Keputusan Presiden No. 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); Pada tahun 2015, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkuat penegakan hukum dengan membentuk unit profesional yaitu Direktorat Jenderal Perundang-undangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen PHLHK).
Potensi dan Permasalahan
Luas kawasan konservasi hutan dan air di seluruh Indonesia adalah 130,68 juta ha pada April 2011, menurut berita daerah. Dari komposisi tersebut berarti potensi kawasan hutan terestrial masih sekitar 64,15%, sedangkan areal penggunaan lain (APL) sekitar 35,85%. Luas hutan lindung seluas 29,66 juta hektar dan jumlah KPHL yang ditetapkan sebanyak 182 unit.
Porsi pemanfaatan hutan yang dilakukan Perhutani sangat kecil, yaitu 2,05% dari total luas hutan 120,6 juta hektar.
Permasalahan yang berkenaan dengan kualitas lingkungan hidup yang belum mencapai kategori baik dan belum
Ragam permasalahan yang akan dijelaskan tidak hanya terbatas pada permasalahan LHK saja, namun juga mengacu pada tantangan dan permasalahan strategis yang akan dihadapi sektor LHK ke depan. Pada tahun 2019, kualitas air (IKA) turun drastis dari predikat cukup baik (nilai IKA 72,77 poin) menjadi predikat buruk (nilai IKA 52,62 poin). c) Pencemaran limbah rumah tangga disebabkan oleh kondisi sanitasi yang tidak memadai. Cara ini juga digunakan dalam pengelolaan tempat pembuangan sampah, dimana dari total 7.488 tempat pembuangan sampah, jumlah sampah yang dikelola mencapai 3,3 juta ton/tahun atau 4,52% dari total timbulan sampah nasional.
Ke depan, tantangan penurunan emisi gas rumah kaca dan perubahan iklim adalah: (1) mencegah dan mengatasi terus terjadinya kebakaran hutan dan lahan serta menurunkan laju deforestasi dan degradasi hutan dan lahan; (2) peningkatan restorasi lahan gambut dan ekosistemnya;
Permasalahan yang berkenaan dengan menurunnya persentase kontribusi Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Hidup terhadap
Saat ini Kawasan Konservasi masih mengalami tekanan dari masyarakat setempat sehingga dikhawatirkan akan mengganggu fungsi dan peranan penyangga kehidupannya. Tekanan demografi terhadap kawasan lindung menyebabkan fragmentasi habitat satwa, sehingga mengakibatkan penurunan atau ancaman kepunahan populasi tumbuhan dan satwa yang dilindungi. Ke depan, tantangannya adalah bagaimana meningkatkan kontribusi produksi HHBK, jasa lingkungan hutan dan ekosistemnya serta pemanfaatan sampah dan sampah sebagai ekonomi sirkular, sehingga pada akhirnya mampu bersaing atau bahkan melampaui kontribusi hasil hutan kayu. terhadap PDB nasional.
Permasalahan yang berkenaan dengan belum tercapainya target akses kelola dan distribusi manfaat hutan untuk kesejahteraan
Begitu pula dengan distribusi manfaat hutan dalam program TORA yang belum mencapai target sebesar 4,1 juta hektar. Oleh karena itu, beberapa pihak menilai masih terdapat perbedaan pemanfaatan hutan oleh masyarakat dibandingkan pemanfaatan oleh perusahaan. Begitu pula dengan pelaksanaan program Perhutanan Sosial dan TORA yang belum mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga peluang pemanfaatan akses pengelolaan hutan belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat.
Permasalahan yang berkenaan dengan belum maksimalnya penguatan tata kelola dan kelembagaan bidang LHK
Visi
Sesuai dengan instruksi Presiden pada rapat kabinet lengkap tanggal 24 Oktober 2019 bahwa tidak ada Visi dan Misi Menteri/Pimpinan Lembaga dan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya harus mengacu pada Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden. . Arahan tersebut ditegaskan pada tanggal 14 November 2019 oleh Presiden pada Sidang Kabinet Paripurna tentang RPJMN yang menugaskan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas sebagai Clearing House untuk memastikan konsistensi antara Renstra K/L, RPJMN dan Visi lihat dan Misi Presiden dan Wakil Presiden. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (NDPS), dan dengan memperhatikan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 pada tahun 2006. hubungan dengan Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan, diterbitkan Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. /Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Renstra K/L yang berfungsi sebagai pedoman bagi K/L dalam penyusunan Renstra K/L.
899/M.PPN/SES/PP tanggal 20 Desember 2019 tentang Penyelarasan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden dalam Dokumen Renstra K/L, termasuk mengenai teknis perumusan visi dan misi dalam dokumen Renstra K/L, agar disusun sedemikian rupa sehingga rumusannya selaras dengan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden yang tertuang dalam dokumen RPJMN 2020-2024.
Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan,
Misi
Rumusan misi Presiden dan Wakil Presiden di atas, khususnya kaitannya dengan misi ke-4, yaitu: “Terwujudnya lingkungan hidup yang lestari”, menunjukkan pernyataan yang sangat penting dan berkaitan langsung dengan tugas, fungsi, dan wewenang Kementerian. lingkungan. dan kehutanan. Untuk itu pernyataan misi Presiden dan Wakil Presiden akan dijadikan acuan dalam merumuskan pernyataan misi KLHK selanjutnya.
Tujuan KLHK
Sasaran Strategis KLHK
Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya hutan dan lingkungan hidup sesuai dengan daya dukung dan daya dukung lingkungan hidup, dengan indikator: (1) Kontribusi sektor lingkungan hidup dan kehutanan terhadap PDB nasional; Penerapan tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan (LHK) yang baik dan inovasi, serta kompetensi SDM LHK yang berdaya saing, dengan indikator: (1) indeks efektivitas pengelolaan kawasan hutan; (2) Jumlah perkara LHK yang ditangani melalui penegakan hukum;
BAB III
Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Prioritas Nasional (PN) 1: Meningkatkan Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas
Peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, investasi, ekspor dan daya saing perekonomian ditempuh melalui peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja dan investasi pada sektor riil dan industrialisasi, dengan indikator: (1) subsektor kehutanan memberikan kontribusi terhadap lingkup pertumbuhan PDB Pertanian dari 3 , 5% hingga 6,8%. Untuk mewujudkan sasaran di atas dilakukan melalui dua pendekatan: (1) pengelolaan sumber daya ekonomi dan (2) peningkatan nilai tambah ekonomi. Peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja dan investasi pada sektor riil dan industrialisasi, yang dilaksanakan dengan strategi: (1) peningkatan industrialisasi berbasis pengolahan komoditas kehutanan hulu-hilir secara terpadu; (2) peningkatan produktivitas, penguatan rantai pasok yang berdampak pada efisiensi input-proses-output dan alur distribusi; (3) pengembangan industri hilir kehutanan terfokus pada pengolahan komoditas turunan utama seperti kayu, rotan, dan lain-lain. dan juga diperkuat dengan pendekatan praktik budidaya berkelanjutan dan agroforestri; (4) dukungan penyiapan sumber daya manusia terampil melalui kerja sama profesional antar kementerian/lembaga, lembaga pelatihan, industri, dan pemerintah daerah; (5) penguatan ekonomi sirkular sebagai sumber efisiensi dan nilai tambah; (6) Peningkatan diversifikasi, nilai tambah dan daya saing produk ekspor hutan melalui peningkatan produksi kayu khususnya dari hutan produksi dari 45 juta m3/tahun menjadi 60 juta m3/tahun (2024);
Peningkatan nilai tambah pariwisata dilaksanakan melalui strategi: pengembangan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) berbasis kawasan hutan antara lain Danau Toba dan sekitarnya, Borobudur dan sekitarnya, Lombok-.
Reforma agraria dilaksanakan dengan strategi yaitu: (1) penyediaan sumber Tanah Objek Reforma Agraria (TORA), antara lain melalui pelepasan kawasan hutan; (2) Pemberdayaan masyarakat penerima TORA. Reformasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi yang dilaksanakan dengan strategi yaitu: (1) penguatan pembelajaran inovatif dengan menyelaraskan program studi/bidang keahlian untuk mendukung pengembangan sektor unggulan dan kebutuhan industri/swasta; (2) penyelarasan kurikulum dan pola pembelajaran sesuai kebutuhan industri; (3) revitalisasi dan peningkatan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran serta pendidikan dan pelatihan praktek kerja vokasi sesuai standar. Peningkatan kualitas dan kompetensi pendidik/instruktur kejuruan dilakukan dengan strategi: (1) peningkatan pelatihan pendidik/instruktur kejuruan sesuai kompetensi; (2) meningkatkan keterlibatan instruktur/praktisi dari industri untuk mengajar di satuan pendidikan dan pelatihan vokasi.
Peningkatan pengelolaan pelatihan vokasi yang dilakukan dengan strategi yaitu meningkatkan penilaian mutu satuan pelatihan melalui akreditasi program pelatihan dan satuan pelatihan vokasi.
- Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Lingkungan Hidup dan Kehutanan
 - Kerangka Regulasi
 - Kerangka Kelembagaan
 - Pengarusutamaan
 
Arah kebijakan dan strategi pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan periode 2020-2024 terdiri atas: (1) arah pemanfaatan ruang kawasan hutan berdasarkan RKTN, arah kebijakan dan strategi pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan 2020-2024. Pedoman pemanfaatan ruang kawasan hutan disusun berdasarkan Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan Kehutanan. Dengan skenario seperti di atas, pada tahun 2030 luas hutan yang dapat dieksploitasi secara efisien adalah sebesar 112,85 juta hektar.
