• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP RESILIENSI NARAPIDANA RUMAH TAHANAN

N/A
N/A
Anuraga Gilang

Academic year: 2023

Membagikan "PERANAN HARGA DIRI DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP RESILIENSI NARAPIDANA RUMAH TAHANAN "

Copied!
85
0
0

Teks penuh

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh harga diri dan dukungan sosial terhadap resiliensi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran harga diri dan dukungan sosial terhadap ketahanan narapidana. Oleh karena itu hipotesis dalam penelitian ini adalah harga diri dan dukungan sosial mempunyai hubungan yang signifikan terhadap resiliensi narapidana.

Resiliensi 1. Pengertian Resiliensi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Resiliensi

Ketika seseorang dihadapkan pada suatu masalah, harga diri pribadinya membantu mereka untuk tetap kuat dan membangun kepercayaan diri untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi. Hal ini dijelaskan sebagai kualitas individu berupa kepercayaan diri, kemandirian, optimisme dan kualitas pribadi lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi menurut Resnick dkk adalah harga diri, dukungan sosial, kesejahteraan mental dan emosional.

Harga Diri 1. Pengertian Harga Diri

Aspek Harga Diri

Seseorang yang menerapkan toleransi dan rasa hormat yang sama terhadap semua orang memiliki harga diri yang baik. Kepedulian, perhatian dan kasih sayang yang diterima seseorang dari orang lain merupakan rasa hormat dan ketertarikan orang lain serta merupakan indikator penerimaan dan popularitasnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Minchinton aspek harga diri adalah perasaan terhadap diri sendiri, perasaan terhadap kehidupan dan interaksi dengan orang lain.

Dukungan Sosial a. Pengertian Dukungan Sosial

Menurut (Kiernan et al., 2012), dukungan sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukkan bahwa seseorang disukai dan dicintai, dihargai dan dihormati, serta berpartisipasi dalam jaringan komunikasi dan kewajiban bersama. Dukungan sosial dapat diartikan sebagai kehadiran orang lain (anggota keluarga, anak, cucu, orang tua, teman, pekerja sosial, pekerja sosial) dan organisasi (departemen), dinas sosial, pemerintah daerah, perusahaan, organisasi sosial, dll), semangat, penerimaan dan kepedulian, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan individu, keluarga atau kelompok orang yang menderita masalah. Aspek dukungan sosial yang diberikan individu memberikan individu perasaan kedekatan emosional, keamanan, ketenangan, dan kedamaian.

Peranan Harga Diri dan Dukungan Sosial Terhadap Resiliensi Narapidana Rumah Tahanan Kelas II B Wates

Diketahui bahwa individu dengan harga diri yang tinggi memiliki penilaian yang lebih positif terhadap peristiwa stres. Selain itu, ada faktor lain yang mempengaruhi resiliensi yaitu dukungan sosial. Dukungan sosial merupakan peran yang melibatkan orang lain secara emosional sehingga dapat memberikan dampak positif. Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan bagi narapidana dan mengurangi tekanan psikologis selama menjalani penahanan, sehingga meningkatkan kesejahteraan mental narapidana.

Dalam penelitian ini dukungan sosial yang diterima adalah baik keluarga maupun teman di luar rutan dan teman yang ada di dalam rutan. Ketika warga binaan tidak mendapat dukungan sosial, bisa jadi warga binaan tidak berdaya tahan dan menyebabkan mereka kehilangan semangat dan tidak berdaya. Dukungan sosial dikemukakan oleh (Sarafino & Smith, 2014) dibutuhkan narapidana untuk mendapatkan sumber pertolongan dengan cara berbicara dengan orang lain.

Dukungan sosial yang diterima narapidana dapat mengurangi dampak psikologis dari proses penahanan, misalnya mengurangi stres, kesepian dan mengurangi kemungkinan narapidana merugikan diri sendiri dan orang lain. Narapidana yang kesulitan mencapai resiliensi tidak hanya memerlukan satu faktor internal yaitu harga diri, namun juga faktor eksternal yaitu dukungan sosial. Selain itu, narapidana yang mendapat dukungan sosial dari lingkungannya akan dengan mudah mengatasi kesulitan yang dialaminya dan mencapai ketahanan.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat peran positif antara harga diri dengan dukungan sosial.

METODE

  • Identifikasi Variabel Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah
  • Definisi Operasional Untuk definisi operasional variabel diatas adalah
  • Subjek Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data
  • Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan Penelitian
    • Deskripsi Data

Sebaliknya, semakin rendah harga diri dan dukungan sosial maka semakin negatif resiliensi narapidana tersebut. permusuhan dengan cara yang sehat dan produktif, dan terutama untuk mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari. Jadi perilaku merupakan indikator harga diri yang bersangkutan, karena harga diri akan terwujud dalam perilaku yang dapat diamati. Definisi lain menurut (Coopersmith, 1965) menjelaskan pengertian harga diri sebagai evaluasi terhadap hasil pandangan seseorang terhadap diri sendiri, yang dapat diungkapkan melalui sikap terhadap diri sendiri.

Skala harga diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala harga diri yang dibuat berdasarkan teori harga diri menurut Coopersmith (1965). Skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial yang dibuat berdasarkan aspek-aspek yang diacu oleh (Sarafino & Smith, 2014). Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah Teknik Product Moment Karl Pearson.

Tujuan analisis data ini adalah untuk menguji apakah terdapat peran antara harga diri dan dukungan sosial terhadap resiliensi warga binaan Rutan Kelas II B Wates. Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala resiliensi, harga diri dan dukungan sosial. Tampilan output data SPSS diatas pada variabel self-assessment menunjukkan jumlah sampel (N) sebanyak 40, dengan nilai minimum 45, nilai maksimum 62, nilai mean 52.0750 dengan nilai standar deviasi 4.15956.

Berdasarkan kategorisasi hasil perhitungan rumus menggunakan Microsoft Excel, ditemukan kategorisasi harga diri sebagai berikut.

Tabel 1. 3 : Blueprint Dukungan Sosial
Tabel 1. 3 : Blueprint Dukungan Sosial

Tingkat Harga Diri

Tingkat dukungan sosial

Untuk variabel elastisitas (Y), peneliti menggunakan rumus kategorisasi dengan Microsoft Excel dan diperoleh hasil sebagai berikut.

Tingkat resiliensi

Uji Asumsi

Tujuan uji multikolinearitas adalah untuk mengetahui apakah suatu model regresi eksploratif telah ditemukan korelasi antar variabel independen. Berdasarkan hasil tabel output SPSS di atas terlihat bahwa variabel harga diri dan dukungan sosial mempunyai nilai toleransi lebih besar dari 0,100 dan nilai VIF kurang dari 10,00. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data penelitian merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak.

Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara kesalahan gangguan pada periode t dengan kesalahan gangguan pada periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi linier. Analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dua atau lebih variabel bebas/variabel bebas (X) terhadap variabel terikat/variabel terikat (Y). Nilai konstanta (α) sebesar 19,804 bertanda positif menunjukkan bahwa jika variabel harga diri dan dukungan sosial dianggap konstan maka nilai Y sebesar 19,804.

Artinya setiap peningkatan satu satuan pada variabel dukungan sosial maka akan meningkatkan resiliensi narapidana sebesar 0,436 dengan asumsi dukungan sosial (X2) dan konstanta (a) bernilai 0 (nol). Artinya setiap variabel dukungan sosial bertambah satu satuan maka akan meningkatkan resiliensi narapidana sebesar 0,032 dengan asumsi harga diri (X1) dan konstanta (a) bernilai 0 (nol). Koefisien determinasi (R Square) bertujuan untuk mengukur besarnya persentase pengaruh variabel bebas atau independen terhadap variabel terikat atau dependen dalam satuan persentase dalam suatu model regresi penelitian.

Angka tersebut berarti variabel harga diri (X1) dan dukungan sosial (X2) secara bersama-sama mempengaruhi variabel resiliensi (Y) sebesar 27,4%.

Uji Hipotesis - Uji T

Berdasarkan tabel keluaran SPSS “Model Summary” di atas diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,274 atau sama dengan 27,4%. Tujuan uji T adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian. Berdasarkan tabel hasil SPSS di atas, pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut.

Ho : β1 = 0 artinya harga diri tidak berpengaruh positif terhadap resiliensi H1 : β1 > 0 artinya harga diri berpengaruh positif signifikan terhadap resiliensi Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah harga diri (X1) mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap resiliensi. berpengaruh positif terhadap ketahanan (Y). Berdasarkan tabel output SPSS “Koefisien” di atas diketahui nilai signifikansi (Sig) variabel harga diri sebesar 0,039. Ho : β2 = 0 artinya dukungan sosial tidak berpengaruh positif terhadap resiliensi H1 : β2 > 0 artinya dukungan sosial berpengaruh positif signifikan terhadap resiliensi.

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam suatu penelitian secara bersama-sama. Berdasarkan tabel keluaran SPSS “Anova” diatas diketahui signifikansi (Sig) sebesar 0,003 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan hipotesis diterima atau dengan kata lain harga diri (X1) dan dukungan sosial (X2 ) mempunyai pengaruh yang nyata secara simultan atau bersama-sama terhadap gaya hambatan (Y).

Pembahasan

  • Tingkat Harga Diri pada Warga Binaan Penghuni Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wates
  • Tingkat Dukungan Sosial pada Narapidana Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wates
  • Tingkat Resiliensi pada Narapidana Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wates

Hal ini menunjukkan bahwa 9 orang warga binaan Rutan Negara Kelas IIB Wates mempunyai penilaian diri yang positif, standar kinerja yang tinggi sebagai manusia, dan harga diri yang tinggi. Artinya, 26 orang warga binaan Rutan Negara Kelas IIB Wates mulai menilai dirinya secara positif, meskipun belum mempunyai rasa percaya diri yang kuat dalam mencapai nilai-nilai dirinya dan tidak fokus pada kelebihannya sendiri, karena masih sesekali fokus. pada kelemahan mereka. Menurut aspek harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967), penghuni Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wates ditemukan memiliki kompetensi atau kemampuan yang rendah.

WB (tahanan) Rutan Negara Kelas IIB Wates gagal melaksanakan tugasnya dan melaksanakan dengan baik. Hal ini didukung dengan banyaknya kegiatan keagamaan yang berlangsung di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wates. Tingkat Dukungan Sosial Warga Binaan Rutan Negara Kelas IIB Wates. Rumah Tahanan Negara Wates Kelas IIB.

Hasil analisis deskriptif resiliensi (Y) menunjukkan terdapat tujuh WB Kelas IIB Rutan Negara Wates atau setara dengan 18%. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, diketahui bahwa tingkat harga diri penghuni Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wates mayoritas berada pada tingkat rata-rata. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa tingkat resiliensi sebagian besar penghuni Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Wates berada pada tingkat rata-rata.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa pengaruh/peran harga diri dan dukungan sosial terhadap resiliensi warga binaan Rutan Negara Kelas IIB Wates sebesar 27,4%, dan sisanya sebesar 72,6% dipengaruhi oleh variabel lain. yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Saran

Peningkatan dukungan sosial dapat membantu warga binaan merasa nyaman berada di lingkungan Rutan, sehingga pikiran negatif akan hilang dengan membina hubungan baik dengan orang-orang disekitarnya. Disarankan agar lembaga terus membina dan membina narapidana di rumah tahanan negara berdasarkan peraturan yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada para tahanan untuk mengikuti program pembinaan agar dapat meningkatkan rasa percaya diri dan terhindar dari isu-isu negatif yang dapat menurunkan ketahanan tahanan.

Hal ini dapat meningkatkan harga diri positif narapidana dan memperoleh dukungan sosial dari orang lain. Ditemukan bahwa dukungan sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap ketahanan, sedangkan harga diri berpengaruh signifikan terhadap ketahanan. Ketahanan dan dukungan sosial single parent (studi kasus single mother di Samarinda).

The psychology of self-esteem: a revolutionary approach to self-understanding that ushered in a new era in modern psychology. Social support for healthy behavior: Scale psychometrics and prediction of weight loss among women in a behavioral program. Resilience among urban American Indian adolescents: exploring the role of culture, self-esteem, subjective well-being, and social support.

Positive and negative self-concept among early adolescent ethnic minorities: Social and cultural resources and threats.

HARGA DIRI

13 Kepentingan saya selalu diperhatikan oleh teman-teman dan petugas penjara. 14 Teman-teman saya di Rutan selalu sopan. 17 Saya kurang antusias mengikuti program pembinaan di Rutan 18. Saya mematuhi aturan yang berlaku.

DUKUNGAN SOSIAL

7 Teman-teman saya di luar penjara tidak peduli lagi dengan saya ketika saya di penjara. 8 Teman-teman saya di penjara menghibur saya. 17 Saya dapat menghubungi keluarga saya melalui telepon atau SMS yang disediakan oleh pusat penahanan 18 Penjaga menjaga keamanan. 20 Keluarga saya tidak memenuhi kebutuhan makanan saya ketika saya berada di tahanan. 21 Keluarga, teman, dan penjaga saya menyediakan makanan.

RESILIENSI

Gambar

Tabel 1. 3 : Blueprint Dukungan Sosial
Tabel diatas adalah hasil perhitungan variabel Harga Diri (X1) yang   didapatkan   oleh   Narapidana   Rumah   Tahanan   Negara Kelas IIB Wates

Referensi

Dokumen terkait

4 Saya melihat pengalaman yang lalu dan mengambil pelajaran 5 Saya berusaha ekstra untuk menyelesaikan masalah tersebut 6 Saya melakukan sesuatu yang saya duga tidak akan

[r]