Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4735); Perencanaan fisik merupakan suatu sistem proses perencanaan fisik, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Ruang lingkup dan muatan RTRW meliputi
1) Rencana pengembangan sistem jaringan infrastruktur wilayah sebagaimana dimaksud pada huruf b (1) ayat 7 terdiri atas: (a) sistem jaringan infrastruktur inti; dan (b) sistem jaringan infrastruktur lainnya. 2) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas: jaringan jalan kabupaten; dan d) jaringan jalan desa.
1) Rencana pola ruang meliputi
Cagar Alam Gunung Burangrang dengan luas kurang lebih 86 (delapan puluh enam) hektar, terletak di Kecamatan Cikalongwetan. (3) Kawasan taman hutan luas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa Taman Hutan Raya Ir. 3) Kawasan strategis ditinjau dari pentingnya pemanfaatan sumber daya alam dan teknologi tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah Kawasan Kabupaten Bandung Barat Selatan (KBBBS). 4) Kawasan strategis ditinjau dari kepentingan fungsional dan daya dukung lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi:
Umum
Ketentuan umum mengenai peraturan zonasi pola ruang pada kawasan lindung dan kawasan budi daya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (7) huruf a dan b, disusun dengan memperhatikan:. pemanfaatan ruang untuk kegiatan pendidikan dan penelitian tanpa mengubah bentang alam;. ketentuan yang melarang penggunaan ruang yang membahayakan keselamatan umum; pembatasan pemanfaatan ruang di sekitar kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana alam; Dan. pembatasan pemanfaatan ruang yang menurunkan kualitas fungsi lingkungan hidup. 11) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan rawan bencana alam geologi sebagaimana dimaksud pada ayat (9) huruf b disusun dengan memperhatikan:. kegiatan pengolahan yang diizinkan dengan persyaratan rekayasa teknis yang sesuai dengan karakteristik bencana selain pada kawasan lindung mutlak; Dan. kegiatan perlindungan dan konservasi yang diizinkan termasuk penanaman tanaman tahunan dan reboisasi. menjaga kawasan aman dari bencana sebagai tempat pengungsian;. penyiapan jalur evakuasi di daerah rawan longsor; pengendalian kegiatan budidaya yang berada pada kawasan rawan bencana alam; Dan. pengembangan sistem informasi deteksi dini bencana alam geologi. c) Kegiatan diperbolehkan dengan syarat antara lain :. 10) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i disusun dengan memperhatikan:. mengizinkan pengembangan kegiatan komersial sesuai dengan skala daya tarik pariwisata; Dan. perlindungan bekas situs warisan budaya. b) kegiatan diperbolehkan dengan syarat antara lain :. pengembangan kegiatan perumahan dan permukiman secara terbatas diperbolehkan sepanjang berada di luar kawasan utama wisata dan tidak mengganggu bentang alam daya tarik wisata; pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; Dan. pembatasan pembangunan gedung hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata. Kegiatan yang tidak diperbolehkan antara lain pengembangan kegiatan komersial yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
2) Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pemukiman perkotaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a disusun dengan memperhatikan: c.menentukan kelengkapan bangunan gedung dan lingkungan; Dan. d.penetapan jenis dan syarat-syarat penggunaan bangunan gedung yang diperbolehkan. 4) Ketentuan umum dalam peraturan pembagian kawasan pemukiman pedesaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c, disusun dengan memperhatikan: b.Ketentuan umum dalam peraturan zonasi kawasan budidaya yang mempunyai fungsi lindung, yaitu kawasan budidaya yang termuat dalam penetapan batas potensi pergerakan tanah dan gunung berapi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat 1 huruf j, disusun dengan memperhatikan: dapat digunakan untuk kegiatan budidaya dengan persyaratan teknis khusus dan penggunaan teknik teknis; pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan karakteristik, jenis dan ancaman bencana; Dan. Pembangunan disesuaikan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Insentif
Perangkat/mekanisme insentif dan pencegah, meliputi:. a.Pengaturan/peraturan/kebijakan sebagai upaya pelaksanaan kekuasaan kebijakan. b.Ekonomi/keuangan sebagai penerapan pajak dan retribusi.
Disinsentif
UMUM
Berdasarkan kesepakatan tersebut, penyusunan RTRW Kabupaten Bandung Barat harus memperhatikan strategi dan kebijakan pemanfaatan ruang di tingkat nasional dan provinsi yang telah disepakati bersama. Dengan kebijakan pemekaran tersebut, Kabupaten Bandung Barat harus menyusun dan menetapkan rencana tata ruang wilayah berdasarkan kondisi baru sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertumbuhan sosial, ekonomi, dan pemanfaatan ruang yang pesat ini semakin mempersulit pengendalian pembangunan wilayah kabupaten, sehingga mengakibatkan banyak ketidaksesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana umum fisik wilayah Kabupaten Bandung Barat yang telah ditetapkan.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Barat yang akan menjadi pedoman pembangunan dalam dua puluh tahun ke depan dan mengikat secara hukum pemerintah kabupaten dan masyarakat, hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga menjadi pedoman yang rasional dan valid. RTRW Kabupaten Bandung Barat merupakan wadah spasial pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial budaya. Oleh karena itu, penataan ruang di Kabupaten Bandung Barat merupakan implementasi pembangunan terpadu di bidang ekonomi dan sosial budaya.
PASAL DEMI PASAL
Sementara itu, tujuan dan strategi penataan ruang juga harus disesuaikan dengan visi Kabupaten Bandung Barat ke depan yaitu “Bandung Barat Berhati-hati” Bersama Membangun Masyarakat Cerdas, Rasional, Maju, Religius dan Sehat Berbasis Pembangunan AgroIndustri. . Kawasan dan wisata ramah lingkungan. Oleh karena itu, pembangunan dan penataan ruang wilayah kabupaten yang lebih terarah melalui RTRW Kabupaten harus dilaksanakan secara terpadu dan komprehensif sebagai bagian dari strategi peningkatan tata kelola dan hasil pembangunan, penciptaan kondisi lingkungan hidup yang lebih baik, dan peningkatan kinerja pelayanan publik untuk menghadapi permasalahan yang ada. berbagai perubahan dan paradigma. Seiring perkembangannya, perencanaan fisik Kabupaten Bandung Barat perlu mendapat perhatian serius. Penyusunan RTRW Kabupaten Bandung Barat akan mengacu pada perubahan internal dan eksternal yang terjadi, permasalahan yang dihadapi, serta pemanfaatan potensi dan ruang secara optimal dengan mempertimbangkan paradigma baru dalam pembangunan perencanaan fisik.
Pemanfaatan ruang secara serasi, serasi, dan seimbang merupakan suatu kegiatan dalam penataan ruang yang harus mampu menjamin terwujudnya keselarasan, keselarasan, dan keseimbangan struktur dan pola pemanfaatan ruang. Sedangkan yang dimaksud dengan pemanfaatan ruang berkelanjutan adalah kegiatan penataan ruang yang harus menjamin kelestarian dan daya dukung sumber daya alam. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah Kabupaten Bandung Barat ditetapkan untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah.
Ayat (1)
Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas Huruf h Cukup jelas Huruf i Cukup jelas Huruf j Cukup jelas Huruf k Cukup jelas Huruf l Cukup jelas Huruf m Cukup jelas. 5. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kabupaten/kota perbatasan dalam mewujudkan pemerataan peran dan fungsi di KSN Cekungan Bandung dan KSP Bandung Utara; Dan. 6. mengembangkan mekanisme kerja sama dengan kabupaten/kota tetangga dalam pengelolaan kawasan lindung berbasis daerah aliran sungai dan pemanfaatan sumber daya alam.
5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar kabupaten/kota perbatasan dalam mewujudkan keterpaduan peran dan fungsi KSP Padalarang-Cikalongewetan-Purwakarta. 6. mengembangkan mekanisme kerjasama antar kabupaten tetangga dalam mengelola kawasan lindung di wilayah sungai dan membangun jaringan infrastruktur regional;
Ayat (1)
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Jalan tol bawah tanah yang dimaksud dalam bahasa asing adalah jalan di bawah tol atau jalan lintas di bawah jalan lain.
Ayat (1)
Pola jaringan kabel tenaga listrik direncanakan sesuai dengan pola jaringan jalan eksisting, hanya saja jaringan kabel tenaga listrik tegangan tinggi dapat melintasi daerah tertentu, sedangkan jaringan kabel tenaga listrik tegangan menengah dan rendah. direncanakan di sisi kiri jalan satu jalur dengan pipa bawah tanah untuk air bersih. Jaringan kabel tegangan tinggi diatur untuk menjaga lingkungan yaitu sepanjang 25 meter ke samping dan bagian samping jaringan harus bebas. bangunan, dibentuk menjadi sabuk hijau tanpa bangunan.
Ayat (1)
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Kawasan resapan air ditetapkan dengan kriteria kawasan yang mempunyai kapasiti tinggi untuk meresap air hujan dan sebagai pengawal sistem air permukaan.
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Ayat (1)
Kriteria teknis peruntukan hutan produksi terbatas, peruntukan hutan produksi tetap, dan peruntukan hutan produksi yang dapat dikonversi mengikuti penetapan oleh menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kehutanan. Pengelolaan kawasan hutan produksi ditujukan untuk: a) meningkatkan pembangunan lintas sektor dan subsektor, serta kegiatan perekonomian di sekitarnya; meningkatkan upaya konservasi kapasitas sumber daya hutan; d) meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya di daerah; dan e. mendorong pengembangan dunia usaha dan partisipasi masyarakat setempat. Pengelolaan kawasan hutan produksi, meliputi :. penetapan hutan produksi terbatas sebagai kawasan budidaya lindung di Kecamatan Cililin, Sindangkerta, Gununghalu, Batujajar, Lembang, Parongpong, Cisarua, Cipatat, Cipeundeuy dan Cikalongwetan; penetapan hutan produksi tetap sebagai kawasan budidaya lindung di Kecamatan Sindangkerta, Gununghalu, dan Rongga;
1) Areal peruntukan hutan kemasyarakatan ditentukan berdasarkan kriteria kawasan yang dapat diusahakan menjadi hutan oleh masyarakat pada tanah hak milik. 2) Kriteria teknis kawasan peruntukan hutan bersama mengikuti penetapan menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang kehutanan.
Ayat (1)
3. pengembangan komoditas unggulan yaitu cabai, tomat, kembang kol, jamur tiram dan bunga potong di kabupaten Cisarua; 5. pengembangan komoditas unggulan berupa singkong, palawija, jagung, kedelai, dan sayuran di kabupaten Cihampelas;
Ayat (1)
Pengembangan wilayah wilayah pertambangan berupa wilayah pertambangan yang terdiri dari kawasan cadangan negara.
Ayat (1)
Ayat (1)
Kriteria teknis perumahan ditetapkan oleh menteri yang kewenangannya di bidang perumahan.
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Ayat (1)
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Ayat (1)
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Misalnya, lapangan golf mempunyai kapasitas yang rendah, sedangkan hutan produksi atau hutan kemasyarakatan memiliki kapasitas yang rendah.
Cukup jelas
Ayat (1)
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup yang selanjutnya disebut UKL-UPL adalah pengelolaan dan pemantauan usaha dan/atau kegiatan yang tidak mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan mengenai pelaksanaan UKL-UPL. usaha dan/atau kegiatan. Pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang selanjutnya disebut SPPL adalah pernyataan kesanggupan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup terhadap dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatan di luar lingkungan hidup. usaha dan/atau kegiatan dimaksud wajib AMDAL atau UKL-UPL.
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Peringatan dan/atau teguran dapat diberikan terhadap kegiatan yang dilakukan namun melanggar/tidak sesuai dengan undang-undang tata ruang dan/atau belum memiliki izin yang diperlukan, melanggar ketentuan izin yang diterbitkan, atau tidak dilaksanakan. mereka keluar. Penghentian sementara kegiatan administrasi dapat dilakukan terhadap permohonan penerbitan izin yang tidak memenuhi persyaratan administrasi tertentu dalam jangka waktu tertentu; Penghentian sementara penyelenggaraan pelayanan publik dapat dikenakan terhadap kegiatan pelayanan publik yang tidak mematuhi undang-undang tata ruang dan tidak memperhatikan teguran dan/atau teguran pemerintah kota;
Pencabutan izin yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang, dengan atau tanpa penggantian, dapat dikenakan terhadap setiap izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, tanpa memperhatikan apakah izin tersebut ada sebelum atau sesudah rencana yang ditetapkan. secara spasial; dan/atau jika. Pembongkaran dapat dikenakan terhadap penggunaan ruang dan/atau benda yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, termasuk benda tanpa izin yang tidak mungkin diberikan izin. Pemulihan fungsi atau rehabilitasi fungsi ruang dapat diterapkan pada kegiatan yang menyebabkan perubahan fungsi ruang.
Cukup jelas
Pemerintah kota juga mempunyai kewajiban memulihkan fungsi sesuai dengan penyaluran dana sebagaimana tercantum dalam program pembangunan;
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas