• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan dan Karakteristik Prosa Arab Masa Awal Islam

Hilmi Fakhriza

Academic year: 2024

Membagikan "Perkembangan dan Karakteristik Prosa Arab Masa Awal Islam"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN DAN KARAKTERISTIK PROSA ARAB MASA AWAL ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Natsr Al-Arabiy Dosen Pengampu

Prof. Dr. R. Yaniah Wardani M.Ag.

Disusun Oleh:

Fiagi Febrian Muchairi 11190210000116

Muhaimin 11200210000012

Farhan Fathul Malik 11210210000103

Muhammad Hilmi Fakhriza 11210210000126 Khairunnisa Amandasari 11210210000108

PRODI STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang dengan rahmat dan hidayah- Nya, kami bisa menyelesaikan tugas membuat makalah yang berjudul "Prosa Sastra Arab Pada Masa Klasik dan Awal Islam" ini dengan baik. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah menyampaikan petunjuk bagi umat manusia.

Secara garis besar makalah ini berisi tentang Perkembangan dan Karakteristik Prosa Arab pada Masa Awal Islam. Adapun makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas membuat makalah mata kuliah al-Natsr al-Adabi al-Arabi

Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami, terutama kepada Ibu Dr. Rizqi Handayani, M.A., selaku dosen pengampu mata kuliah ini. Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita dalam bidang sastra Arab.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Jakarta, 10 Oktober 2023

Kelompok 4

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB 1 : PENDAHULUAN...1

Latar Belakang...1

Rumusan Masalah...2

Tujuan Penulisan...2

BAB II : PEMBAHASAN...3

Khutbah (Pidato)...4

Kitabah (Tulisan)...12

Rasail (Surat-surat)...13

Amtsal dan Hikam (Perumpamaan dan Hikmah)...14

Qishah (Kisah)...17

BAB III : PENUTUP...iii

Kesimpulan...iii

Saran...iii

DAFTAR PUSTAKA...iv

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sastra adalah segala sesuatu dalam masyarakat tertentu dan pada masa tertentu.

Pandangan ini dilandasi kenyataan bahwa sastra bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri.

terpisah dari masyarakat yang melahirkan dan menikmatinya. Sastra mempunyai kedudukan, peran, dan kegunaan dalam masyarakat, dan itu semua senantiasa mengalami pergeseran dari waktu kewaktu dan perbedaan antara satu masyarakat dengan masyarakat lain.

Ditinjau dari kacamata historis, kesusastraan Arab dalam perkembangannya menempati berbagai fase atau masa, dimana di dalamnya mengalami masa kejayaan dan kemunduran. Masa keemasan kesusatraan atau literature Arab itu berada pada masa lahirnya Al-Qur'an. Dimana Al-Qur'an yang pada masa itu berfungsi sebagai ijaz atau melemahkan sastra-sastra para pujangga Arab pada masa itu, yang akhirnya kemudian dari kata ijaz itu Al- Qur'an sebagai "mu'jizat" dari Allah Swt untuk Rasulullah Saw. berkembang berdasarkan hadits-hadits.

Lebih jauh lagi, kesusastraan Arab Rasulullah Saw yang pada urgensinya sebagai penjelas dari Al-Qur'an. Dan setelah masa itu, kesusastraan Arab mengalami perluasan dalam bidang seperti sintaksis, morfologis dan sebagainya. Berbicara kesusastraan Arab itu pada dasarnya tidak terlepas dari natsr dan syair, keduanya selalu beriringan dalam berbagai kajian ketika kita meneliti kesusatraan Arab tersebut.

Pada makalah ini kami akan membahas tentang prosa Arab pada masa awal Islam.

Prosa Arab telah muncul sejak masa Jahiliyyah sebelum Islam datang, tentu saja bentuk dan karakternya berbeda dengan prosa masa setelahnya, masa awal Islam. Penelitian ini bertujuan untuk membedah bagaimana perkembangan serta karakteristik prosa Arab pada masa awal Islam. Untuk dapat memaparkan uraian tersebut, peneliti menggunakan metode deskriptif analitik untuk menjelaskan deskripsi prosa arab masa awal Islam secara menyeluruh.

Kesimpulan dari analisis tersebut adalah bahwa bentuk prosa Arab masa awal Islam telah melalui perkembangan yang pesat dari prosa Arab masa Jahiliyah, serta karakteristiknya yang lebih religious memunculkan nilai-nilai keislaman, salah satu faktornya adalah turunnya mujizat Al-Quran yang bukan hanya sebagaI kitab suci, tetapi juga sebagai karya yang memiliki tuturan bahasa yang sangat indah.

(5)

Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan prosa Arab pada masa permulaan Islam?

2. Bagaimana karakteristik prosa Arab pada masa permulaan Islam?

Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui perkembangan prosa Arab pada masa permulaan Islam.

2. Untuk mengetahui karakteristik prosa Arab pada masa permulaan Islam.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

Periode awal Islam merupakan kelanjutan periode pra-Islam. Orang Arab telah mengenal tulisan karena transaksi bisnis mereka menuntut adanya pencatatan. Walaupun demikian, sebagian besar warisan periode ini disampaikan secara lisan dan harus dihafalkan.

Pada masa awal Islam, bentuk prosa tidak berbeda jauh dengan prosa pada masa Jahiliyah, di antara karakteristiknya adalah tidak menggunakan ungkapan-ungkapan yang sukar, jauh dari lafadz asing, gaya bahasa yang mudah, maknanya dekat dan mengandung pesan untuk umat. Adapun jenis-jenis prosa pada masa ini adalah khutbah, kitabah, rasail, amtsal, hikam dan qishah.

Pada periode ini kedudukan puisi mulai tergantikan oleh prosa dikarenakan beberapa hal, antara lain:

1) Semangat untuk menyebarkan cahaya Islam dengan dakwah dan jihad.

2) Pengaruh Al-Quran dan hadis terhadap kefasihan sastra Arab.

3) Berkembangnya diskusi antar masyarakat dalam berbagai pembahasan baik sosial politik, pendidikan dan sebagainya.

4) Penjelasan kebijakan politik dan hukum khalifah.

Bentuk/term pidato pada masa ini telah sampai pada derajat yang tinggi yang pernah dicapai oleh Lisanul Arab. Kejayaan bahasa Arab pada masa ini belum pernah terjadi pada masa-masa sebelum dan sesudahnya, karena pada masa itu rakyat dan pemimpin- pemimpinnya adalah orang Arab, sehingga apabila mereka mendengar orang-orang berbicara, maka mereka menirukan mana yang paling bagus1.

1 Wildana Wargadinata dan Laily Fitriani. Sastra Arab Masa Jahiliyah dan Islam. Malang: UIN-Maliki Press.

2018.

