• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

N/A
N/A
raisha.yt1

Academic year: 2023

Membagikan "PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang harus dibuat dan dilaksanakan oleh KLHS; penjaminan mutu dan dokumentasi KLHS; pelatihan, pemantauan dan evaluasi KLHS. Kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k, ayat (2) huruf i, dan ayat (3) huruf g meliputi:. Mengidentifikasi isi kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi berdampak pada kondisi lingkungan dan pembangunan.

Tata cara penyusunan alternatif perbaikan Kebijakan, Rencana dan/atau Program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Tata cara penyusunan rekomendasi perbaikan dalam pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 tercantum dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan menteri ini. Menteri oleh perumus kebijakan, rencana dan/atau program di tingkat pusat dan provinsi, serta gubernur; Dan.

PEMBIAYAAN

TATA CARA PERMOHONAN MASYARAKAT

Masyarakat meminta pembentukan dan pelaksanaan KLHS untuk kebijakan, rencana dan/atau program berikut ini. Kebijakan, rencana dan/atau program di tingkat nasional, atau kebijakan, rencana dan/atau program regional yang diidentifikasi memiliki dampak di tingkat provinsi akan tunduk pada kebijakan, rencana dan/atau program di tingkat provinsi. Uraian singkat mengenai hubungan dengan masyarakat yang akan/telah terkena dampak/risiko lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan dari kebijakan, rencana dan/atau program terkait, yaitu: sebagai masyarakat yang terkena dampak langsung; sebagai komunitas yang tidak terkena dampak langsung, namun mempunyai kepentingan; sebagai perwakilan/juru bicara masyarakat yang terkena dampak langsung; atau.

Dasar pertimbangan dan/atau justifikasi atas permohonan suatu kebijakan, rencana dan/atau program yang akan dilaksanakan oleh KLHS. Kebijakan/Rencana/Program *) [sebutkan judul/jenis] yang disusun oleh [menteri/kepala/direktur jenderal/gubernur/bupati/walikota/penanggung jawab pelayanan]*) berkedudukan di [sebutkan lokasi, bupati/kota, provinsi], berdasarkan fakta dan informasi yang kami ketahui diperkirakan menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup sebagai berikut: . satu. [jenis dampak]………. Kementerian/lembaga, perangkat daerah yang menyusun/menetapkan atau diharapkan bertanggung jawab terhadap kebijakan, rencana atau program.

Uraian singkat mengenai perkiraan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup yang mungkin timbul dapat disertai dengan contoh kasus serupa di daerah lain, pendapat para ahli atau hasil kajian/publikasi ilmiah relevan yang dapat diakses oleh masyarakat. Uraian singkat mengenai dampak dan/atau risiko yang akan dialami oleh komunitas investor pada khususnya dan komunitas lain yang diperkirakan akan terkena dampak secara umum.

LANGKAH PENAPISAN TERHADAP KEBIJAKAN, RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM

KELOMPOK KERJA KLHS UNTUK KEBIJAKAN, RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM TINGKAT NASIONAL

KELOMPOK KERJA KLHS UNTUK KEBIJAKAN, RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM TINGKAT PROVINSI ATAU KABUPATEN/KOTA

Wakil ketua kelompok kerja adalah ketua PD penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, apabila kelompok kerja dipimpin oleh kepala departemen lingkungan hidup, atau sebaliknya. Sekretaris dijabat oleh pejabat III. departemen/kepala departemen dari perangkat daerah yang menyusun kebijakan, rencana, dan/atau program. Anggota lainnya, terdiri dari satu atau lebih ahli yang memiliki standar kompetensi KLHS dan relevan dengan permasalahan dan/atau isi kebijakan, rencana dan/atau program.

Dalam melakukan penilaian, rangkaian langkah pembuatan dan pelaksanaannya akan lebih efektif apabila konsisten dengan urutan pengembangan kebijakan, rencana, dan/atau program. Pembuatan dan pelaksanaan KLHS yang diawali dengan kebijakan, rencana atau program yang masih bersifat intangible, dapat mengulangi proses analisis beberapa kali seiring dengan semakin nyatanya isi kebijakan tersebut. Pembuatan dan pelaksanaan KLHS yang dimulai hingga penyelesaian akhir kebijakan, rencana atau program dilakukan secara linier, atau setiap tahapan hanya dilakukan satu kali saja.

Selama proses analisis, ditemukan bahwa permasalahan yang akan diselidiki jauh lebih kompleks dibandingkan perkiraan awal. Oleh karena itu, dilakukan penyesuaian terhadap teknik analisis pada pertengahan proses penelitian. KLHS yang disusun dalam kondisi data yang tidak memadai lebih cocok menggunakan metode proksi atau analisis kualitatif, sedangkan KLHS yang datanya cukup lengkap mungkin menggunakan teknik analisis kuantitatif atau pemodelan yang lebih kompleks. Pendekatan strategis dapat digunakan ketika menilai pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program yang bersifat umum, konseptual, dan/atau makroaktif.

Penilaian terhadap dampak Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang terfokus, rinci, terbatas, terbatas dan/atau teknis seringkali lebih tepat bila menggunakan pendekatan dampak. Dalam pendekatan dampak, informasi yang diharapkan harus cukup rinci dan terukur, sehingga perlu mengumpulkan data primer yang relevan dan melakukan analisis terukur sebanyak mungkin.

IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS

Uji konteks, visi, misi, sasaran, sasaran, konsep makro, peta jalan, desain besar dengan cepat terkait dengan kriteria keberlanjutan Analisis dampak Uji caranya. Dalam pendekatan strategis, informasi boleh menggunakan data sekunder atau kualitatif, namun penyusunnya harus terlebih dahulu memiliki kriteria keberlanjutan/pembangunan berkelanjutan yang sesuai konteks dan cukup untuk digunakan sebagai indikator pengujian. Pengambilan keputusan mengenai isu-isu strategis dan prioritas dapat mencakup antara lain penyusunan daftar pendek yang telah mempertimbangkan hasil konsultasi dengan masyarakat dan telah dikonfirmasi dengan data yang dapat diandalkan.

IDENTIFIKASI MUATAN KEBIJAKAN, RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM YANG DIPERKIRAKAN MENIMBULKAN DAMPAK/RISIKO

Isi yang ada diorganisasikan ke dalam komponen-komponen materi kebijakan, rencana dan/atau program, yang kemudian dihubungkan dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut. Selanjutnya dilakukan sintesis terhadap hasil identifikasi isu-isu strategis, isi rencana perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup terkait, isi KLHS kebijakan, rencana dan/atau program lain yang terkait dan relevan, untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai isu-isu strategis tersebut. perkiraan cakupan wilayah yang terkena dampak, dampak dan kelompok sosial yang terkena dampak.

ANALISIS PENGARUH

Studi ini mengukur kapasitas suatu ekosistem untuk mendukung satu/serangkaian kegiatan dan ambang batas kapasitasnya berdasarkan kondisi yang ada. Hal ini dapat diukur dalam berbagai variabel yang mencerminkan jasa dan produk ekosistem, misalnya daya dukung tanah/lahan, air, habitat spesies, dan lain-lain. Teknik penghitungan dan penentuan daya dukung lingkungan hidup dapat mengikuti ketentuan atau metodologi yang ada.

Daya tampung lingkungan hidup dapat diukur dengan tingkat asimilasi media (air, tanah, udara) bila ada gangguan dari luar. Kajian ini mengukur besaran dan signifikansi dampak dan/atau risiko suatu kebijakan, rencana dan/atau program terhadap perubahan lingkungan hidup dan kelompok masyarakat yang terkena dampak dan/atau berisiko. Menyediakan jasa/fungsi (providing services): Ekosistem menyediakan jasa/produk darinya, seperti sumber daya alam, sumber daya genetik, air, dan lain-lain.

Jasa/fungsi pengaturan: Ekosistem memberikan manfaat dengan mengatur proses alam, seperti pengendalian banjir, pengendalian erosi, pengendalian iklim, dan lain-lain. Jasa/fungsi penunjang kehidupan (support services): Ekosistem menyediakan dan/atau mendukung pembentukan faktor-faktor produksi primer yang dibutuhkan makhluk hidup, seperti produksi biomassa, produksi oksigen, unsur hara, air, dan lain-lain. Kajian yang dilakukan terutama bertujuan untuk mengidentifikasi jenis jasa/fungsi suatu ekosistem serta gambaran kemampuan dan fungsinya.

Kajian ekosistem, yang meliputi: - Interaksi antara spesies tumbuhan dan hewan - Potensi jasa yang tersedia di . korelasi dengan daya dukung dan daya dukung c.Pemeriksaan genetika yang antara lain Adanya pedoman, acuan, standar, contoh praktik terbaik dan informasi yang tersedia yang ditetapkan oleh peraturan hukum dan penelitian yang kompetensinya telah diakui secara nasional dan internasional; dan atau.

Tabel IV.1. Penjelasan Muatan Kajian KLHS
Tabel IV.1. Penjelasan Muatan Kajian KLHS

KONSULTASI PUBLIK

Tujuan perumusan alternatif kebijakan, rencana dan/atau program adalah untuk mengembangkan alternatif isi kebijakan, rencana dan/atau program serta menjamin pembangunan berkelanjutan. Setelah dilakukan kajian, dihasilkan beberapa alternatif isi Kebijakan, Rencana dan/atau Program untuk mengatasi permasalahan strategis pembangunan berkelanjutan di suatu daerah. Selain itu, alternatif juga disiapkan setelah disepakati bahwa kebijakan, rencana dan/atau program yang dikaji berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap pembangunan berkelanjutan, kemudian dikembangkan satu atau lebih alternatif baru untuk memperbaiki rancangan atau mengubah Kebijakan. , Rencana dan/atau Program yang ada.

Berbagai kemungkinan pengembangan alternatif (alternative options) dapat dilakukan melalui metode diskusi kelompok dan/atau dengan menggunakan pandangan para ahli berdasarkan hasil kajian terhadap dampak kebijakan, rencana dan/atau program. Memahami dan mampu memutuskan apakah konsep kebijakan, rencana dan/atau program secara sistematis akan mengurangi atau melampaui daya dukung lingkungan hidup. Mengembangkan komunikasi dan dialog yang efektif dengan pengambil kebijakan, perencanaan dan/atau program, pemangku kepentingan terkait, dan pengambil keputusan;

Pertimbangan perbaikan lokasi: misalnya mengusulkan lokasi baru yang dianggap lebih aman dan menjamin keberlanjutan pembangunan, atau mengusulkan pengurangan cakupan kebijakan, rencana dan/atau program. Pertimbangan perbaikan proses, metode dan teknologi: misalnya mengusulkan proses alternatif dan/atau metode dan/atau teknologi pembangunan yang lebih baik, seperti meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pembangunan ekonomi kreatif, dibandingkan dengan pembangunan ekonomi konvensional yang menghabiskan sumber daya alam, seperti pembangunan jembatan atau jalan yang melintasi kawasan lindung. Maksud dari rekomendasi tersebut adalah untuk menyepakati perbaikan isi kebijakan, rencana dan/atau program berdasarkan hasil rumusan alternatif, serta rumusan tindakan pendukung selanjutnya sebagai akibat dari pelaksanaan kebijakan, rencana dan/atau program tersebut. atau program.

Contoh rekomendasi KLHS untuk penyempurnaan beberapa jenis kebijakan, rencana dan/atau program disajikan pada tabel VI.1. TATA CARA INTEGRASI HASIL PENILAIAN LINGKUNGAN STRATEGIS DALAM KEBIJAKAN, RENCANA DAN/ATAU PROGRAM.

Gambar V.1. Contoh Kerangka Perumusan Alternatif dengan Metoda Critical  Decision Factor yang Dilaksanakan dengan Proses Dialog (untuk  satu tema fokus hasil KLHS)
Gambar V.1. Contoh Kerangka Perumusan Alternatif dengan Metoda Critical Decision Factor yang Dilaksanakan dengan Proses Dialog (untuk satu tema fokus hasil KLHS)

POKOK-POKOK INTEGRASI PROSES KLHS KE DALAM PROSES KEBIJAKAN, RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM

Tahapan proses kebijakan, rencana dan/atau program di atas menggunakan istilah umum untuk mencakup langkah-langkah serupa yang memiliki istilah berbeda dalam jenis kebijakan, rencana dan/atau program yang berbeda. Contoh: Tahap penyusunan kebijakan, rencana, dan/atau skenario program dalam proses penyusunan RTRW disebut tahap penentuan pola dan struktur tata ruang; Sedangkan proses penyusunan RPJM disebut dengan tahap penentuan arah kebijakan dan strategi.

Gambar VII.1 Kerangka Umum Integrasi Proses KLHS dengan Proses  Kebijakan, Rencana, dan/atau Program
Gambar VII.1 Kerangka Umum Integrasi Proses KLHS dengan Proses Kebijakan, Rencana, dan/atau Program

POKOK-POKOK INTEGRASI MUATAN KLHS KE DALAM MUATAN KEBIJAKAN, RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM

Tahapan penyusunan skenario kebijakan, rencana dan/atau program dalam proses penyusunan RTRW disebut tahap penentuan pola dan struktur tata ruang; Sedangkan proses penyusunan RPJM disebut dengan tahap penentuan arah kebijakan dan strategi. Metode, teknik, rangkaian langkah dan hasil penilaian dampak KRP terhadap kondisi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Hasil KLHS dari kebijakan, rencana dan/atau program dalam hierarki di atas yang dijadikan acuan adalah serupa dan terletak pada wilayah yang berdekatan dan/atau mempunyai hubungan dan/atau relevansi langsung.

Adakah penjelasan antara hasil penelitian dengan pengaruhnya terhadap daya dukung dan daya dukung lingkungan hidup? Adakah rekomendasi KLHS terkait hasil kajian khususnya pengaruh terhadap daya dukung dan daya tampung LH yang sudah teridentifikasi dengan jelas? Dokumen KRP sebelum dan sesudah KRP direvisi dan/atau matriks yang menjelaskan sebelum dan sesudah perubahan.

Proses Penjaminan Kualitas

Keputusan Kelayakan KLHS

Apakah ada catatan QA dan/atau rekomendasi mengenai hal-hal terkait pembatasan KLHS yang perlu dipertimbangkan?

Rekomendasi dan Catatan Hasil Penjaminan Kualitas

Pertimbangan-pertimbangan Khusus

Rekomendasi Hasil Validasi

Gambar

Tabel IV.1. Penjelasan Muatan Kajian KLHS
Gambar V.1. Contoh Kerangka Perumusan Alternatif dengan Metoda Critical  Decision Factor yang Dilaksanakan dengan Proses Dialog (untuk  satu tema fokus hasil KLHS)
Gambar VII.1 Kerangka Umum Integrasi Proses KLHS dengan Proses  Kebijakan, Rencana, dan/atau Program

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran strategis sebagaimana telah diuraikan dalam Bab II, ditetapkan kebijakan dan strategi Kementerian Lingkungan Hidup, yang

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga buku Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 01/PMK.03/2007 tentang Penyesuaian Besarnya Peredaran Bruto bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Boleh Menghitung

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis: Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program,

Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang berdampak dan/atau berisiko kerusakan terhadap Lingkungan Hidup sesuai dengan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

kondisi Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b dilakukan untuk menemukan dan menentukan muatan Kebijakan, Rencana, dan/ataub. Program yang harus

Fokus tersebut dijiwai arah kebijakan dan strategi Kementerian Agama dalam Rencana Strategis Kementerian Agama 2010-2014 yang tertuang pada Keputusan Menteri Agama Nomor