PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan minat belajar matematika siswa adalah model pembelajaran kuantum. Dari uraian di atas terlihat bahwa pentingnya guru untuk memilih model pembelajaran yang dapat mendorong minat belajar siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan oleh peneliti di atas, peneliti berpendapat bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan model pembelajaran Quantum Learning dapat merangsang minat belajar siswa. Bagaimana peningkatan minat belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Cooperative TGT dan model pembelajaran quantum learning pada pembelajaran matematika?
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan model pembelajaran quantum learning pada mata pelajaran matematika di MT. Nurul Islam Sekarbela.
Manfaat Penelitian
Telaah Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran kuantum dapat meningkatkan minat belajar matematika tentang materi jenis dan sudut pada siswa kelas III SDN Payang 02 semester II tahun pelajaran 2014/2015. Meningkatkan minat belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran quantum learning dengan menciptakan ruang yang kondusif untuk membangun proposal siswa” Penelitian ini dilakukan pada tahun pelajaran 2013-2014 di SDN Bligo Candi Sidoarjo.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Model Pembelajaran Cooperatif Tipe TGT
Guru memberikan permainan akademik untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok telah menguasai pelajaran. . 10Yanti Purnama Sari, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap Kemandirian Belajar dan Peningkatan Keterampilan Penalaran dan Koneksi Matematis Siswa SMPN 1 Kota Tasikmalaya” Vol. 1 no 1 tahun 2004 pasal 2, hal Dengan mengamati model pembelajaran Cooperative tipe TGT, menurut De Vries dan Slavin dalam Alkrismanto mengemukakan bahwa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran TGT i.a.
Model Pembelajaran Quantum Learning
Quantum learning merupakan seperangkat metode dan filosofi pembelajaran yang telah terbukti efektif untuk segala usia (Sugianto, 2010:76). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kuantum merupakan model pembelajaran yang menyenangkan dan mencakup segala dinamika yang mendukung keberhasilan pembelajaran itu sendiri serta segala kepentingan, perbedaan, interaksi dan aspek yang dapat memaksimalkan momentum untuk belajar. Quantum learning lebih manusiawi, individu menjadi pusat perhatian, potensi diri, kemampuan berpikir, motivasi dan sebagainya diyakini mampu berkembang secara optimal.
Pembelajaran kuantum tidak hanya lebih konstruktif, tetapi juga menekankan pentingnya peran lingkungan belajar yang efektif dan optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran. Quantum learning menitikberatkan pada pembentukan kecakapan akademik, kecakapan hidup dan pencapaian fisik atau materi. 17Ramli Akmad, “Pengaruh Model Quantum Learning terhadap Motivasi Belajar Praktek Menjahit Baju Pria di SMKN 6 Purworejo, (Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), hal.22.
Minat Belajar
Hal ini menunjukkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa terhadap suatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang. Kedua, minat yang muncul karena pengaruh dari luar individu, muncul seiring dengan proses perkembangan individu yang bersangkutan. Suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan tidak sesuai dengan minat siswa akan memungkinkan terjadinya pengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan.
Demikian juga menurut William James dalam Uzer Usman, minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan tingkat aktivitas belajar siswa. Dari uraian singkat di atas, jelaslah bahwa minat akan berdampak pada aktivitas yang Anda lakukan. Berdasarkan uraian singkat di atas dapat diketahui bahwa minat siswa dalam belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang tercapainya efektivitas proses belajar mengajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa yang bersangkutan.
Kerangka Berpikir
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu siswa mana yang harus berada di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Siswa yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian, baik yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, adalah siswa yang mencapai rata-rata nilai matematika yang sama di kelas tersebut. Kesepakatan ini juga dapat menjadi salah satu kriteria pemberian penilaian, setelah kedua kelompok ini mendapat perlakuan dengan memilih menggunakan nilai baku, sebelum terlebih dahulu diperlakukan sebagai siswa sebagai subjek.
24Ruth Lana Monika, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII. Setelah pemberian angket tahap pertama, maka kelas eksperimen akan diajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament pada mata pelajaran matematika. Setelah selesai mengisi angket, hasil angket terakhir dianalisis untuk mengetahui manakah yang lebih cocok digunakan antara model pembelajaran kooperatif tipe team game tournament dengan model pembelajaran quantum learning untuk minat belajar matematika.
Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Populasi dan Sampel
Waktu dan Tempat penelitian
Variabel Penelitian
Desain Penelitian
Berdasarkan hasil angket minat belajar siswa kelas VIII/B MT Nurul Islam Sekarbela dengan penerapan model pembelajaran quantum diperoleh data minat belajar siswa yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.6. Hasil perhitungan uji normalitas data minat belajar matematika siswa kelas VIII/A MT Nurul Islam Sekarbela dengan penerapan model pembelajaran TGT diperoleh nilai Xhitung = 1,108 dan nilai Xtabel = 5,991 (Lampiran 8). Berdasarkan analisis tersebut diperoleh hasil Xhitung..lt;Xtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini menarik untuk dipelajari siswa kelas VIII/A MT Nurul Islam Sekarbela dengan menggunakan penerapan model pembelajaran tipe TGT berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas data minat siswa kelas VIII B MT Nurul Islam Sekarbela dengan penerapan model pembelajaran kuantum diperoleh nilai Xhitung = 5,108 dan nilai Xtabel = 5,991. Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa Xhitung Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran TGT lebih baik daripada model pembelajaran kuantum dalam meningkatkan minat belajar siswa. Ruth Lana Monika, “Penerapan model pembelajaran kolaboratif tipe TGT untuk meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa kelas VIII. Instrumen Penelitian Dokumentasi merupakan salah satu model yang digunakan untuk mencari data otentik yang bersifat dokumentasi, data tersebut berupa data log, memori atau record lain yang relevan. Dokumentasi juga merupakan kegiatan mencari data tentang isu atau variabel berupa transkrip, surat kabar, jurnal, catatan agenda dan lain-lain. Wawancara digunakan peneliti untuk menilai kondisi seseorang.31 Wawancara dilakukan dengan guru matematika di kelas VIII A dan kelas VIII B MT Nurul Islam Sekarbela. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono berpendapat bahwa observasi adalah proses yang kompleks, proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis 32 Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai perilaku individu atau proses dari suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi nyata maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses pembelajaran, misalnya perilaku siswa ketika guru menyampaikan pelajaran di kelas. Berdasarkan angket minat belajar siswa kelas VIII/A MTs Nurul Islam Sekarbela yang menerapkan model pembelajaran Team Game Tournament diperoleh data minat belajar siswa yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi pada tabel 4.3. Hasil analisis secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7. Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis deskriptif, minat belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran quantum learning dikategorikan dengan hasil yang ditunjukkan pada tabel berikut. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data minat belajar yang diperoleh dari kelas VIII/A dan VIII/B MTs Nurul Islam Sekarbela normal atau tidak. Hasil perhitungan uji homogenitas untuk data minat siswa kelas VIII A dan kelas VIII B MTs Nurul Islam Sekarbela diperoleh Fhitung = 0,919 dan Ftabel = 2,047. Pada pertemuan keempat guru memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui minat siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Team Game Tournament (TGT). Pada pertemuan keempat, guru memberikan angket kepada siswa untuk mengetahui minat siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kuantum. Penggunaan model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) memegang peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “penggunaan model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) lebih efektif dalam meningkatkan minat belajar siswa dibandingkan dengan model pembelajaran quantum learning kelas VIII pada pokok bahasan peluang di MTs Nurul Islam Sekarbela tahun ajaran 2017/2018. Deskripsi Data Pada bagian ini penelitian menggunakan analisis inferensi untuk mengolah data yang diperoleh dari hasil penelitian guna mengetahui perbedaan minat belajar siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dengan siswa yang dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Quantum. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji independent sample t-2 diperoleh thitung = 2,050 > ttabel = 2,015 (Lampiran 11), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yaitu penerapan model pembelajaran TGT lebih besar pengaruhnya terhadap minat siswa dalam mempelajari model dibandingkan dengan kuantitas. Hasil uji hipotensi dengan menggunakan independent sample t-2 test diperoleh thitung = 2,050 > ttabel = 2,015, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yaitu penerapan model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) lebih besar pengaruhnya terhadap model pembelajaran quantum siswa. Hal ini menunjukkan bahwa minat siswa dalam belajar matematika yaitu tentang kemungkinan dengan menggunakan model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) sangat tinggi. Bambang Soerjono, ''Meningkatkan minat belajar matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran quantum learning dengan menciptakan ruang yang kondusif untuk membangun saran siswa", Vol.2, Nomor 1, Maret 2014. Kadir Tiya, "Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada mata pelajaran matematika Vol SMPN. Pembahasan Kesimpulan Sekolah diharapkan lebih memperhatikan metode pembelajaran yang digunakan dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa khususnya pelajaran matematika. Bagi peneliti selanjutnya, jika ingin mengembangkan atau menindaklanjuti penelitian ini hendaknya mengkombinasikan metode lain dan materi yang berbeda dengan pola baru yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Dian Mayasari dan Ismarti, “Perbandingan Model Diskusi dan Demonstrasi dengan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII”, Vol. Euphemia Tia Chirsty, “Penggunaan Model Pembelajaran Quanum untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPS Kelas IV SD Kanisius Pugeran, (Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta tahun 2015). Juni Angkowati “Implementasi Penggunaan Model TGT dan GI untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 1 Paringin Pada Konsep Sistem Pencernaan Makanan”, Vol.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Analisis
PENUTUP
Saran