• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian Smart Farming 4.0

N/A
N/A
lala gab

Academic year: 2025

Membagikan "Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian Smart Farming 4.0"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS UTS PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN

PROGRAM PENYULUHAN PERTANIAN RUMAH TANAM SMART FARMING 4.0 UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI SKALA KECIL DI KECAMATAN BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

SELATAN

Dosen pengampu:

Arip Wijianto, SP, Msi.

Disusun oleh:

Gabriella Vannesha Ucha Jr (H0423043)

PROGAM STUDI PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2025

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor penting di Indonesia. Dalam peran pembangunan finansial Indonesia, pertanian menjadi sentral.

Indonesia diketahui sebagai negara agraris tentu didalamnya dipenuhi dengan kelimpahan sumber daya alam. Pertanian menjadi produser utama dalam menyediakan bahan utama pangan bagi masyarakat, seperti padi yang merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk. Tanaman padi seringkali dibudidayakan di sawah, dikenal dengan padi sawah. Padi adalah tanaman pangan yang paling umum ditanaman dan ditemui di Indonesia. Dengan kata lain, padi telah menjadi makanan penting dan utama bagi umat Indonesia.

Fluktuasi signifikan produktivitas padi dialami Indonesia, Hal tersebut dirasakan sepanjang beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) 2024, dijabarkan bahwa jumlah Gabah Kering Giling (GKG) dicapai sekitar 52,66 ton. Hal tersebut menunjukkan terdapat penurunan dibandingkan tahun 2023, sekitar 2,45%. Tak hanya itu, diikuti juga dengan luas panen padi yang menurun dari tahun sebelumnya, angka yang dicapai sekitar 10,05 hektar, dengan persentase turun 1,64%.

Sungguh ironi, apabila luas panen padi kian tahun selalu berkurang. Jelas dapat pendapatan petani terkena dampak buruk, terlebih petani skala kecil.

Oleh sebab itu, dedikasi penyuluh diperlukan. Dedikasi ini didasarkan dengan peran aktfi penyuluh, sehingga memberi dampak terhadap produktivitas padi. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Latif et al., (2022), ternyata motivator, fasilitator, dan dinamisator yang diperankan penyuluh berhubungan secara signifikan dengan meningkatnya produktivitas usahatani petani.

Perencanaan selalu diperlukan dalam sebuah program, tujuannya agar berjalan efektif dan efisien. Begitu juga, penyuluhan pertanian, tidak terlepas dari perencanaan dan evaluasi program. Perencanaan program

(3)

penyuluhan menjadi langkah yang konkrit dan krusial sebagai usaha produktivitas pertanian meningkat. Program penyuluhan harus dipastikan memberi pengetahuan dan keterampilan baru bagi pelaku usahatani.

Sehingga, sebuah program perlu perencanaan. Namun, tidak melupakan evaluasi serta keberlanjutan program penyuluhan. Bahua (2022), menjabarkan dalam penelitiannya bahwa program penyuluhan pertanian ditujukan supaya petani terarah. Memiliki pedoman, dan alat untuk mengontrol tujuan yang dicapai.

Semua aspek pada sektor pertanian terus mengalami kemajuan yang signifikan. Pertanian sebagi pemegang kendali ketahanan pangan negara, perlu menindaklanjuti laju teknologi. Apabila hal ini didasari karena kian tahun kian menurun jumlah luasan panen padi, maka perlu digagas alternatif yang berkelanjutan. Salah satunya, rumah tanam smart farming 4.0. Progam penyuluhan rumah tanam smart farming 4.0 dapat menjadi batu lonjakkan bagi petani skala kecil yang dilatarbelakangi oleh luasan lahan yang semakin menurun. Selain itu, menjadi gerbang awal bagi petani supaya mengalami peningkatan pendapatan dan menyejahterakan keluarganya. Namun, bagaimana langkah awal yang harus dijejaki seorang penyuluh agar program penyuluhan rumah tanam smart farming berdampak baik bagi petani? Apa saja perencanaan yang perlu dirancang dan dipertimbangkan? Maka dari itu, tulisan ini bertujuan untuk merencang program penyuluhan pertanian rumah tanam smart farming di Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

B. Tujuan

1. Mengetahui persoalan dan latar belakang yang terjadi untuk melakukan pendekatan yang tepat.

2. Merancangkan program penyuluhan yang efektif dan efisien sehingga berdampak nyata bagi petani berskala kecil.

3. Membuat rancangan evaluasi dan keberlanjutan program penyuluhan menggunakan metode yang tepat.

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Identiftikasi Masalah dan Kebutuhan Petani

Suatu program dibuat untuk memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan permasalahan yang ada dalam masyarakat atau suatu komunitas tertentu. Permasalahan kebutuhan orang dewasa merupakan hal yang kompleks dan bervariasi. Diperlukan adanya analisis dan interpretasi yang tepat untuk digunakan sebagai dasar pembentukan tujuan program.

Analisis Pendapatan Petani

Dalam studi kasus tersebut memaparkan bahwa hasil yang telah diamati di Kecamatan Bolaang Uki tingkat pendapatan hasil petaninya diperoleh dari masyarakat petani skala kecil dari 50 petani yang diamati, dari 5 perwakilan Desa. Yaitu Desa Salongo, Desa Pinolantungan, Desa Soguo, Desa Popodu, dan Desa Sondana. Pendapatan mereka termasuk rendah dan hasil taninya tidak menentu.

Tabel Kategori Pendapatan Berdasarkan musim panen No Jumlah Pendapatan Petani Padi Kategori Pendapatan

1 Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000 Rendah 2 Rp 6.000.000 – Rp 7.000.000 Sedang 3 Rp 8.000.000 – Rp 10.000.000 Tinggi Sumber: Data Primer, 2023

(5)

Selain itu, studi kasus tersebut mencantumkan kategori pendapatan di atas yang tersebar di kelima desa tersebut.

Tabel Data Petani Padi di Kecamatan Bolaang UKI

No Desa Jumlah

Petani Padi

Jumlah Pendapatan

1 Salongo 10 orang Rp 6.000.0000 – Rp 7.000.000 2 Pinolantu

ngan

5 orang Rp 4.000.000 – Rp 5.000.000

3 Soguo 15 orang Rp 6.000.0000 – Rp 7.000.000 4 Popodu 10 orang Rp 8.000.000 – Rp 10.000.000 5 Sondana 10 orang Rp 6.000.0000 – Rp 7.000.000

Jumlah 50 orang

Sumber: Data primer, 2023

Penjabaran data di atas menggambarkan bahwa di beberapa Desa tersebut pendapatan petani relatif rendah dan dianggap kebutuhan ekomoni keluarga belum tercukupi. Pada studi kasus tersebut menerangkan bahwa umumnya hal tersebut disebabkan karena keterbatasan wilayah dalam berusahatani.

Analisis Kebutuhan

Setelah mendapatkan persoalan yang terjadi di wilayah tersebut, dapat diberikan Solusi yang dirasa tepat. Yaitu Rumah Tanam Smart Farming 4.0. Praktik pertanian ini cocok dengan kebutuhan petani di wilayah tersebut. Mereka membutuhkan wadah yang tidak memakan lahan tetapi penghasilkan yang didapat bisa menaikkan angka ekomoni keluarga , sehingga kebutuhan keseharian mereka tercukupi.

B. Perumusan Tujuan Program

Perumusan tujuan program penyuluhan pertanian diperlukan agar rencana terperinci dan berdampak baik bagi sasaran. Tujuan membantu seorang penyuluh hingga akhir pada evaluasi. Sekurang-kurangnya tujuan program penyuluhan pertanian harus memenuhi value SMART (Specific,

(6)

Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound). Melalui identifikasi masalah dan kebutuhan didapatkan tujuan berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan 70% petani skala kecil di Kecamatan Bolaang Uki mengenai mengimplementasikan teknologi rumah tanam Smart Farming 4.0 melalui pelatihan praktis selama 6 bulan pertama.

2. Meningkatkan rata-rata pendapatan petani sebesar 1-2 juta/ masa panen dari hasil panen dengan biaya produksi seminim mungkin.

