• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF PERILAKU WARIA Studi Kasus di Desa Binturu Kecamatan ... - Unismuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF PERILAKU WARIA Studi Kasus di Desa Binturu Kecamatan ... - Unismuh"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Hasil Penelitian Yang Relevan

Begitu pula jika kita kaitkan dengan topik dan hasil penelitian pada artikel ini, keberadaan kaum transgender di kota Makassar masih bertahan hingga saat ini karena dalam aspek tertentu mereka mudah diterima oleh masyarakat. Penerimaan ini antara lain karena beberapa warga masyarakat merasa bahwa kaum transgender di Kota Makassar dapat memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan politik.

Konsep Mengenai Perilaku Manusia

Manusia merupakan makhluk primer, yaitu diantara semua makhluk alam dan supranatural, manusia mempunyai jiwa yang merdeka dan hakikat yang mulia. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia adalah genetika, sikap (ukuran tingkat preferensi seseorang terhadap suatu perilaku tertentu), norma sosial (pengaruh tekanan sosial), dan kontrol perilaku pribadi (keyakinan seseorang tentang sulit atau tidaknya perilaku tersebut). melakukan suatu perilaku).

Pola interaksi waria di dalam masyarakat

Interaksi sosial dapat terjadi ketika adanya kontak sosial dan komunikasi antara dua individu atau kelompok. Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang bersifat dinamis yang meliputi hubungan antar individu, antar kelompok manusia, dan antara individu dengan kelompok manusia. Menurut Soekanto, pola interaksi sosial merupakan gambaran hubungan sosial yang dinamis yang meliputi hubungan antar individu, antar kelompok manusia, dan antara individu dengan kelompok manusia.

Pola interaksi sosial merupakan hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, dan orang dengan kelompok orang. Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi sosial antara individu dan kelompok manusia untuk mengurangi konflik. Menurut Soekanto, interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis yang melibatkan hubungan antar individu, antar kelompok manusia, dan antara individu dengan kelompok manusia.

Dalam hal ini menurut Soekanto, interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang bersifat dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antar kelompok manusia, dan antara individu dengan kelompok manusia. Interaksi sosial merupakan hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok, dan orang dengan kelompok orang.

Landasan teori sosiologi

Langkah-langkah yang dilakukan pelabelan teori dalam upayanya memahami perilaku menyimpang adalah sebagai berikut. Kedua, mengidentifikasi bagaimana orang lain akan memperlakukan orang tersebut sesuai dengan label yang telah diberikan.Teori labeling kemudian memfokuskan perhatiannya pada status orang yang diteliti. Kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh dan kebutuhan lain yang lebih tinggi menjadi dominan.

Fisik = kebutuhan biologis (Physiological Needs), yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi tubuh dan diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seseorang, seperti makan, minum, seks, udara, perumahan dan sebagainya. Kebutuhan akan rasa aman dan keselamatan (Safety and Security Needs) merupakan kebutuhan akan rasa aman terhadap ancaman, kebutuhan ini lebih bersifat psikologis pada individu dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan akan afiliasi atau penerimaan (Affiliation or Acceptance Needs) merupakan kebutuhan sosial, kebutuhan yang cenderung bersifat psikologis dan berkaitan dengan kebutuhan lainnya.

Kebutuhan Harga Diri (Esteem Needs) adalah kebutuhan akan penghargaan, pengakuan dan gengsi dari masyarakat setempat. Contohnya meliputi ekonomi, agama, seni, dll. Lingkungan dapat dianalisis dalam tiga langkah: 1) mendeskripsikan kekuatan politik dan menemukan hubungannya dengan lingkungan tertentu, 2) mendeskripsikan struktur objektif antar posisi, 3) menentukan karakteristik agen kebiasaan di posisinya.

Kerangka Pikir

Desa Binturu merupakan salah satu dari 12 desa yang ada di Kecamatan Larompong, terletak 35 km dari ibu kota Kabupaten Luwu dan 11 km. Kurangnya kepedulian orang tua terhadap pendidikan anaknya serta permasalahan terpuruknya perekonomian di Desa Binturu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu menjadi akar permasalahan pendidikan masyarakat Desa Binturu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu. Karakter sosial masyarakat Desa Binturu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu cukup tinggi, hal ini dipengaruhi oleh kondisi alam dan geografis, hal ini terlihat dari suasana kekeluargaan dan gotong royong dalam menjalankan tugasnya.

Lebih dari 80 persen penduduk Desa Binturu, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu bermatapencaharian dari pertanian atau lebih dari separuh pendapatan daerah berasal dari pertanian. ​​Ada tiga jenis pertanian yang dipraktekkan. Upacara pernikahan di Desa Binturu, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu ditandai dengan acara khusus pernikahan. Dan agama Islam inilah yang dianut mayoritas penduduk Desa Binturu, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu. Selain Islam, agama lain juga ikut berkembang seiring dengan laju pembangunan yang digalakkan pemerintah saat ini. .

Perlu diketahui juga bahwa agama Islam yang dianut oleh sebagian besar penduduk Desa Binturu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu merupakan agama masyarakat adat, sedangkan agama lain yang dianut oleh sebagian masyarakat Binturu adalah agama keluar daerah tersebut. . daerah, seperti dari Kupang atau daerah lainnya. Singkatnya, masyarakat Desa Binturu, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu terkait ZARA atau adu mulut dan bentuk intimidasi lainnya. 34;Saya tidak tahu berapa persentasenya, mungkin kecil sekali. Yang penting saya terus mengingat Yang Maha Esa (Tuhan). “Jadi dari sinilah awal mula kebangkitan Waria di Desa Binturu, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu.

Seperti para waria yang tinggal di Desa Binturu, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, mereka sudah merasa nyaman menjadi perempuan bahkan tidak ada rasa canggung lagi, kata waria tersebut.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Masyarakat
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Masyarakat

METODE PENELITIAN

  • Lokus Penelitian
  • Informan Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data
    • Teknik Keabsahan Data

Untuk memperoleh berbagai informasi yang dapat memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian, penulis menggunakan teknik sampling. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, kemudian apabila fokus penelitian sudah jelas diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkannya dengan data yang ditemukan dalam wawancara, dan alat yang digunakan dalam penelitian. proses wawancara sedang menulis. , pensil, panduan wawancara dan kamera atau telepon seluler untuk dokumentasi Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya sehingga dapat memberikan informasi yang jelas dan benar.

Dokumentasi ini digunakan dalam upaya melengkapi data yang diperoleh berupa uraian penelitian, kondisi populasi dan data yang digunakan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah atau dengan kata lain sumber data sekunder. Teknik untuk menguji kredibilitas atau tingkat kepercayaan suatu data dilakukan dengan cara mengecek data terhadap sumber yang sama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat terhadap kehadiran waria di Desa Binturu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu.

Kebanyakan warga sekitar bergosip dan menyebut laki-laki itu "waria" karena cara berjalannya, dan sebagian besar teman yang dimilikinya adalah perempuan. - Lama-lama laki-laki itu terus dicap atau disebut “waria”, maka akan muncul pemikiran di benaknya “daripada saya terus disebut waria, mendingan saya jadi waria”.

WARIA DAN PERILAKUNYA DITENGAH MASYARAKAT

Perilaku Waria di Desa Binturu Kecamatan Larompong

Menurut saya, perilaku waria ini adalah perilaku yang menyelamatkan mereka dari laki-laki yang berpakaian seperti perempuan. Fokus penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Perilaku Waria (Studi Kasus di Desa Binturu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu). Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan, yang digunakan untuk mencari konsep, teori, pendapat yang erat kaitannya dengan pokok permasalahan melalui literatur, peraturan perundang-undangan, yurisprudensi atau putusan pengadilan yang erat kaitannya dengan judul penelitian ini (Firman: 2015).

