PENDAHULUAN
L ATAR B ELAKANG
R UMUSAN M ASALAH
T UJUAN P ENELITIAN
M ANFAAT P ENELITIAN
B ATASAN M ASALAH
DASAR TEORI
Pengairan
20 Tahun 2006 menyatakan bahwa irigasi atau penyediaan air irigasi adalah penentuan jumlah air per satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air untuk suatu daerah irigasi berdasarkan waktu, kuantitas dan kualitas, tergantung pada kebutuhan untuk mendukung pertanian dan lainnya. kebutuhan. Aliran air dapat optimal jika saluran dalam kondisi baik, yang berarti pemeliharaan fisik saluran irigasi harus lebih diperhatikan. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air menyatakan bahwa yang dimaksud dengan irigasi atau pengelolaan air adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pengelolaan sumber daya air, penggunaan sumber daya air, dan pengendalian daya rusak air.
7 Tahun 2004 tidak hanya sekedar upaya penyediaan air untuk keperluan pertanian tetapi lebih luas dari itu antara lain. Irigasi yaitu kegiatan penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang kegiatan pertanian, yang bersumber dari air permukaan dan air tanah. Untuk mencapai efisiensi pendistribusian air irigasi yang setinggi-tingginya, perlu dilakukan pembatasan jumlah kehilangan air yang terjadi selama pendistribusian air irigasi.
Irigasi
Debit air sungai adalah tinggi muka air sungai yang diukur dengan alat ukur muka air sungai (Mulyana, 2007). Aliran merupakan koefisien yang menyatakan banyaknya air yang mengalir dari suatu sumber per satuan waktu, biasanya diukur dalam satuan liter per detik. Untuk memenuhi keutuhan air irigasi maka debit air harus cukup untuk menyalurkannya ke dalam saluran-saluran yang telah disiapkan (Dumiary, 1992). Pada dasarnya debit air yang dihasilkan suatu sumber air ditentukan oleh beberapa faktor yaitu.
Untuk mengukur kecepatan aliran sungai dapat menggunakan beberapa cara yaitu menggunakan alat pengukur arus atau menggunakan pelampung. Waktu aliran berenang diukur dengan “stopwatch”. Setelah dihitung laju alirannya maka dihitung debitnya yaitu kecepatan dikalikan luas penampang. Biasanya digunakan 3 buah pelampung yang mengalir pada suatu garis pengukur aliran dan diambil kecepatan rata-ratanya.
Pengukuran laju aliran dengan pelampung permukaan digunakan dalam situasi banjir atau ketika perkiraan kasar aliran diperlukan segera karena metode ini sangat sederhana dan dapat menggunakan bahan tanpa pilihan. Namun nilai pastinya sulit diketahui karena disebabkan oleh pengaruh angin atau perubahan perbandingan kecepatan arus permukaan menjadi kecepatan arus rata-rata sesuai dengan kondisi sungai.
Jaringan Irigasi
Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air pada petak-petak tersier yang terdiri atas saluran pembawa yang disebut saluran tersier, saluran pemisah yang disebut saluran kuaterner, dan saluran limbah serta saluran pelengkap, termasuk jaringan irigasi pompa yang permukaan pelayanannya sama dengan daerah tersier. Pemeliharaan rutin: Pemeliharaan ringan terhadap bangunan dan saluran irigasi yang dapat dilakukan sementara selama eksploitasi permanen. Pemeliharaan preventif : Pemeliharaan preventif merupakan upaya untuk mencegah kerusakan jaringan irigasi akibat campur tangan manusia yang tidak bertanggung jawab atau gangguan hewan.
Pemeliharaan darurat: Pekerjaan yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang tidak terduga, misalnya akibat banjir atau gempa bumi.
Bendung
Bangunan Irigasi
Curah Hujan Efektif
Kebutuhan Air
Kebutuhan air pada lahan sawah ditentukan oleh beberapa faktor yaitu kebutuhan air untuk persiapan lahan, penggunaan air tanaman, perkolasi, penggantian akuifer dan curah hujan efektif. Stasiun hujan yang digunakan diharapkan mampu mencerminkan kondisi hujan di wilayah tersebut. Rata-rata tinggi curah hujan diperoleh dengan mengambil rata-rata aritmatika dari hasil pengukuran hujan pada tiang pengukur hujan pada tiang pengukur hujan di daerah tersebut.
Curah hujan efektif adalah hujan yang jatuh pada daerah irigasi dan dapat langsung dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Dilihat dari tabel di atas, ini merupakan curah hujan terendah yang terjadi dalam sepuluh tahun pengamatan. Keterangan: Sx = Standar deviasi Xi = Rata-rata curah hujan Xr = Rata-rata harga n = Jumlah data.
Banyaknya data perhitungan curah hujan rencana periode ulang T adalah 10 tahun, sehingga nilai Yn dan Sn adalah sebagai berikut. Perhitungan Curah Hujan Terjadwal Metode Log Distribusi Pearson Tipe III Distribusi Pearson Tipe III atau Distribusi Ekstrim Tipe III digunakan untuk analisis variabel hidrologi yang mempunyai nilai varians minimum, misalnya analisis distribusi frekuensi debit minimum (aliran rendah). Proses penghitungan curah hujan terjadwal dengan metode Log Pearson Tipe III adalah sebagai berikut.
Dimana Cs = Koefisien Skeness Xi = Rata-rata curah hujan Xr = Rata-rata harga Sx Standar deviasi 8 Hitung koefisien variasi (Cv). 10 Menentukan curah hujan yang digunakan dalam perencanaan Untuk menentukan curah hujan yang akan digunakan dalam perencanaan.
Kebuuhan Bersih Air Disawah
Pola Tanam
Pola tanam merupakan standarisasi jenis tanaman yang akan ditanam pada suatu lahan, serta jangka waktu musim tanam tertentu. Tumbuhan dalam suatu kawasan dapat digolongkan menurut jenisnya, yaitu monokultur, campuran, dan rotasi. Pola tanam bergilir yaitu penanaman berbagai jenis tanaman secara bergantian pada satu areal yang sama. Pengelolaannya hanya memerlukan keterampilan yang baik mengenai seluruh faktor penentu produktivitas lahan.
Pola tanam merupakan gambaran rencana penanaman berbagai jenis tanaman yang ditanam pada lahan irigasi dalam setahun. Tujuan dari pola tanam adalah memanfaatkan sumber air irigasi seefektif mungkin agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Pemberian Air
Saluran Irigasi
Efisiensi Irigasi
Dengan data yang diperoleh maka dapat direncanakan pembangunan saluran sekunder Ketawang sebagai berikut.
Menghitung Debit Andalan
Rancangan Anggaran Biaya
Apabila storm discharge > 0, maka discharge = discharge and groundwater storage + storm discharge. Yn = Harga Rata-rata reduces variate (Lampiran IV) Sn = Reduces standard deviation (Lampiran IV) Yt = Reduces variate (Lampiran IV).
METODE PERENCANAAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlangsung di saluran sekunder sepanjang 475 meter dan kawasan di Desa Cangkringsari, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Saluran sekunder ini melewati 6 desa yaitu Desa Cangkringsari, Desa Pademonegoro, Desa Pekarungan, Desa Karangnongko, Desa Suruh dan Desa Jumputrejo.
Metode Pengumpulan Data
- Observasi lapangan
Data Penelitian
Flowchart
Subyek Penelitian
Instrumen Penelitian
Teknik Pengambilan Data
Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh akan dianalisis dan dihitung sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam literatur yang digunakan dan tata cara perhitungan yang ditetapkan oleh instansi pemerintah dalam hal ini Dinas Pengairan disesuaikan dengan standar yang digunakan di Indonesia.
Perhitungan Hidrologi
- Menghitung Curah Hujan Rata-rata Pada Areal Ketawang
- Menghitung Curah Hujan Efektif
- Data Evapotranspirasi Potensial
- Perhitungan Simulasi Hujan-Debit
- Perhitungan Curah Hujan Rencana
- Perhitungan Debit Rencana Metode Rasional
Dari hasil perhitungan di atas, jenis distribusi yang memenuhi syarat adalah Gubel dan Log Pearson III.
Perencanaan Pola Tata Tanam
- Perhitungan Kebutuhan Air
- Penggunaan Air Konsumtif (Etc)
- Kebutuhan Air Pengambilan Untuk Tanaman Padi
Perencanaan Saluran Sekunder
- Perhitungan Debit Saluran Pembawa (Qrencana)
- Analisa Debit Existing
- Tinjauan Rencana Dimensi Saluran
Dengan demikian, nilai beban yang direncanakan sebesar 4,16 m3/detik dan lebih besar dari beban eksisting yaitu 0,9 m3/detik (Qplan ≥ Qeksisting). Sesuai dengan lebar bak atas yang awalnya 6 m diubah menjadi 7 m sehingga perlu dilakukan normalisasi ulang untuk memperlebar bak. Untuk pembangunan kembali Kanal Sekunder Ketawang dibutuhkan dana “enam miliar delapan ratus enam puluh enam juta lima ratus empat puluh delapan ribu rupee”.
Untuk lebih mengoptimalkan kebutuhan penggunaan air irigasi, maka penggunaan air irigasi harus seimbang dengan kebutuhan produksi pertanian yang diinginkan oleh petani dan masyarakat. Dengan dimensi dan pola tanam yang saya rencanakan, saya berharap dapat berkontribusi dalam kepemimpinan. Dengan menggunakan air irigasi yang efisien maka pendistribusian air ke tanaman dari perhitungan hidrologi dapat dilakukan secara terus menerus.
Akbar Latif, 2016, Sistem Saluran Irigasi Untuk Kesejahteraan Petani, Desa Tamarunang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, UIN Alauddin, Makassar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran