PERAN ANGGOTA DPRD
KOTA
GORONTALO PERIODE 2004-2009DALAM
PEMBUATAN PERATURAN DAERAHOleh: Robby Hunawa Abstract
This research entitre "Rore of Councir Deregation of peopre Area in Making by Law in city of Gorontalo". As accirding to researchfocus, this research aim to know role of DPRD
city
of Gorontaro in B"y taw_ mlking in Cityof
Gorontaro, factors pursuing role of DpRD City of Gorontaro in By Law"makinginiij
ol corontaro and efforts of DPRD city of Goroitalo in overcoming facto, puiuing,ite
o1Drao
cityof
Gorontalo in By Law making In City of Gorontalo.
Method Research the used
is
descriptive method with inductive approach.Population of this research^is.member of DpRD City of Gorontalo ammounting to 40 people, while sample specifie-d by using tlcniqu, oTsimjk raturared.
Pursuan! to resurt of anarysisTrrrrLor"b"
toi",
oyiin"i"tan:
first, D,RDCity of Gorontalo not yet
"orr"d tu shqre in an optimar fashion in By Law making In
city of
Gorontalo, secondexisto-nce of facto.rs pursuing roreof D\RD city of
Gorontalo in By Law making in city in oiri"r*ing.yoctors jursuingiote of DpRD City of Gorontalo in By Law making ln City of Goronralo.
Pursuant to resurt of concrusion, writer give sugestion that is : first, providing taken awqt "semiloka'-' from by routinely past is., thir(, master
yeci-fiini
ail is expert expiessly of coilege iiucation of crosest, seiond, performing,rrr
bofiom councilcmember of grad of SMA or wh.ich
or'o, iquil
is, fourth, recruitment of council memberwith tight selection bond,.fifth, council
up"r,ri ti *r.*1r'rr'iii
rr,*portanceof
publics, and is sixth, keeping ebtreast of an'd also multiply to be dialogued with society.
Keyword: Role, Law, D\RD Gorontalo Cin.
Pendahuluan
Peranan DPRD
datamPembahasan peraturan
Daerahmerupakan kebutuhan yang
harus segera diupayakan. peranan tersebutsangat tergantung dari tingkat
kemampuan anggota DPRD,
maka
salah satu upaya yang dilakukan dapat
diidentikkan dengan upaya peningkatan
kualitas anggota DPRD. Namun, secara
faktual yang terjadi di
lapangan adalah
bahwa DPRD sebagai
LembagaLegislatif
Daerah kurangmengoptimalkan perannya
dalammelaksanakan
fungsi legislasi
yang meliputi penggunaan hak prakarsa atauinisiatif dan hak
amandemen serta pelaksanaan pembahasan rancanganperaturan daerah untuk
ditetapkanmenjadi praturan daerah.
prakarsa DPRD begituminim
sehingga DPRD terkesan mandul dihadapan eksekutif.Dalam penulisan
rancanganpenelitian ini,
penulis Jurnal Legalitos VoL 3 No. 2mengidentifikasikan masalah-masalah yang pada umumnya terjadi di berbagai daerah
dalam
Pembahasan peraturan,Jaerah serta pelaksanaan
f'rngsi legislasinya Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai berikut :a.
Adanya perbedaan latar belakang pekerjaan anggota DPRDb. Kurang
memadainYa tingkat pendidikan anggota DPRDc.
KurangnYa Penguasaan teknikperancangan
Peraturanperundangan oleh
anggotaDPRD
d.
AdanYa keterbatasan anggarane. Kurang berPerannYa
Partaipolitik dalam menYiaPkan kader- kadernya Yang akan
duduk
di lembaga legislatiff. Bagaimana Peranan
anggotaDPRD Kota
Gorontalo dalamPembahasan Peraturan Daerah di Kota Gorontalo-
g. Apakah yang menjadi
faktor- faktor Penghambat bagi anggotaDPRD Kota
Gorontalo dalamPembahasan Peraturan Daerah'
h.
Upaya-uPaYaapa saja
Yangdilakukan anggota DPRD Kota
Gorontalo dalam
mengatasifaktor-faktcr Yang menghambat
Pembahasan Peraturan Daerah Berdasarkan Penulisan
di
atas,maka penulis telah membatasi masalah
tentang
kemamPuanDPRD
KotaGorontalo
dalam
menggunakan hakdan
fungsinYa terhadaP Pengajuan rancangan Peraturan Daerah atau yang seringdi
sebuthak Prakarsa
sertaperanan Anggota DPRD
KotaGorontalo dalam
PembahasanPeraturan Daerah.
Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1)
Untuk mengetahui
danmenggambarkan
Peranan
DPRD Kota Gorontalo dalam PembahasanPeraturan Daerah di
KotaGorontalo.
2) Untuk mengetahui
faktor-faktor penghambatbagi
anggota DPRD Kota Gorontalo dalam Pembahasan Peraturan Daerah.Untuk mengetahui UPaYa-uPaYa apa saja yang dilakukan anggota DPRD
Kota Gorontalo dalam
mengatasifaktor-faktor Yang
menghambatPembahasan Peraturan Daerah
Pengertian Peranan DPRI)
Peranan
DPRD
sebagai Badan Legislatif Daerah kota Gorontalo pada hakekatnya berkenaan dengan masalah hubungan antara badan tersebut dengan anggota masyarakat yang diwakilinya.Seperti yang dikatakan Kligneman dan
kawan-kawan (terjemahan
SigitJatmika,
2001:l),
Bahwa wakil-wakildipilih mewakili
rakYatnYa untukbertindak demi tujuan
rakYatnYa'Dengan kata lain, bahwa dituntut unuk melakukan apa yang dikehendaki oleh rakyat.