Dalam skenario seperti di atas, hal ini juga berimplikasi pada luas kawasan hutan ditinjau dari fungsinya, yaitu: (1) hutan konservasi (HC) menjadi 27,42 juta ha; (2) Hutan Lindung (HL) menjadi 29,18 juta ha; (3) hutan produksi terbatas (HPT) menjadi 26,53 juta hektar; (4) Hutan produksi tetap (HP) menjadi 29,72 juta hektar (berarti total hutan produksi (HPT + HP) menjadi 56,25 juta hektar).
BAB IV
Target Kinerja KLHK
SS-2: Tercapainya optimalisasi pemanfaatan sumber daya hutan dan lingkungan hidup sesuai daya dukung dan daya tampungnya. SS-4: Penerapan manajemen dan inovasi pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan yang baik serta kompetensi personel LHK. Penjelasan lengkap mengenai metode pengukuran indikator kinerja disajikan dalam dokumen Indikator Kinerja Utama (KPI) KLHK 2020-2024.
Indikasi Target Proyek KLHK untuk Mendukung Prioritas Nasional (PN) dalam RPJMN 2020-2024
Dalam pelaksanaannya, proyek KLHK dan indikasi pembiayaannya dapat dimutakhirkan melalui RKP dengan memperhatikan kesiapan pelaksanaan, termasuk pemutakhiran ruang lingkup dan sumber pembiayaan sesuai dengan arahan Presiden. Hal ini untuk memastikan proyek KLHK pendukung PN RPJMN 2020-2024 dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien seiring dengan perkembangan pembangunan. Selain itu, proyek KLHK ini dapat menjadi instrumen pengendalian pembangunan, sehingga tujuan dan sasaran pembangunan dalam PN RPJMN 2020-2024 dapat terus dipantau dan dikendalikan.
Sebanyak 103 proyek KLHK telah direncanakan beserta indikasi sasaran, lokasi dan indikasi pendanaan pendukung PN RPJMN 2020-2024 dengan rincian disajikan pada tabel berikut.
Kerangka Pendanaan
BAB V PENUTUP
Harapan tersebut diwujudkan melalui hasil kumulatif dari seluruh program pembangunan yang dilaksanakan oleh seluruh satuan kerja di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan secara efisien, efektif dan bertanggung jawab. Alat untuk menilai hal ini dapat diperoleh dari bukti nyata pencapaian hasil/dampak, yang pada akhirnya akan berkontribusi secara kumulatif terhadap pencapaian indikator kinerja utama dan tujuannya untuk setiap tujuan strategis yang ditetapkan. Untuk mengukur tingkat keberhasilan kinerja yang bersangkutan, dilakukan pemantauan, evaluasi, pengendalian dan pengawasan yang dilanjutkan dengan audit kinerja secara berkala sehingga diketahui kinerja telah dan/atau belum mencapai sasaran, setelah itu dilakukan langkah-langkah. dibawa ke tujuan yang sempurna. dan peningkatan kinerja dilakukan secara berkesinambungan apabila diperlukan.
Pada akhirnya, hanya dengan memohon kemurahan ALLAH SWT semoga segala upaya pembangunan dan segala harapan yang telah diemban oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada periode 2020-2024 mendatang dapat terwujud secara maksimal. dan dengan penuh tanggung jawab, sehingga hasil akhirnya benar-benar memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
MAMAN KUSNANDAR
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.16/MENLHK/SETJEN/SET.1/8/2020 TENTANG.
RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TAHUN 2020-2024
MATRIKS RENCANA STRATEGI KLHK TAHUN 2020-2024
KEGIATAN 5385 : PENGAWASAN PROFESIONAL UNTUK MENJAMIN MUTU KINERJA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DI WILAYAH KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN I. KEGIATAN 3 PENYEDIAAN KUALITAS KINERJA INSPEKTORAT KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DI WILAYAH KERJA ADALAH INSPEKTUR DI WILAYAH II. AKTIVITAS 5387 : PENGAWASAN PROFESIONAL UNTUK MENJAMIN MUTU KINERJA KEMENTERIAN LHH DAN KEHUTANAN DI WILAYAH KERJA INSPEKTORAT DAERAH III.
AKTIVITAS 5388 : PENGAWASAN PROFESIONAL UNTUK MENJAMIN MUTU KINERJA KEMENTERIAN LHH DAN KEHUTANAN DI WILAYAH KERJA INSPEKTORAT DAERAH IV.