• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANTANGAN DAN PELUANG PEREMPUAN DI PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TANTANGAN DAN PELUANG PEREMPUAN DI PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TANTAN DI PEMILI

Universitas Muhammadiyah T Ema

Penulisan jurnal ini bertujuan untuk umum legislatif tahun 2014 di Ko Informan penelitiannya yaitu calon legislatif pada tahun 2014. Tantanga budaya bahwa perempuan itu hany perempuan yang tidak terjun ke dun undang yang memberikan peluan peluang besar bagi perempuan unt perempuan yang berhasil menjadi perempuan yang semakin tinggi suda politik.

Kata kunci : Pemilu, tantangan dan pe

Latar Belakang Masalah

Pelaksanaan Pemilihan (Pemilu) secara langsung merupa satu wujud demokrasi. Jika dapat diartikan sebagai pemerint rakyat, oleh rakyat, dan untuk ra cara rakyat untuk m pemerintahan itu dilakukan melal Pemilu dipandang sebagai bent nyata serta wujud paling konkret rakyat dalam penyelenggaran Dalam demokrasi modern, pem dikaitkan dengan konsep perwakilan atau demokrasi tidak yang berarti keikutsertaan rakyat pemerintahan dilakukan oleh rakyat yang dipilih sendiri ol secara langsung dan bebas, sehi pemilu haruslah mencerminkan aliran-aliran dan aspirasi politik di tengah-tegah masyarakyat. K pemahaman yang seperti itul mendasari penyelenggaraan

ANGAN DAN PELUANG PEREMPUAN ILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014

Nurhamidah Gajah

ah Tapanuli Selatan, Jl.St.Mohd.Arief No.32 Padangsi Email : m_nurhamidah@yahoo.co.id

Abstrak

ntuk mengetahui tantangan dan peluang perempuan Kota Padangsidimpuan. Penelitian ini menggunakan on legislatif perempuan yang duduk dan yang gagal

gan perempuan dalam pemilihan umum legislatif adal anya di dapur, mengurus anak dan melayani suami, dunia politik, serta adanya anggapan bahwa politik itu uang keterwakilan perempuan di legislatif sebesar n untuk terjun ke dunia politik, dan juga adanya c

di anggota legislatif bahkan menjadi ketua DPRD, sudah mulai menjadikan perempuan lebih mampu ber

dan peluang, perempuan

an Umum upakan salah a demokrasi erintahan dari rakyat, maka menentukan elalui pemilu. bentuk paling ret partisipasi enggaran negara. pemilu selalu ep demokrasi dak langsung, kyat di dalam eh wakil-wakil oleh rakyat ehingga hasil an konfigurasi ik yang hidup . Konsep dan itulah yang aan pemilu

disepanjang sejarah Negar Republik Indonesia. (Gaffar,

Di era reformasi pada banyak bermunculan as masyarakat dan gugatan kuat sebagai sarana paling pelaksanaan demokra diselenggarakan secara langs bebas, rahasia, jujur, dan adi tahun 1999 kita boleh berge berhasil menyelenggarakanny relatif fair dan bersih. (Gaffar

Tahun 2009 bangsa berhasil menyelenggarakan akbar dalam kehidupan berde pemilihan umum. Meskipun sejumlah masalah, namun tahap penyelenggaraan pem dilalui secara damai dan Kekurangan dan kelemahan menjadi bahan evaluasi unt penyelenggaraan pem mendatang (Gaffar, 2012: 22

gsidimpuan

mpuan pada pemilihan unakan jenis kualitatif. gagal menjadi anggota adalah masih adanya i, sehingga banyak itu kejam. Undang-ar 30% merupakan a contoh beberapa , serta pendidikan ampu bersaing di dunia

egara Kesatuan ar, 2012: 14) pada tahun 1998

aspirasi-aspirasi kuat agar pemilu ng nyata bagi okrasi harus langsung, umum, dan adil. Pada pemilu bergembira karena akannya secara ffar, 2012: 16)

(2)

Undang-Undang Nomor 2012 Tentang Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat, Perwakilan Daerah dan Dewan Rakyat Daerah pada pasal tercantum bahwa salah satu k dan perbaikan yang harus dilak beberapa partai politik (parpol “Menyertakan sekurang-kurangny (tiga puluh persen) ket perempuan pada kepengurus politik tingkat pusat, jadi setiap par harus memenuhi keterwakilan per sesuai ketentuan tersebut.

Tantangan perempuan di duni sangat banyak, disamping pe bekerja di sektor formal maupun sebagai fungsi eksternal, juga perempuan tidak dapat begi melepaskan diri dari tanggung sebagai seorang istri dan ibu yang fungsi internal.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana peluang perempuan pemilihan umum legislatif tahun Kota Padangsidimpuan?

2. Bagaimana tantangan per dalam pemilihan umum legis 2014 di Kota Padangsidimpuan?

Tujuan penelitian

Setiap penelitian dilakukan,jelas mempunyai tujuan. yang menjadi tujuan dalam pe adalah:

1. Untuk mengetahui peluang per dalam pemilihan umum legis 2014 di Kota Padangsidimpuan. 2. Untuk mengetahui

perempuan dalam pemilihan legislatif tahun 2014 pada Padangsidimpuan.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Peluang dan Tantangan Peluang adalah sebuah k yang sudah pasti yang bisa didapat seseorang dengan cara mengandal suatu potensi dan keahlian y dimiliki oleh orang tersebut dengan

r 8 Tahun um Anggota at, Dewan an Perwakilan al 8 ayat 2 u kekurangan dilakukan oleh rpol) adalah angnya 30% keterwakilan engurusan partai ap partai politik an perempuan

i dunia politik ng perempuan upun informal uga seorang begitu saja anggung jawabnya yang menjadi

mpuan dalam tahun 2014 di

perempuan egislatif tahun

puan?

an yang

ujuan. Adapun penelitian ini

uang perempuan egislatif tahun

puan.

tantangan ilihan umum pada di Kota

antangan kesempatan dapatkan oleh engandalkan an yang telah dengan cara

memanfaatkan waktu dan ada.

Tantangan adalah memacu otak untuk berpikir dengan cara yang keluar membentuk suatu strategi, baru. Saat kondisi ini t tantangan boleh disebut kenikmatan pun usai. Tant suatu dorongan pada diri mencapai target yang tel dengan hasil mungkin.Tantangan akan m memberi arah, dan memb terbaik dalam diri.

Partai Politik

Partai politik pertama negara-negara Eropa Barat dan Prancis. Dengan gagas rakyat merupakan faktor penting untuk diperhit diikutsertakan dalam prose partai politik lahir dan berke penghubung antara ra pemerintah yang sedang ber Secara umum dapat di partai politik adalah “suat manusia (orang-orang) yang yang anggota-anggotanya orientasi, nilai-nilai dan cita-(Budiardjo, 2000:160). selanj Soltan mengatakan bahwa adalah sekelompok warga terorganisir yang bertindak kesatuan politik dengan kekuasaannya untuk mem menguasai pemerintahan dan kebijakan mereka sendi 2012:188). Pendapat disampaikan oleh Inu Ken menurut beliau partai pol sebuah kelompok manu terorganisir yang stabil

merebut atau m

penguasaan pemerintahan

partai dan berdasarkan penguas akan memberikan manfaat

partainya (Kencana, 2009 : 316 Partai politik merupaka dari demokrasi yang harus ada negara modern.Adapun tujuan Politik adalah merebut ke

dan kondisi yang

ah sesuatu yang pikir, dan bertindak uar dari kebiasaan gi, atau kebiasaan tercapai, maka ebut telah berlalu, antangan adalah diri sendiri untuk telah ditetapkan semaksimal n menggairahkan, bangkitkan yang

ma kali lahir di arat yaitu Inggris gagasan bahwa tor yang begitu perhitungkan dan oses politik, maka erkembang menjadi rakyat dengan berkuasa.

dapat dikatakan bahwa “suatu kelompok yang terorganisir anya mempunyai ita-cita yang sama selanjutnya Roger F. a partai politik itu arga negara yang ndak sebagai satu an memanfaatkan emilih, bertujuan ahan dan melakukan sendiri (Antonius, endapat lain juga Kencana, dimana politik merupakan manusia yang l dengan tujuan

(3)

ambil bagian dalam perebut k Suatu partai politik itu di bentuk lain kecuali untuk berfungsi m kekuasaan politik (Thoha, 2007 : Partai politik dalam siste demokrasi menyelenggarakan fungsi:

