• Tidak ada hasil yang ditemukan

pergeseran fungsi rumah gadang pada masyarakat nagari

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pergeseran fungsi rumah gadang pada masyarakat nagari"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERGESERAN FUNGSI RUMAH GADANG PADA MASYARAKAT NAGARI PULASAN KECAMATAN TANJUNG GADANG

KABUPATEN SIJUNJUNG

ARTIKEL

RATI APRIA NINGSI 11070125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

Pergeseran Fungsi Rumah Gadang pada Masyarakat Nagari Pulasan Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung.

Rati Apria Ningsi 1 ,Drs.Nilda Elfemi, M.Si2 Yuhelna, M.A3

Program Studi Pendidikan Sosiologi

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The Rumah Gadang is home to indigenous tribes of Minangkabau, the Rumah Gadang has several functions as well as the Rumah Gadang in Nagari Pulasan that is one of area in Minangkabau, has functions such as place of residence, place of custom events, caring for a sick family member, deliberation and galugu grain storage, but the existing functions of the current shift. The purpose of the research is to describe the causes and effects of shift function Rumah Gadang at Nagari Pulasan.

The theory that is used in this research is social change theory Kingsley Davis.

Kingsley Davis observes a change social is a part of a culture change and Durkheim observes the factor increasing population is also one of the impeller of social change. Selection of informants is selected by purposive sampling. Informant in this research is leaders of community and indigenous community of Pulasan who are more 35 years old who has Rumah Gadang/ethnic group. The type of data is primary data and secondary data. The unit of analysis is a group. Analysis of data is using Interactive Data Analysis Model Scheme by Milles and Huberman which includes four phases: (1) Data Collection, (2) Reduction of Data, (3) Presentation of Data, (4) Take Conclusion or Verification.

The results of research showed that the cause of the shift function Rumah Gadang are (1) increasing population, demanding Nagari Pulasan appearance to move in to the rumah ketek (private home), (2) the community's economy began to rise, to encourage people to set up rumah ketek (private home), (3) changing times and new discoveries resulted that in storage changes padi galugu ( paddy storage in the Rumah Gadang) switch to the rumah ketek (private home) using burlap sack. The impacts of shift the function of Rumah Gadang are (1) the loss of a sense of mutual cooperation at society of Nagari Pulasan, (2) reduced sense of solidarity in a clan.

key words: function, Rumah Gadang.

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2011

2 Pembimbing I Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

ii

(4)

PENDAHULUAN

Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 2009:144). Ide dan gagasan manusia banyak yang hidup bersama dalam suatu masyarakat, memberi jiwa pada masyarakat itu. Dalam bahasa Indonesia terdapat juga istilah lain yang sangat tepat untuk menyebut wujud ideal dari kebudayaan ini, yaitu adat atau adat istiadat untuk jamaknya (Koentjaraningrat, 2009:151). Jika dikaitkan dengan ketiga wujud kebudayaan Rumah Gadang termasuk ke dalam wujud kebudayaan berupa hasil karya manusia (Artefak). Menurut JJ. Hoenigman (dalam Sulasman dan Setia, 2013:37) artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat, berupa benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.

Jadi, Rumah Gadang Minangkabau merupakan tubuh hasil kebudayaan suatu suku bangsa yang hidup di daerah bukit barisan yang menjajar di daerah pantai barat pulau Sumatera bagian tengah. Rumah Gadang tersebut dibangun di atas tiang, mempunyai kolong yang tinggi atapnya yang lancip merupakan arsitektur yang khas serta membedakannya dengan bangunan suku bangsa lain di edaran garis khatulistiwa (Navis, 1984:

171).

Selain, bentuk Rumah Gadang yang unik tersebut, Rumah Gadang memiliki fungsi-fungsi yang sangat penting bagi masyarakat di Minangkabau diantaranya sebagai berikut:

1) Sebagai tempat tinggal bersama, dengan ketentuan bahwa setiap anggota keluarga memiliki kamarnya masing kecuali laki-laki tua, duda, bujangan yang tinggal di surau.

2) Sebagai tempat bermufakat, Rumah Gadang merupakan bangunan pusat dari seluruh anggota kaum dalam membicarakan masalah mereka bersama.

3) Sebagai tempat melaksanakan upacara adat, seperti tempat melaksanakan penobatan penghulu, tempat pusat perjamuan penting untuk berbagai keperluan dalam menghadapi orang lain dan tempat penghulu menanti tamu-tamu yang mereka hormati.

4) Sebagai tempat merawat keluarga, Rumah Gadang berperan sebagai rumah sakit bagi setiap laki-laki yang menjadi keluarga mereka, seorang laki-laki yang diperkirakan ajalnya akan sampai akan di bawah ke Rumah Gadang, setelah itu baru dibawa ke pandam pakuburan (Navis, 1984:177).

Jika dilihat dari fungsinya, Rumah Gadang pada masyarakat Nagari Pulasan berfungsi lebih banyak di bandingkan fungsi Rumah Gadang secara umum yang dinyatakan Navis yang hanya

empat fungsi, sedangkan pada masyarakat Pulasan terdiri dari lima fungsi yaitu tempat pelaksanaan acara adat, tempat musyawarah, tempat tinggal, merawat anggota keluarga yang sakit, tempat padi galugu(adalah bentuk penyimpanan padi yang dilet akandi batasan atau sekat menggunakan

papan dalam rumah gadang berupa segi empat) namun sekarang fungsi Rumah Gadang secara umum masih berlangsung pada masyarakat Nagari Pulasan, tetapi ada sebagian fungsi yang mengalami pergeseran.

Tujuan penelitian mendeskripsikan penyebab dan dampak pergeseran fungsi Rumah Gadang pada masyarakat Nagari Pulasan Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perubahan Kingsley Davis. Menurut Kingsley Davis (dalam Soekanto, 2010:341) menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya yaitu: kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat, bahwa perubahan-perubahan dalam bentuk serta aturan-aturan organisasi sosial.

Adapun definisi perubahan sosial menurut Kingsley adalah perubahan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Selain itu, ada juga pendapat Gillin dan Gillin bahwa perubahan sosial dianggap sebagai suatu variasi cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan- penemuan dalam masyarakat.

Kemudian Durkheim (dalam Soekanto, 2010:211) menjelaskan bahwa perubahan sosial yang terjadi karena masyarakat akan selalu mengalami kemajuan yang dipengaruhi oleh faktor pertambahan penduduk sehingga dengan kemajuan tersebut merubah bentuk solidaritas yang ada dalam masyarakat. Hal ini juga ditegaskan oleh Spencer bahwa perubahan itu bermula dari peningkatan jumlah anggota masyarakat. Pada masyarakat yang masih primitif dan tradisional kekompakan dan kesadaran kolektif sangat dipentingkan dan menjadikan solidaritas di dalam masyarakatnya kuat. Sedangkan pada masyarakat modern (Industri) solidaritas masyarakatnya sudah memudar hal ini disebabkan karena pembagian kerja sudah terspesialisasi. Pembagian kerja ini terjadi akibat semakin meningkatnya kebutuhan dalam masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin meningkat menjadikan kebutuhan pun semakin besar sehingga pembagian kerja sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

(5)

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2012: 6) penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara Holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif yaitu pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan konsep atau gejala, selain itu juga menjawab pertanyaan pertanyaan sehubungan dengan satuan subjek penelitian pada saat ini, misalnya sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi dan sebagainya (Afrizal, 2014:71). Jadi, dengan menggunakan tipe penelitian ini dapat mendeskripsikan atau mengambarkan tentang penyebab dan dampak pergeseran fungsi Rumah Gadang pada masyarakat Nagari Pulasan Kecamatan Tanjung Gadang.

Pemilihan informan pada penelitian ini dilakukan secara Purposive sampling Informan dalam penelitian ini sebanyak 16 orang yang terdiri dari 8 orang tokoh masyarakat dan 8 orang asli masyarakat Nagari Pulasan

Kreteria informannya adalah tokoh masyarakat Nagari Pulasan yang mengetahui fungsi Rumah Gadang dan orang atau kaum asli Pulasan yang berumur di atas 45 Tahun yang memiliki Rumah Gadang.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi non partisipan, wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah kelompok yaitu masyarakat Nagari Pulasan yang merasakan pergeseran fungsi Rumah Gadang di Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung.

Analisis dalam penelitian ini analisis interaktif yang di kemukakan oleh Miles dan Huberman, analisis interaktif terdiri dari beberapa yaitu: 1) Pengumpulan data ini merupakan proses awal untuk memperoleh informasi Data yang didapatkan masih dalam bentuk data mentah. Data mentah dalam penelitian kualitatif ini adalah catatan lapangan, 2) Data yang telah diperoleh tadi setelah dikumpulkan maka dilakukan pemilihan data yang sesuai dengan tujuan penelitian mengenai dampak dan pergeseran fungsi rumah gadang, kemudian membuang data yang tidak bersangkutan dengan tujuan seperti data mengenai fungsi ideal Rumah Gadang dan serta fungsi-fungsi Rumah Gadang yang mengalami pergeseran, 3) Tahap penyajian data adalah tahap lanjutan analisis data dimana menyajikan temuan penelitian berupa pengelompokan, 4) Penarikan kesimpulan

(verifikasi) adalah suatu tahap lanjutan dimana pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari temuan data yang diperoleh. Ini adalah interprestasi dari hasil temuan dari suatu wawancara atau sebuah dokumen (Afrizal, 2014:180)

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Rumah Gadang di Nagari Pulasan

Adat istiadat pada masyarakat Nagari Pulasan ini masih bertahan sampai sekarang, dengan semboyan:

Adaik basandi syara’

syara’ basandi kitabullah”

Artinya:

Adat yang berlandaskan pada agama dan al'quran sebagai pedomannya. Hal ini lah yang mendorong keberadaan adat istiadat Minangkabau di Nagari Pulasan masih bertahan sampai sekarang.

Hal ini dibuktikan masih bertahannya salah satu aset Minangkabau yaitu Rumah Gadang sebagai simbolis keberadaan adat Minangkabau yang sudah ada sejak Nagari Pulasan terbentuk.

Keberadaan Rumah Gadang di Nagari Pulasan ini dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku tersebut secara turun temurun. Rumah Gadang ini dibuat berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua bagian muka dan belakang. Umumnya berbahan kayu, dan sepintas kelihatan seperti bentuk rumah panggung dengan atap yang khas, menonjol seperti tanduk kerbau yang biasa disebut gonjong dan dahulunya atap ini berbahan ijuk sebelum berganti dengan atap seng.

Jumlah Rumah Gadang di Nagari Pulasan yaitu berjumlah 25 dengan pembagian 4 Suku (Suku Caniago, Suku Panai, Suku Malayu, dan Suku Piliang). Setiap Rumah Gadang ini memiliki pemimpin kaum/suku yang di sebut Pangulu Suku untuk cakupan lebih luas pemimpin adat tertinggi di Nagari Pulasan adalah Rajo Nan Gadang yang diperoleh oleh Mangkuto rajo dari Suku Malayu Dalam. Dan ada tiga pilar yang membangun dan menjaga keutuhan budaya serta adat istiadat.

Mereka adalah alim ulama, cerdik pandai, dan ninik mamak, yang dikenal dengan istilah Tali nan Tigo Sapilin.

Rumah gadang di nagari pulasan memiliki fungsi yaitu sebagai berikut tempat tinggal, tempat musyawarah, tempatpelaksanaan acara adat, tempat merawat anggota keluarga yang sakit dan terakhir sebagai tempat penyimpanan padi galugu, nasmun sekarang dari fungsi yang ada tersebut ada sebagian mengalami pergeseran yaitu 1) sebagai tempat tinggal telah banyak beralih ke rumah ketek (rumah pribadi) dan sebagian kecil yang yang tinggal di

(6)

rumah ketek (rumah pribadi ) dan rumah keteknya (rumah pribadi) dalam perbaikan, 2) tempat merawat anggota keluarga yang sakit sekarang sudah beralih ke rumah ketek( rumah pribadi, 3) tempat penyimpanan padi galugu sekarang sudah banyak yang disimpan menggunakan karung goni dan diletakan dalam rumah ketek (rumah pribadi) Penyebab Bergesernya Fungsi Rumah Gadang.

1. Bertambahnya Penduduk

bertambahnya Jumlah penduduk menyebabkan masyarakat Nagari Pulasan sekarang sudah banyak yang tinggal di rumah ketek (rumah pribadi).

Pergeseran fungsi Rumah Gadang pada masyarakat Pulasan mulai tampak tahun 70-an hal ini dipengaruhi oleh penduduk masyaratakat Nagari Pulasan terus bertambah dan berkembang sehingga sekitaran tahun 80-an mulai tampak jelas pergeseran dan melonjak 2000-an sampai sekarang semua mulai bergeser baik tempat tinggal yang beralih ke rumah ketek (rumah pribadi), merawat anggota keluarga yang sakit juga beralih ke rumah ketek (rumah pribadi) dan begitu juga dengan padi galugu yang digantikan memakai karung goni dan disimpan di rumah ketek (rumah pribadi).

2.Perekonomian Masyarakat Mulai Meningkat.

Perekonomian masyarakat yang mulai meningkat mempengaruhi fungsi Rumah Gadang yang ada di Nagari Pulasan karena dengan membaiknya ekonomi masyarakat menyebabkan masyarakat mulai banyak membuat rumah ketek (rumah pribadi) sesuai dengan ekonomianya masing-masing sehingga fungsi Rumah Gadang untuk tempat tinggal mulai mengalami pergeseran dari eksistensinya dari banyak yang tinggal di Rumah Gadang sekarang sudah banyak tinggal di rumah ketek.

Ini membuktikan bahwa perekonomian masyarakat Nagari Pulasan sudah membaik sehingga dengan hal ini jugalah banyaknya masyarakat Nagari Pulasan berlomba-lomba untuk membuat rumah ketek (rumah pribadi) sebagus mungkin sehingga keinginan mereka untuk menempati Rumah Gadang secara permanen tidak ada lagi karena mereka sudah memiliki rumah yang bagus-bagus. Meskipun sebagian kecil masyarakat Pulasan masih ada yang tinggal di Rumah Gadang namun hanya bersifat sementara, seperti gadis yang baru menikah jika ingin pisah dengan rumah orang tuanya mereka pindah ke Rumah Gadang untuk tinggal sementara sebelum mereka memiliki modal untuk membuat rumah ketek (rumah pribadi), kemudian keluarga yang rumah keteknya (rumah pribadi) masih dalam perbaikan, dan setelah perbaikan atau pembangunan rumahnya selesai mereka kembali lagi ke rumahnya tersebut.

3. Perubahan Zaman dan Adanya Penemuan Baru

Seiring dengan adanya perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan barang dan jasa terus bertambah kompleks, oleh karna itu berbagai penemuan yang diciptakan oleh manusia untuk membantu atau memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan.

faktor lain yang mempengaruhi pergeseran fungsi Rumah Gadang pada masyarakat Nagari Pulasan adalah perubahan zaman. Dimana dengan adanya perubahan zaman akan mempengaruhi sosial masyarakat seperti tempat tinggal beralih kerumah ketek (rumah pribadi) yang tidak kalah besar dengan model yang lebih modern dan bagus-bagus dari pada tahun sebelum 80-an yang umumnya rumah kayu. Jika mengobati dan merawat keluarga yang sakit zaman yang serba modern sekarang telah banyak beralih perawatanya ke rumah sakit

Penemuan baru juga penunjang terjadinya pergeseran fungsi Rumah Gadang dalam mengobati keluarga laki-laki yang sakit seperti halnya obat- obat medis yang lebih jelas pengobatanya, dibandingkan dengan hanya berobat secara tradisional, mendorong masyarakat Nagari Pulasan untuk mengobati keluarga laki-laki yang sakit, sekarang lebih banyak di rumah sakit atau puskesmas dan jika ajalnya mulai datang baru di bawa ke rumah ketek (rumah pribadi).

penyimpanan Padi Galugu pada zaman sekarang sudah banyak yang disimpan di rumah ketek (rumah pribadi) hal ini sejak adanya penemuan baru adanya karung goni untuk menyimpan padi setelah siap panen mendorong banyaknya masyarakat Pulasan yang memakai karung goni yang lebih mudah menyimpanya dibandingkan padi galugu yang harus dihamparkan di Rumah Gadang dan di rawat sangat detail untuk keselamatan padi dari tiku

Dampak Pergeseran Fungsi Rumah Gadang.

1. Hilangnya Rasa Gotong-royong pada Masyarakat Pulasan.

Sikap masyarakat yang suka bergotong royong merupakan salah satu bentuk sikap yang baik dan perlu dipelihara ditengah masyarakat.

Gotong royong merupakan budaya yang dianut oleh bangsa Indonesia dan salah satu keunggulan bangsa ini, karena lewat gotong royong, tidak ada pekerjaan yang berat.

dahulunya Rumah Gadang sebagai tempat tinggal dan berkumpul tetapi sekarang sudah banyak tinggal di rumah ketek (rumah pribadi) sehingga intensitas pertemuan mulai berkurang, adapun berkumpul itu hanya keperluan adat seperti acara baralek nikah kawin (pernikahan), batagak gala (pengangkatan pangulu yang baru), persiapan

(7)

jamba bakau dan baralek balai (acara syukuran Nagari Pulasan).

Tidak hanya membantu mamak dalam kaum tersebut tetapi antara masyarakat dalam Nagari Pulasan dahulunya kalau sudah tiba musim panen selalu batobo (melakukan pekerjaan secara bersama-sama tanpa dibayar atau gotong royong) begitu juga dengan pekerjaan lainya seperti bukak polan (buka lahan baru perkebunan karet). Tetapi sekarang diluar tuntutan adat sifat saling tolong menolong berkurang ini disebabkan oleh bertambahnya penduduk sehingga masyarakat Nagari Pulasan telah banyak yang tinggal di rumah ketek (rumah pribadi) yang bahkan jauh jaraknya seperti jorong Ambacang, Padang Laweh, Batang Kati, Sawah gadang, Sungai Kandi karena jarak yang jauh mengakibatkan intensitas pertemuan mereka berkurang, begitu juga halnya dengan perkembangan zaman yang maju sehingga keperluan masyarakat Pulasan mulai meningkat seperti membutuhkan uang untuk biaya sekolah dan sebagainya sehingga ini menuntut mereka bersifat individual.

2. Berkurangnya Rasa Solidaritas di Dalam Sebuah Kaum.

Solidaritas adalah seorang individu hidup bermasyarakat memiliki rasa kebersamaan, rasa kepentingan serta rasa simpati antara sesamanya.

Adanya fungsi Rumah Gadang yang mengalami pergeseran mengakibatkan hilangnya rasa berbagi/kebersamaan dalam masyarakat Pulasan.

pada saat sekarang masyarakat Pulasan dalam suatu suku tersebut segi sosialnya sudah banyak yang bersifat individual. Hal ini disebabkan oleh faktor zaman yang telah modern sehingga keperluan mereka akan barang juga meningkat dan lebih bersifat konsumerisme seperti mereka lebih berlomba-lomba membeli Handphone dan sepeda motor dari pada meminjam uang kedunsanak yang lain demi prestise yang didapat, sedangkan pendapatan padi berkurang karena lahan sudah sempit sehingga untuk membantu dunsanak sesuku pun tidak cukup terpaksa masyarakat Nagari Pulasan banyak bersifat mementingkan diri sendiri Penutup

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut Faktor penyebab pergeseran fungsi Rumah Gadang pada masyarakat Nagari Pulasan.

a. Bertambahnya Penduduk

Pertumbuhan penduduk di Nagari Pulasan mempengaruhi masyarakat Pulasan sekarang. Dimana sekarang sudah banyak tinggal di rumah ketek karna tidak muat lagi tinggal di Rumah Gadang, dan hal ini otomatis juga mempengaruhi fungsi yang lain

seperti mengobati yang sakit dan penyimpanan Padi galugu juga berubah.

Sekarang banyak yang di laksanakan di rumah ketek, adapun di laksankan di Rumah Gadang itu jika dia tak punya rumah ketek atau rumahnya dalam perbaikan.

a. Perekonomian Masyarakat Mulai Meningkat.

Ekonomi masyarakat pulasan yang telah memadai membuat masyarakat Pulasan berupaya untuk membuat rumahnya sendiri (rumah ketek) sesuai dengan kemampuan ekonominya masing-masing dan ini lah yang terus terjadi di masyarakat Pulasan, banyak masyarakat yang berlomba-lomba untuk membuat rumah ketek (rumah pribadi) dan Rumah Gadang nya sendiri diabaikan, hanya sebagian yang tinggal di Rumah Gadang dan itu karna keterpaksaan juga seperti dia tidak memiliki rumah ketek (rumah pribadi) atau rumah ketek (rumah pribadi) dalam perbaikan.

b. Perubahan Zaman dan Adanya Penemuan Baru.

Perubahan zaman dan adanya penemuan baru mempengaruhi bergesernya fungsi penyimpanan Padi galugu di Rumah Gadang.

Pada zaman sekarang telah banyak yang disimpan di rumah ketek (rumah pribadi) hal ini dikarenakan adanya penemuan baru yaitu karung goni, sehingga banyak sekarang masyarakat Pulasan menggunakan karung goni untuk penyimpanan padi yang lebih mudah menyimpanya dibandingkan padi galugu yang harus dihamparkan dan butuh perawatan ekstra.

Pergeseran Fungsi Rumah Gadang yang terjadi di masyarakat Nagari Pulasan memberikan dampak sebagai berikut:

a. Hilangnya Rasa Gotong-royong dalam Masyarakat Pulasan.

Adanya pergeseran fungsi Rumah Gadang dalam kebutuhan sosial memberikan dampak kepada masyarakat itu sendiri dimana sekarang banyak masyarakat yang sudah bersifat individual dalam membantu sesama jika diluar tuntutan adat.

b. Berkurangnya Rasa Solidaritas di Dalam Sebuah Kaum

dahulu masyarakat masih tinggal di Rumah Gadang mereka masih berbagi baik itu berbagi beras atau bahan pokok yang lain, tetapi sejak mereka sudah banyak yang tinggal di rumah ketek mereka satu sama lain tidak mengetahui keadaan dunsanak (kerabat) masing-masing.

karna tempat tinggal yang mulai berjauhan, pendapatan akan padi yang mulai sedikit karna lahan yang mulai sempit sehingga mereka bersifat individual.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif (Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu). Jakarta: PT Raja Garfinda Persada.

Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. jakarta: Rineka Cipta.

Sulasman & Setia, Gumilar. 2013. Teori-Teori Kebudayaan. Bandung.

Pustaka Setia.

Navis,Aa. 1984. Alam Takambang Jadi Guru.

Jakarta: Grafitipers.

Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Gravinda Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, masjid memiliki fungsi lain yang berperan dalam perkembangan dakwah umat islam. Yaitu: sebagai pusat pendidikan, tempat musyawarah, dan tempat sosial lainnya

Hasil penelitian ini diketahui terdapat penurunan prokrastinasi siswa setelah dilakukan treatment shaping dengan diperoleh nilai (df) 9 kemudian dibandingkan dengan t tabel 0,05