Percobaan II
Rangkaian Arus Searah
Andreas Stephan (14S19001)
Dosen: I Gde Eka Dirgayussa S.Pd, M. Si (0103058901) Asisten : Basry Sihotang S.T.
Tanggal Percobaan : 30/09/2022 14S2104 - Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro Institut Teknologi Del
I. ABSTRAK
percobaan 2, Modul 2 rangkaian arus searah dilakukan untuk memahami pengunaan teorema thevenin dan teorena Norton pada rangkaian arus searah, teorema superposisi, teorena resiprositas sehinggan praktikan dapat merancang rangkaian pembagi tegangan dan rangkaian sesistor seri dan paralel. Secara keseluruhan percobaan dilakukan dengan memodifikasi sedikit rangkaian pertama untuk menjadi rangkaian pada perrcobaan selanjutnya. Pada seluruh percobaan praktikan hanya mengukur arus dan tegangan baik arus Norton, tegangan thevenin ataupun arus dan tegangan keluran bila nilai sumber Tegangan dan arus diganti dengan nilai arus Norton dan tegangan theveninnya.
Pada percobaan ini juga praktikan memahami bagaimana karakteristik rangkaian bila hambatan pada rangkaian dirangkai secara seri atau paralel. Pada bagian akhir percobaan, praktikan akan memahami bagaimana pengaruh nilai resistansi terhadap daya yang mengalir pada suatu rangkaian. Melalui percobaan ini didapat bahwa semakin besar hambatan maka akan semakin besar pula daya diserap suatu rangkaian.
II. PENDAHULUAN
Ide mengenai arus DC dikembangkan oleh Thomas Alpha Edison melalui perusahaannya yaitu General Elekctric dan digunakan secara komersil pada akhir abad ke-10. Sumber arus DC yang paling umum digunakan berasal dari proses kimiawi, hasil induksi elektromagnetik dan bahkan berasal dari sumber energia lam yang terbarukan. Secara teori, arus DC adalah aliran electron dari suatu titik dengan energy potensial lebih tinggi ke titiklain dengan energy potensial listriknya selalu tetap dan konstan terhadap perubahan waktu, lebih redah. Karakteristik arus DC antara lain, nilai arus polaritasnya selalu tetap pada masing-masing terminal dan bentuk gelombang baik I (arus ) dan V (tegangan ) mendatar dimana nilai I dan V tetap terhadap perubahan waktu.
III. DASAR TEORITIS
Pada rangkaian DC hanya melibatkan I (arus) dan V (tegangan ) searah yang tetap terhadap perubahan waktu.
Elemen pada rangkian DC meliputi sumber tegangan DC, hambatan.
1.
Sumber tegangan DCArus DC banyak dihasilkan dari generator DC, batu baterai (elemen kering), aki (elemen basah ), bias sel, solar sel, dan pengubahan arus AC menjadi DC dengan adaptor.
2.
Generator DCPrinsip kerja generator DC sama hal dengan prinsip kerja generator AC. Namun bedanya generator DC berfungsi membangkitkan gelombang arus DC.
3.
Batu baterai (elemen kering)Baterai digunakan pada pesawat(alat) yang memerlukakn daya listrik kecil seperti radio, kalkulator, jam dinding, dan lain-lain. Prinsip kerja baterai yaitu arus dan tegangan yang dihasilkan dari bahan salmiak, sedangkan bahan penyerapannya digunakan batu kawi yang ditempatkan di sekeliling batu arang agar dapat meyerap zat cair yang timbul pada kutub positif akibat adanya proses kimia. Batang arang (grafit) merupakan kutub positif yang ditutup oleh kuningan. Bagian ini adalah bagian yang menonjol dari wujud baterai. Kutub negative ada di bagian bawah yang terbuat dari seng sekaligus membentuk wujud baterai teersebut. Tabung baterai biasanya ditutup dengan aspal agar elektrolitnya tidak bocor.
4. Aki (accu) elemen basah
Dalam kehidupan sehari-hari aki biasanya digunakan
pada mobil dan sepeda motor yang membutuhkan daya
listrik cukup besar, namun arus dan tegangannya relative
kecil. Sebagai contoh ada aki dengan tegangan 6 volt
dan arusnya 10 ampere per jam atau tegangan 24 volt
dan arusnya 100 ampere per jam. Dalam kotak aki yang
terbuat dari ebonite terdapat plat positif dan plat
negative yang biasanya disebut sel. Tiap sel
menghasilkan tegangan listrik arus searah sebesar 2 volt. Cairan yang terdapat dalam kotak aki adalah H2SO4, yaitu cairan asam sulfat atau sairan belerang.
Cairan ini sangat berbahaya, apabila mengenai pakaian akan merusak pakaian.
5. Bias sal
Sumber listrik ini menghasilkan arus dan tegangan yang sangat kecil. Sumber listrik ini biasanya digunakan pada pesawat atau alat kalkulator yang tipis, jam tangan dan lainnya. Pemakaian bias sel cukup awet karena digunakan pada alat degan pemakaian daya yang kecil, bentuknya pipih seperti koin.
6. Sel solar
Sel solar disebut juga sel surya terbuat dari bahan semi konduktor silicon tipe P, yang dilapisi dengan bahan silicon tipe N, kemudian dilapisi dengan lapisan kaca yang sangat tipis. Akibat dari cahaya atau sinar yang menembus permukaan lapisan-lapisan bahan tersebut, meyebabkan electron terlepas bebas sehingga terjadi bada potensial antara kedua bahan tersebut. Besarnya tegangan bergantung dari tegangan kedua bahan tersebut, bukan ditntukan oleh kuat cahaya yang mengenai solar sel. Besarnya arus yang keluar dari sel juga ditentukan oleh garis tengah sel.
7.
AdaptorPrinsip kerja adaptor adalah rangkaian elektronika yang dapat mengubah arus atau tegangan AC menjadi arus atau tegangan DC. Adaptor berfungsi sebagai pengganti bateraia atau aki.
8.
HambatanHabatan listrik (Resistansi Listrik) adalah kemampuan suatu bahan untuk menghambat atau mencegah aliran arus listrik. Hambatan yang digunakan pada rangkaian arus searah adalah resistor.
Penjelasan menganai resistor dan perhitungan nilai hambatan pada resistor sudah dijelaskan pada percobaan 1.
Percobaan 2 akan menjelaskan bagaimana teorema thevenin, teorema Norton, teorema superposisi dan factor penguatan daya mempengaruhi besarnya arus dan tegangan pada rangkaian listrik searah.
9.
Teorema theveninSuatu rangkaian aktif (terdapat sumber tegangan dan/atau sumber arus dependen maupun independen) yang bersifat lenear dengan 2 kutub a dan b dapat diganti dengan resistor Rr
Figure 1 teorema thevenin Dimana :
Vt = pada a-b dalam keadaan tanpa beban (open circuit).
Rt = resistansi pada a-b “dilihat” kearah rangkaian dengan semua sumber independen diganti dengan resistansi dalamnya.
Dengan teorema ini kita dapat menghitung arus beban dengan cepat bila diubah-ubah. Rangkian ini juga dikenal dengan rangkaian pembagi tegangan dimana jumlah semua tegangan yang mengalir pada komponen resistansi akan sama jumlahnya dengan besar tegangan sumber.
1. Teorema Norton
Suatu rangkaian aktif (terhubung dengan sumber tegangan dana tau sumber arus dependen atau independen) yang bersifat linear dengan 2 kutub a dan b, dapat diganti dengan suatu sumber arus IN paralel dengan suatu resistor dengan resistansi RN.
Figure 2teorema norton Dimana :
IN : arus melalui a-b dalam keadaan hubung singkat (short circuit).
RN: resistansi pada a-b “dilihat” kea rah rangkaian dengan semua sumber independen diganti dengan resistansi dalamnya.
2. Teorema Superposisi
Prinsip superposisi menyebabkan suatu rangkaian rumit memiliki sumber tegangan/arus lebih dari satu dapat dianalisis menjadi rangkaian dengan satu sumber. Teorema ini menyatakan bahwa respon yang terjadi pada suatu cabang, berupa arus atau tegangan, yang disebabkan oleh beberapa sumber yang bekerja bersama- sama, sama dengan jumlah masing-masing respon bila sumber arus tersebut bekerja sendiri dengan sumber lainnya diganti oleh resistansi dalamnya.
3. Teorema Resiprositas
Dalam tiap rangkaian pasif yang bersifat linear, bila suatu sumber tegangan V dipasang pada cabang k menghasilkan arus I1 = I pada cabang m,maka bila sumber tegangn V tersebut dipindakan ke cabang m, arus yang mengalir pada cabang k adalah I2 = I.
Figure 3resiprositas a
Figure 4resisprositas b
I. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Percobaan Teorema Thevenin (rangkaian 1) 1. Dalam percobaan ini, teorema Thevenin dipergunakan untuk mencari arus pada beban R (R1=1kΩ, R2=2kΩ, atau R3=3.3kΩ) pada cabang C-D secara tidak langsung, dengan mengukur VT, RT, dan R. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan pengukuran arus melalui beban secara langsung dengan membaca Amperemeter.
2. Susun rangkaian yang sesuai dengan Gambar 6 dimana blok pada Rangkaian N menggunakan rangkaian pada Gambar 5 dengan menggunakan multiSIM Pasanglah sumber tegangan searah 20 V pada A-B. pada cabang C-D pasanglah amperemeter seri
3. Bukalah beban & amperemeter, sehingga C- D terbuka (open circuit). Ukurlah tegangan open circuit C-D dengan Voltmeter (seperti pada Gambar 2-7) catat tegangan open circuit ini sebagai nilai VT. Perhatikan bahwa tegangan sumber A-B harus tetap = 20 V.
dengan beban R1, seperti pada Gambar 6. Catat arus yang melalui R1!
Figure 5rangkaian Norton
Figure 6 pengukkuran arus rangkaian
4. Bukalah beban & amperemeter, sehingga C- D terbuka (open circuit). Ukurlah tegangan open circuit C-D dengan Voltmeter (seperti pada Gambar 7) catat tegangan open circuit ini sebagai nilai VT. Perhatikan bahwa tegangan sumber A-B harus tetap = 20 V.
Figure 7pengukuran tegangan thevenin
5. Untuk mengukur RT, yaitu resistansi yang “dilihat” pada terminal C-D ke arah kiri, bukalah/lepaskan sumber tegangan dari A-B dan hubung singkatkan A-B, seperti pada Gambar 2-8. Ukurlah resistansi pada terminal C-D dengan ohmmeter.
Ukurlah resistansi beban (RL) yang anda gunakan yang sesuai pada Figure 8pengukuran resistansi thevenin/norton
6. Hitunglah arus melalui resistansi beban yang anda gunakan pada Gambar 8
Figure 9pengukuran resistansi rangkaian norton dengan menggunakan teorema Thevenin dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Figure 10 pengukuran arus pada rangkaian penganti thevenin 1
8. Bandingkan hasil perhitungan tersebut dengan hasil yang anda peroleh dari pengukuran pada langkah no 3.
9. Ulangilah percobaan Thevenin ini (langkah 2 sampai 6) untuk harga RL = R2 dan RL =
R3.
10. Tuliskan hasil percobaan di atas dalam bentuk tabel dan lampirkan pada laporan anda.
B. Theorema Thevenin (Rangkaian )
11. Susun rangkaian dengan menggunakan multiSIM sesuai dengan Gambar 9. Dengan besaran sumber tegangan VT memiliki besaran yang sama dengan hasil pengukuran tegangan thevenin pada langkah 4 dan untuk resistor thevenin-nya, gunakan resistor dekade atau potensiometer, dengan besaran RT sama pada langkah 5.
12. Ukurlah arus yang mengalir melalui R1 dengan amperemeter.
13. Ulangilah percobaan 11-12 untuk R = R2, R
= R3, dan R = 0 (hubung-singkat).
14. Tuliskan hasil percobaan di atas dalam bentuk tabel dan lampirkan pada laporan anda.
C. Teorema Norton
15. Dalam percobaan ini, rangkaian pada percobaan thevenin di atas diganti dengan sebuah sumber arus IN
paralel dengan suatu resistansi RN yang besarnya sama dengan RT. 16. Untuk bencari besar IN yang akan digunakan, buatlah sumber tegangan searah
20 V pada A-B. Ukurlah arus hubung- singkat pada C-D (pasanglah mA-meter pada C-D).
17. RN = RT dapat diperoleh pada langkah 5 pada percobaan sebelumnya. Aturlah sumber arus sehingga menghasilkan arus sebesar IN seperti telah diperoleh dari langkah 16.
Buatlah rangkaian
seperti pada Gambar 11 di bawah ini:
18. Ukurlah arus melalui mA-meter untuk R = R1, R2 dan RN
Figure 10pengukuran arus norton
19. Ubah resistor RN menggunakan resistor
decade/potensiometer, lakukan kembali pengukuran arus.
Figure 11pengukuran arus rangkaian pengganti norton 20. Tuliskan hasil percobaan di atas dalam bentuk tabel dan lampirkan pada catatan anda.
D. Teorema Superposisi
21. Susun rangkaian pada Gambar 12 dengan menggunakan multiSIM. Perhatikan rangkaian sebagai berikut untuk R1=33 KΩ, R2=1,5KΩ, R3=1,5KΩ, dan R4=2,2KΩ.
V
1Figure
12pengukuran arus teorema superposisi
22. Dengan V1= 12 V, dan V2 = 0 V (V2 dihubung singkat).
23. Ukur arus yang melalui R4 (yaitu arus I4) dan beda potensial pada R1. Catat hasilnya pada catatan anda.
Keterangan: JANGAN menghubung- singkatkan sumber tegangan. Lepaskan sumber tegangan dari rangkaian, baru
R
1R
3R
2R
4V
2I
4hubung singkatkan kedua titik pada rangkaian.
24. Kemudian ubah rangkaian di atas menjadi V1
= 0 V (V1 dihubung singkat) & V2 = 6 V.
25. Ukur arus yang melalui R4 (yaitu arus I4) dan beda potensial pada R1. Catat hasilnya pada catatan anda.
26. Kemudian modifikasilah rangkaian di atas menjadi V1=12 V dan V2 = 6 V.
27. Ukur arus yang melalui R4 (yaitu arus I4) dan beda potensial pada R1, catat dalam catatan anda. Lakukan perhitungan nilai arus dan tegangan yang seharusnya terjadi dan Lakukan analisa dan sampaikan hasilnya dalam laporan anda.
E. Teorema Resiprositas
28. Dengan menggunakan multiSIM, susun rangkaian pada Gambar 2-13 berikut dengan besaran R1= 1,5KΩ, R2= 33KΩ, R3= 1,5KΩ, R4= 220KΩ, R5= 2,2KΩ.
Figure 13 rangkaian percobaan teorema resiprositas
29. Pasang sumber tegangan V = 12 V pada a-b. Ukurlah arus yang melalui c-d dengan memasang Amperemeter pada c-d.
Perhatikan polaritas dari Amperemeter yang digunakan.
30. Pindahkanlah sumber tegangan 12 V tersebut ke c-d (Vcd = 12V)
31. Ukurlah arus melalui a-b dengan memasang Amperemeter pada a-b.
32. Tuliskan hasil percobaan di atas dalam bentuk tabel untuk kemudian dilampirkan pada laporan anda.
F. Transfer Daya Maksimum
33. Dengan menggunakan multiSIM, rangkailah rangkaian pembagi tegangan seperti pada Gambar 2-14 di bawah ini dengan nilai resistor RB = resitor variabel metrix x10KΩ, x1 KΩ, x100Ω serta RA = 3,3KΩ.
Figure 14rangkaian percobaan pembagi tegangan
34. Amati dan catat tegangan, arus dan daya yang terjadi pada resistor beban RB sesuai dengan Tabel 1
35. Gambarkan grafik daya vs RB pada catatan anda dan amati adanya tegangan maksimum
36. Atur RB hingga diperoleh nilai RB yang memberi nilai daya maksimum
37. Sampaikan analisis hasilnya pada laporan anda.
G. Rangkaian Resistor Seri dan Paralel 38. Dengan menggunakan multiSIM, susunlah suatu rangkaian dengan resistor-resistor jika di lab hanya dapat menyediakan resistor dengan besaran sbb:
1
R1=1.5Ω2
R2=10Ω3
R3=2.2kΩ4
R4=33kΩ5
R5=220kΩsehingga menghasilkan resistansi efektif sesuai di bawah ini (besaran resistansi efektif sesuai dengan akhiran NIM anda).
70 Ω (1-5)
870 Ω (6-10) 5,2 KΩ (11-15) 1,72 MΩ (15-20) 36,7 KΩ (21-dst)
39. Ukur resistansi masing-masing resistor yang digunakan dan resistansi efektif rangkaian tersebut dengan menggunakan multimeter, catat pada Buku Catatan Laboratorium.
II. HASIL DAN ANALISIS
A. Pengukuran Arus Rangkaian Thevenin
PengukuraTable 1 pegukuran arusn arus rangkaian
No Vs RT (ohm) R4(ohm) I (mA)
R1 R2 R3
1 20 1K 1k 500 1k 2.857
2 20 1k 1k 500 2.2k 1.887
3 20 1k 1k 500 3.3k 1.439
Pada perbobaan pertama pengukuran arus searah,, dimana nilai hambatan atau resistansi 3 resistor yang semakin besar yang disusun secara paralel dengan nilai tegangan sumber tetap yaitu 20 V menghasilkan arus yang semakin kecil .
Figure 15pengukuran arus a
Figure 16 pengukuran arus b
Figure 17pengukuran arus c B. Pengukuran tegangan Thevenin
Figure 18 pengukuran tegangan thevenin
C. Pengukuran arus rangkaian pengganti thevenin
N
O Vtth(
V) RT R1(
𝛺)
I(A) 1. 6.6 1.33
k 2.2k 1.887 m 2. 6.6 1.33
k 3.3k 1.439 m 3. 6.6 1.33
k 0 4.962
m
Figure 19pengukuran arus rangkaian pengganti rangkaian thevenin a
Figure 20pengukuran arus rangkaian pengganti thevenin
Figure 21pengukuran arus rangkaian pengganti thevenin Perhitungan manual:
= 1.425mA c. RT +R1 = 1.33k +0k
= 1.33k
I = 6.6V/1.33k𝛺
= 4.96mA
pada percobaan ini, dilakukan modifikasi pada rangkaian dimana kita akan mengganti nilai sumber tegangan dengan nilai tegangan thevenin yang terjadi di ujung rangkaian. Selain sumber tegangan, nilai resistansi dari resistor juga akan diganti dengan nilai total resistansi resistor yang dihungkan secara paralel. Perubahan ini akan membuat sumber teganan dan hambatan tersusun secara seri dan akan dilakukan perhitungan arus yang mengalir. Berdasarkan data hasil simulasi dengan multisim dan perhitungan secara manual, nilai arus yang dihasilkan pada percobaan 1 dan 2 adalah sama dengan karakteristik yang sama pula
D. Mengukur I Norton
Figure 22Pengukuran arus Norton
a. RT +R1 = 1.33k = 3.53k +2.2k I = 6.6V/3.53k𝛺
= 1.885mA b. RT +R1
= 1.33k +3.3k
= 4.63k I = 6.6V/4.63k𝛺
E. Mengukur arus rangkaian Norton Table 2pengukuran arus rangkaian norton
No IN RN R1 Iout
1 5Ma 1.33k 1k 2.857Ma
2 5mA 1.33k 2.2k 1.887Ma
3 5mA 1.33k 3.3k 1.439
Figure 26pengukuran arus rangkain pengganti norton a Figure 23pengukuran arus rangkaian norton a
Figure 24pengukuran arus rangkaian norton b
Figure 25pengukuran arus rangkian norton c
Figure 27 pengukuran arus rangkain pengganti Norton b
Pada percobaan ini, dilakukan sedikit modifikasi dari rangkaian sebelumnya dimana sumber tegangan akan diubah menjadi sumber arus yang terlebih dahulu ditentukan dari rankaian 1.
Setelah mengganti sumber tegangan menjadi sumber arus maka arus keluaran yang terjadi di ujung rankaian adalah bernilai sama dengan nilai arus pada rangkaian sebelumnnya dengan
karakteristik yang sama pula.
F. Pengukuran arus pada rangkaian pengganti Norton Table 3 pengukuran arus rangkaian pengganti norton
Figure 28pengukuran arus rangkaian pengganti Norton c Pada percobaan ini, dilakukan modifikasi dari rangkaian 4, dimana nilai resistansi resistor akan dijumlahkan terlebih dahulu
membentuk Rn sehingga sumber arus dan resistor tersusun secara seri dan menghasilkan arus yang nilainya sama dengan nilai arus pada rangkaian-rangkian sebelumnya dengan karakteristik yang sama pula
G. Pengukuran Arus dan Beda potensial teorema superposisi Table 4 teorema superposisi
N O V
1 V
2 R1 R2 R3 R4 Iout(
A) Vout(
V)
IN RT (ohm) R4(ohm) I (mA)
NO
R1 R2 R3
1 5Ma 1K 1k 500 1k 2.857
2 5 1k 1k 500 2.2k 1.887
3 5 1k 1k 500 3.3k 1.439
1. 1
2 0 33 k 1.5
k 1.5 k 2.2
k 362.7
u 521.7
m 2. 0 6 33
k 1.5 k 1.5
k 2.2 k 3.99
m 5.739
3. 6 6 33 k 1.5
k 1.5 k 2.2
k 4.35
m 6.26
Figure 29arus rangkaian superposisi a
Figure 30beda potensial rangkaian superposisi a
Figure 31arus rangkaian superposisi b
Figure 32beda potensial rangkaian superposisi b
Figure 33arus rangkaian superposisi c
Figure 34beda potensial rangkaian superposisi c
Parcobaan ini menunjukkan bahwa nilai keluaran arus dan tegangan pada rangkaian semakin besar ketika kita memberi nilai pada kedua sumber tegangan dengan nilai resistansi tetap.
H. Teorema Resiprositas Table 5teorema resiprositas
N O
R1 R2 R3 R4 R5 Vout(
V)
Iout(
A) 1 1.5
K 33 K
1.5 K
220 K
2.2 K
12 2.223 m 2 1.5
K 33 K
1.5 K
220 K
2.2 K
12 2.223 m
Figure 35teorema resiprositas a
Figure36teorema resiprositas b
Pada percobaan ini terbukti bahwa bila posisi dari sumber tegangan dan multimeter diubah, tidak akan terjadi perubahan nilai terhadap keluaran (arus dan tegangan ) dari rangkaian.
H. Transfer Daya Maksimum
Table 6transfer daya maksimum
NO RB VA (V) IA(A) P(watt)
1 200 294.1m 2.941m 0.86m
2 400 571.4m 2.857m 1.632m
3 800 1.081 2.703m 2.92m
4 1600 1.951 2.439m 4.756m
5 3200 3.265 2.041m 6.663m
6 6400 4.923 1.538m 7.57m
7 12800 6.598 1.031m 6.802m
8 512000 9.873 38.575u 3.808m
tegangan semakin besar dengan factor penguatan daya sebesar 2 yaitu sama dengan perbadingan nilai resistansinya.
Figure 37transfer daya maksimum a
Figure 38transfer daya maksimum b
Figure 39transfer daya maksimum c
Figure 40transfer daya maksimum d Pada percobaan ini didapat bahwa semakin besar nilai resistansi
akan semakin besar pula tegangan yang dihasilkan namun nilai arus yang dihasilkan semakin kecil meski demikian nilai daya yang didapat dengan mengalikan nilai arus dan
Figure 41transfer daya maksimum e
Figure 42transder daya maksimum f
Figure 43transfer daya maksimum g
Figure 44transfeer daya maksimum h
Figure 45grafik RB - P, transfer daya maksimum
III. KESIMPULAN
1. Melalui percobaan ini maka praktikan semakin memahami penggunaan teorema thevenin dan teorema Norton dalam menyederhanakan rangakaian arus searah.
2. Melalui percebaan ini,, praktikan memahami teorema superposisi yang menyatakan benar bahwa respon yang terjadi pada suatu cabang, berupa arus atau tegangan, yang
disebabkan oleh beberapa sumbeR (arus atau tegangan) yang bekerja bersama-sama, sama dengan jumlah masing-masing respon bila sumber tersebut bekerja sendiri dengan sumber lainnya oleh resistansi didalamnya.
3. Memalui percobaan ini praktikan memahami bahwa dalam setiap rangkaian pasif yang linear bila suatu sumber tagangan dipasang pada salah satu cabang akan menghasilkan arus I, maka bila sumber tegangan itu dipindahkan ke cabang yang lain maka arus yang mengalir pada cabang tersebut juga adalah sebesar I.
4. Melalui percobaan ini praktikan semakin memahami karakteristik dari rangkaian seri dan paralel pada kapasitor.
Bila rangkaian dirankai secara seri maka nilai hambatan akan semakin besar dengan operasi penambahan secara linear namun lain halnya dengan rangkaian resistor secara paralel yang akan membuat resistansi/ hambatan semakin kecil.
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Gideon, Samuel dan Koko Pratama Saragih. “Analisis Karakteristik Listrik Arus Searah dan Arus Bolak-Balik”.
Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan 2. Giancolli, D.C. (2008). Fisika Jilid 2. Erlangga
3. Tipler, P.A. (2001). Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2.
Erlangga.
4. Serway, R.A dan Jewet, J.W. (2010). Fisika untuk Sains dan Teknik Buku 2. Salemba Teknik
8000 6000 4000 2000 0
DAYA Column1 Column2