Fungsi dan tugas utama
dariDPRD sebagai badan
Yang melaksanakan proses legislatif adalahmembuat Peraturan
Perundang-undangan. Pada tingkat
daerah,Jurna! Legalitas VoL 3 No.2
peraturan perundangan-undangan yang dibuat berupa Peraturan Daerah.
Dengan demikan maka peranan
merupakan aspek dinamis
darikedudukan atau stafus
seseorang apabila seseorang tersebut melakukantugas dan
fungsinya sesuai dengankedudukannya maka ia
telah menjalankan suatu perananLandasan Hukum dan Kebijakan
Dewan perwakilan
RakyatDaerah dalam UU No. 32 Tahun 2004 merupakan lembaga perwakilan rakyat
daerah dan
berkedudukan sebagaiunsur
penyelenggaraan pemerintahandaerah. Faried Ali
{1997:140)mengartikan Legislatif
sebagaipembuat peraturan
perundang_undangan.
Adapun tugas dan
wewenang DPRD sebagaimana yang diatur dalam Undang Undang Nomor 32Tahun2004 Pasal 42 ayat(l)
adalah sebagai berikuta. Membentuk PERDA
yang dibahas dengan kepala daerahuntuk mendapat
persetujuan bersama;b. Membahas dan
menyetujui rancangan Perda tentang ApBD bersama dengan kepala daerah;c. Melaksanakan
pengawasan terhadap pelaksanaan perda danperaturan
perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah,APBD, kebijakan
pemerintahdaerah dalam
melaksanakan program pembangunan daerah,dan kerja sama internasional di
daerah;
d.
Mengusulkan pengangkatan danpemberhentian kepala
daerah/wakil kepala
daerah kepada Presiden melalui MenteriDalam Negeri bagi
DPRDprovinsi dan kepada
Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD kabupaten/kota;e. Memilih wakil kepala
daerahdalam hal terjadi
kekosongan jabatan wakil kepala daerah;f. Memberikan pendapat
dan pertimbangan kepada pemerintahdaerah terhadap
rencanaperjanjian internasional
didaerah;
g.
Memberikan persetujuan terhadaprencana kerja
samainternasional yang
dilakukan oleh pemerintah daerah;h. Meminta laporan
keteranganpertanggunglawaban
kepala daerahdalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah;i. Membentuk panitia
pengawas pemilihan kepala daerah;j Melakukan pengawasan
danmeminta laporan
KPUD
dalampenyelenggaraan
pemilihankepala daerah; dan
k.
Memberikan persetujuan terhadaprencana kerja
sama antardaerahdan
dengan pihakketiga yang
membebani masyarakat dan daerah.Pelaksanaan dari fungsi legislasi,
DPRD dapat
menggunakan hak_hak Jurnal Legalitas Voi 3 No.2dan
fungsi-fungsinyaseperti
yang diamanatkandalam
Undang-UndangNomor 22
Tahun 2003(UU No.
22Tahun 2003) tentang
Susunan danKedudukan
Majelis
PermusyawaratanRakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yaitu penggunaan hak interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat serta fungsi legislasi, fungsi anggarandan fungsi Pengawasan. Dengan
dijalankannnya hak-hak dan
fungsi-
fungsi DPRD, maka
kebijakan- kebijakan pemerintahdi
daerah akanlebih mencerminkan kehendak
rakyatnya.
Tetapi dalam
prakteknyafungsi DPRD tidak
berialansebagaimana
mestinYa, sebab
hakinisiatif relatif tidak
Pernahdilaksanakan.
Pasal
4l
UU No. 32 Tahun 2004 menyebutkan salah satu DPRD adalahfungsi legislasi. Sebagai
BadanLegislatif, DPRD
memPunYai fungsimembuat Peraturan
Perundang- undangandi
daerah, melalui fungsi ini DPRD mengaktualisasikandiri
sebagaiwakil
rakyat. Fungsiini
dapat dilihat pada hak-hak yangdimiliki
berupa hakmengajukan rancangan
Peraturan Daerah,hak
mengadakan Perubahan atas Rancangan Peraturan Daerah, serta hak menetapkan Peraturan Tata Tertib DPRD serta kebijakan Daerah lainnya.DPRD merupakan lembaga perwakilan
rakyat daerah dan
berkedudukansebagai unsur PenYelenggaraan
pemerintahan daerah. Dalam
menjalankan
fungsinYa ini, DPRD
melakukan bersama dengan KePala Daerah (sebagaimana
yang
terdapat dalamUU No. 32
Tahun 2004 Pasal 40).Metodologi Penelitian
Sasaran pokok dalam Penelitian
ini adalah untuk
mengetahuikemampuan DPRD dalam Pembuatan Perda dan mencari model yang paling memungkinkan atas dasar karakteristik
dari
temuan penelitian.Variabel yang diamatiyaitu :l. Kualitas Anggota DPRD
KotaGorontalo
a.
Latar Belakang Pekerjaanb.
Tingkat Pendidikanc.
Peranan Partai Politikd. Kemampuan DPRD
dalamPembuatan Perda
a)
Tata cara Pembuatan Perdab)
Teknik Perundang-undanganc)
Mekanisme Pembuatan Perda2. Faktor-faktor yang
menghambatdalam pembuatan Perda
a. Latar
belakang Pekerjaan Yang berbeda-bedab.