Pengujian reliabilitas sumber dilakukan dengan cara memeriksa data yang telah diperoleh dari beberapa sumber, memeriksa kembali data yang telah diperoleh dengan informasi lain dan informasi dokumen untuk memperoleh tingkat kepercayaan terhadap informasi tersebut dan kesamaan pandangan dan pendapat sehingga agar data yang diterima segera dianalisis. Apabila teknik uji reliabilitas menghasilkan data yang berbeda, peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data yang bersangkutan atau dengan pihak lain untuk memastikan data mana yang dianggap akurat. Ketiga teori ini dipilih karena peneliti mencoba memahami penilaian masyarakat terhadap perilaku waria di Desa Binturu, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu.

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat dua jenis perilaku waria pada masyarakat di Desa Binturu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu, yaitu interaksi saat menjadi PSK dan interaksi saat bukan PSK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon masyarakat terhadap keberadaan Waria di Desa Binturu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu meliputi respon masyarakat terhadap garis keturunan Waria yaitu masyarakat meyakini bahwa Waria sifatnya sebagai laki-laki yang teraniaya dan ada juga yang orang yang menganggap gender Waria itu biasa saja.

RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN WARIA

Teori Habitus (Kebiasaan)

Habitus menggambarkan serangkaian kecenderungan yang mendorong aktor atau aktor sosial untuk bertindak dan bereaksi dengan cara tertentu. Jadi habitus akan berubah, tergantung di mana dan bagaimana kedudukan individu dalam kehidupan sosial. Dalam pengertian ini, habitus tercipta dan direproduksi secara tidak sadar, segala praktik yang dilakukan oleh waria merupakan syarat dan peran vital para aktor yang terlibat dalam medan perjuangan untuk mendapatkan pengetahuan diri sebagai gender ketiga.

Strategi Waria adalah memperjuangkan pengakuan diri sebagai “gender ketiga” dengan mengakui fakta bahwa waria ada di tengah dunia sosial. Perempuan trans ini bergantung pada modal sosial dan budaya untuk semua upaya mereka. Aktor-aktor ini juga mampu menarik minat masyarakat, pemerintah, dan para ulama serta membangun jaringan dan hubungan yang kuat. Habitus waria menyangkut hubungan membangun kebersamaan yang mereka bina sejak keberadaan kelompok waria.

Menerapkan apa yang diajarkan kepada anggota transgender membuat para aktor ini tidak terlalu kaku dan mampu bertahan dalam semua perjuangan hidup. Tentu saja strategi dan keunggulan para transgender untuk mendapatkan pengakuan atas keberadaan gender ketiga dalam dunia kehidupan bermasyarakat sangatlah berbeda-beda.

Teori Hierarki Kebutuhan

SIMPULAN DAN SARAN

Ada yang mengalami perjalanan hidup dari laki-laki sejati hingga menjadi seorang transgender dan ada juga kehidupan transgender yang dibentuk oleh orang tuanya dan ada juga lintasan yang dibentuk oleh jiwa yang nyaman menjadi pribadi. Seseorang harus mampu memenuhi segala kebutuhan pada tahap ini sebelum melanjutkan ke tahap pemenuhan kebutuhan penerimaan diri.Orang transgender juga perlu rasa aman dan membutuhkan rasa aman. Oleh karena itu, penerimaan diri oleh masyarakat secara tidak langsung menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi dalam kehidupan setiap individu.

Berdasarkan kesimpulan diatas mengenai perilaku transgender (studi kasus di Desa Binturu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu), maka saran yang dapat diberikan kepada peneliti dan yang menjadi objek penelitian yaitu perilaku transgender sebagai berikut. Kepada para peneliti sosial khususnya yang tertarik untuk mengkaji kehidupan sosial masyarakat khususnya masyarakat yang berkaitan dengan perilaku kaum transgender. Bagi para transgender yang merasa didiskriminasi, dicemooh, dan dicemooh oleh masyarakat, anggap saja suara-suara tersebut bertentangan dan jadikan sebagai motivasi untuk menjadi lebih baik.

Apakah para transgender di daerah tempat tinggal Anda pernah mengikuti kegiatan di daerah Anda? Tugas akhir pada perguruan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Perilaku Waria (Studi Kasus di Desa Binturu Kecamatan Larompong Kabupaten Luwu)”.

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan masyarakat terhadap pergaulan remaja di dusun Malaginna Desa Lassang Barat Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar