Kinerja Dinas Sosial dalam Penanggulangan Fakir Miskin di Kabupaten Kepulauan Selayar
The Performance of the Dinas Sosial in Resolving the Poor at the Selayar Islands Regency
Iramaya, Muhammad Guntur
Program Studi Ilmu Administrasi Negara Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum
Universitas Negeri Makassar
Jl. A.P. Pettarani Kampus UNM Gunung Sari Baru Makassar
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Kinerja Dinas Sosial Dalam Penanggulangan Fakir Miskin di Kabupaten Selayar dengan Menggunakan empat indikator Kinerja yang di kemukakan oleh Dwiyanto (2008) yaitu Kualitas Layanan, Responsivitas, Responsibilitas, dan Akuntabilitas.
Metode penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif dengan fokus penelitian bertempat di Dinas Sosial Kabupaten Selayar. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Dinas Sosial dalam Penanggulangan Fakir Miskin Di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari terlaksananya keempat indikator dari penelian kinerja yaitu kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas, dan akuntabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kinerja Dinas Sosial dalam Penanggulangan Fakir Miskin di Kabupaten Kepulauan Selayar melalui Program Keluarga Harapan (PKH) telah berjalan dengan baik ditandai dengan berkurangnya jumlah keluarga penerima bantuan disetiap tahun.
Kata Kunci: Kinerja, Dinas Sosial, Penanggulangan Fakir Miskin
ABSTRACT
This study aims to determine how the performance of the Dinas Sosial in Handling the Poor at Selayar District by using the four performance indicators proposed by Dwiyanto (2008) namely Service Quality, Responsiveness, Responsibility, and Accountability. This research method is descriptive qualitative with the focus of research at the Dinas Social of Selayar District. Data collection techniques were carried out by interviews, observation and documentation. The results of the study, it can be seen that Dinas Sosial in Handling the Poor at the Selayar District carried out their duties well. This can be seen from the implementation of the four indicators of performance research, namely service quality, responsiveness, responsibility, and accountability. The results of this study indicate that the Performance of the Dinas Sosial in Handling the Poor at the Selayar District through the Family Hope Program (FHP) has been going well, marked by reduced the number of families who receive assistance each year.
Keywords: Performance, Dinas Sosial, Handling the Poor
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang sampai saat ini belum berhasil mengantisipasi kemiskinan.
Masalah kemiskinan menjadi topik sentral di Indonesia, mulai sejak era reformasi krisis multidimensional pada tahun 1998. Kemiskinan merupakan suatu masalah pembangunan kesejahteraan sosial yang berkaitan dengan berbagai bidang pembangunan lainnya yang di tandai oleh pengangguran,
keterbelakangan, dan
ketidakberdayaan (Purwanto &
Rofiah, 2017)
Pemerintah merupakan salah satu syarat penting dalam teori pembentukan Negara. Pemerintah dalam suatu wilayah berperan sebagai organisasi yang memiliki kekuasaan membuat dan menerapkan hukum serta undang- undang diwilayah tertentu yang menjadi kekuasaannya. Sukmana (2016), Pemerintah mempunyai kekuasaan dan berperan sebagai lembaga yang mengurus masalah kenegaraan dan memajukan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu pemerintah juga memiliki tanggung jawab besar atas kemajuan kesejahteraan rakyat termasuk dalam pengentasan kemiskinan.
Kemiskinan sering dikaitkan dengan keterbatasan penduduk untuk memperoleh pelayanan dasar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dwi S (2021), indikator keterbatasan sering ditunjukkan oleh
tingkat kesejahteraan penduduk yang terdiri dari tingkat pendapatan, lingkungan tempat tinggal, dan kondisi kesehatan. Indikator- indikator tersebut sering digunakan sebagai indikator kemiskinan.
Tingkat kesejahteraan penduduk juga dipengaruhi oleh kondisi sosial yang terbentuk dalam komunitas, yang memberikan karakteristik kemiskinan berbeda antara wilayah satu dengan lainnya (Baharoglu &
Kessides, 2001). Tidak salah apabila Perekononomian Indonesia merupakan bahasan pembangunan ekonomi di Indonesia dalam kaitan ini selain aspek ekonomi maka aspek sosial juga mendapat perhatian, khususnya perspektif sosial dalam pembangunan ekonomi. Menurut Purba et al., (2021) secara strategis tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mewujudkan tingkat kesejahteraan masyarakat, dimana pertumbuhan ekonomi, kemakmuran dan ketentraman hidup dapat dinikmati oleh sebagian besar bangsa Indonesia. Sedangkan Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.
Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar No 10 Tahun 2012 yang di dalamnya mengatur tentang sistem layanan untuk penanggulangan fakir miskin. Fakir
miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber mata pencaharian dan atau mempunyai mata pencaharian tetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak bagi kehidupan dirinya dan keluarganya. Penanganan fakir miskin adalah upaya yang terarah, terpadu dan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk kebijakan (Cahyati, 2020). Program dan kegiatan pemberdayaan, pendampingan, serta fasilitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi setiap warga negara. Kebutuhan dasar adalah kebutuhan pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan dan pelayanan sosial.
Permasalahan muncul dari
masyarakat Kecamatan
Pasimasunggu Timur dimana Program Keluarga Harapan (PKH) yang telah dilakukan oleh Dinas Sosial tidak sesuai dengan harapan masyarakat. Keluhan yang disampaikan masyarakat masih seputar inklusion dan eksklusion error, masih banyak masyarakat yang bukan tergolong miskin berada dalam basis data terpadu dan yang miskin masih banyak belum terdata di Basis Data Terpadu (BDT), permasalahan ini membutuhkan kerja ekstra Desa/Kelurahan dalam melakukan Verifikasi dan Validasi Data tak terkecuali pihak Dinas Sosial. (Sumber: faktasulsel.go.id).
Sebagian masyarakat
Kabupaten Selayar mengeluh tentang banyaknya masyarakat yang memperoleh PKH tidak sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Salah satunya karena adanya koneksi antara masyarakat dengan pengelola PKH Kabupaten Kepulauan Selayar.
Selain itu tingkat pendidikan yang menjadi tujuan utama dari PKH masih minim di Kabupaten Kepulauan Selayar. Ditandai dengan masih banyak anak dari penerima PKH yang putus sekolah di kalangan masyarakat.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk meneliti permasalahan Kinerja Dinas Sosial Dalam Penanggulangan Fakir Miskin yang dianggap tidak berjalan dengan baik sehingga mengangkat judul penelitian “Kinerja Dinas Sosial dalam Penanggulangan Fakir Miskin di Kabupaten Selayar”.
KAJIAN TEORI Kinerja
Menurut Bari & Robbins (2013) kinerja adalah “sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi (M), dan kesempatan atau opportunity (O); yaitu kinerja = f (A+M+O), artinya kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi, dan kesempatan”.
Gultom (2015) “Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Amstrong dan Baron (1998:15) dalam Mogot et al., (2019) mengatakan bahwa kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan startegis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
Dari beberapa pengertian tersebut mengenai kinerja dapat disimpulkan bahwa kinerja organisasi adalah hasil kerja yang didapatkan didalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Indikator
Menurut Dwiyanto (2018);
Afrizal, (2018) menjelaskan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik, yaitu:
a) Kualitas layanan, isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasaan masyarakat seringkali tesedia
secara mudah dan murah.
Informasi mengenai kepuasaan terhadap kualitas pelayanan seringkali dapat diperoleh dari media massa dan diskusi publik.
Akibat akses terhadap informasi mengenai kepuasaan masyarakat terhadap kualitas layanan relatif sangat tinggi maka bisa menjadi satu ukuran kinerja organisasi publik yang mudah dan murah dipergunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.
b) Responsivitas, yaitu kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, mengembangkan program- program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsivitas disini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Responsivitas yang rendah
ditunjukkan dengan
ketidakselarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat.
Hal tersebut jelas menunjukkan
kegagalan organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi publik. Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.
c) Responsibilitas, menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi publik itu sesuai dengan prinsip administrasi yang benar dengan kebijakan birokrasi baik yang eksplisit dan implisit.
d) Akuntabilitas Publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat publik yang dipilih oleh rakyat.
Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih oleh rakyat, dengan sendirinya akan selalu merepresentasikan kepentingan rakyat. Dalam konteks ini, konsep dasar akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai- nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan
sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.
Manfaat Penilaian Kinerja
Budhiarsa (2009); Widodo (2020), pengukuran kinerja menjadi suatu keharusan bagi setiap unit organisasi instansi pemerintah, karena:
a) Jika kinerja tidak diukur, maka tidak mudah membedakan antara keberhasilan dan kegagalan.
b) Jika suatu keberhasilan tidak diidentifikasi, maka kita tidak dapat menghargainya.
c) Jika keberhasilan tidak dihargai, kemungkinan besar malahan menghargai kegagalan.
d) Jika tidak mengenali keberhasilan, berarti juga tidak akan bisa belajar dari kegagalan.
Fakir Miskin
Fakir miskin dapat dikatakan sebagai ketidakmampuan seseorang (individu) atau keadaan tidak mampu seseorang dalam melakukan sesuatu.
Ketidakmampuan itu menyebabkan seseorang tidak memiliki apa- apa, baik pekerjaan maupun usaha.
Melihat pandangan fakir secara umum, tentu hampir serupa dengan kata miskin yang juga dimaknai dengan orang yang tidak punya apa- apa atau orang-orang yang sangat butuh pertolongan sehingga dia dihina karena kemiskinan (Nasution, n.d.)
Program Keluarga Harapan Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 01 Tahun 2018 Tentang Program Keluarga Harapan Program
Keluarga Harapan yang selanjutnya disingkat PKH adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga dan/atau seseorang miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir miskin, diolah oleh Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial dan ditetapkan sebagai keluarga penerima manfaat PKH.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tekhnik pengumpulan data adalah dengan mengunakan wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Tekhnik analisis data dengan reduksi kata, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Fokus penelitian ini adalah pada indikator kinerja organisasi (Dwiyanto, 2018) yaitu kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas dan akuntabilitas, indikator ini yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan dari Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar dalam menanggulangi fakir miskin.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya serta hasil wawancara dengan beberapa informan di Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar, dapat diketahui bahwa kinerja Dinas Sosial kabupaten Kepulauan Selayar dalam meningkatkan kegiatan pelaksanaan penanggulangan fakir miskin
khususnya pada PKH di bidang pendidikan. Dengan adanya bantuan PKH bidang pendidikan ini telah mengurangi angka kemiskinan di Kabupaten Kepulauan Selayar khususnya di Kecamatan Pasimsunggu Timur hal tersebut dapat dilihat dari jumlah anak yang melanjutkan pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi semakin bertambah disetiap tahun, sedangkan untuk keberhasilan program keluarga harapan dapat dikatakan baik karena telah menanggulangi dan mengurangi jumlah masyarakat miskin hal tersebut dapat diketahui dengan berkurangnya jumlah keluarga penerima bantuan setiap dari 2019 sampai 2021 karena telah mampu mandiri untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kinerja Dinas Sosial dalam penanggulangan fakir miskin di Kabupaten Kepulauan Selayar dengan teori yang digunakan yaitu teori Dwiyanto dengan indikator sebagai berikut:
1) Kualitas Pelayanan
Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik.
Keuntungan utama menggunakan kepuasan masyarakat seringkali tersedia secara mudah dan murah.
Informasi mengenai kepuasan terhadap kualitas pelayanan seringkali dapat diperoleh dari media
massa dan diskusi publik.
Berdasarkan dari penjelasan tersebut serta hasil wawancara dari beberapa informan. Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar dalam memberi pelayanan yang baik yaitu sikap SDM sebagai pelaksana PKH dalam pemberian layanan dalam penanggulangan fakir miskin sesuai dengan aturan yang ada dalam artian dalam pemberian bantuan PKH bidang pendidikan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dari Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar, serta berkomunikasi yang baik dengan masyarakat sehingga masyarakat mampu untuk memahami apa yang telah disampaikan oleh Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar.
Komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Sosial yaitu dengan melakukan kegiatan sosialisasi untuk perkenalan bahwa ada program bantuan yaitu program keluarga harapan, didalam sosialisasi itu jelaskan secara detail kriteria keluarga yang akan berhak untuk mendapatkan bantuan, kewajiban sebagai peserta dan hak sebagai peserta dan diperkenalkan siapa saja yang akan membantu proses berjalannya program.
2) Responsivitas
Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Responsivitas yang rendah
ditunjukkan dengan ketidakselarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan dari penjelasan tersebut dan hasil wawancaara yang telah dilakukan dengan beberapa informan Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar dalam hal merespon kebutuhan dalam merespon aspirasi masyarakat melalui pertemuan yang dilakukan setiap bulan, aspirasi yang disampaikan yang paling banyak yaitu mengenai keterlambatan infromasi mengenai menyaluran dan jumlah yang diterima dan pendamping yang seharusnya bertugas dilapangan memberikan informasi mengenai penyaluran dana sudah sudah cukup tanggap dengan adanya agenda pertemuan yang dilakukan setiap bulan masyarakat lebih memahami mengenai proses penyaluran dana, sedangkan dalam memahami kebutuhan yang diinginkan hal ini dapat diketahui dari apa yang telah diberikan oleh Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu dengan disediakan pendamping disetiap Kecamatan untuk membantu masyarakat, memberikan fasilitas pelayanan pendidikan menyediakan bantuan untuk keperlua anak untuk bersekolah membeli alat tulis, seragam, dan telah ada alur dalam pelaksanaan PKH sehingga setiap pelaksanaan yang dilakukan dapat dilaksanakan secara sistematis hal tersebut sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat.
3) Responsibilitas
Responsibilitas menjelaskan
apakah pelaksanaan kegiatan birokrasi publik itu sesuai dengan prinsip administrasi yang benar dengan kebijakan birokrasi baik yang ekspilisit dan implisit.
Responsibilitas berkaitan dengan tanggung jawab setiap apa yang telah dilakukan.
Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar dalam bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan cukup sempurna dimana proses pendataan masyarakat miskin memiliki kriteria dalam pendataan yang telah ditentukan oleh pemerintah sehingga Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar memiliki kriteria dalam melakukan pendataan dan diharapkan dari data yang diterima telah sesuai dengan kriteria penerima bantuan dan Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar melakukan survei kelapangan untuk memastikan data yang diberikan sudah tepat pada sasaran, sedangkan untuk pendataan dilakukan oleh Desa atau Kelurahan masing-masing kemudian data tersebut diberikan kepada Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar. Adapun PKH pendidikan memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi agar proses penyaluran dana berjalan dengan baik salah satunya yaitu terdaftaar sebagai peserta didik, harus memiliki kehadiran 85% apabila syarat tersebut tidak terpenuhi peserta PKH akan ditunda proses pencairan dana atau bahkan akan diberhetikan sebagai peserta PKH, sedangkan untuk verifikasi Komitmen yang
dilakukan oleh peserta PKH dilakukan sesuai dengan aturan apabila ada peserta yang tidak memenuhi komitmen akan diberikan sanksi berupa penundaan penyaluran bantuan dan akan diberhentikan sebagai peserta PKH jika telah melewati batas waktu yang telah ditentukan, sehingga visi dan misi dari PKH sudah berjalan dengan baik karena semua tindakan yang dilakukan oleg Dinas Sosial telah sesuai dengan kebijakan pemerintah mengenai PKH.
4) Akuntabilitas
Kinerja organisasi publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.