Tingkat Pendidikan Yang belum memadaic.
Penguasaanteknik
perundang-undangan
d.
Keterbatasan Anggarane. Kurang berPerannYa
Partai Politik dalam menYiaPkan kader- kadernya3.
Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi faktor penghambat dalam pembuatan Perdaa.
Kualitas Sumber DaYa Manusia Jurnal Legalitas VoLi
No.2b.
Mengalokasikan anggaranc.
mengadakan Studi Bandingd. Kerjasama dengan
pihak EksekutifDalam penelitian ini
penulismenggunakan teknik
purposive sampling,dalam penarikan
sampel.Sampel dalam penelitian
ini
berjumlah40
orang, yangterdiri
pimpinan dananggota
DPRD periode
2004_2009, LSM/Tokoh Mayarakat, Kepala BagianHukum
PemerintahanDaerah
Kota Gorontalo. Alasan penulis mengambil orang-orang tersebut menjadi sampelkarena dianggap dapat
mewakili anggota dewan secara keseluruhan dan dengan rnemperhatikantujuan
yang ingin dicapai oleh penulis.Pengolahan
dan analisis
data yang dilakukan penulis meliputi empattahapan yaitu: pertama,
Editing,pengecekan data-data
yang
masuk, mengenai kelengkapan dan keterkaitandengan
pelaksananfungsi
legislasiKota
Gorontalo.Kedua,
Klasifikasi, yaitu pengelolaan data kedalam bentukpola kedudukan, kualitas
yang menimbulkan suatu gerakan dinamika antara fenomena-fenomena yang ada.Ketiga, Tabulasi, yaitu
kegiatan merumuskankata kedalam
bentuk tabel, grafik dan sebagainya. Data yangdi
rumuskan dalam bentuktabel
ini berasaldari
kuesioneryang
penulis sebarkan kepada anggota DpRD KotaGorontalo dengan tujuan
unt.rkmemperoleh suatu
kesimpulan.Kemampuan
DPRD Kota
Gorontalodalam Pembahasan peraturan Daerah di Kota Gorontalo
Begitu dominannya
pihakEksekutif Daerah dalam
proses Pembahasan Peraturan Daerah yang adadi Kota
Gorontalo menyebabkan fungsiLegislatif
DPRDtidak
seperriyang diharapkan. pengamatan
di lapanganserta hasil penelitian
ada beberapafaktor yang
mempengaruhi kemampuan DPRD dalam pembahasan Peraturan Daerah, yaitu:Tata Cara Membuat
peraturanDaerah
Peraturan Daerah
merupakan hasil bersama antara Gubernur, Bupati, walikota denganDPRD.
Karena itu,tata
cara membuat peraturan Daerahharus ditinjau dari
beberapa unsur pemerintahandaerah, yaitu
unsur DPRD, unsur Kepala Daerah dan unsur Partisipasi.Berdasarkan
traian di
atas, Peraturan Daerah adalah suatu bentuk produk legislatif tingkat daerah, karenaitu tidak
dapat terlepasdari
DPRD.Keikutsertaan DPRD membuat peraturan
daerah bertalian dengan
wewenangDPRD
dibidanglegislatif atau
yangsecara tidak langsung
dapat dipergunakan sebagai penunjang fungsi legislative.Hak
Inisiatif
Hak inisiatif
adalahhak
DpRDuntuk menyusun dan
mengajukan Rancangan Peraturan Daerah sendiri.Dalam praktiknya, hak inisiatif DPRD turnal Legalitas VoL
j
No. 2Kota Gorontalo kurang produktif, dapat dilihat pada tabel 4.10 tentang jumlah dan asal-usul Peraturan Daerah Kota Gorontalo Tahun 2004 sampai dengan
Tahun 2009, Yang
sebagian besarberasal
dari inisiatif pihak
eksekutif' sedang sebagiankecil
berasal dariinisiatif DPRD.
Berdasarkan hasil
Penelitianmenunjukkan bahwa DPRD
KotaGorontalo ternyata belum
mampumenggunakan
hak
inisiatifnya dengan baik. Terbukti dari 25 jumlah anggota DPRD Kota Corontalo,l0
orang atau72.5% diantaranya menyatakan belum mamPu sementara Yang menyatakan
mampu dan kurang
mampumasing-masing hanYa
l0
dan5
orang atau27.5%o. Hal ini didukung pula olehdata sekunder
beruPaperaturan-Peraturan
daerah
KotaGorontalo yang sebagian besar berasal dari eksekutif'
Dengan demikian
DPRD
Kota Gorontalo sebagai iembaga legislatif daerah harus lebihaktif
menyuarakanaspirasi masYarakat dengan
caramengoptimalkan Penggunaan
hakinisiatifnYa untuk
mencarimasukan-masukan dari seluruh lapisan masyarakat sepanjang hal
itu
baik danbenar. TanPa
memandang aPakahaspirasi itu berasal dari
guru'mahasiswa,
tokoh
masYarakat atau LSM.Teknik Perundang-undangan Tingkat Daerah
Berdasarkan teknik peraturan perundang- undangan yang baik,
dilihat dari
segi Ketepatan, Kesesuaian serta Aplikatif' Wakil KetuaI
DPRD Kota Gorontalo, Ketua KomisiA
dan Ketua Fraksi Partai Golongan Karya DPRD Kota Gorontalo menyatakan dalam membuat peraturan daerah, belum sepenuhnya mernenuhi teknik perundang-undangan tersebut' Halini
dibuktikan dengan masih banyaknya kesalahan dalam pemakaian huruC tandabaca dan
ketePatan bahasa dalamPeraturan Daerah Yang dibuat'
Mekanisme Pembahasan Peraturan Daerah
Dalam Proses Pembahasan Perda,
awal kegiatan daPat dengan
Pastidiketahui sebagaimana
ProsesPembahasan suatu
Peraturan perundang-undangan yang secara pasti diawali dengan kegiataninisiatif
atau prakarsa, namun setelah peraturan itu menjadi produk hukum maka dari akhir kegiatanitu tidak
pernah diketahui'sebab peraturan yang diproduksi oleh
lembaga Pembentuk
Peraturanperundangan akan berproses seirama
dengan berlakunYa
Peraturan perundang-undanganitu
sendiri secara terus menerus hingga datangnya saattidak
diberlakukannya peraturan itu' untuk kemudian melahirkan peraturan perundanganYang baru'
Demikianseterusnya
kegiatan itu
berproses'DPRD
sebagaibadan legislatif
ditingkat daerah harus mamPu
Jurnal Legalitas VoL 3 No.2
memainkan perannya dalam membuat kebijakan yang benar-benar produktif.
