• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN GAME PUZZLE 2D SEBAGAI MEDIA EDUKASI TENTANG PENGENALAN HEWAN BEDASARKAN JENIS MAKANANNYA UNTUK ANAK USIA DINI MENGGUNAKAN METODE MDLC - Polsri Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERANCANGAN GAME PUZZLE 2D SEBAGAI MEDIA EDUKASI TENTANG PENGENALAN HEWAN BEDASARKAN JENIS MAKANANNYA UNTUK ANAK USIA DINI MENGGUNAKAN METODE MDLC - Polsri Repository"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

5 2.1 Perancangan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perancangan berasal dari kata dasar rancang yang memiliki awalan per- dan akhiran –an. Kata dasar rancang berasal dari Bahasa Inggris yaitu design, sehingga perancangan dapat diartikan sebagai suatu proses perencanaan terhadap suatu hal dengan melewati tahapan tertentu demi mencapai sebuah tujuan. Definisi perancangan adalah tahap yang harus dilakukan sebelum dilakukan pembuatan dan implementasi aplikasi (Rahmasari, 2019). Menurut pendapat Al-Bahra bin Ladjamudin, “Perancangan merupakan tahapan yang dilakukan untuk membuat system baru sebagai jawaban permasalahan dalam perusahaan agar menjadi lebih baik” (Rachmaniar et al., 2019). Menurut Mohamad Subhan “Perancangan adalah proses pengembangan spesifikasi baru berdasarkan rekomendasi hasil analisis system” (Purwanto, 2021).

Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan kebutuhan maupun masalah-masalah yang dihadapi perusahaan atau organisasi dalam mencapai tujuan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik (Iqbal et al., 2019). Dalam desain komunikasi visual, kata perancangan merupakan salah satu kata yang familiar, perancangan biasa dikenal yaitu dengan istilah mendesain. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mendesain, memiliki makna membuat desain atau membuat rancangan pola. Maka, kata perancangan dapat diartikan menjadi proses atau perbuatan yang mengatur segala sesuatunya terlebih dahulu (Lestari, 2017).

2.2 Game

2.2.1 Pengertian Game

Pengertian game yaitu suatu aktifitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional.

Definisi lain mengatakan bahwa definisi permainan adalah usaha olah diri (olah pikiran dan olah fisik) yang sangat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan motivasi, kinerja, dan prestasi dalam melaksanakan tugas dan

(2)

kepentingan organisasi dengan lebih baik. Sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu sehingga ada yang menang dan ada yang kalah, biasanya dalam konteks tidak serius dengan tujuan refreshing (Diharjo,W et al., 2020).

Dalam kamus besar bahasa indonesia online permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk Permain; barang atau sesuatu yang dipermainkan. Game adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain yang dibuat dengan teknik dan metode tertentu yang dapat memberi kesenangan atau kepuasan batin (Wulandari, 2015). Keunikan lain dari teknologi game adalah bentuknya yang bervariasi. game dapat berupa tampilan 3D yang memberikan efek lebih nyata dalam sebuah permainan. Selain itu juga terdapat bentuk 2D, dimana perspektif tampilan hanya dari salah satu sisi saja (side-view) (Ansori et al., 2016).

Berdasarkan representasi visualnya, game dapat dibedakan menjadi dua jenis (Marzian & Qamal, 2017), yaitu:

1. Game 2D (2 dimensi).

Game 2D adalah game, yang secara matematis, hanya melibatkan 2 elemen koordinat kartesius, yaitu x dan y, sehingga konsep kamera pada game 2D hanya menentukan “gambar” mana pada game yang dapat dilihat oleh pemain.

2. Game 3D (3 dimensi) adalah game yang selain melibatkan elemen x dan y, juga melibatkan elemen z pada perhitungannya, sehingga konsep kamera pada game 3D benar-benar menyerupai konsep kamera pada kehidupan nyata, yaitu selain digeser (seperti pada game 2D), juga dapat diputar dengan sumbu tertentu.

2.2.2 Macam-macam Game

Ada beberapa macam game yang biasa disebut dengan istilah genre game.

Selain berarti jenis, genre juga berarti gaya atau format dari sebuah game.

Menurut buku yang berjudul Cerdas Dengan Game (Henry., 2010), genre game yang ada adalah sebagai berikut :

(3)

Maze Game.

Jenis game ini biasanya menggunakan maze sebagai setting atau latar game.

Jenis game maze ini termasuk jenis game yang paling awal muncul. Contoh game ini adalah game Pacman dan Digger.

Board Game.

Game jenis ini sama dengan game board tradisional seperti monopoli.

Hanya saja permainan tradisional ini dimainkan melalui komputer.

Card Game.

Jenis game kartu juga tidak jauh berbeda dari game tradisional aslinya.

namun, tampilannya lebih bervariasi dari versi tradisional. Game ini juga termasuk game yang awal muncul. Contoh game ini adalah Solitaire dan Hearts.

Battle Card Game.

Contoh game ini yang popular yaitu Battle Card Pokemon. Game ini jarang ditemukan di Indonesia. Film kartun yang bercerita tentang permainan battle card ini pernah ditayangkan di stasiun televise Indonesia.

Quiz Game.

Game jenis ini merupakan game dengan bentuk kuis. Contoh Quiz Game yang pernah beredar yaitu game kuis Who Wants to Be illionaire.

Puzzle Game.

Jenis game ini memberi tantangan dengan cara menjatuhka atau melenyapkan sesuatu dari sisi atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Contoh game ini adalah Tetris.

Shoot Them Up Game.

Jenis ini biasanya musuh berbentuk pesawat atau bentuk lain yang datang dari arah kanan, kiri, atau atas yang harus kita tembak sebanyak dan secepat mungkin. Dulu game ini berbentuk dua dimensi (2D), tetapi sekarang sudah berkembang dan menggunakan efek tiga dimensi (3D).

Side Scroller Game.

Saat pertama kali muncul game ini berbentuk 2D. Sekarang sudah banyak yang dibuat dengan efek 3D. ada game jenis ini pemain diharuskan bergerak searah di alur yang disediakan. Dia diharuskan untuk berjalan,

(4)

meloncat, merunduk serta menghindari rintangan-rintangan. Contoh game ini yang populer yaitu Mario Bros dan Prince of Persia.

Fighting Game .

Jenis game ini sesuai dengan namanya berisi tentang pertarungan. Contoh game iniyaitu Street Fighter, Samurai Showdown, Virtual Fighter dan Kungfu.

Racing Game.

Racing game adalah gametentang balapan. Contoh game ini yaitu Need forpeed Under ground dan Toca Race Driver.

Turn-Based Strategy Game.

Pemain dalam game ini melakukan gerakan setelah pemain lain melakukan gerakan jadi saling bergantian. Contoh game yang terkenal adalah Empire dan Civilization.

Real-Time Strategy Game.

Game ini seperti game turn- Based Strategy (RTS), namun pada game ini pemain tidak perlu menunggu pemain lain. Pemain tercepatlah yang akan menang. Contoh game ini yaitu Warcraft.

SIM.

Game genre ini merupakan bentuk permainan simulasi. Di sini pemain membangun sebuah area, kota, negara atau koloni. Contoh game ini yaitu Ship Simulator, Train Simulator, dan Crane Simulator.

First Person Shooter.

Disebut first person shooter karena pandangan pemain adalah pandangan orang pertama. Banyak baku tembak dan game ini mengutamakan kecepatan gerakan. Contoh game ini yaitu game Counterstrike dan Doom.

First Person Shooter 3D Vehicle Based.

Game ini sama dengan FPS hanya saja pandangan pemain bukan dari orang pertama, tetapi dari kendaraan atau mesin yang digunakan. Kendaraan itu bias berupa tank atau kapal.

Third person 3D Games.

Game ini juga hampir sama dengan FPS hanya sudut pandang pemain merupakan sudut pandang orang ketiga.

(5)

Role Playing Game.

Jenis game ini pemainnya memainkan sebuah tokoh atau karakter. Biasanya ada alur cerita yang harus dijalankan. Contoh game ini adalah Legacy of Kain, Blade of Sword, dan Beyond Divinity.

Adventure Game.

Adventure game merupakan genre game petualangan. Di sepanjang perjalanan pemain akan menemukan peralatan yang akan disimpan dan berguna sebagai petunjuk perjalanan. Contoh game ini yaitu Sam and Max atau Beyond and Evil.

Educational and Edutainment.

Game ini lebih mengacu pada isi dan tujuan dari game. Game ini bertujuan memancing minat belajar anak sambil bermain. Contoh game ini adalah game Boby Bola.

Sports.

Jenis game ini memiliki tema olahraga. Game yang mengetengahkan genre olahraga disebut sport game.

2.2.3 Game Puzzle

Pada penelitian ini menggunakan game berjenis puzzle. Game puzzle sendiri merupakan bentuk permainan yang menantang daya kreativitas dan ingatan anak lebih mendalam dikarenakan munculnya motivasi untuk senantiasa mencoba memecahkan masalah, namun tetap menyenangkan sebab dilakukan dengan cara diulang-ulang. Tantangan permainan ini selalu memberikan efek ketagihan untuk selalu mencoba, mencoba dan terus mencoba hingga berhasil (Nari et al., 2020). Tingkat kesulitan puzzle juga bias dimodifikasi menyesuaikan perkembangan psikologi dan kecerdasan anak (tentu saja sesuai dengan perkembangan usia anak) kata puzzle berasal dari bahasa inggris yang berarti teka- teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang (Nurwita, 2019). Menurut Pratiwi, Andriati, &

Sari Indah (2020) manfaat bermain puzzle sendiri adalah untuk menambah kecakapan kognitif yang berhubungan dengan kapabilitas untuk belajar dan problem solving bagi anak-anak .

(6)

2.2.4 Unsur-unsur Game

Unsur-unsur game terdiri dari berbgai unsur dasar yang dipadukan sehingga menciptakan suatu pengalaman yang menarik, adapun komponen-komponen game antara lain (Melati, 2019) :

1. Fitur.

Fitur merupakan suatu hal yang menggambarkan game kedalam bentuk bentuk yang dapat dilihat maupun dirasakan.

2. Gameplay.

Gameplay merupakan cara kerja suatu game, dimana fitur-fitur yang ada akan membentuk suatu gameplay.

3. Interface

Interface merupakan semua bentuk tampilan yang ada pada sebuah game. Interface yang baik akan membuat pemainya betah dan tidak bosan dalam memainkan game.

4. Aturan (rules)

Rules merupakan sekumpulan aturan yang ada dalam memainkan sebuah game.

5. Desain level

Desain level merupakan tingkat kesulitan yang menggambarkan jalan cerita pada sebuah game.

2.3 Media

2.3.1 Definisi Media

Media merupakan salah satu factor yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran di sekolah karena dapat membantu proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa ataupun sebaliknya. Penggunaan media secara kreatif dapat memperlancar dan meningkatkan efesiensi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Menurut Gagne dalam Hiedayat dan Sulistyowati pengertian media bervariasi menurut para ahli. Yang mana menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, menurut kristanto Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika mendefinisikan media dalam lingkup pendidikan

(7)

sebagai segala benda ang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut. Oleh karena itu media dapat didefenisikan sebagai sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran dan perasaan siswa sehingga timbul motivasi untuk belajar (Arda et al., 2015).

Istilah media sering dikaitkan dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata latin (tekne dan logos) dalam konsep ini media dinilai sebagai teknologi pembelajaran. Definisi media pembelajaran sangat beragam tergantung dengan penjabaran luas setiap para ahli atau tokoh berikut ini definisi media menurut ahli (Komalasari, 2019):

 Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication/AECT) yaitu, media sebagaisegala bentuk yang diprogramkan untuk suatu proses penyaluran informasi.

 Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) yaitu, media merupakan benda yang dimanipulasikan dilihat, didengar, dibaca dan dibicarakan dengan instrumen-instrumennya yang dipergunakan dengan baik alam proses pembelajaran untuk mempengaruhi efektifitas program intruksional.

2.3.2 Media Edukasi

Media edukasi dapat diartikan sebagai sumber-sumber belajar selain dari guru yang berfungsi sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang yang dibuat oleh guru. Definisi yang sama bahwa media adalah segala sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan yang dapat menstimulus pikiran, perasaan, dan kemauan dari siswa yang nantinya akan mendorong terciptanya proses belajar.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa, media pembelajaran merupakan sebuah perantara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa dengan tujuan terciptanya proses pembelajaran yang efektif (Rohmah, 2021).

Macam-Macam Media Pembelajaran di Era Terkini. Macam-macam media pembelajaran semakin bertambah seiring dengan perkembangan tekonologi.

Dengan kemajuan teknologi, media pembelajaran dapat dibuat dengan lebih

(8)

mudah (Rohmah, 2021). Media pembelajaran yang saat ini banyak digunakan adalah:

1. Media Pembelajaran Berbasis Cetakan

Media pembelajaran berbasis cetakan merupakan media pembelajaran yang tidak menggunakan teknologi tertentu dalam penggunaannya. Media ini merupakan media yang cukup sederhana dalam penggunaannya.

Contoh media berbasis cetakan adalah buku, majalah, koran, dll.

2. Media Pembelajaran Berbasis Audio

Media pembelajaran berbasis audio merupakan media pembelajaran yang menggunakan suara dalam penggunannya. Dahulu, media pembelajaran berbasis audio dilakukan dengan memutar tape recorder, Kasset CD, Laboratorium bahasa, dan sejenisnya. Cara merekamnya pun belum bisa dilakukan oleh semua orang karena peralatan yang digunakan masih rumit.

Akan tetapi, saat ini penggunaan media audio banyak dibuat dengan merekam melalui Handphone atau Voicenote pada aplikasi WhatsAPP.

3. Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual

Media audio visual merupakan media pembelajaran dengan penampilkan gambar bergerak disertai dengan suara seperti film. Dahulu, pembuatan media pembelajaran audio visual cukup sulit karena tidak semua orang memiliki eralatan untuk membuatnya dan pembuatannya butuh proses yang panjang. Namun saat ini, media audio visual dapat dibuat dengan mudah oleh guru dengan membuat video melalui Handphone dan dapat di edit melalui aplikasi yang tersedia pada and phone.

4. Media Pembelajaran Berbasis Animasi

Sebagaimana media pembelajaran audio visual, media pembelajaran berbasis animasi adalah media disertai dengan gambar bergerak dan suara.

Akan tetapi, media animasi ini biasaya berbentuk gambar yang dihidupkan seperti film kartun. Saat ini pembuatan media pembelajaran berbasis animasi juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi yang tersedia secara online.

(9)

5. Media Pembelajaran Berbasis Game Edukasi

Media pembelajaran berbasis Game Edukasi dapat diterapkan ada pembelajaran online dan offline, dapat diterapkan dengan memanfaatkan knologi informasi ataunon teknologi. Untuk game edukasi berbasis non eknologi dapat dilakukan denganmembuat perainan edukasi sederhana di dalam kelas. Sedangkan untuk game edukasi berbasis teknologi dapat dibuat dengan memanfaatkan berbagai aplikasi game edukasi yang telah tersedia secara online.

2.4 Hewan

Hewan adalah satwa atau binatang yang sebagian maupun sebagian dari kehidupannya berada didarat, air, ataupun udara, hewan yang dipelihara ataupun yang dihabitatnya. Menurut Anshori (2009) hewan atau sebutan lainnya binatang adalah salah satu dari berbagai mahluk hidup di bumi. Hewan masuk kedalam kelompok organisme Animalia atau Metazoa, yang biasa disebut juga margasatwa (atau satwa) dan fauna. Adapun Pengertian Hewan Menurut Para Ahli (Ningsih, 2022) :

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Hewan adalah makhluk hidup yang dapat bergerak dan merespon, tetapi tidak memiliki sebab.

2. Biologi Online : Hewan adalah suatu organisme multiseluler eukariotik dari kerajaan biologis Animalia, yang umumnya dicirikan sebagai heterotrof, bergerak, memiliki organ sensorik khusus, tidak memiliki dinding sel, dan dapat tumbuh dalam blastokista selama perkembangan embrionik.

3. Your Dictonary : Hewan merupakan Animalia dan biasanya dicirikan pada tubuh multiseluler, respons terhadap faktor lingkungan, gerakan sukarela, indera khusus, dan kemampuan untuk mencerna dan mendapatkan makanan.

2.5 Hewan Berdasarkan Jenis Makananya

Di alam bebas, hewan mempunyai jenis makanan tersendiri. Jenis makanan hewan yang dipelajari adalah makanan yang tersedia di alam. Sumber

(10)

makanan hewan dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu tumbuhan dan hewan. Makanan yang berasal dari tumbuhan di antaranya dapat berupa daun, batang, buah, biji-bijian, dan akar atau umbi-umbian. Sedangkan makanan yang berasal dari hewan dapat berupa daging, ikan, tulang, dan serangga. Berdasarkan jenis makanannya hewan dapat digolongkan menjadi tiga yaitu (Herbivora) hewan pemakan tumbuhan , (Karnivora) hewan pemakan daging, dan (Omnivora) hewan pemakan segala (Prayoga, 2019). Pada penelitian kali ini akan memilih beberapa jenis hewan untuk dijadikan media edukasi dalam game berdasarkan jenis makanannya.

