• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan islam Pada Masa Bani Abbasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan islam Pada Masa Bani Abbasi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

“Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abbasiyah”

Dosen Pengampu :

Hendi Suhendi S.Sos.I.,M.M

Disusun Oleh :

Iqra Nagia Rahman (10020213015)

Lisna Rizki Aprianita (10020213004)

Rahma Hafshoh Himmatunnisa (10020213044)

Sadewo Biantoro (10020213024)

Siti Rohimah (10020213011)

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Fakultas Dakwah

Universitas Islam Bandung

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya dan tidak lupa pula shalawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen serta teman-teman yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam makah ini, sehingga kami senantiasa terbuka untuk menerima saran dan kritik pembaca demi penyempurnaannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandung, 29 April 2015

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...1

DAFTAR ISI...2

BAB I...3

PENDAHULUAN...3

1.1 Latar Belakang Penulisan...3

1.2 Rumusan Penulisan...4

1.3 Manfaat Penulisan...4

BAB II...5

PEMBAHASAN...5

2.1 Sejarah Lahirnya Dinasti Abasiyah...5

2.2 Sistem Politik, Pemerintahan dan Sosial Dinasti Abasiyah...6

2.3 Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Abasiyah...7

2.4 Penyebab Keruntuhan Dinasti Abasiyah...14

BAB III...16

PENUTUP...16

3.1 Kesimpulan...16

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Sejarah tak ubahnya kacamata masa lalu yang menjadi pijakan dan langkah setiap insan di masa mendatang. Seperti yang kita ketahui setelah tumbangnya kepemimpinan masa khulafaurrasyidin maka berganti pula sistem pemerintahan Islam pada masa itu menjadi masa daulah, dan dalam makalah ini akan disajikan sedikit tentang masa daulah Abbasiyah.

Dalam peradaban ummat Islam, Bani Abbasiyah merupakan salah satu bukti sejarah peradaban ummat Islam yang terjadi. Bani Abbasiyah merupakan masa pemerintahan ummat Islam yang memperoleh masa kejayaan yang gemilang. Pada masa ini banyak kesuksesan yang diperoleh Bani Abbasiyah, baik itu dibidang Ekonomi, Politik, dan Ilmu pengetahuan. Dan dari segala bidang yang ada menghantarkan daulah Bani Abbasiyah menjadi salah satu Dinasti yang sangat berpengaruh bagi kemajuan dan perkembangan peradaban islam di masa itu.

(5)

peradaban ummat Islam sehingga kita akan mencoba untuk mengulangi masa keemasan itu kembali nantinya oleh generasi ummat Islam saat ini.

1.2 Rumusan Penulisan

a. Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Abasiyah?

b. Bagaimana sistem politik, pemerintaha dan sosial pada masa Dinasti Abasiyah?

c. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada masa pemerintahan Dinasti Abasiyah?

d. Apa yang menyebabkan runtuhnya Dinasti Abasiyah?

1.3 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari ditulisnya makalah ini adalah sebaga berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penulisan makalah ini secara teoritis adalah menambah ilmu dan pengetahuan yang dapat diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Juga dengan bertambahnya ilmu, maka bertambah pula wawasan seseorang akan suatu bidang keilmuan.

2. Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis yang dapat diambil dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

- Dapat mengaplikasikan materi yang ada dalam makalah kedalam kegiatan belajar dan mengajar.

- Dapat mengaplikasikan materi pembelajaran tersebut kedalam kehidupan sehari – hari.

(6)

- Dapat menjadikan materi dalam makalah ini sebagai handout bagi studi mata kuliah yang sama.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lahirnya Dinasti Abasiyah

Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul Mutholib, paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah. Daulah Bani Abbasiyah berdiri antara tahun 132 – 656 H / 750 – 1258 M. Lima setengah abad lamanya keluarga Abbasiyah menduduki singgasana Khilafah Islamiyah. Pusat pemerintahannya di kota Baghdad.

(7)

Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan pola pemerintahan dan pola politik itu para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode :

1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.

2. Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.

3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.

4. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani sejak dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.

5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.

2.2 Sistem Politik, Pemerintahan dan Sosial Dinasti Abasiyah

1. Sistem Politik dan Pemerintahan

(8)

bertujuan untuk menekankan arti keagamaan kekhalifahan. Abbasiyah mencontoh tradisi Umayyah di dalam mengumumkan lebih dari satu putra mahkota raja.

Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah dan merupakan pusat perdagangan serta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.

Ada beberapa sistem politik yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah yaitu: a) Para Khalifah tetap dari keturunan Arab murni, sedangkan pejabat lainnya

diambil dari kaum mawalli.

b) Kota Bagdad dijadikan sebagai ibu kota negara, yang menjadi pusat kegiatan politik, ekonomi, sosial dan ataupun kebudayaan serta terbuka untuk siapa saja, termasuk bangsa dan penganut agama lain.

c) Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sesuatu yang mulia, yang penting dan sesuatu yang harus dan perlu untuk dikembangkan.

d) Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia.

2. Sistem Sosial

Pada masa ini, sistem sosial adalah sambungan dari masa sebelumnya (Masa Dinasti Umaiyah). Akan tetapi, pada masa ini terjadi beberapa perubahan yang sangat mencolok, yaitu:

a) Tampilnya kelompok mawali dalam pemerintahan serta mendapatkan tempat yang sama dalam kedudukan sosial.

b) Kerajaan Islam Daulah Abbasiyah terdiri dari beberapa bangsa yang berbeda-beda (bangsa Mesir, Syam, Jazirah Arab dll.)

c) Perkawinan campur yang melahirkan darah campuran.

d) Terjadinya pertukaran pendapat, sehingga muncul kebudayaan baru .

(9)

Masa Abbasiyah menjadi tonggak puncak peradaban Islam. Khalifah-khalifah Bani Abbasiyah secara terbuka mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan dengan mendatangkan naskah-naskah kuno dari berbagai pusat peradaban sebelumnya untuk kemudian diterjemahkan, diadaptasi dan diterapkan di dunai Islam. Para ulama’ muslim yang ahli dalam berbagai ilmu pengetahuan baik agama maupun non agama juga muncul pada masa ini.

Pesatnya perkembangan peradaban juga didukung oleh kemajuan ekonomi imperium yang menjadi penghubung dunua timur dan barat. Stabilitas politik yang relatif baik terutama pada masa Abbasiyah awal ini juga menjadi pemicu kemajuan peradaban Islam.

a) Perkembangan Intelektual

Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahhan Harun ar-Rasyid, kemajuan intelektual pada waktu itu setidaknya dipengaruhi oleh dua hal yaitu:

1. Terjadinya Asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh Persia pada saat itu sangat penting dibidang pemerintahan. Selain itu mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui terjemah-terjemah dalam banyak bidang ilmu, terutama Filsafat.

2. Gerakan Terjemah Pada masa daulah ini usaha penerjemahan kitab-kitab asing dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia dan sejarah. Dari gerakan ini muncullah tokoh-tokoh Islam dalam ilmu pengetahuan, antara lain :

a. Bidang filsafat: al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Sina, al- Ghazali Ibnu Rusyid.

b. Bidang kedokteran: Jabir ibnu Hayan, Hunain bin Ishaq, Tabib bin Qurra, Ar-Razi.

(10)

d. Bidang astronomi: al-Fazari, al-Battani, Abul watak, al-Farghoni dan sebagainya.

Dari hasil ijtihad dan semangat riset, maka para ahli pengetahuan, para alim ulama, berhasil menemukan berbagai keahlian berupa penemuan berbagai bidang-bidang ilmu pengetahuan, antara lain:

1. Ilmu Umum a. Ilmu Filsafat

- Al-Kindi (809-873 M) buku karangannya sebanyak 236 judul. - Al Farabi (wafat tahun 916 M) dalam usia 80 tahun.

- Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H) - Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H).

- Ibnu Shina (980-1037 M). Karangan-karangan yang terkenal antaralain: Shafa, Najat, Qoman, Saddiya dan lain-lain

- Al Ghazali (1085-1101 M). Dikenal sebagai Hujjatul Islam, karyanya: AlMunqizh Minadl-Dlalal,Tahafutul Falasifah,Mizanul Amal, Ihya Ulumuddin dan lainlain.

