• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Antara Guru PNS dan Non PNS di Kapanewon Godean Sleman

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Perbandingan Kinerja Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Antara Guru PNS dan Non PNS di Kapanewon Godean Sleman"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan pendidikan yang lebih baik untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya dalam hal peningkatan mutu guru PJOK. Lingkungan kerja dan dukungan yang tersedia bagi guru PJOK PNS dan non-PNS yang tidak mendapat dukungan dari sekolah, seperti dukungan manajemen, dukungan kepala sekolah dan dukungan rekan kerja lainnya, dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja guru PJOK.

Fokus dan Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan kinerja antara guru PNS SD PJOK dan guru non PNS dalam perencanaan pembelajaran. Untuk mengetahui kinerja PJOK SD PNS dan guru non PNS dalam pembinaan dan pendampingan siswa.

Manfaat Penelitian

Mengetahui perbedaan kinerja antara guru PNS SD PJOK dan guru non PNS dalam aspek pelaksanaan pembelajaran. Pengetahuan tentang kinerja guru PNS dan Non PNS SD PJOK ditinjau dari pelaksanaan tugas tambahan.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

  • Guru
  • Status Kepegawaian
  • Kinerja Guru

Salah satu indikator pengelolaan pembelajaran pada kelas inovatif adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Minsih. Gambaran peran guru menurut Anwar adalah sebagai berikut: 1) Fasilitator, yaitu penyediaan fasilitas bagi siswa dalam proses belajar mengajar.

Kajian Penelitian yang Relevan

Alur Pikir

Kewajiban mengajar guru non PNS tidak dapat diselesaikan seluruhnya dalam satu minggu, hal ini karena terkait dengan sertifikasi guru PNS yang membutuhkan waktu mengajar sebagaimana diatur dalam peraturan. Mengacu pada Permendikbud nomor 4 tahun 2022, untuk dapat memperoleh suplemen dari sertifikasi guru terdapat beberapa syarat, antara lain “Memenuhi beban tugas sesuai ketentuan perundang-undangan dan mengajar di kelas dengan jumlah peserta didik sesuai satuan pendidikan”. persyaratan". Dari permasalahan di atas diketahui adanya kesenjangan hak yang dinikmati oleh guru PNS dan non-PNS yang dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja seorang guru dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dalam pembelajaran.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian apakah status guru PNS dan guru Non PNS berpengaruh terhadap kinerja.

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Sumber Data
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara guru SD PJOK yang berstatus PNS dan non-PNS dalam penilaian hasil belajar. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara guru SD PJOK yang berstatus PNS dan non-PNS saat melakukan tugas tambahan. Tidak ada perbedaan kinerja guru PJOK SD PNS dan non PNS dalam perencanaan pembelajaran.

Tidak ada perbedaan kinerja guru PNS SD PJOK dan guru non PNS dalam aspek pelaksanaan pembelajaran. Tidak ada perbedaan kinerja guru PNS PJOK SD dan non PNS dalam aspek penilaian hasil belajar siswa. Tidak ada perbedaan kinerja guru PJOK SD PNS dan non PNS dalam hal pelaksanaan tugas tambahan.

Dari sisi pengembangan kegiatan keprofesian, tidak ada perbedaan kinerja guru PJOK SD PNS dan Non PNS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Karakteristik Data

  • Jenis Kelamin
  • Jenjang Pendidikan
  • Status Kepegawaian

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kinerja guru berdasarkan status kepegawaian guru SD PJOK di Kapanewon Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan jumlah sampel 35 orang, terdiri dari 25 Non PNS dan 10 PNS. Data yang disajikan menunjukkan informasi tentang besar sampel guru SD PJOK sebanyak 35 orang, yang terdiri dari 24 guru SD PJOK laki-laki dan 11 guru SD PJOK perempuan. Persentase untuk masing-masing jenis kelamin menunjukkan proporsi jumlah individu yang menjadi responden dalam penelitian ini.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah responden guru SD PJOK lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Dari data tersebut terlihat bahwa mayoritas responden dalam survei ini memiliki tingkat pendidikan Diploma 2 dan Diploma 3, masing-masing sebanyak 6 (17,1%) orang dan 1 (2,9%) orang, sarjana yaitu sebanyak 27 orang (77,1%), sementara hanya 1 (2,9%) responden yang bergelar master. Data yang disajikan menunjukkan informasi jumlah sampel sebanyak 35 guru SD PJOK, dengan rincian status kepegawaian sebagai berikut: 10 guru PNS dan 25 guru non-PNS.

Dari data tersebut terlihat bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah guru SD PJOK yang berstatus PNS yaitu sebanyak 10 orang atau 28,6%, sedangkan jumlah responden guru SD PJOK yang berstatus guru non PNS adalah sebanyak 25 orang. atau 71,4%.

Tabel 1. Jenis kelamin
Tabel 1. Jenis kelamin

Hasil Penelitian

  • Uji Normalitas
  • Perencanaan Pembelajaran
  • Pelaksanaan Pembelajaran
  • Penilaian Hasil Belajar
  • Melatih dan Membimbing
  • Tugas Tambahan
  • Mengembangkan Kegiatan Profesi

Berdasarkan data penelitian pada tabel 5 terlihat bahwa dari total 35 guru SD PJOK berstatus PNS, diketahui 10 orang yang memiliki rata-rata 15,60 RPP, sedangkan 25 guru SD PJOK berstatus Non PNS. dikenal. memiliki rata-rata RPP 15,60 18,96. Jika p-value > batas kritis 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok atau yang berarti tidak ada perbedaan kinerja guru SD PJOK berstatus PNS dan tidak. Jika p-value > batas kritis 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok, artinya tidak ada perbedaan kinerja guru SD PJOK berstatus PNS dan non PNS di Kapanewon Godean Sleman Yogyakarta pada tahun kinerja pembelajaran.

Jika p-value > critical cutoff adalah 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok atau dengan demikian tidak ada perbedaan kinerja guru SD PJOK berstatus PNS dan non-PNS di Kapanewon Godean Sleman Yogyakarta saat menilai hasil belajar. Jika p-value > critical cutoff 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok atau dengan demikian tidak ada perbedaan kinerja guru SD PJOK dengan status. Jika p-value > critical cutoff 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok atau artinya tidak ada perbedaan kinerja guru SD PJOK berstatus PNS dan non-PNS di Kapanewon Godean Sleman Yogyakarta saat melaksanakan tugas tambahan .

Jika p-value > batas kritis 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok atau itu berarti tidak ada perbedaan kinerja guru SD PJOK berstatus PNS dan non-PNS di Kapanewon Godean Sleman Yogyakarta dalam mengembangkan profesi aktivitas.

Tabel 4. Uji Normalitas  Kinerja Guru
Tabel 4. Uji Normalitas Kinerja Guru

Pembahasan

  • Perencanaan Pembelajaran
  • Pelaksanaan Pembelajaran
  • Penilaian Hasil Belajar
  • Melatih dan Membimbing
  • Tugas Tambahan
  • Mengembangkan Kegiatan Profesi

Supervisi yang baik dan berkualitas dapat membantu guru SD PJOK untuk meningkatkan kinerjanya dalam perencanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru SD PJOK berstatus PNS dan non-PNS tidak memiliki perbedaan kinerja pembelajaran. Motivasi, minat dan keterampilan teknis dalam mengajar juga dapat mempengaruhi kinerja seorang guru SD PJOK dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dengan demikian, status kepegawaian tidak bisa menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi kinerja guru SD PJOK dalam melaksanakan pembelajaran. Selain itu, pelatihan dan pengembangan diri bagi guru PJOK DO yang berstatus PNS sangat diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan penilaian hasil belajar. Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara guru SD PJOK yang berstatus PNS dan non-PNS dalam memberikan pelatihan dan pendampingan.

Berdasarkan hasil perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru PJOK SD berstatus PNS dan non-PNS tidak memiliki perbedaan dalam mengembangkan kegiatan keprofesian.

Kesimpulan

Saran

Perlu dilakukan evaluasi dan penyempurnaan metode penilaian hasil belajar yang digunakan oleh guru SD PJOK yang berstatus PNS untuk meningkatkan kinerjanya di bidang ini. Selain itu, perlu diberikan apresiasi dan dukungan untuk terus meningkatkan kinerja guru SD PJOK berstatus non-PNS dalam penilaian hasil belajar. Pelaksanaan tugas tambahan guru SD PJOK perlu dilakukan evaluasi secara berkala agar dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang tepat kepada guru dalam melaksanakan tugasnya secara optimal.

Perlu adanya dukungan dan pendampingan yang memadai kepada guru SD PJOK yang berstatus non-PNS dalam pengembangan kegiatan keprofesiannya, seperti memberikan pelatihan dan pendampingan untuk mengikuti pendidikan/seminar, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi serta penciptaan karya-karya inovatif. Perlu diperhatikan secara khusus faktor-faktor seperti latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, motivasi, komitmen dan sumber daya yang tersedia, karena faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian mengukur kinerja guru PJOK hanya berdasarkan enam aspek, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pelatihan/bimbingan siswa, tugas tambahan dan pengembangan kegiatan profesional. Padahal, masih banyak aspek lain dari kinerja guru PJOK yang bisa diukur untuk menentukan kualitas pengajaran yang diberikan. Penelitian ini mengukur kinerja guru PJOK hanya dari segi internal yaitu melalui observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri.

Oleh karena itu, tidak diukur bagaimana hasil belajar siswa yang dihasilkan oleh kinerja guru PJOK. Padahal, perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan politik di masyarakat dapat mempengaruhi kinerja guru PJOK dan hasil belajar yang dihasilkan. Penelitian ini juga mempertimbangkan faktor status kepegawaian (PNS atau non-PNS) sebagai variabel yang mempengaruhi kinerja guru PJOK di SD.

Dalam penelitian ini, peneliti juga telah memberikan saran dan rekomendasi yang spesifik dan praktis kepada pemangku kepentingan yaitu guru PJOK dan lembaga pendidikan, untuk meningkatkan kinerja guru PJOK di SD.

Implikasi Hasil Penelitian

Penelitian ini juga menggunakan metode penilaian kinerja guru terstruktur yang telah terbukti kredibilitasnya yaitu Pedoman Penilaian Kinerja Guru (PPKG) yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penelitian ini juga dapat menjadi referensi atau acuan bagi penelitian selanjutnya yang ingin melakukan penelitian serupa atau melanjutkan penelitian ini dengan pendekatan yang berbeda sehingga dapat memperkaya pemahaman kita tentang kinerja guru PJOK di SD. Perlu dilakukan evaluasi secara berkala terhadap tugas tambahan yang diberikan kepada guru PJOK SD agar dapat memberikan dukungan dan bantuan yang tepat kepada guru untuk melaksanakan tugasnya secara optimal 3.

Pemerintah dan lembaga pendidikan harus memberikan pelatihan dan pengembangan keprofesian yang lebih terfokus kepada guru SD PJOK, terutama yang berstatus non-PNS, agar dapat lebih mengembangkan kegiatan keprofesiannya. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya terkait kinerja guru SD PJOK khususnya dalam konteks yang berbeda seperti daerah, jenjang pendidikan dan lain-lain. Bagi guru SD PJOK, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dan motivasi untuk meningkatkan kinerja dalam pelaksanaan tugas dan mengembangkan diri sebagai profesional.

Mempromosikan pandangan profesional guru siswa tentang manajemen kelas selama pelatihan sekolah langsung: efek dari refleksi diri dan intervensi umpan balik online dan berbasis video yang terstruktur. Apakah Anda merasa ada perbedaan perlakuan atau kesempatan antara guru PNS dan non-PNS di sekolah ini? Menurut anda, bagaimana tingkat motivasi kerja antara guru PNS dan non-PNS di sekolah ini?

Gambar

Gambar 1. Bagan Alur Pikir
Tabel 1. Jenis kelamin
Tabel 2. Jenjang Pendidikan
Tabel 3. Status Kepegawaian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu apabila kinerja seorang guru tidak dilaksanakan dengan baik, maka kualitas pendidikan di Indonesia tidak akan membaik dan akan terus menurun,