penyalahgunaan narkoba pada siswa SMA Negeri 6 Kendari.

Metode Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMA Negeri 6 Kendari yang beralamat di Jl. Banda Kelurahan, Punggolaka, Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif di mana peneliti akan mendeskripsikan atau menggambarkan peranan guru bimbingan dan konseling dalam mencegah penyalahgunaan narkoba siswa SMA Negeri 6 Kendari.

Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan beberapa metode dengan rincian sebagai berikut. 1) Wawancara, penulis melakukan wawancara untuk mengetahui peranan guru bimbingan konseling (BK) dalam mencegah siswa menyalahgunakan narkoba di SMA Negeri 6 Kendari, 2) Dokumentasi, penulis mengumpulkan dokumen yang berupa satuan layanan, program bimbingan dan konseling dan arsip-arsip yang berkenaan dengan peranan guru bimbingan dan konseling dalam mencegah siswa menyalahgunakan narkoba.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian

Peranan guru bimbingan dan konseling dalam mencegah penyalahgunaan narkoba pada siswa SMA Negeri 6 Kendari dilaksanakan melalui pemberian tindakan preventif yakni sebagai berikut:

1. Berperan sebagai informator. Informator yaitu orang yang memberikan informasi kepada siswa tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.

2. Sebagai fasilitator. Fasilitator yaitu memberikan fasilitas atau kemudahan kepada siswa.

3. Sebagai motivator. Motivator yaitu memberikan nasehat tentang dampak buruk penyalahgunaan narkoba, bahaya dari menyalahgunakan narkoba serta dampak dari menyalahgunakan narkoba.

4. Sebagai konselor. Konselor yaitu yang memberikan konseling pemberian konseling yang dilakukan berupa layanan khusus seperti konseling individu dan beberapa program layanan ini sangat besar pengaruhnya terhadap upaya guru bimbingan dan konseling dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.

Pembahasan

Peranan guru bimbingan dan konseling dalam mencegah siswa menyalahgunakan narkoba sangat besar pengaruhnya khususnya terhadap siswa SMA Negeri 6 Kendari. Adapun faktor yang memengaruhi siswa menyalahgunakan narkoba salah satunya faktor dari dalam diri, lingkungan, dan teman sebaya, perhatian dari orang tua sangat berpengaruh penting terhadap perilaku dan pemahaman, serta pergaualan siswa.

Pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah sudah dilakukan dengan berbagai cara mulai dari banyaknya artikel dan stiker serta logo yang disebar di sekolah hal ini dilakukan agar siswa selalu mengingat bahaya penyalahgunaan narkoba yang dapat merusak diri dan masa depan siswa, apabila siswa mampu menolak tawaran menggunakan narkoba maka siswa itu telah mampu menolong dirinya sendiri. Namun, bukan saja hanya perhatian dari pihak sekolah, melainkan juga perhatian yang berasal dari orang tua dan teman, penyalahgunaan narkoba ini sangat merugikan dan bahkan merusak diri, baik fisik maupun psikologis yang menggunakannya, hal tersebut tidak bisa kita bayangkan bila menimpa para siswa-siswi yang merupakan penerus bangsa, namun sebelum hal tersebut terjadi kita

(4)

Meri Andani | 386 dapat mencegahnya dengan adanya salah satu usaha dari sekolah yaitu bimbingan dan konseling (BK).

Banyak tindakan yang harus dilakukan sekolah untuk mencegah siswa menyalahgunakan narkoba tergantung dari usaha yang akan dilakukan sekolah terutama bagi guru bimbingan dan konseling yang memiliki peranan penting dalam berbagai permasalahan yang dilakukan siswa karena guru bimbingan dan konseling memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyelesaikan dan memberi solusi terhadap permasalahan yang dialami siswa. Seperti dengan melakukan tindakan preventif (pencegahan).

Selain peran guru bimbingan dan konseing di atas, guru bimbingan dan konseling juga berperan sebagai pembimbing bagi siswa dalam membantu mereka mencegah penyalahgunaan narkoba.

Membimbing berarti memberikan bantuan kepada sesorang individu agar individu yang dibimbing dapat dan mampu meninggalkan apa yang menjadi masalahnya dan menjadi individu yang lebih baik dengan kemampuan sendiri sehingga bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Djumhur dan Surya (Salahudin, 2010: 15) yang menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis kepada individu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Dengan demikian, individu tersebut memiliki kemampuan untuk memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction), dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas, peneliti menarik kesimpulan yaitu guru bimbingan dan konseling berperan sebagai informator, fasilitator, motivator dan sebagai konselor yang mencegah penyalahgunaan narkoba pada siswa. Hal ini dapat dilihat melalui pemberian tindakan preventif (pencegahan) yaitu memberikan himbauan kepada siswa mengenai dampak buruk penyalahgunaan narkoba serta bahaya atau akibat yang akan ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba yang dilakukan pada saat apel pagi, pada saat jam kosong dan pada saat jam istrahat, mengadakan penyuluhan pencegahan narkoba dengan mendatangkan pemateri dari instansi yang berkompeten yaitu instansi kesehatan dan BNN, mengajak seluruh personel sekolah dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti dapat mengemukakan beberapa saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siwa agar tidak mengonsumsi atau menyalahgunakan narkoba karena itu bisa merusak diri sendiri dan masa depan.

2. Bagi guru BK dengan mengetahui maraknya peredaran narkoba hendaknya lebih teliti lagi dalam melihat perkembangan siswa dan dapat membantu siswa terhindar dari penyalahgunaan narkoba.

3. Bagi sekolah, dengan terbuktinya peranan guru bimbingan dan konseling dalam mencegah penyalahgunaan narkoba, kiranya kepala sekolah, wali kelas, serta guru-guru agar terus berkerja sama dalam membantu siswa dalam menjauhi narkoba.

4. Bagi orang tua, dengan mengetahui maraknya penyalahgunaan narkoba, orang tua dapat melakukan pencegahan dengan cara selalu member nasehat dan perhatian kepada anak agar tidak terjerat penyalahgunaan narkoba serta perlu menjalin komunikasi yang baik dengan sekolah.

Daftar Pustaka

Afiatin, Tina. (2004). Pengaruh Program Kelompok “aji” Dalam Meningkatkan Harga Diri,Asertivitas,Dan Pengetahuan Mengenai NAPZA untuk Prevensi Penyalahgunaan Napza Pada Remaja. Fakultas Psikologi UGM. Jurnal.

(5)

Meri Andani | 387 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. (2016). Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi

Remaja. Kendari: BNN Sulawesi Tenggara.

Buana, Andi Riswandi. (2015). Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Kecenderungan Perilaku Agresif Peserta Didik di SMKN 2 Palangka Raya Tahun Pelajaran 2014/ 2015. Jurnal Konseling Gusjigang .Vol. 1 No. 2.

Daryanto & Mohammad Farid. (2015). Bimbingan Konseling: Panduan Guru BK dan Guru Umum.

Malang: Penerbit Gava Media.

Gibson, Robert. (2011). Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hawari, Dadang. (2004). Psikiater Terapi dan Rehabilitasi (Pesantren) Mutakhir (Sistem Terpadu) Pasien NAPZA (Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif Lain). Jakarta: Universitas Indonesia.

Hajiri, Marvin. (2011). Peranan Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMA Negeri 1 Menui Kepulauan. Skripsi. Universitas Halu Oleo.

Kristiana, Hendrik. (2009). Pendayagunaan Non Penal Dalam Menanggulangi Penyalahgunaan Narkotika Di Kalangan Pelajar. Skripsi. Univesitas Negeri Makassar.

Latipun. (2010). Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.

Mighwar. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia.

Moleong, Lexy J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Poerwadarminta. (2011). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Prayitno. (2004). Seri Layanan Konseling L.1 – L.9. Padang: Universitas Negeri Padang.

Putranto, Bambang. (2015). Menangani Siswa yang Membutuhkan Perhatian Khusus. Yogyakarta:

Diva Press.

Salahudin, Anas. (2010). Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pustaka Setia.

Snyder, Gail. (2007). Gallup Youth Survey Isu dan Tren Utama Remaja dan Alkohol. Bandung: Pakar Raya .

Setyosari, Punaji. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana Premadia Group.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut & Desak P.E Nila Kusmawati. (2008). Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut & Desak Made Sumiati. (2006). Pedoman Praktis: Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

(6)

Meri Andani | 388 Tohirin. (2007). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT

Rajagrafindo Persada.

Yandri, Hengki. (2014). Peran Guru BK/ Konselor Dalam Pencegahan Tindakan Bullying Di Sekolah. Jurnal Pelangi.Vol. 7. No.1

Yusramita. (2013). Upaya Guru Pembimbing Dalam Mencegah Penyalahgunaan Narkoba Dikalangan Siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Sederajat Sekecamatan Tampan Pekanbaru. Skripsi. UIN Sultan Syarif Kasim.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu fungsi bimbingan konseling adalah fungsi pencegahan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang

1) Setiap personil sekolah yang terdiri atas kepala sekolah, wakil kepala sekolah, Koordinator bimbingan dan konseling, guru pembimbing,. Guru mata pelajaran dan guru praktik,

Kesimpulan dari penelitian ini dapat dijelaskan bahwa Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam meminimalisir kecemasan berbicara siswa dilaksanakan dengan cara

Berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil wawancara dengan subjek penelitian diperoleh informasi bahwa guru bimbingan dan konseling berperan dalam mengatasi

menangani kesulitan belajar peserta didik, dengan memberikan layanan- layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik yang terindikasi mengalami kesulitan belajar,

Dalam membentuk kepribadian muslim peserta didik, sebagai muslim yang baik seorang guru bimbingan konseling memiliki peranan penting dalam lingkungan pendidikan

Berdasarkan permasalahan tersebut peranan bimbingan dan konseling dalam pembentukan karakter kepada siswa di sekolah sangat penting karena perkembangan dunia

Demi tercapainya tujuan program, maka guru bimbingan dan konseling perlu melakukan evalua- si program bimbingan dan konseling. Pada pelak- sanaan evaluasi program