- Ibnu Rusd (1126-1198 M). Karangannya : Kulliyaat, Tafsir Urjuza,

Kasful Afillah dan lain-lain. b. Bidang Kedokteran

- Jabir bin Hayyan (wafat 778 M). Dikenal sebagai bapak Kimia. - Hurain bin Ishaq (810-878 M). Ahli mata yang terkenal disamping

sebagai penterjemah bahasa asing. - Thabib bin Qurra (836-901 M).

- Ar Razi atau Razes (809-873 M). Karangan yang terkenal mengenai

cacar dan campak yang diterjemahkan dalam bahasa latin : c. Bidang Matematika

(11)

- Al Khawarizmi: Pengarang kitab Al Gebra (Al Jabar), penemu angka (0).

d. Bidang Astronomi

Berkembang subur di kalangan umat Islam, sehingga banyak para ahli yang terkenal dalam perbintangan ini seperti :

- Al Farazi : pencipta Astro lobe - Al Gattani/Al Betagnius

- Abul wafat : menemukan jalan ketiga dari bulan - Al Farghoni atau Al Fragenius

e. Bidang Seni Ukir

Beberapa seniman ukir terkenal: Badr dan Tariff (961-976 M) dan ada seni musik, seni tari, seni pahat, seni sulam, seni lukis dan seni bangunan.

2. Ilmu Naqli

a. Ilmu Tafsir, Para mufassirin yang termasyur: Ibnu Jarir ath Tabary, Ibnu Athiyah al Andalusy (wafat 147 H), As Suda, Mupatil bin Sulaiman (wafat 150 H), Muhammad bin Ishak dan lain-lain

b. Ilmu Hadist, Muncullah ahli-ahli hadist ternama seperti: Imam

Bukhori (194-256 H), Imam Muslim (wafat 231 H), Ibnu Majah (wafat 273 H), Abu Daud (wafat 275 H), At-Tarmidzi, dan lain-lain.

c. Ilmu Kalam, Dalam kenyataannya kaum Mu’tazilah berjasa besar dalam menciptakan ilmu kalam, diantaranya para pelopor itu adalah: Wasil bin Atha’, Abu Huzail al Allaf, Adh Dhaam, Abu Hasan Asy’ary, Hujjatul Islam Imam Ghazali

d. Ilmu Tasawuf, Ahli-ahli dan ulama-ulamanya adalah : Al Qusyairy (wafat 465 H). Karangannya : ar Risalatul Qusyairiyah, Syahabuddin (wafat 632 H). Karangannya : Awariful Ma’arif, Imam Ghazali : Karangannya al Bashut, al Wajiz dan lain-lain.

(12)

Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal dan Para Imam Syi’ah (Hasjmy, 1995:276-278).

b) Perkembangan Peradaban di Bidang Fisik

Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat maju pesat, karena upayaupaya dilakukan oleh para Khalifah di bidang fisik. Hal ini dapat kita lihat dari bangunan –bangunan yang berupa:

a. Kuttab, yaitu tempat belajar dalam tingkatan pendidikan rendah dan menengah.

b. Majlis Muhadharah,yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana,ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.

c. Darul Hikmah, Adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun Ar-Rasyid. Ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.

d. Madrasah, Perdana menteri Nidhomul Mulk adalah orang yang mula-mula mendirikan sekolah dalam bentuk yang ada sampai sekarang ini, dengan nama Madrasah.

e. Masjid, Biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus. Pada masa Daulah Bani Abbassiyah, peradaban di bidang fisik seperti kehidupan ekonomi: pertanian, perindustrian, perdagangan berhasil dikembangkan oleh Khalifah Mansyur.

c) Kehidupan Perekonomian Daulah Bani Abbasiyah

Permulaan masa kepemimpinan Bani Abbassiyah, perbendaharaan negara penuh dan berlimpah-limpah, uang masuk lebih banyak daripada pengeluaran. Yang menjadi Khalifah adalah Mansyur. Dia betul-betul telah meletakkan dasar-dasar yang kuat bagi ekonomi dan keuangan negara. Dia mencontohkan Khalifah Umar bin Khattab dalam menguatkan Islam.

(13)

1. Pertanian, Khalifah membela dan menghormati kaum tani, bahkan meringankan pajak hasil bumi mereka, dan ada beberapa yang dihapuskan sama sekali.

2. Perindustrian, Khalifah menganjurkan untuk beramai-ramai membangun berbagai industri, sehingga terkenallah beberapa kota dan industri-industrinya.

c. Membangun armada : untuk melindungi parta-partai negara dari serangan bajak laut.

Usaha-usaha tersebut sangat besar pengaruhnya dalam meningkatkan perdagangan dalam dan luar negeri. Akibatnya kafilah-kafilah dagang kaum muslimin melintasi segala negeri dan kapal-kapal dagangnya mengarungi tujuh lautan. Selain ketiga hal tersebut, juga terdapat peninggalan-peninggalan yang memperlihatkan kemajuan pesat Bani Abbassiyah.

(14)

11. Istana Al Cazar, dan lain-lain (Ma’ruf,1996:39-40).

d) Strategi Kebudayaan dan Rasionalitas

Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa kebebasan berpikir diakui sepenuhnya sebagai hak asasi setiap manusia oleh Daulah Abbasiyah. Oleh karena itu, pada waktu itu akal dan pikiran benar-benar dibebaskan dari belenggu taqlid, sehingga orang leluasa mengeluarkan pendapat. Berawal dari itu, zaman pemerintahan Abbasiyah awal melahirkan 4 Imam Madzhab yang ulung, mereka adalah Syafi’i, Hanafi, Hambali, dan Maliki. Disamping itu, zaman pemerintahan Abbasiyah awal itu juga melahirkan Ilmu Tafsir al-Quran dan pemisahnya dari Ilmu Hadits. Sebelumnya, belum terdapat penafsiran seluruh al-Quran, yang ada hanyalah Tafsir bagi sebagian ayat dari berbagai surah, yang dibuat untuk tujuan tertentu (Syalaby, 1997:187). Dalam negara Islam di masa Bani Abbassiyah berkembang corak kebudayaan, yang berasal dari beberapa bangsa. Apa yang terjadi dalam unsur bangsa, terjadi pula dalam unsur kebudayaan. Dalam masa sekarang ini berkembang empat unsur kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan akal/rasio yaitu Kebudayaan Persia, Kebudayaan Yunani, Kebudayaan Hindi dan Kebudayaan Arab dan berkembangnya ilmu pengetahuan.

1. Kebudayaan Persia, Pesatnya perkembangan kebudayaan Persia di zaman ini karena 2 faktor, yaitu :

a. Pembentukan lembaga wizarah b. Pemindahan ibu kota

2. Kebudayaan Hindi, Peranan orang India dalam membentuk kebudayaan Islam terjadi dengan dua cara:

a. Secara langsung, Kaum muslimin berhubungan langsung dengan orang-orang India seperti lewat perdagangan dan penaklukan.

(15)

3. Kebudayaan Yunani

Sebelum dan sesudah Islam, terkenallah di Timur beberapa kota yang menjadi pusat kehidupan kebudayaan Yunani. Yang paling termasyur diantaranya adalah:

a. undaisabur, Terletak di Khuzistan, dibangun oleh Sabur yang dijadikan tempat pembuangan para tawanan Romawi. Setelah jatuh di bawah kekuasaan Islam. Sekolah-sekolah tinggi kedokteran yang asalnya diajar berbagai ilmu Yunani dan bahasa Persia, diadakan perubahan-perubahan dan pembaharuan.

b. Harran,Kota yang dibangun di utara Iraq yang menjadi pusat pertemuan segala macam kebudayaan. Warga kota Harran merupakan pengembangan kebudayaan Yunani terpenting di zaman Islam, terutama dimasa Daulah Abbassiyah.

c. Iskandariyyah, Ibukota Mesir waktu menjadi jajahan Yunani. Dalam kota Iskandariyyah ini lahir aliran falsafah terbesar yang dikenal “Filsafat Baru Plato” (Neo Platonisme). Dalam masa Bani Abbassiyah hubungan alam pemikiran Neo Platonisme bertambah erat dengan alam pikiran kaum muslimin.

4. Kebudayaan Arab

Masuknya kebudayaan Arab ke dalam kebudayaan Islam terjadi dengan dua jalan utama, yaitu :

a. Jalan Agama, Mengharuskan mempelajari Qur’an, Hadist, Fiqh yang semuanya dalam bahasa Arab.

(16)

2.4 Penyebab Keruntuhan Dinasti Abasiyah

Meskipun Daulah Abbasiyah begitu bercahaya dalam mendulang kesuksesan dalam hampir segala bidang, namun akhirnya iapun mulai kaku dan akhirnya runtuh. Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan dinasti Abbasyiah, yaitu:

1. Faktor Internal

- Mayoritas khalifah Abbasiyah periode akhir lebih mementingkan urusan pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.

- Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi pusat dengan daerah sulit dilakukan.

- Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.

- Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah kepada mereka sangat tinggi.

- Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama. - Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.

2. Faktor Eksternal

- Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang dan menelan banyak korban.

- Penyerbuan Tentara Mongol dibawah pimpinan Hulagu Khan yang menghancrkan Baghdad. Jatuhnya Baghdad oleh Hukagu Khan menandai berakhirnya kerajaan Abbasyiah dan muncullah beberapa kerajaan, yaitu :

(17)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Daulah Bani Abbasiyah diambil dari nama Al-Abbas bin Abdul Mutholib, paman Nabi Muhammad SAW. Pendirinya ialah Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas, atau lebih dikenal dengan sebutan Abul Abbas As-Saffah.

Al-Mansur dianggap sebagai pendiri kedua dari Dinasti Abbasiyah. Di masa pemerintahannya Baghdad dibagun menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah dan merupakan pusat perdagangan serta kebudayaan. Hingga Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia pada saat itu yang kaya akan ilmu pengetahuan dan kesenian. Hingga beberapa dekade kemudian dinasti Abbasiyah mencapai masa kejayaan.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

 Hasimy, A, Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta : Bulan Bintang, 1993.

http://syafieh.blogspot.com/2014/01/perkembangan-islam-pada-masa-abbasiyah.html#ixzz3Ya9LYIQH

 https://akitephos.wordpress.com/sejarah-pendidikan-islam/islam-pada-masa-daulah-bani-abbasiyah/

Referensi

Dokumen terkait

Pustakawan harus mampu memberikan informasi kepada Pemustaka, juga bagaimana cara menarik pemustaka untuk selalu ingin datang ke Perpustakaan dalam rangka mencari sumber

Kebangkitan Tiongkok sebagai kekuatan ekonomi dunia baru ini disebabkan beberapa hal seperti penguasaan negara dalam perusahaan-perusahaan di sektor strategis, kebijakan

Dalam perkembangannya, hermeunitika dalam perspektif ini dijadikan sebagai metode untuk memperoleh makna kehidupan manusia secara menyeluruh, sehingga garapan kerjanya tidak

pada Kinerja karyawan , dengan asumsi variabel bebas yang dianggap konstan. β2 = 0,223; berarti apabila variabel Seleksi meningkat, maka akan mengakibatkan peningkatan

Analis dan Penyusun Laporan, Pemantauan dan Evaluasi Balai Penelitian Kehutanan Kupang Nusa Tenggara Timur.. 345 1230013453 NANANG WI DYANTO

Perencanaan Pembangunan GKE Haleluya Nanga Bulik, Gereja Katholik Nanga Bulik, Dan Gereja Katholik Desa Melata dengan Nilai Total Harga Perkiraan Sendiri (HPS) sebesar Rp. ADM

Dengan in kami mengundang saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi Pengadaan Jasa Konstruksi dengan Sistem Pemilihan Langsung untuk :. Pembangunan Jalan ruas

DETIL DATA D2 BELUM MASUK D3 TAHUN 2015 GELOMBANG 201503 PT Pengusul (PTU): SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAI. Halaman: 1 Tam pilkan