1. Partai sebagai sarana komuni 2. Partai sebagai sarana sosialis 3. Partai politik sebagai sarana

politik

4. Partai politik sebagai sarana konflik (Budiardjo, 2000 : 163

Fungsi utama partai polit Ramlan Surbakti adalah men mempertahankan kekuasaan mewujudkan program-progra disusun berdasarkan ideologi (Surbakti, 2010 : 149). Sement partai politik dalam sistem demokrasi tercantum dalam Undang Nomor 2 Tahun 2011 Partai Politik.

Pengertian Pemilihan Umum Pemilihan Umum selanjutn dengan Pemilu adalah sarana pel kedaulatan rakyat yang dil secara langsung, umum, beba jujur, dan adil dalam Negara Republik Indonesia berdasarkan dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. global, Pemilu diakui sebagai sebuah untuk membentuk demokrasi serta menggelar pergantian secara berkala.

Menurut Joseph S (Schumpeterian) bahwa pemilu sebuah arena yang mewadahi (kontestasi) antara aktor-aktor pol meraih kekuasaan partisipasi pol untuk menentukan pilihan serta hak-hak sipil dan politik warga (Antonius, 2012:177). Dalam hubungan Partai Politik merupakan aktor ut berkompetisi untuk memperoleh massa dan meraih kekuasaan dan legislatif.

Pemilihan umum dapat sebagai suatu kumpulan metode

ebut kekuasaan. bentuk tidak ada menjalankan 2007 : 95).

istem negara an beberapa

unikasi politik ialisasi politik ana recruitment

ana pengatur 163)

olitik menurut mencari dan aan guna ogram yang deologi tertentu entara tujuan tem negara m Undang 2011 Tentang

utnya disebut ana pelaksanaan dilaksanakan bebas, rahasia, egara Kesatuan an Pancasila sar Negara 1945.Secara sebuah arena i perwakilan an pemerintah

Schumpeter lu merupakan adahi kompetisi or politik yang politik rakyat erta liberalisasi arga negara hubungan ini, or utama yang oleh dukungan aan eksekutif

at di artikan ode ataucara

warganegara atau masyar para wakil mereka (Antoni Dalam penjelasan U Republik Indonesia Nomor tentang Pemilihan Umum A Perwakilan Rakyat (D Perwakilan Daerah (DPD Perwakilan Rakyat Daerah, Partai Politik dapat menjadi setelah memenuhi persyarat a. Berstatus badan hukum

Undang-Undang tentang b. Memiliki kepengurusan

provinsi;

c. Memiliki kepengurusan puluh lima persen kabupaten/kota di pr bersangkutan;

d. Memiliki kepengurusan puluh persen) jumlah kabupaten/kota yang ber e. Menyertakan sekurang-k

(tiga puluh persen) perempuan pada kepeng f. Memiliki anggota seku

1.000 (seribu) orang ata

perseribu) dari jumlah penduduk kepengurusan par

sebagaimana dimaksud yang dibuktikan dengan kartu tanda anggota; g. mempunyai kantor

kepengurusan pada tingk provinsi, dan kabupaten/ tahapan terakhir Pemilu; h. mengajukan nama, lamb

gambar partai politik kep i. menyerahkan nomor

Kampanye Pemilu atas politik kepada KPU.

Pemilihan umum me kegiatan dimana rakyat mem sekelompok orang menj pemimpin rakyat, pemimpi pemimpin pemerintahan mekanisme politik. Penyelenggar berpedoman pada asas ma kepastian hukum, tertib, umum. Pemilu juga di artikan dimana prefensi rakyat diagr memilih pemimpin, baik l DPD dan DPRD) maupun

asyarakat memilih onius, 2012:188). Undang-Undang or 8 Tahun 2012 Anggota Dewan (DPR), Dewan D) dan Dewan aerah, di jelaskan adi peserta Pemilu aratan:

m sesuai dengan ang Partai Politik;

san di seluruh

san di 75% (tujuh persen) jumlah provinsi yang

an di 50% (lima ah Kecamatan di

bersangkutan; ang-kurangnya 30%

en) keterwakilan kepenguruf.

kurang-kurangnya atau 1/1.000 (satu ah penduduk pada partai politik ud pada huruf c dengan kepemilikan

tetap untuk tingkatan pusat, kabupaten/kota sampai

ilu;

mbang, dan tanda epada KPU; dan rekening dana atas nama partai

(4)

Presiden-wakil presiden dan daerah).

Umumnya ada dua sistem umum yang dipakai, yaitu: 1. Sistem Distrik yaitu s

merupakan sistem pemilihan yang paling tua, sistem diselenggarakan berdasark daerah pemilihan dengan membedakan jumlah penduduk tempat yang sudah ditentuk sistem distrik, satu distrik menj dai suatu wilayah, satu dis berhak atas satu kursi, dan yang memperoleh suara menjadi pemenang tunggal. 2. Sistem Proporsional dimana

proporsional, satu wilayah sebagi kesatuan, dan wilayah kursi dibagai sesuai jumlah s diperoleh oleh para kontestan, nasional tanpa menghiraukan suara itu (Kencana, 2006 : 406

Pada tahun 1955, melakukan pemilihan umum yang ada 28 partai politik yang i pemilihan umum ini dan ini menj awal pemilihan umum di Indones Fungsi pemilu dapat di kel dalam tiga jenis yaitu:

1. Fungsi Keterwakilan

Fungsi keterwakilan dal kelompok-kelompok m memiliki perwakilan ditinjau goegrafis, fungsional dan desk 2. Fungsi Integrasi

Fungsi Integrasi dalam arti penerimaan partai terhadap dan masyarakat terhadap part 3. Fungsi Mayoritas

Fungsi Mayoritas yang cu untuk menjamin stabilitas dan kemampuanya untuk me (Goris, 2013 : 147).

Sistem Pemilihan Umum Indonesi Demokrasi pada umumny oleh adanya tiga prasyarat kompetisi di dalam memperebut mempertahankan kekuasaan, (2) masyarakat, dan (3) adanya ja

dan kepala

em pemilihan

sistem ini ilihan umum distrik ini rkan lokasi dengan tidak enduduk, tetapi entukan. Dalam enjadi bagian distrik hanya dan konstentan a terbanyak .

ana sistem ah dianggap ah itu jumlah ah suara yang estan, secara aukan distribusi

406).

dalam arti masyarakat

cukup besar pemerintah emerintahan

ndonesia nya ditandai at yaitu “(1) perebutkan dan (2) partisipasi a jamina

hak-hak sipil dan politik (Antoni Dalam hal ini, sistem pe merupakan salah sat kelembagaan yang penting di demokrasi untuk mew prasyarat tersebut.

Sejak kemerdekaan 2004 “bangsa Indones menyelenggarakan sembilan umum. Semua pemilihan u diselenggarakan dalam vacuum, melainkan berlangs lingkungan yang turut menent pemilihan umum itu sendi 2008 : 473).

Ada tiga tugas utam sistem pemilihan umum yaitu: 1. Menerjemahkan suara

dipungut dari voters untuk yang dimenangkan legislatif.

2. Bertindak sebagai s memungkinkan rakyat pertanggungjawaban pada mereka.

3. Memberikan intensif kepada yang memperebutkan kek menyusun imbauan kepada dengan cara yang (Agustino, 2007 : 120).

Sistem pemilihan um metode yang mengatur dan warga negara memilih par diantara mereka sendiri. Pem sarana untuk melakukan pemimpin secara konstitusional juga sebagai saran bagi berpartisipasi dalam proses

Kepemimpinan Perempuan Menjadi perempuan pe membutuhkan kualifikasi, sy kewajiban yang diembann berarti menentukan hal-hal untuk dikerjakan, mencipt organisasi yang dikehendak memberikan komitmen, be semangat dan antusias untuk hal-hal yang telah ditetapk Memimpin juga berarti mengk dan prinsip organisasi k anggota organisasi. Kegiat

ntonius, 2012:179. pemilihan umum satu instrumen ng di dalam negara ewujudkan tiga

aan hingga tahun ndonesia telah bilan kali pemilihan han umum itu tidak situasi yang angsung di dalam menentukan hasil endiri (Budiarjdo,

utama dari suatu aitu:

uara-suara yang untuk menjadi kursi dalam badan

saluran yang kyat meminta pada wakil-wakil

kepada mereka an kekuasaan untuk kepada para pemilih ang berbeda-beda

umum adalah dan memungkinkan para wakil rakyat emilu merupakan an penggantian usional dan pemilu bagi rakyat untuk

es politik.

uan

(5)

termasuk menciptakan budaya k dan iklim yang harmonis dalam organisasi serta menciptakan tangg dan pemberian wewenang pencapaian tujuan bersama.