2.5.1 Herbivora (Pemakan tumbuhan)

Hewan pemakan tumbuhan saja atau disebut herbivora. Herbivora dapat memakan bagian tumbuhan berupa daun, batang, biji dan juga umbi-umbian.

Hewan-hewan yang termasuk herbivora umumnya mempunyai gigi seri dan gigi geraham.Gigi seri berguna untuk memotong-motong makanan sebelum dikunyah.

Gigi geraham dengan permukaan yang luas digunakan untuk mengunyah makanan hingga lumat (Prayoga, 2019). Berikut adalah hewan yang dipilih untuk dijadikan media edukasi didalam game :

1. Sapi 2. Panda 3. Gajah 4. Tapir 5. Burung Beo

2.5.2 Karnivora (Pemakan daging)

Hewan karnivora adalah hewan-hewan pemakan daging. Hewan dalam golongan ini menjadikan hewan lainnya sebagai makanannya. Dalam rantai makanan, hewan karnivora umumnya bertindak sebagai predator atau pemangsa.

Kelompok hewan karnivora adalah kelompok hewan yang memakan hewan lain.

Sebagian besar hewan karnivora adalah termasuk di dalam hewan buas dan liar.

Hewan ini harus berburu untuk mendapatkan makanan. Oleh karenanya, hewan ini memiliki gigi taring yang tajam dan kuat. Hewan karnivora memiliki gigi

(11)

taring berguna untuk merobek dan mengoyak mangsa. Hewan ini juga memiliki gigi seri yang tajam dan kuat meskipun berukuran kecil. Hewan ini memiliki kuku, cakar, ataupun paruh yang tajam. Hewan karnivora dilengkapi dengan racun untuk membunuh mangsanya, dan memiliki kempuan berlari yang kencang untuk mengejar mangsanya (Ginting, 2022). Berikut adalah hewan yang dipilih untuk dijadikan media edukasi didalam game :

1. Ular 2. Buaya 3. Singa 4. Ikan Hiu 5. Burung Bangau

2.5.3 Omnivora (Pemakan segala)

Hewan omnivora atau pemakan segala merupakan hewan yang memakan segala macam tumbuhan dan daging. Selain memakan biji-bijian juga memakan cacing (Suharni et al., 2023). Hewan omnivora memiliki susunan gigi tersendiri.

Gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham hewan ini berkembang dengan baik untuk menyesuaikan dengan makanannya. Gigi seri dan gigi taring digunakan ketika memakan makanan yang berupa hewan lain. Sementara itu, gigi seri dan gigi geraham digunakan ketika memakan makanan berupa tumbuhan. Ciri hewan Omnivora yaitu dapat mengonsumsi daging dan tumbuh-tumbuhan, Hewan omnivora memiliki kombinasi gigi tajam di bagian depan dan gigi datar pada bagian belakang, Jenis hewan omnivora bervariasi, bisa jadi berasal dari mamalia ataupun non mamalia,bertelur atau beranak (Ginting, 2022). Berikut adalah hewan yang dipilih untuk dijadikan media edukasi didalam game :

1. Sigung 2. Bebek 3. Musang 4. rubah 5. Babi

(12)

2.6 Anak Usia Dini

Usia dini adalah usia emas bagi anak usia 0-5 tahun. Anak memiliki karakteristik unik untuk mampu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki.

Sesuatu yang pernah dilihat dan didengar akan menjadi ingatan dan membentuk kepribadian. Dalam Undang-undang Nomor, 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut (Nurwita, 2019). Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya (Ramadanti & Arifin, 2021).

Hasil penelitian menunjukkan usia dini merupakan masa peka yang sangat penting bagi pendidikan anak. Menurut Fajriyah (2018) Pentingnya pendidikan tersebut, tentunya dapat mengembangkan segala aspek perkembangan anak. Salah satu aspek perkembangan anak yang perlu dikembangakan yaitu aspek kognitif, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Berarti kognitif juga mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah pemerolehan pembelajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah (Wayan Aryani & Pramunditya Ambara, 2021).

2.7 Metode pengembangan MDLC (Multimedia development life cycle) Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan/perancangan sebuah game. Ketepatan pemilihan model pengembangan akan menghasilkan produk yang tepat (Purnamasari, 2019). Game berhubungan erat dengan multimedia karena unsur-unsur yang digunakan berupa teks, suara, gambar, animasi, audio dan video. Pada penelitian ini pengembangan game menggunakan Multimedia development life cycle (MDLC) yang dikembangkan oleh Luther (1994) kemudian diadopsi dan dikembangkan oleh Soetopo (2003) dan kemudian

(13)

disebut Multimedia development life cycle (MDLC) Luther-Soetopo (Borman &

Erma, 2018).

Metode MDLC merupakan metode yang cocok untuk perencanaan dan pengembangan aplikasi media yang merupakan gabungan dari media gambar, suara, video, animasi dan lainnya (Hara & Carmentalakua, 2023).

Gambar 2.1 Metode Pengembangan MDLC

Dalam metode ini terdiri dari 6 tahap yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing dan distribution (Kurniawan et al., 2019):

1. Concept

Concept (konsep) adalah tahap untuk menentukan tujuan dan siapa pengguna program (identifikasi audience). Selain itu menentukan macam aplikasi (presentasi, interaktif, edukasi dll) dan tujuan aplikasi (hiburan, pelatihan, pembelajaran, dll).

2. Design

Design (perancangan) adalah tahap membuat spesifikasi mengenai arsitektur program, desain asset, tampilan dan kebutuhan material/bahan untuk program.

3. Material Collecting

Material Collecting adalah tahap dimana pengumpulan bahan yang sesuai dengan kebutuhan dilakukan. Tahap ini dapat dikerjakan paralel dengan tahap assembly.

(14)

4. Assembly

Tahap assembly (pembuatan) adalah tahap dimana semua objek atau bahan multimedia dibuat. Pembuatan aplikasi didasarkan pada tahap design distoryboard pada tahapan design.

5. Testing

Testing Dilakukan setelah selesai tahap pembuatan (assembly) dengan menjalankan aplikasi atau program dan dilihat apakah ada kesalahan atau tidak. Tahap ini disebut juga sebagai tahap pengujian alpha (alpha test) dimana pengujian dilakukan oleh pembuat atau lingkungan pembuatnya sendiri.

6. Distribution

Tahap ini adalah tahap terakhir dalam siklus pengembangan multimedia.

Pendistribusian dapat dilakukan setelah aplikasi dinyatakan layak pakai.

Pada tahap ini, aplikasi akan disimpan dalam suatu media penyimpanan seperti CD, perangkat mobile atau situs web.

Referensi

Dokumen terkait

Desain uji coba pada penelitian dilakukan kepada beberapa objek yang menunjang pembuatan dan ahli media serta materi mengenai game mobile edukasi dalam pembelajaran interaktif

Oleh karena itu dengan adanya permasalahan dalam pengenalan tokoh-tokoh pahlawan maka dibutuhkan sebuah media pembelajaran dengan manfaatkan teknologi smartphone

(2017) media pembelajaran bermanfaat dalam membantu guru dalam menyampaikan materi, selain itu juga dapat memudahkan siswa dalam memahami materi. Oleh karena itu sudah

Dengan demikian, media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga tercapai tujuan pembelajaran dan

PERANCANGAN GAME 2D SEBAGAI MEDIA EDUKASI TENTANG KESELAMATAN DI RUMAH UNTUK ANAK USIA DINI MENGGUNAKAN METODE MDLCMULTIMEDIA DEVELOPMENT LIFE CYCLE TUGAS AKHIR disusun sebagai

Oleh karena itu, judul penelitian yang diambil untuk tugas akhir ini adalah “Perancangan Game 2D sebagai Media Edukasi tentang Keselamatan di Rumah untuk Anak Usia Dini Menggunakan

Dengan karakteristik media Papan Magnetik di atas penulis berharap media dapat membantu guru sebagai perantara dalam menyampaikan materi pembelajaran dan dapat bermanfaat dalam proses

Pada penelitian ini akan dibangun sebuah game edukasi berbasis android yang dapat digunakan untuk pembelajaran bagi anak usia dini aplikasi ini dikembangkan menggunakan Multimedia