Berdasarkan hasil
penelitiandiketahui bahwa dalam
mekanisme Pembahasan Peraturan Daerah DPRDKota Gorontalo. Dalam rangka
Pembahasan peraturan daerah maka
pemerintah daerah dan DpRD
harus
mengacu pada ketentuan hukum yakni
perundang-undangan yang
berlaku
sampai pada peraturan tata tertib DpRD
yang mengatur
secaratertib
yang mengatur secara teknis.dalam membuat suatu peraturan daerah harus melaluibeberapa tahap.dalam
tahap-tahap inilah dapat terlihat bagaimana perananDPRD dalam
Pembahasan suatu peraturan daerah.Tahaptahap tersebut merupakan suatu proses yang terdiridari
tahap penyusunan, pembahasan,dan peneiapan baik
rancanganperaturan daerah atas usul
pihak eksekutif atau kepala daerah maupun atas usul dari pihak legislatif dalam hal ini adalah DPRD kota Gorontalo.Teknik Perundang-undangan Tingkat Daerah
Menurut Modeong
(2000:51),"Teknik perundang-undangan
diperlukan sebagai acuan
dalam membuat atau menghasilkan peraturan perundang-undangan yang baik". Suatuperaturan perundang-undangan yang
baik
dapatdilihat dari
berbagai segi, diantaranya:a.
KetepatanKetepatan dalam
pembahasanperaturan
perundang-undangandititikberatkan pada 6 (enam)
ketepatan,
yaitu: Patokan
yang digunakan sebagai ukuran berkaitandengan aspek ketepatan
dalamPembahasan peraturan
perundang-undangan ialah pedoman yang dibuat oleh pemerintah pusat.
b.
KesesuaianKesesuaian
yang
dimaksud adalah kesesuaian antarajenis
peraturan perundang-undangan dengan materi muatannya. Dengan demikian materi muatanyang menjadi
wewenang pengaturan peraturan daerah tidakboleh diatur hanya
dengan keputusan kepala daerah, terkecuali sekedar sebagai pelaksanaan dari isi peraturan daerahitu. Dan
materi muatan peraturan daerah yang masihperlu diatur dengan
keputusankepala daerah tidak
boleh dituangkan dalam keputusan kepala daerah yang bersifat ketetapan dan atau instruksi kepala daerah.c. Peraturan
perundang-undangan tersebut secara aplikatif harus dapatdilaksanakan dan
menjaminkepastian. Suatu
peraturanperundang-undangan
harusmemperhitungkan
daya
dukunglingkungan, baik
lingkunganpemerintahan yang
akan melaksanakan maupun masyarakattempat peraturan
perundang- undangan itu berlaku.Jurnal Legalitas YoL 3 No. 2
Mekanisme Pembahasan Peraturan Daerah
Adapun mekanisme Pembahasan
Peraturan Daerah Kota
Gorontaloberdasarkan Peraturan
Daerah
KotaGorontalo Nomor 04 Tahun 2002 tentang
Tata
CaralTeknik Penyusunan Produk Hukum Daerah adalah sebagai berikut:l. Usulan rancangan
Peraturandaerah disamPaikan
secara tertulis kePada PimPinan DPRD disertai nama dan tanda tanganpara Pengusul serta
namafraksinya;
2.
Pimpinan mendistribusikanDPRD naskah
rancangan Peraturan
daerahkepada seluruh anggota DPRD
tiga hari
sebelum Pembahasan untuk dipelajari;3.
Rapat pimPinan DPRD tentang rencana pembahasan rancangan peraturan daerah;4. Rapat
fraksi-fraksiuntuk:
(a).Mempelajari naskah rancangan
peraturan daerah; dan
(b)'Persiapan raPat
Panitia musyawarah.5.
Rapat komisi- komisi bertujuan untuk: (a). MemPelajari naskah rancangan Peraturan daerah dan(b).
PersiaPanraPat
Panitia musyawarah.6. Rapat Panitia
musYawarah,bertujuan untuk:
(a).Menentukan agenda raPat; (b).