Kepemipimpinan menuntut keahlian, keterampilan, dan pr pemimpin. Kepemimpinan per sama halnya dengan kepemim laki hanya saja, ada beberapa yang ada pada perempuan dan baik dari segi fisik dan psikologis fisik umumnya perempuan lebih pada laki-laki sedangkan psikologis, perempuan berwatak sedangkan laki-laki kasar. Akan ada larangan secara pasti bagi per untuk berkiprah dalam dunia publ

Keterwakilan Perempuan di Par Tingkat keterwakilan perem sebagai anggota partai politik anggota parlemen serta instut politik lainnya ditingkat pusat daerah belum memberikan har baik bagi keterwakilan perempuan politik formal Indonesia. Jumlah pe yang terlibat politik dari tahun ke dilihat pada data berikut:

1. Pada tahun 1992- 1997, perempuan yang terlibat parlemen di Indonesia perempuan anggota DPR at 12,3 persen dari keseluruhan anggota DPR pada masa itu. 2. Pada tahun 1997-1999, pada

Reformasi dari pemerintahan Soeharto ada 57 orang perem menjadi anggota parlemen persen yang menduduki keseluruhan anggota DPR ma 3. Pada tahun 1999-2004,

perempuan anggota mengalami penurunan menjadi atau 9 persen (Subiakto dkk, 2012 157).

Periode Perempuan Laki-laki

1950 – 1955 9 (3,8%) 236 (96,2%)

1955 – 1960 17 (6,3%) 272 (93,7%)

Konstituante

1956 – 1959 25 (5,1%) 488 (94,9%)

1971 -1977 36 (7,8%) 460 (92,2%)

1977 – 1982 29 (6,3%) 460 (93,7%)

a kultur positif m lingkungan an tanggujawab enang dalam

tut kualifikasi prestasi dari perempuan impinan laki-apa perbedaan dan laki-laki ogis. Dari segi ebih lemah dari an dari segi atak lebi halus an tetapi tidak bagi perempuan

publik.

Parlemen perempuan baik

politik maupun nstutisi formal pusat maupun harapan yang puan di dalam ah perempuan ke tahun bisa

1997, jumlah ibat dalam a ada 63 atau sekitar uhan jumlah u.

pada masa ahan Orde Baru empuan yang n atau 11,5 i kursi dari masa ini. 2004, jumlah

parlemen njadi 45 orang dkk, 2012 :

156-Tingkat Representasi Per Lembaga Legislatif.

Tingkat representas Indonesia pada saat ini m dari total jumlah wakil rak Tingkat keterwakilan ini me yang tertinggi sejak pemil jelasnya dapat kita lihat pada

Tabel 2.1. Tingkat Represent Perempuan di DPR-RI

Periode Perempuan Laki-laki

1950 – 1955 9 (3,8%) 236 (96,2%)

1955 – 1960 17 (6,3%) 272 (93,7%)

Konstituante

1956 – 1959 25 (5,1%) 488 (94,9%)

1971 -1977 36 (7,8%) 460 (92,2%)

1977 – 1982 29 (6,3%) 460 (93,7%)

Sumber: KPU Kota Padangs

Angka keterwakilan parlemen tidak sama di seti daerah yang tinggi dan juga terlihat dari sebaran anggot perempuan di DPR RI berdasarkanasal provinsinya terburuk adalah terdapat enam p memiliki keterwakilan perempu diantaranya Sulawesi Barat, Bal Barat, Bangka Belitung, Kaliman Nanggroe Aceh Darussal diantaranya 17 provinsi keterwakilan perempuan di rata-rata keterwakilan pere RI. Artinya, lebih 50% provins tidak memenuhi angk

erempuan dalam

entasi perempuan mencapai 18,3% akyat di DPR-RI. erupakan tingkat milu 1987. Lebih pada tabel berikut:

esentasi

Periode an Laki-laki

1950 – 1955 ) 236 (96,2%)

(6)

keterwakilan 18%. 16 provinsi lai memiliki lebih dari 20% ket perempuan di parlemen dengan diantaranya sudah lebih dar representasianggota legislatif perempuan.

Penurunan keterwakilan per dalam arena politik formal kebikajakan nasional yang mempengaruhi kehidupan selur ini ditentukan, terjadi secara dalam pemilu tahun 2004. Tabel memperhatikan tahapan tersebut: dari 13% pada pe menjadi 12% pada pemilu 1992, 10,8% pada pemilu 1997, turun pada pemilu 1999. Pada tahun keterwakilan perempuan i meningkat mencapai 11,09% dan tahun 2014 makin meningkat 18,03% . Tingkat keterwak menunjukkan ada peni Keterwakilan Perempuan di Legislatif.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunak kualitatif karena yang diteliti yai dan tantangan calon legislatif per pada Pemilihan Umum Legis 2014 di kota Padangsidimpuan. penelitiannya yaitu calon perempuan yang duduk dan y menjadi anggota pada tahun 2014.

Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan dat digunakan yaitu kepustakaan Research), Observasi (P lapangan) dan wawancara.

Pembahasan

Menjadi perempuan pemimpin tentu membutuhkan syarat-syarat dan kewajiban diembannya. Memimpin menentukan hal-hal yang tepat dikerjakan, menciptakan organisasi yang dikehendaki aga

i lainnya telah keterwakilan dengan tujuh dari 30% atif (caleg)

an perempuan al, dimana ang akan eluruh bangsa ra bertahap abel di atas penurunan pemilu 1987 1992, menjadi urun lagi 9% tahun 2009 ini mulai dan pemilu at mencapai erwakilan ini peningkatan di Lembaga

nakan jenis yaitu peluang if perempuan Legislatif tahun puan. Informan on legislatif yang gagal 2014.

data yang aan (Library (Pengamatan

sebagai an kualifikasi, ajiban yang n berarti tepat untuk dinamika agar semua

memberikan komitmen, be semangat dan antusias untuk hal-hal yang telah ditetapk Memimpin juga berarti mengk dan prinsip organisasi k anggota organisasi. Kegiat termasuk menciptakan buda dan iklim yang harmonis dal organisasi serta menciptakan dan pemberian wewenang pencapaian tujuan bersama.

Kepemipimpinan menun keahlian, keterampilan, dan pemimpin. Kepemimpinan sama halnya dengan kepe laki hanya saja, ada beber yang ada pada perempuan baik dari segi fisik dan psikol fisik umumnya perempuan l pada laki-laki sedangkan psikologis, perempuan berw sedangkan laki-laki kasar. A ada larangan secara pasti bagi untuk berkiprah dalam dunia

Politik sangat identik dengan Mitos yang berkembang

perempuan tidak boleh berkiprah di ranah poli menjadi semakin sulit bagi untuk mengonsolidasikan kedudukannya dalam

Sedikitnya proporsi keberadaan berperan dan berpartisipasi institusi politik, semakin ruang gerak, sekligus suar yang terwakili. Hal ini merupa dan tantangan bagi perempuan, bagi eksistensi dan perempuan di arena politik juga tidak optimalnya kepentingan perempuan, begi disampaikan oleh salah satu yang gagal duduk sebagai Pemilu Legislatif tahun 2014.

Sejak pemilu 2004, duk mengisi 30 persen kuota parlemen diundangkan. Mak perempuan di parleme menjadi lebih banyak, i peluang yang sangat perempuan yang ingin ter politik. Perkembangannya ini terpenuhi tidak hanya di daerah-daerah juga. Bah

bekerja dengan untuk mewujudkan etapkan bersama. engkomunikasi visi kepada seluruh egiatan memimpin udaya kultur positif dalam lingkungan akan tanggujawab ewenang dalam

a.

enuntut kualifikasi dan prestasi dari nan perempuan kepemimpinan laki-berapa perbedaan puan dan laki-laki ikologis. Dari segi an lebih lemah dari gkan dari segi berwatak lebi halus . Akan tetapi tidak ti bagi perempuan unia publik.

k dengan laki-laki. g di masyarakat, eh bermain dan politik. Akibatnya bagi perempuan an posisi dan dunia politik. adaan perempuan pasi aktif di institusi-n mempersempit suara perempuan erupakan masalah mpuan, tidak saja dan keterlibatan itik negara, tatapi a politik dan begitu hal yang atu calon legislatif agai anggota pada 2014.

(7)

Padangsidimpuan yang menj DPRD nya adalah perempuan.

Penutup

Tantangan perempuan pemilihan umum legislatif adal adanya budaya bahwa perem hanya di dapur, mengurus melayani suami, sehingga perempuan yang tidak terjun politik, serta adanya anggapan politik itu kejam.

Undang-undang yang m peluang keterwakilan perem legislatif sebesar 30% merupakan besar bagi perempuan untuk dunia politik, dan juga adan beberapa perempuan yang menjadi anggota legislatif bahkan ketua DPRD, serta pendidikan per yang semakin tinggi sudah menjadikan perempuan lebih bersaing di dunia politik.

enjadi Ketua puan.

an dalam adalah masih perempuan itu s anak dan ngga banyak un ke dunia anggapan bahwa

(8)

Daftar Pustaka

Agustino, Leo, 2007 : Perihal Il Yogyakarta, Graha Ilmu Budiardjo, Miriam, 2012 :

Dasar-Politik, Jakarta, Gramedi Utama

Gaffar, M, Janedjri, 2012 : Pol Pemilu, Jakarta, Konstitus Seran, Gotfridus Goris, 2013

Pemilu Popular, Y Graha Ilmu

Sitepu, P, Anthonius, 2012 : Politik, Yogyakarta, Graha Subiakto, Henry dan Rahman I

Komunikasi Politik, M Demokrasi, Kencana Ja

hal Ilmu Politik, u

ar-dasar Ilmu edia Pustaka

olitik Hukum titusi Press. 2013 : Kamus

Yogyakarta,

: Studi Ilmu raha Ilmu an Ida, 2012 :

Media dan Jakarta

Surbakti, Ramlan, 2010 : M Politik, Gramedia Ja Syafei, Kencana, Inu, 2009

Ilmu Politik, Pusta Bandung

Thoha, Mittah, 2007 : Biro Indonesia, PT Persada Jakarta Undang Undang No. 2

Tentang Partai Polit Undang Undang No. 8 Tentang Pemilihan U Dewan Perwakilan R Perwakilan Daerah Perwakilan Rakyat D

: Memahami Ilmu a Jakarta

2009 : Pengantar staka Reka Cipta

irokrasi Politik di T Rajagrafindo

2 Tahun 2011 olitik

Gambar

Tabel 2.1. Tingkat Representesentasi

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu Parameter yang menjadi tolak ukur dalam penentuan kemampuan tanah dalam pembuatan sarana transportasi sebagai jalan yaitu nilai daya dukung tanah

Tes ini diberikan pada awal pembelajaran ( Pretest ) dan pada akhir pembelajaran ( Postest ). Instrumen tes terdiri dari 8 soal uraian dengan indikator kemampuan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis yang diuraikan pada bab sebelumnya, mengenai efektivitas program kerja unit pendidikan masyarakat dan rekayasa (dikyasa)

Di kota Pekanbaru, penerapan sanksi administratif ini telah diatur oleh keputusan Walikota Pekanbaru No 750 Tahun 2014 tentang penugasaan sebagian kewenangan sanksi

Hasil PCA menunjukkan bahwa populasi ikan medaka Sulawesi Oryzias celebensis pada hulu dan hilir membentuk kelompok yang terpisah yang mengindikasikan terdapatnya

Pada Gambar 4.12 menunjukkan bahwa kapasitas discharging yang dihasilkan dengan beban atau arus konstan 25µA memiliki nilai yang lebih besar dibanding saat

Potensi pencemaran air tanah bebas yang dihasilkan dengan metode GOD lebih mempertimbangkan kondisi fisik alami, seperti jenis akuifer, kedalaman muka air tanah, dan material

Pemenuhan kebutuhan air domestik pada musim kemarau menunjukkan bahwa ketersediaan dan kebutuhan tidak jauh berbeda. Meskipun demikian pada keenam area tersebut kebutuhan