• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Museum Zoologi Berbasis Arsitektur High-Tech

N/A
N/A
dhianisa fahrani

Academic year: 2024

Membagikan " Perancangan Museum Zoologi Berbasis Arsitektur High-Tech"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan Museum Zoologi Dengan Pendekatan Arsitektur High-Tech

Muhamad Rizal Badarudin

Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Itenas, Bandung Email: [email protected]

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai ekosistem sehingga memunculkan banyak jenis fauna yang berevolusi terus menerus menciptakan keanekaragaman hayati yang berlimpah dan fauna merupakan kekayaan alam yang harus dijaga kelestarianya sehingga sangat potensial untuk dimanfaatkan dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi kehidupan manusia. Kesadaran akan kekayaan Indonesia itu masih sangat minim, sehingga ketidaktahuan itu dijadikan alasan untuk tidak mencintai makhluk hidup lain selain manusia serta ekosistemnya. Peranan penting bagi museum dan pusat ilmiah maupun sejarah dibutuhkan untuk mengenalkan masyarakat pada lingkungan yang lebih luas secara aktif, Maka diperlukannya fasilitas penunjang yang dapat menjadi sumber informasi mengenai keanekaragaman tersebut. Masyarakat sekarang kurang tertarik akan kehadiran museum yang dianggap sebagai bangunan kuno tidak menarik serta membosankan sehingga diperlukan wadah atau fasilitas yang lebih menarik, alangkah baiknya wadah tersebut juga dapat mengakomodasi kebutuhan informasi untuk keperluan pendidikan serta kebutuhan masyarakat akan tempat untuk rekreasi. Perancangan pada Museum Zoologi tersebut dengan penggunaan konsep Arsitektur High-Tech ini diharapkan mampu memberikan kemasan yang lebih menarik dengan penggunaan teknologi pada bangunan yang berbasis pada perkembangan teknologi masa kini., sehingga dengan adanya Museum Zoologi yang berisikan berbagai jenis hewan Nusantara ini akan membantu memperkenalkan keanekaragaman hewan di Indonesia dan dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat sebagai sarana edukatif dan rekreatif yang menyenangkan dan informatif.

Kata kunci: Fauna Indonesia, High-Tech, Museum.

ABSTRACT

Indonesia is an archipelagic country with various ecosystems so that it gives rise to many types of fauna that evolve continuously to create abundant biodiversity and fauna is a natural wealth that must be preserved so that it is very potential to be utilized and has its own charm for human life. The awareness of Indonesia's wealth is still very minimal, so that ignorance is used as an excuse not to love other living creatures besides humans and their ecosystems. An important role for museums and scientific and historical centers is needed to actively introduce the public to the wider environment, so supporting facilities are needed which can be a source of information about this diversity. People are now less interested in the presence of museums which are considered as unattractive and boring ancient buildings so that more attractive containers or facilities are needed, it would be nice that these containers can also accommodate information needs for educational purposes as well as community needs for places for recreation. The design of the Zoological Museum with the use of the High-Tech Architecture concept is expected to be able to provide a more attractive packaging with the use of technology in buildings based on current technological developments, so that the Zoology Museum which contains various types of Indonesian animals will help introduce diversity. animals in Indonesia and can be one of the choices of the community as a means of educational and recreational fun and informative.

Keywords: Indonesian Fauna, High-Tech, Museum.

(2)

1. PENDAHULUAN

Indonesia terletak di zona Asian dan Australian, dalam batas wilayahnya sebagai negara yang memiliki keanekaragaman fauna yang merupakan kekayaan alam yang harus dijaga kelestariaanya, sangat potensial untuk dimanfaatkan dan mempunyai daya tarik tersendiri bagi kehidupan manusia, akan tetapi masih ada tindakan manusia yang kurang ramah lingkungan dan dapat mengganggu kelestarian fauna endemic Indonesia.

Museum Zoologi di Indonesia sangat dibutuhkan, mengingat Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan dengan berbagai ekosistem sehingga memunculkan banyak jenis fauna yang berevolusi terus menerus menciptakan keanekaragaman hayati yang berlimpah.

Perancangan Museum Zoologi dengan penggunaan konsep Arsitektur High-Tech ini diharapkan mampu memberikan kemasan yang lebih menarik dengan penggunaan teknologi pada bangunan yang berbasis pada perkembangan teknologi masa kini. sehingga dengan adanya Museum Zoologi ini dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat sebagai sarana edukatif dan rekreatif yang menyenangkan dan informatif.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Definisi Proyek

Museum Zoologi Dengan pendekatan Arsitektur High-Tech merupakan nama proyek yang direncanakan dan mempunyai definisi sebagai sarana wisata edukatif, rekreatif dan informatif bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan tentang satwa di Indonesia serta wadah yang dapat menampung segala kegiatan penelitian, edukasi, rekreasi dan pameran terhadap satwa Indonesia.

2.2 Lokasi Proyek

Tapak berada di wilayah Bandung Barat tepatnya di jalan Panyawangan Padalarang. Keadaan tapak berupa lahan kosong yang belum terbangun. Askes masuk tapak yaitu melalui jalan Panyawangan. Area tapak berdekatan dengan beberapa perumahan warga dan beberapa bangunan di antaranya Museum Puspa Iptek Padalarang. Keadaan topografi tapak merupakan lahan berkontur dengan ketinggian kontur 100 cm. Dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Lokasi Tapak

(Sumber: diolah dari https://www.google.co.id/maps/place/jalan-panyawangan - diakses tanggal 20 September 2020)

(3)

2.3 Definisi Tema

Kajian tema secara teoritis Etimologi tema perancangan dengan tema “Ekspresi struktur sebagai pendekatan karakteristik arsitektur high-tech” maka desain museum ini mengacu pada konsep struktur terhadap pendekatan karakteristik arsitektur high-tech. Pengertian tema di bawah ini adalah pengertian dari setiap kosakata di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di antaranya (1) Ekspresi : Proses komunikasi melalui suatu media yang ditunjukkan untuk membangun kesamaan presepsi akan pesan yang akan dikomunikasikan. Pada arsitektur berfungsi untuk menjelaskan proses komunikasi sebuah karya arsitektur dengan pemakainya. Fungsi-fungsi tersebut dapat dikomunikasikan kepada bentuk; (2) Struktur : Sesuatu yang disusun atau dibangun; susunan; bangunan yang disusun dengan pola tertentu;

(3) Pendekatan : Usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian, acangan (Antropologi); (4) Karakteristik : Mempunyai sifat khas/ciri khas sesuai dengan perwatakan tertentu; (5) Arsitektur High- Tech : Suatu aliran gaya arsitektur yang bermuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar- besarkan kesan struktur dan teknologi suatu bangunan.

Tema ekspresi struktur sebagai pendekatan karakteristik arsitektur high-tech yang diterapkan termasuk ke dalam struktur sebagai arsitektur, artinya struktur yang apa adanya yang diekspose pada fasad [1].

Ekspresi struktur merupakan sebuah pendekatan dalam dunia arsitektur yang memiliki karakteristik bangunan high tech yang mengedepankan struktur sebagai faktor terpenting dalam perancangan [2].

2.4 Elaborasi Tema

Tema yang diusung dalam perancangan museum ini adalah prinsip dari karakteristik desain Arsitektur High-Tech yang dijabarkan melalui bagan elaborasi tema sehingga diketahui sejauh mana prinsip desain akan dikembangkan kedalam bangunan dan fasilitas penunjangnya. Dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Elaborasi Tema

Elaborasi Tema Museum Zoologi Arsitektur High-Tech

Mean

Museum zoologi adalah sebuah museum yang memiliki koleksi yang berkaitan dengan dunia satwa seperti berbagai spesimen yang diawetkan maupun fosil hewan [3].

Arsitektur high-tech adalah suatu aliran gaya arsitektur yang bermuara pada ide gerakan arsitektur modern yang membesar-besarkan kesan struktur dan teknologi suatu bangunan [4].

Problem

Belum tercukupinya fasilitas di indonesia yang dapat mengedukasi masyarakat mengenai kekayaan fauna, baik berupa media informasi atau sarana wisata edukasi berupa museum

Bagaimana cara menciptakan keterkaitan antara konsep dan penerapan pada desain bangunan harus selaras sehingga tercipta suatu sarana dengan fungsi yang sesuai dan efek.

Fact

Masyarakat sekarang kurang tertarik akan kehadiran museum. Museum dianggap sebagai bangunan kuno yang tidak menarik serta membosankan.

Pendekatan karakteristik arsitektur high-tech bahwa elemen struktur dapat hadir sebagai fungsi lain yakni sebagai fungsi estetika, ketika biasanya struktur menjadi aspek penting sebagai kekuatan suatu bangunan dan disembunyikan di balik elemen-elemen estetika [5].

(4)

Need

Menyediakan sarana dalam suatu bangunan museum sebagai suatu usaha untuk mendukung kegiatan pelestarian kekayaan alam Indonesia.

Dibutuhkan suatu konsep yang mampu menampilkan visualisasi bangunan dari segi interior maupun eksteriornya dengan lebih baik, lebih informatif dan menarik, salah satu konsep arsitektur yang sesuai adalah konsep arsitektur high-tech.

Goal

Menciptakan bangunan museum yang menjadi pusat rekreasi dan edukasi berbagai jenis hewan nusantara yang akan membantu memperkenalkan keanekaragaman hewan di Indonesia.

Menciptakan suatu desain bangunan museum dengan pemikiran masa mendatang yang dapat menampilkan visualisasi eksterior & interior museum yang lebih baik dan menarik sebagai daya tarik di bidang pendidikan bagi masyarakat.

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Zoning Dalam Tapak

Secara garis besar, tapak dibagi menjadi 3 zona utama yaitu zona publik, zona semi-publik, dan zona servis. Ketiga zona ini ditempatkan berdasarkan kondisi dan situasi yang ada di sekitar tapak. Zona publik merupakan zona sirkulasi, pedestrian dan area parkir, zona semi-publik merupakan zona penerima untuk bangunan utama dan fasilitas penunjang, sedangkan zona servis ditempatkan berada di bagian belakang tapak agar tidak mengganggu lingkungan pada bangunan utama dan sekitarnya. Dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Zoning Dalam Tapak

3.2 Sirkulasi Dalam Tapak

Main entrance (warna hijau) berada di jalan Parahyangan Raya yang merupakan jalan utama yang berhubungan langsung dengan tapak sedangkan di samping main entrance ada entrance khusus bagi kendaraan servis (warna orange) yang langsung didirect menuju bangunan utilitas yang berada di bagian belakang site. Untuk menciptakan kemudahan aksesibilitas terutama bagi pejalan kaki atau pengguna angkutan umum, disediakan pedestrian dari jalan utama menuju hall/plaza sebagai titik kumpul.

Hall/plaza publik ini yang akan memisahkan antar tujuan pengunjung. Dapat dilihat pada gambar 3.

(5)

Gambar 3. Sirkulasi Dalam Tapak

3.4 Zoning Dalam Bangunan Museum

Pembagian zona dalam bangunan museum ini dibagi menjadi empat zona yang di antaranya: Zona publik, zona semi – publik, zona servis, dan zona privat. Pengelompokan zona ini dibedakan dengan keterangan warna yang berbeda – beda tiap jenis zonanya. Zona publik ditandai dengan warna hijau, zona semi publik ditandai dengan warna biru, zona privat ditandai dengan warna merah, dan zona servis ditandai dengan warna kuning.

Gambar 4. Zoning Dalam Bangunan Museum

Pada Museum Zoologi ini dirancang memiliki 2 massa bangunan yang masing-masing memiliki 2 lantai.

Pada bangunan utama museum, lantai dasar merupakan lantai yang didominasi oleh zona yang bersifat publik karena ditempatkan sebagai ruang pelayanan public, ruang pamer tetap, ruang pamer temporer yang akan menjadi pusat kegiatan aktivitas manusia. Dapat dilihat pada gambar 4.

(6)

Gambar 5. Zoning Dalam Bangunan Musem

Pada lantai kedua ditempatkan fasilitas yang bersifat publik yaitu area pamer tetap, perpustakaan, auditorium, internet center yang dapat dicapai dengan akses tangga hingga ramp. Fasilitas ini mempunyai fungsi pendukung sebagai pemecah alur pengujung agar tidak menimbulkan penumpukan jumlah massa pengunjung terhadap museum tersebut. Dapat dilihat pada gambar 5.

3.5 Fasad Bangunan Museum

Desain fasad Museum Zoologi ini dipengaruhi oleh analisa fungsi bangunan yang langsung berkaitan dengan tema bangunan yaitu Arsitektur High-Tech. Pengunaan material pada fasad ditentukan menjadi 2 unsur material yang berbahan massif dan transparan sehingga dapat mendukung unsur high-tech dan juga dapat memberikan kesan menarik pada fasad museum tersebut. Fasad utama dihadapkan ke arah selatan sebagaimana hasil dari analisa tapak terkait orientasi matahari terhadap lokasi tapak dan fasad yang lainnya dihadapkan ke arah utara sehingga kedua tampak muka bangunan ini terhindar dari sinar matahari timur dan barat. Dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Tampak Depan Bangunan Museum

Pada fasad yang menghadap ke arah timur dan barat didesain lebih didominasi oleh dinding masif tanpa bukaan terlalu banyak kecuali pada bagian area pamer agar cahaya dan udara bisa masuk ke dalam bangunan. Penggunaan material massif menjadi suatu antisipasi terhadap koleksi museum agar terhindar dari cahaya matahari berlebih yang dapat membuat koleksi pada museum menjadi rentan terhadap kerusakan. Dapat dilihat pada gambar 7.

(7)

Gambar 7. Tampak Belakang Bangunan Museum 3.9 Interior Bangunan Museum

Museum Zoologi ini memiliki area ruang pamer yang dibagi menjadi 2 lantai dengan memiliki konsep yang berbeda-beda pada setiap lantainya berdasarkan jenis koleksi pada museum ini. Area ruang pamer merupakan bagian inti dari museum ini yang di dalamnya terdapat berbagai aktivitas seperti melihat koleksi dari hewan di Indonesia. Dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Interior Area Pamer Museum

Pada area ruang pamer terdapat beberapa diorama koleksi hewan yang dipajang di area tersebut, beberapa koleksi benda pamer tersebut dikelompokkan berdasarkan jenis hewan mamalia,. Dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Interior Area Pamer Museum

(8)

Pada area ruang pamer, diorama koleksi hewan pada museum ini dapat dilihat dari berbagai view oleh pengunjung. Lantai 1 dapat terhubung ke ruang pamer pada lantai 2 dengan fasilitas ramp yang terdapat pada area ruang pamer tersebut. Dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Interior Area Pamer Museum

3.10 Eksterior Bangunan Museum

Pada eksterior, terlihat adanya dua massa bangunan yaitu massa bangunan fungsi museum dan massa bangunan penunjang fungsi restoran, ruang pengelola dan area utilitas yang dipisahkan oleh innercourt sebagai area penghubung antar massa. Pengolahan landscape pada eksterior bangunan museum ini memiliki konsep natural yang menjadikan unsur alami pada site diolah semenarik mungkin tanpa mengubah kondisi site aslinya. Dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Eksterior Bangunan Museum

Museum Zoologi ini berorientasi terhadap jalan Panyawangan sebagai akses jalan utama sehingga main entrance dari bangunan ini dapat langsung terlihat oleh pengunjung. Hal ini dapat menjadi potensi dari museum ini karena bentuknya yang menarik dan unik serta letak bangunan yang langsung menghadap jalan utama diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung yang akan datang. Dapat dilihat pada gambar 12.

(9)

Gambar 12. Eksterior Bangunan Museum

Pada bagian depan museum yang langsung merespon arah datang pengunjung dengan bentuk massa bangunan yang memiliki pola melingkar dengan material frameless yang dapat menjadi daya tarik dari museum ini. Bagian depan museum berfungsi sebagai area ruang pamer sehingga pengunjung dapat melihat sebagian koleksi dari museum yang menjadi daya tarik pengujung terhadap museum ini. Dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13. Tampak Belakang Bangunan Museum

Pada bagian belakang bangunan museum terdapat area ruang pamer temporer yang menjadikan suatu kegiatan tambahan sehingga diperlukan zona khusus yang dapat terintegrasi antara side entrance dengan area parkir kendaraan sehingga dapat mudah dijangkau pengunjung. Pada bagian belakang museum ini terdapat ketinggian dari muka tanah yang disebabkan oleh kontur pada site, pengolahan kontur pada bagian ini dibuat sealami mungkin dengan meminimalisir penggunaan cut and fill sehingga pada area side entrance terdapat anak tangga dengan ketinggian yang berbeda dari anak tangga pada main entrance. Dapat dilihat pada gambar 14.

(10)

Gambar 14. Eksterior Bangunan Museum

Pada bagian belakang bangunan museum ini dapat terintegrasi antara side entrance dengan area parkir kendaraan sehingga dapat mudah dijangkau pengunjung. Area ini dilengkapi dengan fasilitas skywalk yang berfungsi untuk menghubungkan alur sirkulasi antara bangunan museum dengan area parkir pengujung sehingga alur sirkulasi pengunjung dapat mengalir dengan baik dan pengunjung dapat menikmati view pada site dengan suguhan lembah kontur yang menarik. Dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15. Eksterior Bangunan Museum

Area parkir kendaraan diberikan akses skywalk yang dapat memberikan kemudahan akses bagi pengunjung dan juga memanfaatkan view kontur yang alami sehingga pengunjung dapat menikmati fasilitas pada museum ini. Skywalk ini dibagi menjadi tiga buag lingkaran yang dilengkapi dengan pohon sebagai pelengkap dari kesan alami sehingga pengunjung dapat berhenti sejenak dan menikmati view kontur yang ada pada site museum ini. Konsep skywalk yang diterapkan dibuat berdasarkan kondisi kontur yang alami pada site sehingga view yang diberikan mampu menjadi sebuah daya tarik bagi pengunjung museum tersebut. Dapat dilihat pada gambar 16.

(11)

Gambar 16. Eksterior Bangunan Museum

Penggunaan material kayu pada skywalk ini memberikan kesan alami dan kesan hangat terhadap pengguna dan dilengkapi dengan railling besi sehingga dapat membuat pengguna merasa aman dalam penggunaannya. Pada area skywalk dilengkapi dengan vegetasi dan taman yang mampu mendukung sebagai pengolahan dalam desain landscape sehingga mampu memberikan sebuah nuansa alami pada area skywalk tersebut. Lalu pada bagian area innercourt museum ini menghubungkan kedua massa bangunan yang dapat mengalirkan sirkulasi pengunjung untuk menikmati potensi view pada site dan juga mengalirkan sirkulasi pengujung ke area parkir kendaraan. Diharapkan fasilitas skywalk ini dapat menjadi sebuah fasilitas yang dapat mendukung aktivitas pengunjung dan mewadahi kebutuhan pengunjung terhadap fasilitas umum pada museum tersebut.

4. SIMPULAN

Museum Zoologi dengan pendekatan Arsitektur High-Tech merupakan sarana rekreasi edukasi yang terletak di Jalan Panyawangan, Kota Baru Parahyangan. Museum zoologi ini merupakan suatu bangunan yang dimiliki oleh swasta yang mewadahi kegiatan pengkoleksian, mengkonversi, meriset, mengkomunikasikan dan memamerkan benda nyata yaitu hewan. Proyek ini berfungsi sebagai tempat melaksanakan kegiatan rekreasi publik. Klasifikasi kelompok hewan yang akan dipamerkan, yaitu vertebrata dan invertebrate. Museum zoologi ini dirancang dengan tema perancangan ekspresi struktur sebagai pendekatan karakteristik arsitektur high-tech secara garis besar, bahwa elemen struktur itu sendiri dapat hadir sebagai fungsi lain yakni sebagai fungsi estetika, ketika biasanya struktur menjadi aspek penting sebagai kekuatan suatu bangunan dan disembunyikan dibalik elemen-elemen estetika, maka pada bangunan perancangan ini struktur juga dapat bertanggung jawab untuk tercapainya estetika sebagai ekspresi pada bangunan. Diharapkan dengan penggunaan konsep arsitektur high-tech ini mampu memberikan kemasan yang lebih menarik dengan penggunaan teknologi pada bangunan yang berbasis pada perkembangan teknologi masa kini. Hal ini cukup unik dan diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung khususnya yang bergelut di bidang pendidikan yang dapat menampung segala kegiatan penelitian, edukasi, rekreasi dan pameran dari museum itu sendiri yang dapat membuat masyarakat turut aktif di dalamnya. Sehingga dengan adanya museum zoologi ini dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat sebagai sarana edukatif dan rekreatif yang menyenangkan dan informatif.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Macdonald J, Angus., (2002). Structure and Architecture : Second Edition. Erlangga. Jakarta.

[2] Sahril, Syam., (2008). Ekspos Struktur pada Fasad Bangunan. Universitas Indonesia. Depok.

[3] Sampurno, Kadarsan., (1994). Satu abad Museum Zoologi Bogor 1894-1994. LIPI. Bogor.

[4] Davies, Colin., (1988). High Tech Architcture. Rizzoli International Published, Inc. New York.

[5] Wilson, Forrest., (1971). Structure the Essence of Architecture. Van Nostrand Reinhold Company. New York.

Referensi

Dokumen terkait

Bangunan Museum zoologi batam ini dominan menggunakan material kaca,beton dan pipa besi sebagai kontruksi. Kaca yang digunakan adalah Sunguard dengan demikian cahaya

Pengertian Secara umum Youth Center di Sragen Dengan Penekanan Arsitektur High tech bisa diartikan sebagai sebuah bangunan High tech di Sragen yang digunakan

Secara umum Youth Center di Sragen Dengan Penekanan Arsitektur High tech bisa diartikan sebagai sebuah bangunan High tech di Sragen yang digunakan sebagai wadah

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proyek Akhir Arsitektur tahap Landasan Teori dan Program dengan judul : Museum Zoologi dan Botani Indonesia di Salatiga ini

Arsitektur High tech dianggap dapat menjawab kebutuhan – kebutuhan akan terciptanya bangunan transit, beberapa aspek dalam arsitektur high tech yang berkaitan dengan masalah

Dengan hadirnya fasilitas museum zoologi sebagai sarana informasi, edukasi, dan rekreasi mengenai kekayaan fauna Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan kepedulian

Museum tersebut dirancang menggunakan pendekatan prinsip arsitektur kontemporer dengan menampilkan bangunan yang kokoh berdiri diatas lahan berkontur yang memiliki atap bentang lebar,

Arsitektur high tech adalah suatu gaya arsitektur yang mucul pada tahun 1970 1www.a.studio.Id.or.id yang dalam penerapannya mengembangkan kecanggihan teknologi dan menggunakan