Menetapkan jadwal acara materi rapat dan mekanisme Pembahasan
melalui panitia khusus
Yangdibentuk
oleh DPRD; dan
(c)'DPRD membentuk
Panitiakhusus sebagai
Pencerminan komisi-komisi Yangterdiri
dariketua, wakil ketua dan sekretaris.
7.
Pembahasan rancangan peraturandaerah dalam 4
tahaPpembicaraan
8. Penandatanganan
Peraturan daerah:(a).
Peraturan daerahyang telah
memPerolehpersetujuan
DPRDditandatangani oleh
kePaladaerah;
(b).
Persetujuan DPRDditetapkan dengan
kePutusanDPRD; dan (c). Peraturan daerah
yang telah
ditetaPkanditandatangani oleh
kePaladaerah diserahkan
kePadasekretaris daerah
untukdiundangkan
dalam
lembarandaerah.
Tata cara mengadakan Perubahan
atas
RancanganPeraturan
Daerahberdasarkan Peraturan Tata tertib DPRD Kota Gorontalo Pada
Bab Vl
Pasal 33ayat (6) dikaitkan dengan tingkat-tingkat pernbicaraannya adalah sebagai berikut :
l. Setiap Anggota DPRD
daPatmengajukan
usul
Perubahan atasRAPERDA.
2. Pokok-pokok usul
Perubahan sebagaimana dimaksud ayat (6) Pasalini, disampaikan dalam pemandangan
umum para Anggota
DPRD
Padatahap pembicafturn tahaP II.
3. Usul perubahan
sebagaimanadimaksud aYat (6) Pasal
ini disampaikanoleh
Anggota DPRDJurnal Legalitos VoL 3 No.2
---
dalam pembicaraan tahap
III
untuk dibahas dan diambil keputusan pada tahap IV.Dalam proses pembahasan suatu kebijakan tentunya
tidak
terlepas dari analisis kebljakan. Analisis kebijakan ini bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan dengan kebijakan tersebutsehingga pengambilan
keputusan mengenaikebijakan itu akan
dapat dipertanggun giawabkan.Penyusunan
produk-produk hukumdi tingkat
daerahjuga
harusmenggunakan kaidah
penyusunan peraturan perundang-undangan.Menurut Modeong
(2000:47-49) kaidah-kaidah penyusunan peraturan perundang-undangandi
tingkat daerah itu adalah sebagai berikut :a. Adanyakewenangan
Adanya kewenangan merupakan persyaratan mutlak yang harus
dimiliki oleh suatu
lembagayang
membuatperaturan daerah.
perlunyakewenangan
bagi pembuat
produk-produk hukum adalah suatu
keniscayaan.
Setiap produk
hukumharus dibuat oleh pejabat
yang berwenang. Kalau tidak, produk hukumitu
bataldemi
hukum atau dianggap tidak pernah ada dan segala akibatnya batal demi hukum. Mengenaihal
ini berlaku azas legalitas.b. Adanya kesesuaian
Keharusan adanya
kesesuaianbentuk
antarajenis produk
hukumdengan materi
yang diatur,
terutamakalau
diperintahkanoleh
peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi.
Ketidak sesuaian bentuk antara jenis hukum dengan materi muatannya dapat
menjadi alasan untuk
menbatalkan produk hukum tersebut.Faktor-faktor yang Menghambat
l.
Latar Belakang Pekerjaan Anggota Dewan yang berbeda-beda.Latar belakang pekerjaan anggota DPRD Kota Gorontalo sangat beragam.
Hal ini
menimbulkan adanya berbagai perbedaan pandangandalam
tubuhdewan.
Keanggotaannyadi
DPRDtidak dianggap sebagai
lapanganpengabdian,
tetapi
dianggap sebagai Iapangan pekerjaan untuk memperoleh upah yang besar.Berdasarkan hasil
penelitiandiketahui bahwa latar
belakangpekerjaan anggota dewan
turut berpengaruh terhadap peranan DPRD dalam Pembahasan peraturan daerah.Terbukti dari 25 anggota DpRD Kota Corontalo, 15 orang atau BZ.Syo yang menyatakan berpengaruh, 5 orang atau
l5%
menyatakan kurang berpengaruhdan
hanya5 orang
atau 2,5yo yang menyatakan tidak berpengaruh.2.
Tingkat pendidikan Anggota DPRDKota Gorontalo yang
belum memadai.Tingkat pendidikan
anggotaDPRD Kota Gorontalo
periode2004-2009 berdasarkan
tingkat pendidikan, dapat dilihat bahwa sedikit anggota DPRDKota
Gorontalo yang berpendidikan sarjana, yaitu I
oranglulusan pasca sarjana atau 4yo, B orang lulusan Sarjana
atau
3Zo, 1
orangJurnal Legalitas VoL
j
No.2lulusan
Diploma
atau 4Yo,15
orang lulusanSLTA
atau 60Yo. dengan datatersebut dapat ditarik
kesimpulanbahwa tingkat pendidikan yang
dimiliki
oleh anggota DPRD Kota Gorontalo di kategorikan menengahuntuk
daPatmendukung pelaksanaan
PerananDPRD Kota Gorontalo
daiamPembahasan Peraturan Daerah.
