• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN MASJID DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MODERAT DI KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERANAN MASJID DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MODERAT DI KOTA PONTIANAK KALIMANTAN BARAT"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

Buku ini merupakan hasil penelitian yang berfokus pada peran masjid dalam membangun masyarakat moderat di Pontianak, Kalimantan Barat. Di Indonesia khususnya di Kota Pontianak Kalimantan Barat, berdasarkan hasil survei dosen dakwah STAIN Pontianak terhadap profil masjid di kota Pontianak menunjukkan bahwa pengelola masjid di kota Pontianak sudah mulai mengembangkan fungsi masjid. masjid khususnya pengajian Islam.8 Hal ini juga terdapat pada masjid-masjid besar, di kota Pontianak prinsip kesetaraan gender digunakan dalam pengelolaan masjid9. Mengkaji peran masjid dalam membangun masyarakat moderat menjadi penting untuk diteliti, mengingat jumlah lembaga dakwah masjid saat ini semakin meningkat pesat, mulai dari pusat kota hingga pelosok desa dan pemukiman.

Dari hasil penelitian tersebut terdapat gambaran jelas mengenai konsep, pandangan dan aktivitas dakwah masjid dalam menjaga keharmonisan sosial selama ini yang diperankan oleh sejumlah masjid di Kota Pontianak. Segala data berupa informasi dari artikel ini tentunya akan menjadi bahan pertimbangan bagi para pengambil kebijakan khususnya lembaga yang mengawasi masjid di Kota Pontianak pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.

KONSEP TEORI PERAN, DAN MASJID SEBAGAI MEDIA DAKWAH DALAM

MEMBANGUN MASYARAKAT MODERAT

Konsep Teori Peran 1. Makna Peran

  • Masjid sebagai Media Dakwah dalam Membangun Masyarakat Moderat

Penetapan kebijakan masjid dan aktivitas dakwah masjid yang diperankan oleh Pengurus Masjid di Masjid Agung Mujahidin menarik untuk dikaji dan diidentifikasi apa yang ditampilkan di panggung depan, seperti aksi sosial, aksi keagamaan, komunikasi simpatik, toleran, pendekatan humanistik ketika berhadapan dengan komunitas dakwahnya. Menurut Gazalba33, fungsi masjid yang diperankan pada masa Nabi SAW sebenarnya adalah benih-benih yang ditanam, dimana masjid merupakan lembaga sebagai pusat kehidupan masyarakat muslim atau pusat kebudayaan Islam. Hal senada juga diungkapkan Nasution35 yang menjelaskan fungsi masjid sebagaimana diperankan Nabi SAW, sebagai berikut: a.

Di Indonesia, sebelum lahirnya lembaga pendidikan formal seperti pesantren, masjid merupakan pusat pendidikan dan pembelajaran serta digunakan oleh para khatib dan wali untuk menyiarkan dan memasyarakatkan ajaran Islam.40 Selain masjid sebagai pusat pendidikan dan dakwah Pada masa peperangan atau sebelum kemerdekaan terdapat beberapa masjid yang dijadikan sebagai pusat pertahanan melawan penjajah. Walaupun jumlah masjid terus bertambah diiringi dengan perkembangan berbagai aspek kehidupan, dalam upaya meningkatkan kualitas umat Islam dan kekuatan masyarakat, fungsi masjid terus berkembang hingga saat ini. Sedangkan wasilah madiyah merupakan media materi yaitu segala bentuk alat yang dapat dirasakan dan dapat membantu da’i dalam menyampaikan pesannya kepada mitra dakwahnya.

Dengan jumlah masjid yang terus bertambah setiap tahunnya secara nasional, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam di bawah Kementerian Agama Republik Indonesia telah menetapkan standar pengembangan manajemen yang komprehensif dan dapat diterapkan secara nasional berdasarkan tipologi masjid dan perkembangannya.

Konsep Masyarakat Moderat

Dari pandangan para ahli di atas dapat dijelaskan bahwa membangun masyarakat moderat diartikan sebagai upaya menciptakan berbagai kegiatan masyarakat yang mengedepankan nilai-nilai kerukunan, saling menghargai dan menghormati, nilai-nilai toleransi, perdamaian, kebersamaan dan sebagainya.

PERAN MASJID DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT MODERAT

Kebijakan Masjid Raya Mujahidin dalam membangun masyarakat Moderat di Kota Pontianak

  • Sejarah Berdirinya Masjid Raya Mujahidin Pontianak
  • Perkembangan Struktur Kepengurusan Masjid Raya Mujahidin Pontianak
  • Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis Masjid Raya Mujahidin Pontianak
  • Kebijakan dalam Membentuk Masyarakat Moderat, melalui: Surat Keputusan Pembina

Masjid Raya Mujahidin mempunyai dan melaksanakan dua kebijakan, yaitu kebijakan tertulis berupa Surat Keputusan Penganut Yayasan Mujahidin Kalimantan, dan kebijakan tidak tertulis yang disepakati dan dilaksanakan secara turun temurun oleh para pengurus masjid. Berbagai kebijakan yang dituangkan dalam surat keputusan pengawas yayasan merupakan penjelasan mengenai visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang telah ditetapkan Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat dalam pengelolaan Masjid Raya Mujahidin. Mengenai filosofi nama Mujahidin, sejak awal Masjid Mujahidin dirancang sebagai masjid besar atau masjid agung yang banyak berfungsi sebagai wahana dakwah dan perubahan bagi masyarakat Kalimantan Barat.

Langkah awal dalam merealisasikan hasil muktamar, sejumlah tokoh di Kalimantan Barat membentuk pengurus masjid yang dibentuk menjadi yayasan dengan tujuan utama membangun Masjid Raya Mujahidin. Dalam kebijakannya, Gubernur Kadarusno memfasilitasi pembiayaan pembangunan Masjid Raya Mujahidin melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalimantan Barat. Sekitar dua puluh lima tahun setelah yayasan terbentuk, akhirnya terwujudlah bangunan Masjid Raya Mujahidin.

Pada bangunan pertama ini, bangunan Masjid Agung Mujahidin terdiri dari satu lantai dengan atap melengkung menyerupai payung, dengan jendela kaca setinggi dinding bangunan induk. Pengurus masjid mengakui, pada awal beroperasinya Masjid Raya Mujahidin yaitu pada tahun 1978 hingga 1981, fungsi Masjid Mujahidin Kota Pontianak Baru adalah sebagai tempat ibadah (shalat berjamaah) dan berkumpulnya umat Islam. Sejak tahun 1995, kepengurusan struktural Masjid Agung Mujahidin mempunyai delapan kawasan yang kemudian ditransformasikan menjadi lembaga.64 Setelah kelembagaan sehari-hari, fungsi Masjid Agung Mujahidin semakin meningkat, disusul dengan hadirnya berbagai fasilitas di lingkungan tersebut. lingkungan masjid. .

Sebagaimana disebutkan di atas, pengelolaan Masjid Raya Mujahidin berada di bawah Yayasan Mujahidin Pontianak yang disahkan oleh notaris. Berikut ini beberapa perubahan struktur organisasi dan personel pimpinan Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat pada periode awal dan akhir-akhir ini. A. Dari pemaparan data perkembangan struktur kepengurusan Masjid Agung Mujahidin di atas, terlihat bahwa dari tahun ke tahun para pengelola masjid khususnya pengurus Yayasan Mujahidin terus meningkatkan upayanya dalam mengembangkan masjid. fungsi masjid.

Meski belum ada rencana strategis yang ditetapkan sebelum tahun 2013, namun seluruh lembaga yang ada telah dan melaksanakan program kegiatannya sesuai dengan harapan yang dibebankan oleh pimpinan Masjidil Haram Mujahidin. Uraian singkat mengenai ketetapan yang berkaitan dengan upaya mewujudkan masyarakat moderat yang dilakukan di Masjidil Haram Mujahidin, yaitu: 1) Khatib, penceramah, dan/atau pendukung yang ditunjuk mempunyai pendidikan dan pengetahuan keagamaan yang luas.

Kegiatan Membangun Masyarakat Moderat yang diperankan Masjid Raya Mujahidin Pontianak

  • Menjaga Kebiasaan Para Pendiri Masjid dalam Memilih Imam Shalat, dan Toleransi terhadap
  • Membangun Masyarakat Moderat Dengan Berbagai Kegiatan Dakwah Masjid
  • Melakukan Seleksi Terhadap Konsep Pesan atau Naskah Khutbah, Serta Para Mubaligh dan

Masjid Agung Mujahidin telah menjalankan fungsi masjid sebagai media ajakan dan pengembangan masyarakat yaitu pembinaan masyarakat yang berakhlak mulia. Artinya saat itu di Masjid Agung Mujahidin terdapat pesan persatuan, saling menghormati, sikap bijak terhadap perbedaan, sikap adil, dan sebagainya. Pandangan Pengurus Masjid Raya Mujahidin, sebagai masjid provinsi rakyat Kalimantan Barat, masjid ini menjadi harapan dan teladan bagi seluruh masjid lainnya di Kalimantan Barat.

Ini hanyalah suatu kebetulan; Pengurus serta mayoritas jemaah yang aktif berkumpul di Masjid Agung Mujahidin adalah anggota kelompok Muhammadiyah. Dengan adanya ketentuan tersebut menunjukkan bahwa Masjid Raya Mujahidin tidak memiliki konsep khusus. Sebagaimana yang dilihat dan dirasakan masyarakat Kalimantan Barat saat ini, Masjid Raya Mujahidin bisa dikatakan sebagai masjid dengan fungsi dakwah yang sangat variatif.

Lembaga-lembaga sosial yang memberikan program dakwah sosial kepada masyarakat turut andil dalam semaraknya kegiatan dakwah di Masjid Raya Mujahidin. Dalam teknis pelaksanaan kegiatan dakwah masjid terdapat Unit Pelaksana Teknis di Masjid Agung Mujahidin yang mempunyai tugas teknis. Selain program dakwah yang diselenggarakan langsung oleh berbagai lembaga Yayasan Mujahidin, Masjid Agung Mujahidin juga sering menyelenggarakan berbagai jenis kegiatan dakwah yang diselenggarakan oleh lembaga dakwah di luar Yayasan Mujahidin.

Kegiatan dakwah dari lembaga dakwah luar dan dilaksanakan di Masjid Raya Mujahidin, biasanya ada yang bekerjasama dengan LDIK Mujahidin, dan ada juga kegiatan yang bersifat organisasi mandiri dan bersifat peminjaman ruang masjid atau menyewa Mujahidin. Multi ruangan. Salah satu peserta atau jemaah yang rutin mengikuti Majelis Taklim Wanita Mujahidin yang diadakan di Masjid Raya Mujahidin mengaku senang menghadiri Majelis Taklim Wanita Mujahidin karena banyaknya ustad dan ustadzah sehingga materi yang disampaikan sangat beragam. Menurutnya, banyak ilmu yang didapatnya setelah mengikuti Majelis Taklim Lembaga Pemberdayaan Perempuan di Masjid Raya Mujahidin.

Pertemuan taklim yang telah berlangsung kurang lebih 35 tahun ini memang dikelola secara profesional oleh Pengurus Pemberdayaan Perempuan Masjid Raya Mujahidin. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut maka dapat dikatakan bahwa dalam kegiatan Majelis Taklim Wanita Mujahidin dan tentunya dalam kajian-kajian Islam lainnya yang hadir di Masjid Raya Mujahidin banyak sekali manfaat positifnya bagi jamaah.

PENUTUP

SIMPULAN

Dalam upaya membangun masyarakat yang moderat, Masjid Agung Mujahidin juga mempunyai beberapa kebijakan khusus terkait dengan pengangkatan imam salat, pelaksanaan salat berjamaah, serta konsep khutbah dan materi ceramah yang akan disampaikan oleh para khatib dan mubalighi. di masjid dan di radio dan televisi Masjid Dakwah Mujahidin. Salah satu contoh surat keputusan tentang persyaratan dan pedoman pengangkatan khatib di Masjid Agung Mujahidin Pontianak adalah NOMOR: 01/P.A/YM-KB/Kpts/III/2016. Seperti toleransi pada pemimpin salat ketika menjadi khatib atau khatib yang melakukan kegiatan tabligh atau sebagai pemimpin salat Jumat kemudian juga menjadi pemimpin salat.

Jika ada yang berpendapat bahwa Masjid Agung Mujahidin menganut akidah Muhammadiyah, hal ini disebabkan karena seluruh imam tetap Masjid Agung Mujahidin adalah pengikut Muhammadiyah, sehingga tidak ada qunut yang dibacakan pada saat salat subuh. Adapun amalan seperti yang dilakukan oleh Mujahidin hingga saat ini, sudah menjadi adat istiadat para Mujahidin. Namun pengurus Masjid Raya Mujahidin cukup beragam dan mewakili berbagai organisasi Islam yang ada di kota Pontianak, seperti Muhammadiyah, NU, PII, dan lain sebagainya.

Berbagai kegiatan masjid dalam upaya mewujudkan masyarakat moderat yang dilakukan Masjid Raya Mujahidin antara lain: Pertama, toleransi terhadap imam dan khatib serta penceramah dalam kegiatan shalat berjamaah dan tabligh. Kedua, pelaksanaan berbagai kegiatan dakwah rutin yang dilakukan oleh pengelola masjid yang dikelola oleh Lembaga Dakwah dan Ibadah Masjid (LDIPM), menerima pelaksanaan dakwah yang dikelola pihak luar dan dilaksanakan di Masjid Raya Mujahidin, kegiatan majelis taklim yang dikelola oleh pengurus masjid dan dari luar, kegiatan dakwah di radio dan televisi dakwah mujahidin, dll. Ketika prinsip-prinsip manajemen modern dapat diterapkan pada kegiatan pengelolaan masjid, maka tujuan masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah dapat tercapai secara terukur, kepercayaan masyarakat dan pada akhirnya eksistensinya meningkat.

Selain itu dengan adanya toleransi dalam kegiatan masjid dan keberagaman pengurus dari berbagai kalangan, serta ketentuan dalam konsep khutbah dan dakwah yaitu tidak boleh membahas materi yang melahirkan khilafiah. dan konflik, upaya moderasi masyarakat dalam Islam menunjukkan bahwa hal tersebut sudah ada dan sedang berlangsung di Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Dari paparan di atas terlihat bahwa Masjid Raya Mujahidin telah berperan dalam terbentuknya masyarakat moderat yang diatur dengan penerapan prinsip-prinsip pemerintahan modern.

Saran dan Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA

Pemberdayaan Masyarakat Masjid Dalam Perspektif Dakwah Nabi SAW" Jurnal Kajian Ialam dan Humaniora JISH" Vol. Kesetaraan Gender dalam Pengelolaan Masjid: Inklusi Perempuan di Masjid Agung Mujahidin Pontianak” Jurnal Sosil Urusan Agama: Volume 25, no. Muhammad Iwan Abdi, “Pendidikan Islam Moderat dalam Konteks Kearifan Lokal”, Jurnal Komunikasi dan Sosial Keagamaan, Vol.

Referensi

Dokumen terkait

„Subjek Dakwah Islam Dalam Perspektif Al- Qur‟an Jurnal Kopis: Kajian Penelitian Dan Pemikiran Komunikasi Penyiaran Islam Subjek Dakwah Islam ..., Ihsani Jurnal Kopis:

Jenis data tersebut dapat diperoleh dengan mengamati setiap kata – kata pada yang tertuju pada adanya komunikasi antar budaya pada tokoh Syakila dan Profesor Chen dalam novel Islammu