Perempuan Perkasa
Fajar mengurai cahaya, langkah kaki yang ringkih namun kokoh karena gemblengan takdir
Angan yang kusut dilayarkan dalam pertempuran melawan gigihnya semesta
Peluh dan tekad mengakar kuat dalam
jiwa perempuan perkasa, ya, dialah mata tombak kemajuan dunia
Badai demi badai dilalui meski dengan mata yang dihujani air
tuhan biarkanlah lentera itu selalu menyala didalam gelap nya gulita ruang
iky, Ambon 3 oktober 2024
NAMA: Fikri.M.D.Rumbia
ruang hampa
sudah lama aku bersajak, tapi tak ada satu kata yang bisa mendefinisikan dirimu
entah aku yang bodoh dalam bersajak, atau bodoh karena salah menaruh hati dalam kata
kata-kataku mampu menghibur seseorang, tapi belum tentu kamu orang nya
setiap bait kata yang kurangkai selalu gagal dan tak bermakna, sekali lagi!
apa aku terlalu bodoh dalam bersajak atau bodoh dalam memberikan cahaya pada gelap nya malam
cahaya yang kuberikan bagaikan cahaya lilin yang menerangi gelap nya ruang, terlalu lama aku memberikan cahaya pada kegelapan, sampai aku lupa apakah ruang ini pantas kuterangi atau tidak
iky, Ambon 3 September 2024
aku tanah
rantai yang membelenggu, mengikat hati yang bercumbu dengan bayang-bayang mu
malam itu, aku melihatmu begitu akrab dengan bintang dan bulan, kamu begitu fasih
menceritakan kekonyolanmu sembari tersenyum kepada bintang dan bulan
aku hanyalah tanah yang kamu injak tapi tak pernah di anggap ada, tanah ini selalu
bermimpi menjadi langit agar engkau melihat dan menganggap ku ada
oh Tuhan, aku begitu ikhlas mencecap senyumannya, walaupun senyumnya tak tertuju pada tanah yang mati atau langit yang mendung karena penuh dengan penyiksaan
Cerpen
Cerita ini diambil dari kisah nyata sang penulis (fikri) ketika masih kecil. Cerita ini diambil untuk dijadikan cerpen singkat demi untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Penulisan Kreatif
JUDUL:
Pukulan Sebuah Rotan yang tidak diketahui
Tiada hari tanpa bermain dan mandi air laut sama teman-teman. Aku dilarang terus sama mama untuk tidak keluar rumah kalau sudah siang hari untuk saatnya jam tidur. Tiap saat setelah makan siang sebelum tidur, Aku selalu disuruh mama untuk tidur siang dan jangan ke mana-mana Biasanya makan siang kami yaitu pukul 12:00 WIT dan jam tidur siangnya kami yaitu 14:00 WIT. Setelah makan siang selesai Aku selalu mencari alasan untuk bermain di halaman rumah menunggu jam tidur untuk
tidur. Sementara bermain Aku melihat Mama, Papa, Nenek, Kakek dan semua anggota keluarga lainnya lagi tidak memperhatikanku, disitulah Aku akan lari dari rumah untuk pergi bermain sama teman-teman dan juga sampai pergi mandi air laut.
Aku dan teman-temanku bermain bahkan kami pergi ke Pantai untuk mandi air laut. Pada saat sudah pukul 14:00 WIT untuk kami tidur siang, Mama melihat bahwa Aku sekarang tidak di rumah. Mama kemudian mencari Aku disekeliling komplek rumah kami dan juga di rumah teman Aku. Mama mencari dengan rasa cemas karena mama takut Aku hilang, karena waktu itu Aku masih kecil jadi mama takut.
Mama terus bertanya ke orang-orang yang Mama temui untuk menanyakan apakah mereka melihat anaknya yang kepala batu itu, Kata itu yang selalu keluar dari mulut Mama kalau sudah mencari Aku.
Kemudian Mama ke Pantai untuk mencari Aku, Mama kemudian akhirnya temui Aku namun disitu Mama masih harus sembunyikan dirinya agar Aku tidak melihatnya dan tidak lari darinya Disitu Mama kemudian bergegas untuk mencari rotan. Saat Aku tidak memperhatikan Mama, disitu Mama pun mendekat dan kemudian memanggil Aku. Mama menyimpan rotan di belakangnya Aku pun sudah takut. Aku tidak berani dekat, namun Mama selalu memanggil Ku untuk pulang. Aku tanya ke Mama apakah Mama lagi bawa rotan? Mama menjawab tidak ada, Mama hanya mau memanggil Ku untuk pulang dan tidur. Aku masih saja takut tapi Aku ingin mencari keberadaan rotan apakah Mama membawanya atau tidak.
Mama sampaikan bahwa dia tidak membawa rotan dan Mama terus memanggil Ku untuk pulang. Kata Mama kalau Aku tidak datang maka Mama akan ambilkan rotan. Dari situlah Aku cepat-cepat naik ke Pasir untuk memakai pakaian. Sementara memakai pakaian Mama menjagaku untuk memakai pakaian. Setelah selesai pakai pakaian, tangan Aku kemudian dipegang oleh Mama dan pulang. Mama baru saja memegang tangannya Aku kemudian Mama mengambil rotan yang disembunyikan di belakangnya dan langsung memukul Ku. Aku kemudian bereteriak dan menangis Aku berusaha untuk melepaskan tanganku dari Mama untuk lari darinya dan pulan ke rumah.
Orang pertama yang Aku berlindung yaitu Nenek.
Nenek memeluk Aku sampai Mama datang dan karena sudah ada di pelukannya nenek Mama pun berhenti memukulku. Aku disuruh mandi air di kamar mandi. Setelah selesai mandi Aku pun disuruh untuk tidur siang. Disitu Aku langsung lari dan naik ke tempat tidur dan tidur.
Ambon 23 Oktober 2024