Kenyataan ini sangat
terasaketika dalam
Pelaksanaan sidang dewan bersama pemerintah. Meskipun secara kasat mata terlihat bahwa tidak sedikit anggota DPRD Kota Gorontalo yangmemiliki
kualifikasi pendidikan sarjanadan
diploma, namun terlihatbahwa mereka belum
mampumengimbangi Pengetahuan
dan kemampuanpihak
Pemerintah dan bahkan DPRD belum bisa memberikan masukan-masukan atau saran pendapat dankritikan
yang benar-benar kritis.Pengetahuan
dan
keteramPilan itudiperoleh melalui
pendidikan. oleh karenanyalatar
belakang pendidikan anggotadewan
sangat berPengaruh terhadap perannya dalam Pembahasan suatu peraturan daerah-Berdasarkan hasil
Penelitiandiketahui bahwa tingkat
pendidikanberpengaruh terhadaP Peran DPRD
dalam
Pembahasansuatu
Peraturandaerah. Terbukti dari 25
anggotaDPRD
Kota
Gorontalo, 3Torang atau 92.5% menyatakan berPengaruh dan hanya 8 orang 7.5Yo yang menyatakan sedikit berpengaruh.Tidaklah
mengherankanjika selama ini
Penyusunan rancanganperaturan daerah
di Kota
Gorontalo, hanya sedikit yang usulannya berasaldari pihak legislatif,
dikarenakantingkat kualitas sumber
daYamanusianya yang masih
kurang memadai, sehingga membawa damPak pada kurang optimalnYa kemamPuananggota dewan dalam
Penyusunan peraturan daerah.3.
Penguasaanteknik
Perancanganperaturan perundang-
undanganoleh anggota
DPRDmemadai.
kurang
Berdasarkan hasil
Penelitian bahwa anggota DPRD Kota Gorontalobelum
sepenuhnya menguasai teknikperancangan
Peraturan perundang-undangandengan
baik.Diketahui bahwa anggota DPRD Yang menguasai teknik perancangan peraturan
perundang-undangan
hanYa
35o/o,sementara
yang kurang
menguasai57.Syo,bahkan ada yang tidak menguasai yainr7.5o/o
Teknik
perancangan Peraturanperundang-undangan ini
sangatdiperlukan sebagai standarisasi format, sistematika, pengelompokkan materi muatan, susunan (struktur) bahasa dan perumusan norrna.
4.
Keterbatasan AnggaranKeterbatasan dana Yang tersedia bagi DPRD juga merupakan salah satu
faktor
penghambatbagi
DPRD KotaGorontalo untuk
mengaktualisasikan perannya dalam Pembahasan peraturan daerah. Anggaran tersebut bukan hanya digunakanuntuk
kepentingan rutinJurnal Legalilas VoL 3 No.2
DPRD saja, akan tetapi digunakan juga sebagai pendukung kegiatan.
Berdasarkan wawancara penulis dengan
Wakil Ketua II DPRD Kota
Gorontalo, Ketua Komisi C,
Ketua
Komisi B dan Ketua Fraksi
partai Golongan Karya, diperoleh penjelasan bahwa anggaran DPRD Kota Gorontalobelum memadai. Sehingga
untuk pengadaantenaga ahlipun
belum optimal.Tenaga
ahli
dimaksudkan untukmembantu DPRD Kota
Gorontalo dalam menangani hal-hal khusus yangmembutuhkan keahlian
tertentu.Dengan adanya tenaga
ahli,
DPRD dapat mengikuti perkembangan tanpameninggalkan tugas pokok
yang diemban.Namun untuk DPRD
Kota Gorontalo hingga saat ini belum optimal memberdayakan tenagaahli. Hal
itu dikarenakan keterbatasan anggaran yang dimilikioleh DPRD.5.
Kurang berperannya Partai Politik dalam menyiapkan kader-kadernyayang akan duduk di Lembaga
Legislatif
Partai Politik kurang
berperandaiam penyiapan kader
yangbenar-benar berkualitas.
prosesrekruitmen kader belum
dapat dilakukan dengan baik. Anggota DpRDterpiiih
sebagian besar berasal darigolongan pedagang biasa
dan pengusaha, sehingga mereka kurang memahami akan kedudukan, tugas dan wewenang,hak dan
kewajiban sertafungsinya sebagai anggota
dewan.Kebanyakan dari mereka
terpilih karena dipandang cukup berpengaruh terhadap anggota partai lainnya, bukan didasarkanatas kualitas SDM
yang dimiliki.Upaya DPRD Kota Gorontalo Dalam
Mengatasi
Faktor
YangMenghambat
1. Kualitas SDM anggota Dewan
Tantangan akan tugas
danwewenang yang diemban DPRD saat
ini tentunya harus diimbangi
pula dengan pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang memadai.Hal
itu dapatdilakukan dengan
mengikuti pendidikan dan pelatihan.Menurut Buckley dan Caple yang
dikutip oleh Marwansyah
dan Mukaram (2000:64), pelatihan adalah upaya terencana dan sistematik untuk menyesuaikandan
mengembangkan pengetahuan, keterampilandan
sikapmelalui
pengalamanbelajar,
untuk mewujudkan unjuk kerja yang efektifdaiam satu
kegiatanatau
rangkaian kegiatan.Dalamhal ini DPRD
Kota Gorontalotelah mengikuti
beberapaprogaram Pendidikan
dan
Pelatihan diantaranya sebagaiberikut:
Pertama, Diklat, orientasi pendalaman tugas danfungsi DPRD serta
profesionalisme, DepartemenDalam Negeri,
BadanDiklat , Jakarta. Kedua,
Diklat,Monitoring terpadu
pengembangan prasarana perdesaan,Ditjen
Bina Bangda, DepartemenDalam
Negeri,Jakarta. Ketiga, Diklat,
Sosialisasi Draft Undang-undang Nomor 32 Tahun Jurnal Legalitas YoL 3 No. 22004, Pemerintah Daerah Regional I, Palembang. Keempat, Diklat, orientasi tugas dan fungsi DPRD se Indonesia, Departemen
Dalam Negeri,
Sekolahtinggi
PemerintahanDalam
Negeri, Bandung.Dalam rangka
meningkatkan kualitas anggota DPRD Kota Gorontalo maka diambil langkah-langkah sebagai berikut:l)
Menetapkan persyaratan minimalyang berupa tingkat
Pendidikan,pengalaman kerja,
memilikipengetahuan dan
kemamPuantentang perundang-undangan ataupun ketentuan Yang berkaitan dengan fungsi legislasi.
2) Seleksi calon oleh
organisasiinduknya yang berorientasi kepada persyaratan minimal diatas, bukan dengan pertimbangan lainnYa Yang sifatnya kurang objektif atau lebih mengutamakan orang-orang Yang dekat dengan pimpinan partai saja'
3) Melakukan Pembinaan
internalmengenai
tugas-tugasYang
diemban, wewenang Yang
dimiliki
sehubungan dengan hakikat fungsi badan legislatif.misalnya, seminar-seminar, diklat-diklat
maupunpelatihan tentang fungsi legislasi
4) Merekrut para ahli dari
Pakar perguruan terdekat atau lokal yangmempunyai kemamPuan
tinggidibidang hukum dan
Perundang-undangan untuk diposisikan sebagai
staf ahli
dalam rangka membantu tugas-tugasdari anggota
DPRDKota
Gorontalo namun dalam halini DPRD Kota
Gorontalo belumdapat mengadakan staf ahli tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran.
2.
Mengalokasikan Anggaran Pengalokasiandigunakan
untukanggaran membiayai
kegiatan-kegiatan DPRD
KotaGorontalo yang bekerja sama dengan
para ahli dalam
melakukanpenelitian-penelitian yang menyangkut masalah pemerintahan, kemasyarakatan
dan
pembangunanYang
diharaPkandapat menghasilkan suatu konsep yang
kemudian dapat dituangkan
dalambentuk
rancangan peraturan daerah hasil inisiatif DPRD.Pengalokasian
anggaran
juga dilakukan guna meningkatkan sarana dan prasarana walaupun saat ini DPRD Kota Gorontalo dirasakan sudah cukup memadai namun kurang rnemadai bila dibandingkan denganfasilitas
yangdiperoleh pegawai
dijajaranpemerintah Daerah.Berikut
ini
adalahrencana pengalokasian anggaran DPRD
Kota
Gorontalo: Pertama, Anggaran pengadaan transportasi dinas. Kedua, Anggaran pengadaan computer. Ketiga,Anggaran perekrutan staf
ahli.Keernpat, Anggaran perbaikan sarana dan fasilitas inventaris kantor,dll
Untuk
mengoPtimalkan Peranan anggotaDPRD dalam
Pembahasanperaturan
daerah di Kota
Gorontalomaka perlu
menambah sarana danprasarana khususnya pada perhubungan baik dari telekomunikasi maupun pada transportasi dinas.
3.
Kerjasama dengan Pihak Eksekutif Jurnal Legalitas VoL 3 Na 2Pihak eksekutif akan
lebih mengerti dan lebih banyak mengetahuitentang segala persoalan
yangmenyangkut permasalahan
Pemerintahan Daerah.dengan adanya
aparat daerah seperti
dinas-dinas daerah dan instansi lainnya, maka akan memudahkanpihak eksekutif
dalam mendalami kebutuhan dan persoalan di daerah.Lain halnya
dengan DPRDyang tidak memiliki
perangkat yang lengkap sebagaimana halnya eksekutif, makadari itu
DPRDkota
Gorontaloperlu
melakukankerja
sama dalam menyingkapi stiap permasalahan yang timbul di Kota Gorontalo.Kesimpulan
Peranan DPRD
Kota
Gorontalo dalam Pembahasan Peraturan Daerah, khususnya pelaksanaanhak
inisiatifbelum optimal
karena hanya sedikitrancangan Peraturan Daerah
yang berasaldari
prakarsa DpRD. perananDPRD Kota
Gorontalolebih
banyakterlihat pada pembahasan
suaturancangan Peraturan
Daerah
yangberasal dari prakarsa eksekutif.
l. Faktor-faktor penghambat
yangdihadapi DPRD Kota
Gorontalo dalam proses Pembahasan peraturan daerah khususnya yang berasal dariinisiatif
dewan antaralain
adalah:Pertama, Kemampuan
anggotadewan Kota Gorontalo
dalammenggunakan hak
inisiatifnya denganskor 2
dinyatakan kurang memadai. Kedua,Latar
belakangpekerjaan anggota dewan
KotaGorontalo yang
berbeda-beda dengan skor 2,4 sangat berpengaruhdalam Pembahasan
peraturanDaerah. Ketiga, Tingkat pendidikan anggota
dewan Kota
Gorontalomasih
rendah denganskor
2,36sangat berpengaruh
dalam PembahasanPeraturan
Daerah.Keempat, Penguasaan
teknik perancangan peraturan perundang_undangan oleh anggota
dewan dengan skor 2,36 sudah cukup baik tetapi belum begitu memadai dalamPembahasan peraturan
daerah.Kelima,
Keterbatasan anggaran ; dan Keenam, Kurang berperannya partaipolitik
dalam menyiapkan kader-kadernya yang duduk dalam lembaga legislatif.2.
Upaya-upaya yang harus dilakukanDPRD Kota Gorontalo
dalammengatasi faktor-faktor
yang menghambat perananDpRD
KotaGorontalo dalam
pembahasanperaturan daerah di Kota Gorontalo,
yaitu: Pertama,
Meningkatkankualitas Sumber Daya
Manusiaanggota DPRD Kota
Gorontaloyang diupayakan dengan
caramelakukan pendidikan
danpelatihan serta
kursus-kursus,seminar dan diskusi
ilmiahdiperguruan tinggi.
Kedua, Mengalokasikan anggaran, dengan cara mengusulkan anggaran tersebutagar masuk kedalam
anggarankegiatan
DPRD Kota
Gorontalo.Ketiga,
Kerjasama dengan pihak eksekutif.Jurnal Legalitas YoL 3 Na 2
Saran
1. Peranan DPRD dalam Pembahasan suatu kebijakan daerah, maka Perlu dioptimalkan Peran
staf ahli
Yangterdiri dari
beberapa pakar denganlatar belakang keahlian
Yang berbeda antaralain
Pakar Politik, pakar pemerintahan, ekonomi dan pembangunan, serta meningklatkan kerja sarna dengan perguruan tinggi dan instansi terkait sehingga DPRD Kota Gorontalo dapat melaksanakan tugas dan fungsinYa dengan baik.Kemudian penyediaaan tenaga ahli yang diambil dari Pakar Perguruan tinggi terdekat (lokal dan regional) yang memang ahli dibidangnYa juga
dibutuhkan dalam
rangkamendukung kelancaran
dariketerbatasan anggaran
melalui manajemen yang baik, tenaga ahliini
sedapatmungkin terdiri
dari orang-orangnon Partisan
Yangmempunyai kePedulian
tinggiterhadap pemberdaYaan DPRD.
2.
Perbedaan pandangan dalam tubuhdewan
sebagaiakibat dari
latarbelakang pekerjaan anggota DPRD yang berbeda daPat diatasi dengan
menyatukan PersePsi
anggota DPRDmelalui
"semiloka" secara rutin dengan topik-topik aktual danmendatangkan Pembicara
dariperguruan tinggi, LSM, atau Pejabat
pemerintah Yang memang
ahlidibidangnya.
3. Rendahnya tingkat
Pendidikananggota DPRD daPat
diatasidengan menetapkan secara tegas
pendidikan anggota
dewanserendah-rendahnya
lulusan
SMU atau yang sederajat4. Kurangnya berperannYa
ParPol dalam menyiapkan kader-kadernYadapat
diselesaikan dengan rekruitmen danjalur
seleksi Yang ketat sesuai dengan ketentuan dan aturandari
parpol tersebut dalammerekrut kadernya.
5. Kepada setiap anggota
DPRDdisarankan untuk
lebihmenyuarakan
kePentingan masyarakat dariPada kePentinganpartai politiknya.
Harusdiaktualisasikan secara nyata bahwa keberadaan mereka
di
DPRD bukan sebagaiwakil partai,
melainkanwakil
dari rakyat meskiPun merekaterpilih melalui Partai
Yangmencalonkannya. Hal itu
diwujudkan dengan cara
lebihmendahulukan asPirasi
darimasyarakat
ketimbang
kemauandari Parpol.
6.
Kepada setiapDPRD
disarankanagff secara aktif
mengikutiperkembangan
politik,
ekonomi,sosial budaya masyarakat ditingkat daerah maupun nasional
baik
darimedia elektronik
mauPun media cetak serta memPerbanYak dialog dengan masyarakat sehingga daPat mengetahuikondisi
serta aspirasi masyarakat yang dirvakilinYa.Jurnal Legalitas VoL 3 No.2
Daftar Pustaka
AIi,
Faried, 1997, Hukum Tata pemerintahanDan
proses LegislatifDi
Indonesia, RajaGrafindo, Jakarta.---'-,
1997, Metodologi Penelitian Sosial dalam Bidangllmu
Administrasi danP emerintahan, RajaGrafindo, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, 1998, prosedur penelitian Rineka cipta, Jakarta.
Azhar Ipong
s,
1997, Benarkah D?RD Mandur, Bigraf pubiishing, yogyakarta.Budiardjo, IVliriam dan Ambong, Ibrahim, 1995,-Fungsi Legislatif
iito*
sistemPolitik Indonesio, Raja Grafindo persada, Jakarta.
Kaho, Yosep R,1997, Prospek otonomi f)aerah
Di
Negara Republik Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta.Lapera
(TIM), 2001, otonomi
pemberianNegara,
Lapera pustaka Utama, Yogyakarta.Nazir, Mohammad, I 999, Me t ode p enel it i an, Ghalia, Jakarta.
Sanit,
Arbi,
7985, Perwakilan politik Di Indonesia,cv.
Rajawali, Jakarta.Sarundajang, 2001, Pemerintahan Daerah
Di
Berbagai"Negara, pustaka sinar Harapan, Jakarta.---,
2001,Arus Balik
Kekuasaan pusatKe
Daerah, pustakasinar
Harapan, Jakarta.siagian, sondang
P,
1990, Teori dan Tekhnik pengambilan Keputusan,cv.
Haji Mas Agung, Jakarta.Jurnal Legalitas VoL 3 No.2