(7)

Pada masa permulaan Islam, posisi puisi tergeserkan oleh prosa, karena prosa digunakan Nabi Muhammad SAW, sebagai alat untuk berdakwah. Adapun faktor-faktor pendorong sastra adalah sebagai berikut2:

1) Adanya sastra Jahili yang sudah mapan, sehingga tinggal mengembangkan saja.

2) Datangnya agama Islam, yang membawa Al-Qur'an dan hadis baik dari lafal maupun makna/isi keduanya.

3) Nabi Muhammad sebagai agen yang membelokkan sastra Jahili dengan sastra Islam sebagai media untuk politik dakwah.

4) Perluasan wilayah Islam.

5) Adanya embrio Rasionalisme.

6) Lunturnya fanatisme kesukuan, akibat dari dominasi negara Madinah.

7) Keadaan ekonomi-politik yang stabil.

8) Sudah ada kementerian yang mengatur kehidupan masyarakat.

Berikut akan dijelaskan macam-macam prosa Arab masa awal Islam.

1. Khutbah (Pidato)

Dengan datangnya Islam, maka dimulailah dakwah baru yang otomatis membutuhkan para ahli pidato (khuthoba') yang mendukung dakwah Islamiyah dan menjelaskan dasar-dasar dakwah Islamiyah, menganjurkan untuk berjihad dan mendiskusikan persoalan-persoalan yang terjadi dalam era kehidupan baru.

Ada tiga fakta penting mengapa pidato berkembang pada periode ini, di antaranya adalah:

1) Futuhat (kampanye penyebaran Islam) berhasil mengislamkan banyak orang di Asia barat daya, yang berbicara atau mampu memahami bahasa Arab.

2) Perpecahan antagonisme politik antara orang Arab itu sendiri, khususnya sejak kekhalifahan Usman (12-39/644-650), mengobarkan kebutuhan mereka akan pidato untuk membawa massa mendukung pemimpin kubu.

3) Perluasan wilayah dan banyaknya orang membawa sudut pandang baru keagamaan, sosial, hukum, budaya dan problem baru yang memerlukan adanya interpretasi baru atas praktik Islam yang dikenal di Madinah. Semua ini memberi kaum muslimin

2 Adiansyah, Andang Tamara Pratiwi, Baiq Nadia Khairani, Hadiatulmunawarah. Perkembangan Sastra Arab Pada Masa Permulaan Islam. Mataram: UMMAT. Hlm. 21-22

(8)

semakin banyak semangat, kesempatan, dan jalan untuk memanfaatkan seni pidato, media massa utama zaman itu. Dengan hafalan pidato terbaik dibacakan pada berbagai kesempatan, dan disampaikan dari generasi ke generasi untuk kepuasan sastra, seperti halnya puisi zaman pra-Islam.

Karakteristik pidato pada masa permulaan Islam dibanding pada masa Jahiliyah, diantaranya adalah sebagai berikut:

 Bercorak keagamaan, seperti khutbah Jum'at, Idul Fitri, Idul Adha, Haji besar, petunjuk-petunjuk, nasehat-nasehat dan lain-lain yang dapat membawa ke arah perluasan dakwah Islamiyah.

 Bercorak politik, seperti pembiusan masyarakat, golongan, partai dan pembinaan kerajaan.

 Pengaruh pidato pada masa ini sampai dapat dirasakan dalam jiwa. Dan hal ini terbukti dengan adanya contoh-contoh yang baik, nasehat-nasehat yang memenuhi sasaran yang bisa menentramkan hati yang kering dari petunjuk.

 Keindahan bahasa, kalimat, kesederhanaan ungkapan dan kebagusan gaya bahasanya.

 Dimulai dengan memuji dan menjunjung asma Allah.

 Peniruan uslub/gaya bahasa Al-Quran yang membuat kepuasan dan keberhasilan serta keindahan bahasa, juga ayat-ayat Al-Quran menjadi sumber pidato, sehingga ada.

sebagian imam yang mensyaratkan penggunaan gaya bahasa Al-Quran dalam pidato- pidato.

 Timbulnya bermacam-macam ijaz dan ithnab sehingga dikisahkan ada sebagian pidato yang memakan waktu setengah hari akan tetapi ada juga pidato yang hanya terdiri dari beberapa kata saja, atau beberapa faqrah saja (Al-Iskandari, 1916: 106- 107).

Dari sudut pandang estetika sastra, sastra dalam shadr al-Islam melanjutkan tradisi lama prosa Arab, seraya meletakkan dasar bagi gaya Islam baru. Di antara sifat-sifatnya adalah:

 Ringkas, atau pemantapan makna dalam sesedikit mungkin kata. Terlalu sedikit kata akan membuat ungkapan menjadi kabur, terlalu banyak kata membuat ungkapan

(9)

menjadi terlalu rinci atau berlebihan. Susunannya sama sekali bebas dari pengulangan dan penambahan dekoratif, penjelas, atau desakan.

 Kesederhanaan, atau aliran lancar dari sisi komposisi, tak terhalang oleh struktur kompleks, pemberian contoh yang berkepanjangan, tamsil dan kiasan bertela-tele, konjungsi atau disjungsi. Prosa shadr al-Islam secara konsisten bebas dari hiasan dan ia tetap indah tanpa hiasan.

 Talmih, atau penunjukkan pada makna yang dimaksud tanpa memberikan ungkapan tersurat, sehingga memancing pikiran dan mendorong imajinasi untuk menangkap makna yang seakan terselubung. Bila makna termaksud ada dan jelas, talmih dapat menambahkan pesona dahsyat pada suatu pernyataan. Talmih memberikan pikiran kesenangan mencoba dan mencari.

 Jazalah atau rangkaian solid gagasan dan kata seraya melestarikan ucapan indah dan suara merdu. Prosa Arab pada periode ini bebas pembesaran, uraian yang terencana, pengembangan. Prosa Arab ini lahir secara alamiah dan mengalir lancar, sehingga menyampaikan pesannya tanpa beban. Khuttab memenuhi aturan atau ideal sastra ini dan bahkan lebih. Jazalah memberikan banyak peluang untuk kreativitas pengembangan sastra, dan pengutipan dari Al- Quran dan hadis (Al-Faruqi, 1986:

379).

Ada beberapa jenis khutbah, yaitu:

1) Khutbah politik, di antara pemimpin yang terkenal adalah Hajjaj bin Yusuf, Ziyad bin Abi Sufyan, dan Qothory bin Fujaah.

2) Khutbah agama3, yang disampaikan oleh para ulama' dan fuqaha'.

3) Khutbah sosial, yang disampaikan oleh para utusan-utusan. Ahli pidato yang terkenal adalah Sahban bin Wail.

Tidak ada masa kesusastraan bahasa Arab yang lebih ramai dengan banyaknya ahli- ahli pidato yang terkenal baik nasabnya, pembicaraannya maupun perbuatan dari masa ini.

Karena pidato pada masa ini merupakan sarana bagi kelancaran roda kepemimpinan dan pemerintahan. Untuk itu diperlukan kelihaian berbahasa Arab, penguasaan terhadap fashahah dan bayan serta peniruan mereka pada gaya bahasa Al-Quran dan juga luasnya pengetahuan 3221 .ص .ةرهاق :فراعملا راد .ناريا – قارعلا – ةيبرعلا ةريزجلا :تارااملاو لودلا رصع :يبرلا بدلا فيرات .م 1119 .ىقوش ,فيض.

(10)

mereka. Sehingga tidak salah bila para khulafa al-rasyidin digolongkan ahli pidato terkenal pada masa ini, di antara beberapa sahabat yang fasih, yaitu:

a. Abu Bakar Shidiq

Nama dia adalah Abu Bakar Abdullah Atiq bin Abi Quhafah Usman, sahabat Rasulullah dan sahabat yang pertama kali masuk Islam dan juga khatib pada hari perdamaian (Yaum Musaqifah). Nasabnya bertemu dengan nasab Nabi pada Murroh bin Ka'ab. Lahir kira-kira 2 tahun 3 bulan setelah Nabi lahir. Dia hidup dengan mempunyai akhlak yang baik yang dikenal di antara orang-orang Quraisy. Dia orang yang paling sabar, ringan tangan, paling peramah, paling besar kasih sayangnya di antara mereka. Dia adalah orang yang fasih, baligh, ahli pidato yang tangguh, orang yang mempunyai instuisi, kuat hujjahnya dan pengaruhnya. Dan orang yang pertama kali percaya akan kenabian Rasulullah sehingga dia dijuluki Ash-Shiddiq. Selain itu dia juga membelanjakan hartanya untuk menguatkan dakwah Islamiyah.

Setelah Nabi wafat dia juga memerangi orang-orang Arab yang keluar dari Islam dan orang-orang yang tidak mau mengeluarkan zakat. Dia mengirimkan tentara pada orang-orang murtad itu sampai mereka kembali pada Islam dan mengajak mereka untuk memerangi kekaisaran Persi dan imperium Romawi. Dia wafat setelah tentara Islam mengalahkan tentara Persi dan Romawi serta menduduki beberapa kota-kota besar dan benteng-benteng terpenting pada tahun 13 H. Di antara contoh pidato Abu Bakar Al-Shiddiq ketika diangkat sebagai khalifah adalah:

يِن ْوُدّدَسَف لِطاَب ىَلَع يِنوُمُتْيَأَر ْنِإَو ،يِن ْوُنْيِعَأَف ّقَح ىَلَع يِنْوُمُتْيَأَر ْنِإَف ،مُكِرْيَخِب ُتْسَلَو مُكْيَلَع ُتيّلَو ْدَق يّنِإ ،ِساّنلا اَُهّيَأ مكفَع ْضَأَو ،هل ّقَحلا ذَخَأ ّيّتَح ، َفْيِعَضلا يِدْنِع مُكاَوْقَأ ْنِإ ّلَأ ،مُكْيَلَع يِل ةَعاَط َلَف هُتْيَصَع اَذِإَف ،مُكْيِف ِا ُتْعَطَأ اَام يِن ْوُعْيِطَأ مكَلَو يل ا رفغَتْساَو ،يِل ْوَق ُلوُقَأ .هنِام ّقَحلا َذَخَأ ىّتَح ل ْوَقْلا يِدْنِع

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku sekarang telah memimpin kalian, namun aku bukanlah yang terbaik di antara kalian, jika kalian melihatku berjalan di atas kebenaran maka bantulah aku, sedangkan jika kalian melihatku diatas kebathilan maka luruskanlah langkahku, taatilah aku selama aku mentaati Allah, dan apabila aku melakukan sebuah kemaksiatan maka kalian tidak boleh taat terhadapku akan hal itu, ketahuilah... Bahwasanya orang yang paling kuat di antara kalian dimataku adalah orang yang lemah hingga ia memperoleh haknya, sebaliknya orang yang terlemah dimataku adalah orang yang kalian anggap paling kuat hingga ia mengembalikan hak-hak orang lain. Demikianlah apa yang

(11)

aku sampaikan kepada kalian seraya memohon ampun atas diriku dan kalian semua kepada Allah.”

b. Umar Bin Khattab

Dia adalah Amirul Mukminin Abu Hafsah Umar bin Khattab al-Quraisy khalifah a- rasul kedua. Beliau adalah yang pertama memakai gelar amirul mukminin dan orang yang pertama kali menetapkan tahun hijrah, menaklukkan kota-kota besar di negara-negara sekamirnya, menertibkan administrasi negara dan membentuk kantor-kantor.

Dia dilahirkan 13 tahun setelah kelahiran Nabi pada zaman Jahiliyah. Dia juga seorang pembesar Quraisy yang berpengaruh, pemberani, keras, tegas, dan kejam. Pada waktu permulaan dakwah Islam dia merupakan musuh Islam nomor satu, akan tetapi setelah Islam datang dia orang yang sangat membela agama Allah. Khalifah Umar juga mengikuti seluruh peperangan bersama Rasulullah.

Setelah Rasulullah wafat dia membantu Abu Bakar dalam melaksanakan pemerintahan dan ketika Abu Bakar akan wafat, dia menunjuk Umar sebagai penggantinya.

Kemudian dia melaksanakan amanat ini dengan baik, yaitu menyempurnakan semua apa yang dijalankan Abu Bakar dalam menaklukkan Persia dan Romawi. Dia juga terkenal sebagai pribadi yang sederhana, lemah lembut, kasih sayang dan selalu mendahulukan kepentingan masyarakat daripada kepentingannya sendiri.

Umar bin Khattab wafat dengan cara terbunuh di tangan pemuda Majusi yaitu Asyadhu Abu Lu'Lu'ah Abdul Mughiroh bin Syu'bah karena dia tidak mau menyetujui permintaannya untuk meminta tambahan upah dari tuannya, peristiwa ini terjadi pada tahun 23 H.

Dia adalah khalifah yang paling jelas bicaranya, paling indah kata-katanya, paling banyak benarnya dan paling baik puisi-puisinya di antara orang-orang Arab semasanya.

Berikut ini adalah contoh pidato Umar setelah dibaiat sebagai khalifah:

ّقحلا ِةَقَفاومب َكِتعاط ِلْهل ينْيَلَف ٌظْيِلَع يّنِإ ّمُُهّللا ،اوُنِامَأَف ِعاَد يّنِإ ! ُساّنلا اَُهّيَأ اَي :َلاَق ّمُث ِهْيَلَع ىَنْثأو ا دمحف ربنملا دعص ءاَدِتْعا َلَو ْمُُهَل ىّنِام ٍملظ ريغ ْنِام ِقافنلاو هراعّدلا ِلهأو كئادعأ ىلع ةّدشلاو ةظلغلا ينقزراو ،ةرخلا ِرادلاو كُهجو ءاَغِتْبا ىِغَتْبَأ ىِنْلَع ْجاَو ،ٍةَعْمُس لو ءاير لو ريِذْبَت لو فرس ريغ نام اًدصق فورعملا ِبِئاون يف يِنَخَسَف ٌحْيِحَش يّنِإ ّمُُهللا ،مُِهْيَلَع يِنْمُِهْلَأَف نايسنلاو ةَلْفَغلا ريِثَك ىّنِإ ّمُُهّللَا ، َنيِنِامْؤُمْلِل ِبِناَجْلا َنيِلو َحاَنَجلا َضفَخ يِنْقُز ْرا ّمُُهّللا ،ةرخلا رادلاو َكَُهجو كلذب ةّينلاب اَُهْيَلَع َةّوُقْلا اُهيف َطاَشنلا ينْقُزِراَف َكِتَعاَطِب ِلَمَعْلا ِنَع ٌفيِعَض ىّنِإ ّمُُهّللا ،نيح لك يف ِتوملا َرْكِذَو َلاَح ّلُك ىَلَع َكَرْكِذ

(12)

ىِنْقُز ْراَو ،َكْنِام ءاَيَحْلاَو َكْيَدَي َنْيَب ِماَقَمْلا ِرْكِذَو ىَوْقّتلاَو ّرِبلاَو ِنيِقَيْلاِب يِنْتّبَث ّمُُهّللا قيفوتو َكِتّزِعي ّلِإ نوُكَي َل ىِتّلا ِةَنَسَحلا اَام ِرّبَدَتْلاَو َريِكْفّتلا يِنْقُزْرا ّمُُهّللَا ،ِتاَُهُبّشلا َنِام ِرْدَحْلاَو ،ِتاَعاّسلا ِح َلْضِ َلَو ،يِسْفَنِل ِةَبَساَحُمْلاَو ىّنَع َكيِضْرُي اَمْيِف َعْوُشُخْلا ريِدَق ٍء ْيَش ّلُك ىَلَع َكّنِإ ، ُتْيِقَب اَام َكِلِذِب َلَمَعْلاَو ِهِبِئاَجَع يِف ِرَظّنلاَو ، ِهيِناَعَمِب ةَفِرْعَمْلاَو ،ُهَل مُْهَفْلاَو َكِباَتِك ْنِام يِناَسِل ُهوُلْتَي.

Dia naik mimbar, memuji Allah kemudian berkata:

"Saudara-saudara, Aku akan berdoa, maka Aminkanlah!

Ya Allah, sungguh aku ini orang yang keras maka sabarkanlah aku pada orang-orang yang taat padamu yang mencari kebenaran untuk mendapatkan keridloanmu pada hari kiamat.

Ya Allah, berilah aku ketabahan hati dalam menghadapi musuh-musuh-Mu, ahli maksiat, munafik dan kafir, tanpa berbuat dhalim dan tidak pula berlebih- lebihan.

Ya Allah, sungguh aku ini sempit maka lapangkanlah aku untuk berbuat baik tanpa menyia- nyiakan nikmat- Mu, tidak riya' dan tidak pula jadi orang yang sombong. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mencari keridhoan-Mu di akherat.

Ya Allah, berikanlah aku kelapangan dada dan bersaudara baik dengan kaum muslimin. Ya Allah, aku ini pelupa dan biasa lalai maka ingatkanlah aku setiap saat dan ingatkanlah aku akan mati setiap waktu.

Ya Allah, sungguh aku ini orang yang lemah dalam melaksanakan taat kepada-Mu, maka limpahkanlah semangat gairah dan kekuatan untuk melaksanakannya dengan niat yang baik yang tidak bisa kulakukan kecuali dengan petunjuk dan taufik-Mu.

Ya Allah, tetapkanlah imanku dengan keyakinan, perbuatan baik, ketaqwaan, ingatan pada kedudukan sebagai hamba-Mu, malu pada-Mu untuk berbuat jelek dan berilah aku ketulusan hati di dalam melaksanakan perkara-perkara yang Kau ridlai serta dapat mengintrospeksi diriku sendiri.

Ya Allah, limpahkanlah padaku pemikiran dan penelaahan yang mendalam dari apa yang dibaca oleh lidahku dari kamib-Mu (al-Quran) dan kefahaman darinya, pengetahuan akan arti-artinya dan pengetahuan pada keajaiban-keajaiban serta melaksanakan isi kandungannya. Ya Allah sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.” (Al- Iskandari, 1916: 112).

c. Utsman Bin Affan

(13)

Dia adalah Amirul Mukminin Utsman bin Affan al-Quraisy al-Umawy khulafa al- rasyidin yang ketiga, pengumpul naskah Al-Quran. Dilahirkan 6 tahun setelah kelahiran Nabi, dan termasuk golongan pertama yang masuk Islam. Dia terkenal sangat dermawan, karena beliau menafkahkan sebagian besar hartanya untuk mendukung penyebaran Islam dan memberikan pertolongan pada orang-orang yang berjihad fi sabilillah. Dia juga mengikuti seluruh peperangan yang diikuti Rasulullah, kecuali perang Badr.

Umar sebelum wafatnya telah memilih seseorang sebagai penggantinya termasuk Utsman. Setelah diadakan pemilihan maka terpilihlah Utsman sebagai khalifah pengganti.

Kemudian dia meneruskan perluasan kerajaan dengan jalan menaklukkan negara-negara di sekamirnya. Dia menjadi khalifah 6 tahun lamanya dengan aman dan tentram, hingga terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Arab yang berdatangan dari Iraq dan Mesir menuju Madinah dengan alasan Utsman telah memilih kerabat dekatnya menjadi pegawai- pegawai di lingkungannya.

Kemudian mereka mengepung rumah dia di Madinah dan berhasil membunuhnya ketika dia sedang membaca Al-Quran pada tahun 35 H. Dengan terbunuhnya khalifah Utsman maka terjadilah perpecahan di tubuh kaum muslimin yang sedang mencari pengganti Utsman. Dia adalah khalifah yang paling ahli dalam ilmu balaghah, paling jelas lafadz dan maknanya dan paling mudah pengutaraan kalimat-kalimatnya dari khalifah- khalifah yang lain. Di antara contoh pidato Usman khalifah adalah sebagai berikut: saat dibaiat sebagai

ُا ىّلَص ِهّيِبَن ٌةنُسَو ّلَجَو ّزَع ِا ِباَتِك َدْعَب ىَلَع ْمُكَل ْنِإَو َلَأ ،ِعِدَتْبُمِب ُتْسَلو ٌعَبْتَام يّنِإَو َلَأ ُتْلِبَق دقو ُتلْمُح ْدَق يّنِإَف ُدْعَب اامَأ اَمْيِف لِإ ّفَكْلاَو ،لام ْنَع اونُسَت اَمْيِف ِرْيَخْلا ِلْهَأ َةّنُس ْنَسَو ،مُتْنَنَس َو ِهْيَلَع ْمُتْعَمَتْجا اَمْيِف يِلْبَق َناَك ْنَام ُعاَبّتا :اًتلت مّلَسَو ِهْيَلَع تَسيَل اَُهّنِإَف ،اَُهِب اوُقّتَت َلَو ،اَيْنّدلا ىَلِإ اوُنَكْرَت لف ،مُُهْنِام ريِثَك اَُهْيَلِإ لاَامَو ِساّنلا ىَلَع تيُهش دق ةرضخ ايندلا نإو لأ ،ْمُتْبَجْوَتْسا اَُهَكَرَت نَام ّلِإ ةَكِراَت ُرْيَغ اَُهّنَأ اوُمَلْعاَو ،ةَقِثِب.

Setelah memuji Allah dia berkata:

“Sungguh aku ini telah dibebani dan telah kuterima dan aku ini hanyalah pengikut bukannya orang yang membuat-buat, maka hendaklah kalian mengikuti tiga perkara dariku setelah kalian mengikuti kamib Allah dan sunnah Rasul-Nya:

1) Mengikuti orang-orang sebelumku pada urusan- urusan yang telah kalian sepakati dan sunnahkan, 2) Menjalani jalannya orang-orang yang berbuat baik dalam urusan-urusan yang mereka sunnahkan oleh orang banyak, 3) Diam, selain pada perkara/urusan-urusan yang telah diwajibkan pada kalian. Bukankah dunia ini sangat hina telah disuguhkan pada

(14)

manusia dan ternyata sebagian besar mereka condong padanya maka janganlah terpesona padanya, serta jangan percaya padanya. Karena ia tak bisa dipercaya. Sungguh! Dan ketahuilah bahwa dunia itu tidak mau meninggalkan seseorang kecuali orang itu meninggalkannya.” (Al-Iskandari, 1916: 113).

d. Ali Bin Abi Thalib

Nama dia adalah Amirul Mukminin Abul Hasan Ali bin Abu Thalib, anak laki-laki paman Rasulullah, suami putri Nabi, khulafa al rasyidin keempat, tokoh ahli pidato kaum muslimin.

Ali dilahirkan 32 tahun setelah kelahiran Nabi, dialah satu-satunya anak kecil yang pertama kali masuk Islam. Dia adalah seorang pemberani, teguh pendapatnya. Dia mengikuti seluruh perang bersama Rasulullah kecuali perang Tabuk dan telah mencurahkan seluruh kepahlawanannya dalam membantu Rasulullah.

Ketika terbunuhnya Utsman dia dibaiat oleh orang Madinah sebagai khalifah. Dan Mu'awiyah menolak pembaiatan tersebut, sehingga timbullah fitnah di kalangan kaum muslimin dan pecahlah mereka menjadi dua golongan. Mereka saling memerangi tanpa ada yang menang, sampai seorang khawarij berhasil membunuh Ali ketika dia sedang shalat di masjid Kufah pada tahun 40 H.

Ali bin Abi Thalib adalah orang yang paling fasih sesudah Rasulullah, paling banyak ilmunya dan zuhudnya, tegas pada kebenaran, dan dia terkenal sebagai tokoh pidato yang paling top sesudah Rasulullah. Khutbah-khutbahnya banyak sekali, diantaranya adalah sebuah khutbah yang dia sampaikan setelah tahkim berikut ini:

ْنَأَو ،هرْيَغ ُهلِإ ُهَعَام َسْيَل هَل َكْيِرَش َل ُهَدْحَو ا لإ هلإ ل ْنَأ ُدَُهْشَأَو ،ِللَجْلا ِثَدَحْلاَو ،ِحِداَفلا بطُخلاِب ُرْهَدلا ىَتَأ ْنِإَو ِل ُدْمَحْلا بقْعُتو ةرْيَحلا ُثِرْوُت بّرجملا ِمِلاَعْلا ِقْيِفّشلا ِحِصاّنلا َةّيَصْعَام ّنِإَف ،ُدْعَب اّامَأ .َهِلآ ىَلَعَو ِهْيَلَع ا ىلَص هُلوُسَرَو ُهُدْبَع اًدّمَحُام ءاَبِإ ىَلَع مُتْيَبَأَف ،ٍرامَأ ُريِصَقَل ُعاَطُي َناَك ْوَل يِيْأَر نوُرْخَام ْمُكَل تلخنو ىرْامَأ ةَاموُكُحْلا ِهِذَه يِف مُكُتْرَامَأ ُتْنُك ْدَقَو ،ِةَاماَدّنلا :نازَوَه وُخَأ َلاَق اَمَك ْمُكاّيإَو ُتنكف ،هحْدَقب، دْنّزلا نضو هحينب ِحِصاّنلا َباَتْرا ىّتَح ،ةاصعلا نيِذِباَنُمْلاَو ِةافجلا، نيفِلاَخُمْلا دغلا ىحُض ّلِإ َحْصّنلا اوُنْيِبَتْسَي ملف ىوللا جرعنمب ىرامأ مُهتَرَامَأ.

“Segala puji bagi Allah dan apabila telah datang masa dengan kejadian-kejadian yang menjadi beban agama dan kejadian yang besar dan aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah yang satu tiada berserikat, serta tiada Tuhan lain bersama-Nya. Dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mudah-mudahan Allah menyelamatkan Rasulullah beserta

(15)

keluarganya. Amma ba'du, sesungguhnya orang alim yang biasa memberi nasehat tetapi berbuat maksiat akan menghasilkan kebingungan dan mengakibatkan penyesalan dan aku telah menyerahkan urusanku pada pengadilan ini (perdamaian ini) dan aku telah curahkan padamu pendapat-pendapatku. Seandainya perintahku ditaati maka bereslah sudah. Kalian telah meremehkan aku seperti meremehkan orang-orang yang ingkar dan orang-orang yang selalu berbuat maksiat sehingga ragu orang yang memberi nasehat dengan nasehat- nasehatnya sendiri dan ia enggan berusaha mengeluarkan api pertikaian ini, sehingga aku dan kalian sebagaimana yang dikatakan saudara Hawazin: "Aku telah perintahkan mereka untuk menjauhi kebatilan. Maka kebenaran nasehat baru akan jelas bagi mereka esok pagi.”

(Al- Iskandari, 1916: 114-115).

e. Sahban Bin Wail

Nama lengkap dia adalah Sahban bin Zafra bin l'yad bangsa Wail singa podium yang cemerlang dan jelas suaranya. Dilahirkan dan dibesarkan di kabilah Wail salah satu kabilah Rabi'ah. Setelah lahirnya Islam dia masuk Islam dan setelah berubahnya keadaan kemudian ia bertemu dengan Mu'awiyah. Dia wafat pada masa kekhalifahan Bani Umayyah pada tahun 54 H. dan pidato yang terkenal adalah:

ىَف ْخَت َل ْنَام َدنِع ْمُكراتسأ اوُكِتُْهَت لو ،ْمُكُرَقَام ِراَدِل مُكّرَمُام ٍراَد ْنِام اوُذُخَف ُساّنلا اَُهّيَأ راَرَق ُراد ِةَرِخلاَو اغلَب ُراَد اَيْنّدلا ّنِإ

َلاَق ،َكَلَه اذإ َلُجّرلا ّنإ .متقلخ اهِرْيَغِلَو ْمُتّيِسُح اَُهْيِفَف ،مُكِناَدْبَأ اَُهْنِام َجُرْخَت ْنَأ َلْبَق مكَبْوُلُق اَيْنّدلا َنام اوُجِر ْخَأَو ،مُكَراَرْسَأ ِهْيَلَع مُكْيَلَع نوُكَي ّلُك اوُفّلَخُت َلَو ْمُكَل َنوُكَي اًضعب اوُامّدَق ؟ َمّدَق اام : ُةكئلملا َلاَقَو ؟ َكَرَت اَام : ِساّنلا.

“Dunia ini adalah suatu tempat untuk mencapai tujuan, dan akhirat adalah tempat penentuan hasil amal kami. Wahai sekalian manusia, persiapkanlah dirimu di dunia ini untuk mencapai kesejahteraan di akhirat. Keluarkanlah hatimu dari memikirkan keduniaan yang menyesatkan sebelum keluar dari dunia batang tubuhmu. Maka kamu sekalian hidup di dunia tapi kamu di ciptakan untuk selain dunia tersebut. Sesungguhnya apabila orang telah mati maka berkatalah orang-orang di sekamirnya: "Apa yang ia tinggalkan?" sedangkan malaikat berkata: "Apa yang ia bawa?". Bawalah sebagian (yaitu amal baikmu) yang akan menjadi milikmu dan janganlah kalian tinggalkan semuanya (amal baik) yang akan menjadi beban bagimu.” (Al-Iskandari, 1916: 116).

2. Kitabah (Tulisan)

Tulisan yang dipergunakan oleh bangsa Arab pada permulaan Islam adalah tulisan al- Ambari dan al-Hiri yang selanjutnya diganti dengan nama al-Hijazi. Al-Hijazi ini merupakan

(16)

tulisan Arab asli, tulisan ini dipakai oleh sebagian kecil orang Arab dan kurang lebih sepuluh orang Quraisy, serta beberapa orang penduduk Madinah dan sekamirnya.

Pada masa Jahiliyah belum berkembang dunia tulis menulis, dikarenakan mereka mengedepankan sastra lisan dari pada sastra tulis. Akan tetapi pada periode ini tulisan mulai tersebar dan berkembang bersamaan dengan munculnya Islam. Ini terjadi ketika banyaknya tawanan pada saat perluasan daerah Islam yang mempunyai kemampuan menulis, sehingga oleh Rasulullah mereka yang tertawan dapat membebaskan dirinya dengan mengajar membaca dan menulis untuk setiap tawanan sepuluh orang Arab. Dengan cara ini secara tidak langsung orang-orang Arab berinteraksi bersama orang luar dan mereka pun saling belajar.

Dan Rasulullah juga memerintahkan mereka untuk berlomba-lomba mempelajarinya.

Sampai dengan sempurnanya wahyu al-Quran, Rasulullah telah mempunyai 40 orang penulis wahyu. Di antara para sahabat yang paling masyhur ada empat orang, yaitu: 1) Zaid bin Tsabit, 2) Abdullah bin Zubair, 3) Sa'id bin 'Ash, dan 4) Abdullah bin Harits bin Hisyam.

Pada masa khulafa al-rasyidin belum ada penulisan catatan dan karangan-karangan, kecuali perintah untuk penulisan mushaf saja, apalagi penulisan hadis Rasulullah. Sehingga apabila umat mendapatkan permasalahan seputar agama, maka mereka bertanya pada para khalifah, ahli fiqih, dan para sahabat. Pada saat itu para sahabat juga tidak melakukan penulisan atau pencatatan hadis. Hal ini disebabkan selain takut atau khawatir bercampurnya antara Al-Quran dan hadis, mereka juga khawatir umat Islam akan mengandalkan buku-buku dan lalai dalam menghafal Al-Quran dan hadis. (Al-Iskandari, 1916: 137).

3. Rasail (Surat-surat)

Penulisan surat-surat

Pemimpin-pemimpin Arab pada waktu itu termasuk penulis-penulis yang kreatif.

Sehingga Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya dan para khulafa al-rasyidin mendiktekan tulisan-tulisan mereka kepada para penulis tersebut, selain ada pula karangan yang mereka tulis tangan. Penulisan surat pada masa ini sering dilakukan dikarenakan perluasan-perluasan daerah Islam dan peperangan serta banyaknya perjanjian-perjanjian.

Karakteristik penulisan surat pada masa ini adalah:

(17)

 Diawali dengan bismillah dan hamdalah, memuji Nabi, kemudian berpindah pada alasan penulisan surat dengan kata amma ba'du. Diakhiri dengan doa dan salam bagi orang yang dikirimi surat.

 Tidak menggunakan ungkapan-ungkapan yang sukar.

 Jauh dari lafadz-lafadz asing.

 Gaya bahasanya mudah.

 Maknanya dekat.

