• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PEMBERIAN NEURODYNAMIC SLIDER DAN NEURODYNAMIC TENSION TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PENARI RANTAYA PUTRI ALUS

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "PERBANDINGAN PEMBERIAN NEURODYNAMIC SLIDER DAN NEURODYNAMIC TENSION TERHADAP PENINGKATAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING PADA PENARI RANTAYA PUTRI ALUS "

Copied!
73
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Adakah perbedaan pengaruh pemberian neurodynamic slider dan neurodynamic tension terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada penari Rantaya Putri Alus?

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh para penari untuk melakukan peregangan dengan metode neurodynamic slide atau metode neurodynamic tension untuk meningkatkan kelenturan otot hamstring sebelum melakukan latihan dan mengurangi resiko cedera pada saat latihan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi dan Sampel

Besarnya subjek dihitung berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Roel dkk (2019) dengan judul “Neurodynamic sliders mempromosikan fleksibilitas pada sindrom hamstring ketat” berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh mean fleksibilitas (µ1) sebesar 70,1 dengan satu standar deviasi sebesar 6,22. Dalam penelitian ini, peningkatan fleksibilitas yang diharapkan setelah pelatihan adalah 10%, sehingga rata-rata fleksibilitas setelah perawatan (µ2) adalah 77,11. Untuk memprediksi dropout, jumlah subjek ditingkatkan sebesar 20% menjadi 16 subjek pada setiap kelompok, sehingga jumlah subjek pada kedua kelompok adalah 32 orang.

Variabel Penelitian

Definisi Operasional

Latihan dilakukan sebanyak 5 kali repetisi setiap sesinya dengan ketahanan selama 5 detik, diulang sebanyak 3 sesi, dengan istirahat 10 detik setiap repetisi dan 2 menit setiap set. Usia dalam penelitian ini adalah siswa SMKN 8 Surakarta Jurusan Tari berusia 16-18 tahun sesuai dengan usia yang tertera pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau akta kelahiran. Indeks massa tubuh ditentukan berdasarkan tabel indeks WHO dengan berat badan dinyatakan “normal” jika ditunjukkan nilai BMI untuk berat badan.

Pada penelitian ini yang menjadi subjek adalah subjek dengan nilai BMI normal, berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa nilai BMI penari dalam kategori normal sebanyak 74 orang penari.

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Uji perbandingan untuk membandingkan rerata skor peningkatan fleksibilitas otot hamstring kedua kelompok setelah diberikan perlakuan menggunakan uji Independent Sample T-test karena data berdistribusi normal. Uji hipotesis sebelum dan sesudah intervensi pada Kelompok Perlakuan 2 menggunakan uji T-test berpasangan diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan fleksibilitas otot hamstring sebelum dan sesudah neurodinamik intervensi ketegangan. Berdasarkan analisis persentase peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa persentase peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada Kelompok Perlakuan 2 lebih besar dibandingkan pada Kelompok Perlakuan 1.

Untuk menguji perbandingan rerata peningkatan fleksibilitas hamstring sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok yang diberikan neurodynamic slider pada kelompok 1 dan neurodynamic tension pada kelompok 2 digunakan Independent Sample T-test. Hal tersebut menunjukkan bahwa remaja khususnya penari Rantaya Putri Alus mengalami penurunan fleksibilitas otot hamstring. Hasil penelitian pada Kelompok Perlakuan 1 atau kelompok neurodynamic shift menunjukkan peningkatan fleksibilitas hamstring pada pre-test rata-rata sebesar 140,69.

Hasil post-test pada Kelompok Perlakuan 1 menunjukkan peningkatan fleksibilitas otot hamstring rata-rata sebesar 166,25. Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji Paired Sample T-test dengan p-value = 0,000 p-value < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian neurodynamic slider terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada penari Rantaya Putri Alus. Hasil penelitian pada Kelompok Perlakuan 2 atau kelompok ketegangan neurodinamik menunjukkan peningkatan fleksibilitas hamstring pada pre-test rata-rata sebesar 141,06.

Berdasarkan uji hipotesis menggunakan uji Paired Sample T-test dengan p value = 0,000, p value < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian neurodynamic tension terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada penari Rantaya Putri Alus. Pemberian tegangan neurodinamik lebih baik dalam meningkatkan kelenturan hamstring pada penari Rantaya Putri Alus dibandingkan dengan neurodinamik slider. Pada kelompok perlakuan 1 terjadi peningkatan fleksibilitas hamstring sebesar 25,56o (18,16%), sedangkan pada kelompok 2 terjadi peningkatan fleksibilitas hamstring sebesar 28,84o (20,44%).

Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ketegangan neurodinamik lebih baik dibandingkan neurodinamik slider dalam meningkatkan kelenturan otot hamstring pada penari Rantaya Putri Alus. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa pada kelompok yang mendapat peregangan statis ditambah ketegangan neurodinamik, terjadi peningkatan fleksibilitas otot hamstring paling besar. Ketegangan neurodinamik lebih baik dalam meningkatkan kelenturan hamstring pada penari Rantaya Putri Alus dibandingkan dengan neurodinamik slider.

Slider neurodinamik dan intervensi ketegangan neurodinamik sama-sama dapat meningkatkan kelenturan otot, sehingga keduanya dapat digunakan untuk latihan meningkatkan kelenturan otot hamstring. Kombinasi latihan neurodinamik geser dan peregangan neurodinamik dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kelenturan otot hamstring. Peningkatan kelenturan otot hamstring saat memberikan latihan myofascial release dan auto-stretching sama dengan latihan peregangan konvensional.

Neurodynamic Slider dan Neurodynamic Tension untuk Meningkatkan Fleksibilitas Otot Hamstring pada Penari Rantaya Putri Alus di SMK N 8 Surakarta.

Gambar 3.1 Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian

Alur Penelitian

Alur Penelitian

  • Etika Penelitian

Pengolahan Data

Uji Perbedaan Rerata Kelenturan Otot Sebelum dan Sesudah Intervensi Untuk menguji rerata peningkatan kelenturan otot sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok 1 dan kelompok 2 digunakan uji paired sample t-test karena datanya berdistribusi tentunya. . Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh hasil perbedaan rerata peningkatan fleksibilitas otot hamstring yang dianalisis menggunakan uji Paired Sample T-test sebelum dan sesudah intervensi pada Kelompok Perlakuan 1 dengan nilai p=0,000 (p< 0,05) yang berarti terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring sebelum dan sesudah intervensi neurodynamic slider. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran post test setelah dilakukan perlakuan neurodynamic slider menyebabkan peningkatan fleksibilitas otot hamstring yang dibuktikan dengan peningkatan rentang gerak sendi lutut saat dilakukan pengukuran Active Knee Extension (AKE).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ridder et al (2019) yang berjudul “Neurodynamic sliders mempromosikan fleksibilitas dalam sindrom hamstring ketat”. Studi tersebut membandingkan dua intervensi antara penggeser neurodinamik dan peregangan statis dan menemukan bahwa kedua intervensi tersebut dapat meningkatkan fleksibilitas. hamstring, namun penggunaan neurodynamic slider memberikan peningkatan fleksibilitas yang lebih besar dengan hasil peningkatan sebesar 12,6o dan 9,3o. Perosotan neurodinamik menyebabkan pergerakan linear pada saraf sciatic (Coppieters, 2015) yang dapat mencegah atau memodifikasi perlengketan sehingga menyebabkan penurunan mekanosensitivitas saraf dan peningkatan viskoelastisitas jaringan saraf sehingga meningkatkan mobilitas otot hamstring. Dari segi fungsional, sangat penting untuk mengupayakan kekuatan otot hamstring yang optimal dan hubungannya dengan panjang otot.

Terutama selama eksentrik jarak jauh yang eksplosif, otot hamstring rentan terhadap lesi mikroskopis yang pada akhirnya mengurangi toleransi beban. Sebuah Pilot Study‖ yang membagi pemain sepak bola dengan penurunan fleksibilitas otot hamstring kemudian membaginya menjadi dua kelompok, yaitu kelompok perlakuan neurodynamic strain dan kelompok kontrol.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada fleksibilitas otot hamstring pada perlakuan neurodynamic strain. . kelompok dengan peningkatan sebesar 19,3o dibandingkan kelompok kontrol yang meningkat sebesar 0,2o. Penelitian lain yang dilakukan oleh Vinod dkk (2015) dengan judul “Immediate Effect of Neurodynamic versus Mulligan Bent Leg Raise Technique on Hamstring Flexibility in Asymptomatic Individuals” menyatakan bahwa penggunaan teknik slider efektif dalam meningkatkan kelenturan otot hamstring yang terbatas.

Penggunaan pergerakan saraf aktif telah direkomendasikan sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan fleksibilitas otot (Rani dan Mohanty, 2015). Berdasarkan hasil uji Independent Sample T-test yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan kelenturan otot perut antara kedua kelompok diperoleh nilai p = 0,14 (p < 0,05) yang menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan fleksibilitas otot perut antara kedua kelompok. perbedaan pengaruh antara Kelompok Perlakuan 1 dan Kelompok Perlakuan 2 Dilihat dari hasil kedua intervensi yaitu neurodynamic slider dan neurodynamic tension, secara statistik hasil menunjukkan bahwa neurodynamic tension lebih baik dalam meningkatkan kelenturan otot perut dibandingkan dengan neurodynamic slider dengan peningkatan fleksibilitas masing-masing sebesar 18,16%.

Pada kedua intervensi nilai post test AKE dapat lebih tinggi dari 160o yang dapat dikatakan bahwa subjek tidak mengalami penurunan fleksibilitas hamstring setelah dilakukan intervensi pada setiap rata-rata nilai AKE sebesar 166.25o pada neurodynamic slider dan 170.44o pada neurodynamic slider. penggeser neurodinamik. ketegangan neurodinamik, meskipun keduanya mungkin terjadi. Faktor lain yang mungkin mempengaruhi fleksibilitas otot namun tidak sepenuhnya terkontrol dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik dan pengalaman berolahraga. Efektivitas antara latihan kontraksi eksentrik hidroterapi dan latihan peregangan balistik terhadap fleksibilitas hamstring pada remaja putri.

Perbandingan penambahan latihan mobilisasi saraf dengan myofascial release pada isolasi aktif peregangan untuk meningkatkan fleksibilitas otot hamstring pada mahasiswa Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Tabel 4.1 Distribusi Subjek Berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Distribusi Subjek Berdasarkan Usia

Gambar

Gambar 2.1 Longitudinal Sliding Capacity of Peripheral Nerve   (Shacklock, 2005).
Gambar  2.2  Mekanisme  Tension  pada  Neural  Tissue  (Shacklock,  2005).
Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian Peningkatan Fleksibilitas Otot
Gambar 3.1 Alur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa nilai Mean pada selisih fleksibilitas otot hamstring active stretching lebih kecil dibandingkan dengan hold relax stretching dengan

Pada penelitian ini penulis memilih pilates exercise untuk meningkatkan fleksibilitas otot karena selain dapat meningkatkan endurance, pilates juga dapat membuat otot

Uji hipotesis III adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh penambahan Neural Mobilization pada Muscle Energy Technique terhadap peningkatan fleksibilitas

Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa nilai Mean pada selisih fleksibilitas otot hamstring active stretching lebih kecil dibandingkan dengan hold relax stretching dengan

Tujuan: Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh penambahan kinesiotaping pada stretching otot hamstring terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring

Tujuan: Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui perbedaan pengaruh auto stretching dengan hold relax terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada pasien

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penambahan passive stretching pada auto stretching terhadap peningkatan fleksibilitas otot hamstring pada siswa..

1, April 2011 77 PELATIHAN METODE ACTIVE ISOLATED STRETCHING LEBIH EFEKTIF DARIPADA CONTRACT RELAX STRETCHING DALAM MENINGKATKAN FLEKSIBILITAS OTOT HAMSTRING Wismanto