Bentuk dari akuntabilitas dari Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu dengan dilakukannya evaluasi dan pengawasan dalam penyaluran dan jumlah dana yang yang diterima. Apa bila dalam selama proses pelaksanaan program terjadi masalah atau kendala dapat dilakukan perbaikan, sedangkan untuk pengaduan dengan adanya pengaduan ini diharapkan tidak ada penyimpangan- penyimpangan yang terjadi pada PKH bidang pendidikan
seperti keterlambatan infromasi yang sampaikan kepada masyarakat, pendamping yang kurang aktif dalam memberikan informasi yang dimana seharusnya dengan adanya pendamping dapat membantu Dinas Sosial dalam melancarkan kegiatan ini sehingga jika ada penyimpangan dapat ditindak lanjuti oleh Dinas Sosial.
Untuk mengatasi permasalahan Dinas Sosial menyediakan pengaduan berupa contact center apabila ada permasalahan masyarakat dapat langsung melapor kepada Dinas Sosial dan akan diberikan teguran dalam batas waktu yang ditentukan dan akan diberikan sanksi akan diberhentikan sebagai pendamping di lapangan.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah di lakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa Kinerja Dinas Sosial Kabupaten Kepulauan Selayar terkait dengan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Kepulauan Selayar sudah cukup baik meskipun terdapat kekurangan-kekurangan. Dalam penelitian yang dilakukan yaitu Kinerja Dinas Sosial Dalam Penanggulangan Fakir Miskin di Kabupaten Selayar dapat dilihat dari keempat indikator yaitu Kualitas Pelayanan, Responsivitas, Responsibilitas, dan Akuntabilitas.
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, D. (2018). Analisis Kinerja
Birokrasi Publik pada Dinas Sosial Kota Dumai. SOROT, 13(1), 53–62.
Baharoglu, D., & Kessides, C. (2001).
Urban poverty. Poverty Reduction Strategy Paper (PRSP) Sourcebook.
Bari, A., & Robbins, T. W. (2013).
Inhibition and impulsivity:
behavioral and neural basis of response control. Progress in Neurobiology, 108, 44–79.
Budhiarsa, D. A. (2009). Kinerja kantor pertanahan dalam pelayanan sertifikasi tanah (studi deskriptif atas pelayanan sertifikasi peralihan hak atas tanah di kantor pertanahan Kota Surakarta 2008-2009).
Cahyati, C. (2020). Penanganan Kemiskinan di Desa Sangiang Kecamatan Mancak Kabupaten Serang (Studi tentang Program Pelatihan Keterampilan Tata Boga Perempuan Rawan Sosial Ekonomi Dinas Sosial Kabupaten Serang). UIN SMH BANTEN.
Dwi S, R. (2021). Efektifitas Penerapan Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor 13 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Penanganan Fakir Miskin Dan Anak Terlantar (Studi pada Dinas Sosial Kotabumi Lampung Utara). Universitas Muhammadiyah Kotabumi.
Dwiyanto, A. (2018). Manajemen Pelayanan Publik: Peduli
Inklusif Dan Kolaborasi. UGM PRESS.
Gultom, D. K. (2015). Pengaruh budaya organisasi perusahaan dan motivasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 14(2).
Indonesia, M. S. R. (2018). Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2018 tentang Program Keluarga Harapan.
Mogot, H. Y., Kojo, C., & Lengkong, V. P. K. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Etos Kerja, Kompetensi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN Cabang Manado.
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(1).
Nasution, F. E. (n.d.). Implementasi Kebijakan Peraturan Kementerian Sosial Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Fakir Miskin Di Dinas Sosial Kota Binjai.
Purba, B., Rahmadana, M. F., Basmar, E., Sari, D. P., Klara, A., Damanik, D., Faried, A. I., Lie, D., Fazira, N., & Rozaini, N.
(2021). Ekonomi Pembangunan.
Yayasan Kita Menulis.
Purwanto, N., & Rofiah, C. (2017).
Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif Bagi Masyarakat Di Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang. Comvice: Journal of
Community Service, 1(1), 29–32.
Sukmana, O. (2016). Konsep dan Desain Negara Kesejahteraan (Welfare State). Jurnal Sospol, 2(1), 103–122.
Widodo, I. H. D. S. (2020).
Membangun Budaya Kerja Pada Instansi Pemerintah. Cipta Media Nusantara (CMN).