C. Sasaran dan Lokasi Program

Sarana dan Lokasi diperlukan karena dua hal tersebut menjadi salah satu keefektifan jalannya program penyuluhan. Sarana dan Lokasi dapat mengoptimalkan kegiatan penyuluhan untuk sasaran, sehingga mereka dapat mengakses informasi dengan baik.

 Sasaran Program Penyuluhan Pertanian:

petani dan kelompok tani di beberapa desa, yaitu Desa Salongo, Desa Pinolantungan, Desa Soguo, Desa Popodu, dan Desa Sondana berjumlah 50 orang.

 Lokasi Program dilaksanakan:

Gedung serba guna Bolaang Uki.

D. Strategi dan Metode Penyuluhan (2 jurnal) Metode penyuluhan

Metode penyuluhan diperlukan agar pesan yang disampaikan tertransferkan dengan semestinya. Tujuan metode adalah mendekatkan sasaran dengan materi penyuluhan. Pada program penyuluhan pertanian ini menggunakan pendekatan kelompok dengan metode ceramah dan diskusi.

Mengapa menggunakan pendekatan kelompok serta metode ceramah dan diskusi?

 Pendekatan kelompok dipilih karena umumnya pendekatan ini ditujukan untuk menjabarkan pesan lebih mendetail berkaitan dengan teknologi atau praktik pertanian yang baru. Umumnya, pendekatan ini dilakukan dengan tujuan mendorong sasaran yang

(7)

semula ditahap menginginkan menuju tahap mencoba atau menerapkan.

 Metode ceramah dipilih karena, metode ini pada dasarnya berupa penyampaian pesan secara lisan. Metode ini dinilai cocok untuk memeperkenalkan sebuah inovasi baru kepada masyarakat yang awam dengan sebuah inovasi. Menurut Lapodi & Tukiman (2024), metode ceramah bertujuan untuk memproses transfer informasi sehingga diharapkan sasaran dapat merespon dalam proses kognitif, efektik, dan perilaku.

 Metode diskusi dipilih karena, metode ini didasari oleh pertukaran pendapat dan mengumpulkan saran untuk memecahkan atau mendiskusikan sebuah masalah. Metode ini memiliki keunggulan melalui pendekatan partisipatif, yaitu dengan melibatkan sasaran untuk merencakan, mengidentifikasi masalah mereka, dan menentukan solusi yang dirasa tepat. Menurut Zulhafizh (2022), metode diskusi merupakan kegiatan sejumlah orang yang membahas secara keseluruhan melalui tukar pendapat mengenai topik dan masalah untuk mendapatkan jawaban berdasarkan fakta.

Strategi Penyuluhan

Strategi penyuluhan diperlukan untuk menentukan keberhasilan program penyuluhan. Dari strategi yang jelas dan dapat diukur program penyuluhan lebih bisa untuk dirancang tepat sesuai kebutuhan dan masalah sasaran. Oleh karena itu, strategi program penyuluhan pertanian perlu direncanakan secara matang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan masalah yang dialami sasaran. Strategi yang digunakan dalam perencanaan program penyuluhan ini menggunakan pendekatan partisipatif, sebagai berikut:

 Metode yang digunakan yaitu ceramah dan diskusi. Sehingga program penyuluhan dinilai membutuhkan narasumber yang sudah sukses dalam praktik rumah tanam smart farming 4.0 untuk menjadi

(8)

sumber informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang relevan dengan topik yang dibahas pada penyuluhan.

 Setelah itu, penyuluh perlu mencari narasumber yang cocok untuk memberikan materi secara mendalam. Penyuluh harus mempersiapkan poin-poin permasalahan dan kebutuhan sasaran supaya narasumber dapat menetapkan konten materi yang akan disampaikan.

 Sebelum acara dimulai, penyuluh harus menarik partisipasi sasaran, salah satunya dengan melibatkan mereka dalam penyusunan acara penyuluhan. Melibatkan mereka dalam pemilihan waktu dan juga tempat. Melibatkan mereka untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan mereka, sehingga penyuluh dapat dengan mudah menetapkan tujuan program penyuluhan.

 Menetapkan satu orang narasumber. Setelah melakukan beberapa pencarian mendalam, penyuluh harus menetapkan narasumber yang dinilai cocok dan sesuai dengan program penyuluhan. Kemudian, melakukan kontak melalui media sosial dan menjabarkan pokok bahasan materi penyuluhan.

 Ketika penyuluhan berlangsung penyuluh dapat menyiapkan alat pendukung keberjalanan acara, seperti, ppt, laptop, LCD dan alat peraga. Penyuluh juga dapat menyiapkan media interaktif lainnya.

 Acara penyuluhan diawali dengan pemaparan materi dari narasumber. Metode yang digunakan pada sesi ini yaitu ceramah.

Selain itu, pada metode ini proses belajar yang dilakukan sesuai dengan karakteristik orang dewasa. Penyuluh perlu mengetahi keterampilan dan pengetahuan sasaran seberapa jauh.

 Setelah semua materi tersampaikan, sesi penyuluhan ditambahkan menggunakan metode diskusi. Sasaran dapat melakukan tanya jawab dengan narasumber. Sasaran diberikan ruang untuk lebih aktif mendiskusikan permasalahan mereka dan menemukan diskusi

(9)

E. Rencana Kegiatan (Matriks) N

o .

Kead aan

Tujua n

Masal ah

Sasaran Kegiatan Penyuluhan

Pelaku Utama Pela ku Usa ha

Petu gas

Mater i

Kegiata n/

Metode

Vol um e

Lo kas i

Wakt u

Su mb er Bia ya

P J

Pelak sanaa n

K e t

Wa nita Tan i

Taru na Tani

Pet ani De wa sa

L P L P

1 2 3 4 5 6 7 8 10 12 13 14 15 16 17 1

8 19 2

0 1 Poten

si lahan semp it digu naka n untu k ruma h

Petan i mau meng adops i tekno logi ruma h tana m Smart

Keter batasa n luasan lahan panen

- - 50 - - Budid

aya tana man padi denga n ruma h tana m smart

Cerama h dan diskusi interakti f

6x Ge

du gn ser ba gun a

April - Nov enbe r

AD D De sa

P P L

Petan i

-

(10)

tana m Smar t Farm ing 4.0

Farmi ng

farmi ng

2 Poten si kenai kkan pend apata n petan i tiap musi m tana m

Pend apata n petna p meni ngkat beber apa wakt u setela h meng asops i inova si

Penda patan petani yang tidak maksi mal

- - 50 - - Peng

guna an tekno logi Smar Farmi ng 4.0 yang ekon omis

Cerama h dan diskusi

6x Ge

du ng ser ba gun a

April - Nov emb er

AD D De sa

P P L

Petan i dan Kel.

petan i

(11)

F. Evaluasi dan Indikator Keberbasilan Evaluasi

Evaluasi program penyuluhan pertanian diperlukan, karena pada dasarnya melalui evaluasi ini tujuan penyuluhan dapat dinilai pencapaiannya. Selain itu, penyuluh juga dapat mengetahui perubahan perilaku sasaran. Berdasarkan program penyuluhan ini diperlukan dua jenis evaluasi, yaitu evaluasi formatif dan sumatif, sebagai berikut:

 Evaluasi formatif

Tujuan dari evaluasi ini adalah memperoleh berbagai informasi yang sekiranya dapat membantu memperbaiki program penyuluhan dala segi proyek, program, dan kurikulumnya. Evaluasi ini meliputi pretest, criterion check, dan postest. Pada pretest, sasaran akan diminta untuk menilai keterampilan dan pengetahuan pribadi mengenai rumah tanam Smart Farming 4.0. Pada criterion check, sasaran akan diberikan test tentang bagaimana keberjalanan program penyuluhan, apakah kontan materinya sesuai? Apakah ada pengetahuan baru yang dicapai? Dsb. Pada posttest, setelah program penyuluhan selesai, sasaran akan diminta untuk mengisi pertanyaan, untuk menilai hasil dari penyuluhan efektif atau tidak.

 Evaluasi Sumatif

Tujuan dari evaluasi ini untuk menilai apakah program berjalan dengan baik, apakah harus dilanjutkan atau dihentikan. Pada evaluasi ini, sasaran akan dinilai saat setelah mereka melakukan setidaknya satu siklus pekerjaan mereka, yaitu menerapkan smart farming 4.0 Kemudian, barulah penyuluh mendapatkan hasil apakah penyuluhan berhasil atau tidak.

 Evaluasi Sarana dan Prasarana

Tujuan dari evaluasi adalah untuk meninjau kembali kesiapan setiap perangkat yang menunjang kegiatan penyuluhan.

Menurut Saleh (2020), adanya dana ABP (alat bantu penyuluhan),

(12)

bahan-bahan, dan prasarana dapat menjadi tolak ukur efektifitas dan keberhasilan dari kegiatan penyuluhan.

Gambar dukungan sarana dan prasana dalam kegiatan penyuluhan yang efektif

Berdasarkan rancangan program penyuluhan ini, bukan hanya proses dan hasil yang perlu ditinjau kembali. Namun, elemen yang ada di dalam penyuluhan perlu dievaluasi, salah satunya adalah sarana dan prasaran yang menunjang program penyuluhan pertanian. Sebagai contoh, apakah ketika sesi ceramah terjadi kendala pada pengoprasian LCD atau laptop.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan merupakan salah satu aspek yang penting dalam evaluasi program penyuluhan. Indikator keberhasilan diperlukan untuk menilai apakah program penyuluhan pertanian mencapai tujuan yang seharusnya, apakah program penyuluhan sudah efektif dan efisien? Dengan mengetahui indikator kebehasilan, penyuluh akan lebih mudah untuk mengukur dan mengamati keefektifan program penyuluhan pertanian.

Berdasarkan tujuan program penyuluhan ini dapat diketahui beberapa indikator untuk menilai keberhasilan tujuan penyuluhan:

Tujuan pertama, yaitu meningkatkan pengetahuan 70% petani skala kecil di Kecamatan Bolaang Uki mengenai mengimplementasikan teknologi rumah tanam Smart Farming 4.0 melalui pelatihan praktis selama 6 bulan pertama, terdapat beberapa indikator yang dimunculkan:

 Minimal 70% petani peserta pelatihan menunjukkan peningkatan skor pengetahuan tentang teknologi Smart Farming 4.0 pada tes pre-test dan post-test.

(13)

 Terlaksananya 6 kali sesi pelatihan praktis dengan materi implementasi teknologi rumah tanam Smart Farming 4.0.

 Tingkat kepuasan peserta terhadap materi dan metode pelatihan mencapai minimal 80% pada kuesioner evaluasi pelatihan.

Tujuan kedua, Meningkatkan rata-rata pendapatan petani sebesar 1-2 juta per masa panen dari hasil panen dengan biaya produksi seminim mungkin, dimunculkan beberapa indikator keberhasilan:

 Terjadi peningkatan rata-rata pendapatan petani sebesar 1-2 juta rupiah per masa panen dibandingkan pendapatan sebelum penyuluhan.

 Minimal 50% petani menerapkan teknologi dan praktik baru yang diajarkan dalam penyuluhan untuk mengoptimalkan hasil panen dan efisiensi biaya.

 Penurunan biaya produksi minimal 10-15% melalui penerapan teknologi dan praktik efisien yang diajarkan dalam penyuluhan.

G. Rencana Keberlanjutan Program

Keberlanjutan program merupakan salah satu faktor penting dalam penyuluhan pertanian. Keberlanjutan program penyuluhan diperlukan untuk memberikan dampak maksimal kepada sasaran. Adanya keberlanjutan penyuluhan pertanian dapat memberi manfaat yang optimal, membantu sasaran untuk terus berkembang serta mendukung pembangunan pertanian. Untuk terus memberikan dampak yang maksimal, keberlanjutan program memerlukan berbagai macam strategi dan pertimbangan. Hal tersebut perlu dipikiran dan dirumuskan agar bukan hanya program penyuluhan yang berkelanjutan tetapi juga dampak program penyuluhan menjadi berkelanjutan untuk sasaran. Berdasarkan program penyuluhan pertanian dalam tulisan ini, terdapat beberapa rancangan pemikiran untuk program penyuluhan agar terus berkelanjutan, sebagai berikut:

(14)

1. Menindaklanjuti hasil evaluasi

Memperbaiki apa yang salah dimasa lalu merupakan cara yang efektif untuk mengurangi kegagalan dimasa depan. Sehingga, menindaklanjuti hasil evaluasi diperlukan agar program penyuluhan pertanian bisa meminimalisir ketidakefektifan baik sebelum penyuluhan ataupun pada saat penyuluhan.

2. Meningkatkan partisipasi sasaran dengan melibatkan mereka dalam proses perencanaan

Sasaran perlu selalu dilibatkan, supaya penyuluh mudah mengindentifikasi kebutuhan dan masalah mereka. Hal tersebut akan berdampak pula pada keberhasilan program penyuluhan dan dampaknya untuk usahatani sasaran. Misalnya, ketika kegiatan penyuluhan berlangsung dengan metode diskusi, sasaran diminta untuk memikirkan keresahannya dan juga penyebab selama ini mengenai pendapatan dan lahan mereka.

3. Membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan sasaran

Hubungan yang terjalin dengan baik berdampak pada transfer pesan yang disampaikan. Ketika penyuluh dapat membangun hubungan yang baik dengan sasaran kepercayaan mereka akan meningkat dan partisipasi dalam kegiatan penyuluhan juga turur meningkat. Selain itu, hubungan yang baik memungkinkan penyuluh melakukan pemberian motivasi, inovasi, dan pendampingan yang berkelanjutan.

4. Menjadi jembatan untuk sasaran dapat membangun koneksi dengan lembaga dan instansi pertanian

Menjadi jembatan untuk sasaran dengan membangun koneksi antara petani dan lembaga atau instansi pertanian sangat penting dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian karena peran ini memungkinkan penyuluh menyampaikan aspirasi dan kebutuhan petani secara langsung kepada pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, lembaga riset, dan penyedia layanan pertanian. Dengan demikian, penyuluh dapat mempercepat aliran informasi, teknologi, dan bantuan yang dibutuhkan

(15)

petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Selain itu, penyuluh juga membantu petani mendapatkan akses terhadap program bantuan, inovasi teknologi, serta dukungan kebijakan yang tepat sasaran.

5. Melakukan pemantauan dan pendampingan terhadap sasaran dari hasil penyuluhan

Pemantauan memungkinkan penyuluh untuk mengidentifikasi kendala atau hambatan yang dihadapi petani dalam praktik di lapangan, sehingga dapat segera memberikan solusi atau penyesuaian yang diperlukan. Selain itu, pendampingan secara langsung memberikan dukungan moral dan teknis kepada petani, meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam mengelola usahatani secara mandiri dan berkelanjutan. Dengan adanya pemantauan dan pendampingan, penyuluh juga dapat mengukur efektivitas program penyuluhan serta dampaknya terhadap peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. Proses ini tidak hanya memperkuat hubungan antara penyuluh dan petani, tetapi juga memastikan bahwa tujuan penyuluhan tercapai secara optimal dan berkelanjutan.

(16)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan perencanaan program penyuluhan pertanian rumah tanam smart farming 4.0 untuk meningkatkan pendapatan petani skala kecil di kecamatan bolaang uki kabupaten bolaang mongondow Selatan didapatkan beberapa Kesimpulan, sebagai berikut:

a. Permasalahan kebutuhan orang dewasa merupakan hal yang kompleks dan bervariasi. Diperlukan adanya analisis dan interpretasi yang tepat untuk digunakan sebagai dasar pembentukan tujuan program. Masalah yang terjadi pada wilayah tersebut adalah minimnya pendapatan petani per masa panen yang disebabkan karena keterbatasan luasan panen/luasan lahan.

b. Tujuan membantu seorang penyuluh hingga akhir pada evaluasi.

Perumusan tujuan masalah pada program penyuluhan ini adalah, (1) Meningkatkan pengetahuan 70% petani skala kecil di Kecamatan Bolaang Uki mengenai mengimplementasikan teknologi rumah tanam Smart Farming 4.0 melalui pelatihan praktis selama 6 bulan pertama. (2) Meningkatkan rata-rata pendapatan petani sebesar 1-2 juta/ masa panen dari hasil panen dengan biaya produksi seminim mungkin.

c. Sasaran Program Penyuluhan Pertanian: petani dan kelompok tani di beberapa desa, yaitu Desa Salongo, Desa Pinolantungan, Desa Soguo, Desa Popodu, dan Desa Sondana berjumlah 50 orang. Lokasi Program dilaksanakan: Gedung serba guna Bolaang Uki.

d. Pendekatan yang digunakan adalah kelompok dengan metode ceramah disertai diskusi. Hal tersebut digunakan untuk meningkatkan pengetahuan sasaran dan membentuk sesi interaktif.

e. Matriks program penyuluhan berfungsi sebagai alat perencanaan yang sistematis dan komprehensif untuk mengorganisasi seluruh kegiatan penyuluhan secara terstruktur

(17)

f. Evaluasi yang digunakan dalam perecanaan program penyuluhan pertanian ini adalah evaluasi sumatif, formatif, sarana dan prasarana.

Serta indikator keberhasilan program penyuluhan ditentukan berdasarkan tujuan program yang ditentukan diawal perencanaan.

6. Keberlanjutan program merupakan salah satu faktor penting dalam penyuluhan pertanian. Dalam program penyuluhan ini terdapat beberapa strategi keberlanjutan program yaitu, (1) Menindaklanjuti hasil evaluasi, (2) Meningkatkan partisipasi sasaran dengan melibatkan mereka dalam proses perencanaan, (3) Membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan sasaran, (4) Menjadi jembatan untuk sasaran dapat membangun koneksi dengan lembaga dan instansi pertanian, (5) Melakukan pemantauan dan pendampingan terhadap sasaran dari hasil penyuluhan.

B. Saran

Berdasarkan perencanaan program penyuluhan pertanian rumah tanam smart farming 4.0 untuk meningkatkan pendapatan petani skala kecil di kecamatan bolaang uki kabupaten bolaang mongondow Selatan didapatkan saran dan masukkan untuk keberlanjutannya.

a. Saran utama yang dapat dimunculkan adalah pentingnya pelibatan aktif petani dalam setiap tahap program, mulai dari sosialisasi, pelatihan penggunaan teknologi.

b. Untuk keberlanjutan program, disarankan adanya capacity building yang terus menerus, pengembangan roadmap teknologi yang sesuai dengan kondisi lokal, serta pembentukan ekosistem pertanian digital yang mendukung integrasi data dan informasi.

c. Selain itu, perlu adanya peran dan dukungan pemerintah secara real agar program penyuluhan dapat berdampak signifikan terharap sasaran program ini.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Bahua, M., I. (2022). Perencanaan Program Penyuluhan Pertanian pada Pengaturan Pola Tanam Padi Sawah. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 18(2), 175-185.

https://www.bps.go.id/id/infographic

Latif, A., Ilsan, M., & Rosada, I. (2022). Hubungan peran penyuluh pertanian terhadap produktivitas petani padi. Wiratani: jurnal ilmiah Agribisnis, 5(1), 11-21.

Saleh, Khaerul. (2022). Evaluasi dan Programa Penyuluhan. Tangerang: Media Edukasi Indonesia.

Tukiman, S. (2024). Efektifitas Jenis Metode Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Tumbuh Kembang Balita Usia 3-5 Tahun Di Posyandu Diaspora Tahun 2024. Jurnal Intelek Dan Cendikiawan Nusantara, 1(2), 2959-2967.

Zulhafizh. (2022). Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. E-Book, (Online Class), 2-7.

Studi kasus: Gilano, F., Mahmud, M., Ardiansyah, A., Hafid, R., Maruwae, A., Polamolo, C., & Gani, I. P. (2024). Pengaruh Luas Lahan dan Harga Jual Terhadap Pendapatan Petani Padi di Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Journal of Economic and Business Education

2(3), 254-273.

https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JEBE/article/view/25786/9484

Referensi

Dokumen terkait

1. Gambaran umum Program Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai mengalami perkembangan yang dapat di lihat dari pelaksanaan program P2T3 pada Tahun 2007-2009

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tugas dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu adalah memberikan jalan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tugas dan fungsi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhan Batu adalah memberikan jalan