 Maksudnya mulia

Berikut adalah contoh risalah yang dituliskan untuk Khalid bin Walid yaitu

وه لإ هلإ ل يذلا ا كيلإ دمحأ ينإف ،كيلع ملس ،ديلولا نب دلاخ ىلإ ا لوسر يبنلا دمحام نام : ميحرلا نمحرلا ا مسب هيلإ مُهتوعد اام ىلإ اوباجأو ،مُهلتاقت نأ لبق اوملسأ دق بعك نب ثراحلا ينب نأ ربخت كلوسر عام ينءاج كباتك نإف : دعب اامأ ليقيلاو لبقأو .مهرذنأو مهرشبف هادُهب ا مهاده دق نأ و هلوسرو ادبع ادمحام نأو ا لإ هلإ ل نأ اودُهشو ، ملسلا نام هتاكربو ا ةمحرو مكيلع ملسلاو . مهدفو كعام

“Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad sang Nabi utusan Allah, semoga keselamatan selalu bersamamu, Aku panjatkan puji kepada Allah untukmu. Amma ba’du : Telah sampai kepadaku surat yang engkau kirimkan bersama utusanmu, menjelaskan bahwa kabilah Bani Al-Harits bin Ka’ab telah masuk Islam dengan damai tanpa terjadi pertempuran, mereka telah mengikuti apa-apa yang engkau dakwahkan dari Agama ini, mereka bersaksi bahwa tiada Illah yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, maka berilah kabar gembira atas keislaman mereka dan berilah mereka peringatan, dan kembalilah engkau wahai Khalid bersama utusan dari kabilah tersebut. Semoga keselamatan, rahmat serta barakah senantiasa Allah limpahkan kepadamu."

Pada contoh di atas, risalah tersebut tidak menggunakan gaya bahasa yang sukar, seperti prosa pada masa Jahiliyyah yang banyak mengandung konotasi, buktinya terdapat dalam kalimat berikut.

مُهلتاقت نأ لبق اوملسأ دق بعك نب ثراحلا ينب نأ ربخت كلوسر عام ينءاج كباتك نإف

(18)

Ungkapan tersebut sangat mudah dipahami untuk mengabarkan bahwasanya Khalid telah menerima surat dan menjelaskan bahwa kabilahnya telah masuk Islam. Makna yang terkandung sangatlah dalam, berisi wasiat untuk umat, yaitu tentang dakwah Khalid yang telah berhasil diterima untuk membawa suatu Kabilah mempercayai agama Allah, kemudian risalah tersebut ditujukan pula untuk memanggil Khalid kembali ke Kabilah Bani Al-Harits bin Ka’ab.

Pernyataan yang terungkap pada risalah tersebut sangatlah jelas, tidak ada unsur bahasa asing, atau ambigu, ataupun sukar dipahami. Bahasa yang digunakan tidak seperti bahasa pada masa Jahiliyyah, yang masih kerap menggunakan suatu kiasan untuk sebuah ancaman atau mengobarkan semangat, karena suasana pada masa Islam dapat dikatakan lebih tenang dengan lebih banyaknya kabilah yang telah masuk Islam.

4. Amtsal dan Hikam (Perumpamaan dan Hikmah)

Dalam Al-Quran, terdapat penggunaan amtsal dan hikam. Amtsal adalah perumpamaan yang digunakan untuk memudahkan pemahaman pesan yang disampaikan dalam Al-Quran. Sedangkan hikam adalah kata-kata bijak atau nasihat yang terkandung dalam Al-Quran. Kedua unsur ini digunakan untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pembinaan kepribadian dan akhlak.

Secara bahasa amtsal berasal dari bahasa Arab yang berarti persamaan. Asy-Syaikh Ahmad al-Iskandari dan asy-Syekh Mushthafa 'Inani Bey menjelaskan bahwa:

هلجل كمف نيِذّلا ِلاحِب ِهيِف نكل يذلا ِلاَح ُهْيِبْشَت ُهْنِام ُدَصْقُي ِرِئاَس يِكْحَام َلْوَق َلاَثْامَلا

"Amtsal lalah ungkapan yang digunakan secara popular untuk maksud menyerupakan keadaan yang diceritakan (peristiwa 1) dengan keadaan yang dimaksud (peristiwa 2)".

Prosa ini berkembang seiring dengan munculnya al-Quran dan Hadis Rasulullah. Isi dari amtsal dan hikam adalah tentang akhlak, tingkah laku, kehidupan dan kematian, manusia, agama, aturan kehidupan, hubungan manusia satu sama lain, sosial, politik, dan sebagainya (Al- Hasyim, 1968: 241).

Amtsal dan hikam pada masa Islam lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat religius serta berdasarkan pada Al-Quran dan hadits. Tokoh yang terkenal pada masa ini ialah Ali bin Abi Talib dengan karyanya Nahj al-Balaghah dan tokoh pujangga Arab yang terkenal

(19)

dengan amtsal adalah Ibn al-Muqaffa' yang hidup di zaman keemasan Islam, zaman Mu'awiyah dan zaman Abbasiyah.

Warisan berupa perumpamaan dari bangsa Arab semenanjung pada zaman sebelum Islam terus dipakai oleh kaum muslimin karena kefasihan dan wawasan sastrawinya serta kekayaan kosa katanya, yang bersama-sama dengan puisi pra-Islam membantu para pemeluk Islam baru untuk memahami kosa kata dan sintaksis al-Quran dan hadis. Materi-materi ini kemudian dikumpulkan oleh Mufadal al Dabbi (168/775), Abu Ubaidah (211/827), dan al- Asma'i (213/829), (Al-Faruqi, 1999: 61).

Contoh amtsal dan hikam yang ada di dalam Al-Quran:

َنوُرِصْبُي ّل ٍتاَمُلُظ يِف ْمُُهَكَرَتَو ْمِهِروُنِب ُ ّا َبَهَذ ُهَلْوَح اَام ْتَءاَضَأ آّمَلَف اًراَن َدَقْوَتْسا يِذّلا ِلَثَمَك ْمُُهُلَثَام

“Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya, Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat”.

اَُهَل ۗاَُهَعْسُو ّلِا اًسْفَن ُ اّا ُفّلَكُي َل...

“Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya”.

Amtsal disyaratkan memiliki sebab dan mengandung unsur tasybih. Menurut Abu Ubaidah, syarat-syarat amtsal adalah: (1) ungkapannya ringkas, (2) diterima oleh orang banyak, (3) baik kata-kata maupun isinya, (4) perserupaannya benar-benar tepat, dan (5) amtsal tidak dapat diubah, dalam arti ia harus diucapkan menurut lafal asalnya4. Adapun pembahasan mengenai hikam sangat sedikit dan sulit penulis temui, sehingga penulis tidak membahasnya secara mendalam.

Amtsal sebagai kekayaan bahasa Arab memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Bertujuan sebagai pengajaran, Amani Sulaiman Daud menyatakan bahwa perumpamaan Arab (amtsal) mempunyai tujuan sebagai penanaman nilai-nilai akhlak dan pengajaran kepada generasi muda dalam berbagai macam bentuk amtsalnya.

4 Siti Mahwiyah. Unsur-Unsur Budaya dalam Amtsal Arabiyyah (Perumpamaan Arab). Kota Tangerang: MTS Al-Manshuriyah. 2014. Hlm. 241-242.

(20)

2) Bertujuan untuk kewaspadaan, dalam arti amtsal itu mengandung pesan penyadaran agar orang lain menjadi waspada, terhadap segala hal yang bias berakibat buruk.

3) Bertujuan untuk mengingatkan, dalam arti memberi nasehat dan saran agar orang lain melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.

Karakteristik Amtsal sebagai berikut:

 Unsur kinayahnya sangat kuat

 Mengandung kata-kata bijak atau peringatan

 Menurut al-Nazzâm amtsal lafalnya ringkas, ketepatan makna, perumpamaan yang baik dan kinayah yang baik

 Yusuf Izzuddin berpendapat bahwa amtsal adalah deskripsi yang benar tentang kondisi suatu bangsa dan masyarakatnya dan sebagai kesimpulan umum yang tepat mengenai pengalaman, kesedihan dan kebahagiaan (kemajuan) bangsa tersebut. Ia juga menggambarkan intelegensi, keyakinan dan kebiasaan masyarakat itu.

 Muncul berdasarkan kisah dan peristiwa tertentu.

 Memiliki kelebihan berupa ucapan yang populer, tujuan yang diinginkan jelas dan perumpamaannya tepat bagi kehidupan dan tabiat masyarakat.

 Amtsal menghasilkan ucapan indah, dan mengandung unsur balaghah.

 Mempunyai dua bentuk yaitu: prosa dan syair atau puisi, namun perumpamaan dalam bentuk prosa lebih banyak.

5. Qishah (Kisah)

Qishshah adalah cerita tentang berbagai hal, baik yang bersifat realistis maupun fiktif, yang disusun menurut urutan penyajian yang logis dan menarik. Kisah terdiri dari 4 macam yaitu:

1) Riwayat adalah yaitu cerita panjang yang didasarkan atas kenyataan yang terjadi dalam masyarakat.

2) Hikayat, yaitu cerita yang mungkin didasarkan atas fakta maupun rekaan (fiksi).

(21)

3) Qishah qasirah, yaitu cerita pendek.

4) Uqsusah, yaitu cerita yang lebih pendek daripada Qishah qasirah.

Qishah berkembang menurut zamannya. Pada masa Islam, yang berkembang ialah kisah-kisah keagamaan, seperti cerita para nabi dan rasul yang bersumber dari kamib Taurat, Injil dan al-Qur’an5.

5 Dadan Rusmana. Pembagian Sastra Muslim Pada Masa Awal. 2011.

(22)

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Prosa Arab pada masa permulaan Islam mengalami perkembangan dari prosa masa Jahiliyah. Hal ini disebabkan turunnya Al-Qur’an bukan hanya sebagai kitab suci, tetapi juga sebagai sebuah karya yang memiliki tuturan bahasa yang sangat indah. Karakteristiknya pun tidak berbeda jauh dari masa Jahiliyah, hanya saja terdapat nilai-nilai keislaman yang membuat prosa pada masa Islam lebih digemari dibanding pada masa Jahiliyah. Jenis prosa pada masa ini, diantaranya: Khutbah, Kitabah, Rasail, Amtsal, Hikam dan Qishah.

Saran

Terima kasih kepada para pembaca yang sudah meluangkan waktunya yang sangat berharga untuk membaca makalah ini. Dan setelah membaca makalah ini, penulis meminta saran kepada para pembaca jika ada kesalahan dalam penulisan makalah untuk memberitahukannya kepada penulis, agar kesalahan tersebut tidak tersebar dan menjadi dosa jariyah.

(23)

DAFTAR PUSTAKA

.ىقوش ,فيض 1119

راد .ناريا – قارعلا – ةيبرعلا ةريزجلا :تارااملاو لودلا رصع :يبرلا بدلا فيرات .م

ةرهاق :فراعملا.

Adiansyah, Andang Tamara Pratiwi, Baiq Nadia Khairani, Hadiatulmunawarah.

Perkembangan Sastra Arab Pada Masa Permulaan Islam. Mataram: UMMAT

Mahwiyah, Siti. 2014. Unsur-Unsur Budaya dalam Amtsal Arabiyyah (Perumpamaan Arab).

Kota Tangerang: MTS Al-Manshuriyah.

Nurul Azizah, Dyah. 2020. Karakteristik Prosa dalam Sastra Arab. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Rusmana, Dadan. 2011. Pembagian Sastra Muslim Pada Masa Awal. Diakses pada hari

selasa tanggal 10 Oktober 2023 di

https://dadanrusmana.wordpress.com/2011/07/13/pembagian-sastra-muslim-pada-masa-awal / Wargadinata, Wildana dan Laily Fitriani. 2018. Sastra Arab Masa Jahiliyah dan Islam.

Malang: UIN-Maliki Press.

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan Mata Pencaharian Masyarakat Arab Saudi pada Masa Pemerintahan Faisal bin Abdul Aziz (1964-1975)...29. Transportasi dan

Bangsa Arab jahiliyyah merupakan bangsa yang amat senang terhadap syair, karena itu mereka memandang para penyair sebagai orang yang memiliki kedudukan penting

Keempat, pada masa Khalifah Ali bin Abi Tholib, beliau menjabat sebagai khalifah selama 5 tahun, pada zaman beliau tidak banyak perkembangan islam tetapi beliau melakukan kebijakan,

Mengambil hikmah dari Peristiwa Perkembangan Islam pada masa modern 1.Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang tidak bersifat otoriter.. Pemerintahan yang memiliki nilai

Hikmah Mempelajari Sejarah Perkembangan Islam Pada Abad Modern Hikmah mempelajari sejarah perkembangan Islam pada abad modern dapat disikapi dengan sejarah tersebut dapat

Dalam perjalanan sejarahnya, masyarakat Arab mampu mengkreasikan budaya sehingga dapat mencapai tingkat peradaban yang tinggi, yang tercermin antara lain pada produk budayanya yang

Perkembangan Fisik pada Masa PERKEMBANGAN FISIK PADA MASA ANAK-ANAK AWAL Azzira Innayah1, Nazwa Azzahra2, Muhammad Lutfi Khoiri3, Ihsan Rinaldi Lubis4, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Sirojuddin 2016 “Sejarah Kaligrafi Islam” Pada bab 10 poin f, membahas tentang perkembangan kaligrafi Arab periode Turki Utsmani Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan