• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN KOTA PADANG 1870-1945

N/A
N/A
FAUZI YAHYA

Academic year: 2023

Membagikan "PERKEMBANGAN KOTA PADANG 1870-1945"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ketika dikuasai VOC, Kota Padang juga dapat dikatakan sebagai kota pesisir yang mempunyai ciri khas kota kolonial, menunjukkan ciri dan ciri yang serupa seperti yang dikemukakan oleh McGee. Selain itu, Kota Padang secara geografis juga merupakan kota yang terletak di wilayah pesisir, tepatnya di pesisir barat Pulau Sumatera.

Permasalahan Penelitian

Namun tulisan, karya ilmiah dan penelitian mengenai kota Padang Lama sendiri masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai Kota Padang Lama.

Tujuan dan Manfaat Penulisan

Oleh karena itu, permasalahan penelitian ini adalah : Bagaimana perkembangan Kota Padang pada tahun 1870 sampai dengan tahun 1945 jika dilihat dari unsur fisik kotanya. Selain itu karena penelitian ini pada dasarnya merupakan pendokumentasian peninggalan sejarah yang ada di Kota Padang, maka diharapkan pula penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat dan instansi pemerintah di Kota Padang terkait dengan penataan ruang dan bangunan, permukiman dan planologi ( perencanaan kota). .

Gambaran Data dan Batasan Penelitian

Laporan penelitian berkaitan dengan objek yang diteliti dan berkaitan dengan sejarah kota dan pemerintahan kota Padang. Pemilihan tahun 1870 sebagai batas awal penelitian didasarkan pada alasan bahwa mulai tahun 1870 kota tersebut Data primer kedua yaitu peta lama Kota Padang berasal dari periode tersebut.

Metode Penelitian

  • Pengumpulan Data
  • Pengolahan data
  • Penafsiran Data

Selain itu, langkah kerja lain yang dilakukan pada tahap ini adalah mendeskripsikan elemen fisik Kota Padang yang terdapat pada ketiga peta tersebut. Diharapkan pada tahap ini dapat menjelaskan keadaan dan perkembangan unsur fisik Kota Padang pada tahun 1870 sampai tahun 1945 serta sebaran wilayahnya.

Sistematika Penulisan

Perkembangan tersebut terlihat dari adanya bangunan-bangunan yang didirikan di sisi timur Padang. Menurut peta, jalan yang ada di kota Padang adalah jalan tol dan kereta api.

SEJARAH KOTA PADANG

Sejarah dan Status Kota Padang Sebelum Kedatangan

Berdasarkan sejarah Minangkabau, Kota Padang disebut sebagai daerah rantau9 yang dihuni oleh masyarakat Minangkabau yang berasal dari daerah darek10 sekitar abad ke-14. 11 Kota Padang pada abad ke-14 hingga pertengahan abad ke-16 merupakan wilayah yang berada di bawah kekuasaan kerajaan Pagaruyung (Asnan, 1992: 14).

Sejarah dan Status Kota Padang dibawah

Pada tahun 1667 VOC berhasil mendirikan pondok di daerah Padang dan sejak itulah Padang menjadi pusat kegiatan VOC di pesisir barat Sumatera Barat (Asnan, 2006: 9). Sejak berdirinya Pondok di Kota Padang pada tahun 1667, Kota Padang telah berkembang menjadi pusat kegiatan politik dan pusat kegiatan perekonomian di wilayah barat Sumatera.

Sejarah dan Status Kota Padang dibawah Pemerintahan

Berdasarkan penataan tersebut, Kota Padang menjadi pusat Kegubernuran Pantai Barat Sumatera yang kedudukannya menggantikan pusat Kegubernuran Pantai Barat Sumatera. Selain itu, Kota Padang juga berstatus kotamadya dan merupakan pusat Kawasan Pantai Barat Sumatera.

Gambaran Umum Kota Padang

Pada peta tahun 1915 ini terlihat terdapat sebuah kanal di sisi utara kota Padang yang membentang dari barat ke timur kota Padang. Perubahan terjadi pada peta berikut ini, dimana gedung perkantoran menggantikan gedung pemerintahan sebagai gedung paling menonjol di Kota Padang.

DESKRIPSI DATA

Deskripsi Peta

  • Peta tahun 1889
    • Persebaran Bangunan
    • Taman Kota
    • Sarana Olahraga
    • Pasar
    • Jalur Transportasi
  • Peta Tahun 1915
    • Taman Kota
    • Kanal
    • Tugu/Monumen
    • Pasar
    • Jalur Transportasi
  • Peta Tahun 1945
    • Persebaran Bangunan
    • Taman Kota
    • Kanal
    • Tugu/Monumen
    • Sarana Olahraga
    • Pasar
    • Jalur Transportasi

Di Wilayah III, sama seperti yang digambarkan pada peta tahun 1915, terdapat 1 jalan cabang yang menghubungkan jalan A, B, dan C. Jalur kereta api yang terlihat pada peta memanjang dari kawasan paling utara Padang hingga ke selatan dengan stasiun kereta api. yang terletak di kawasan paling timur Kota Padang.

Foto 2. Plein Van Rome  (sumber: KITLV Belanda, 1930)
Foto 2. Plein Van Rome (sumber: KITLV Belanda, 1930)

Deskripsi Bangunan Bersejarah Kota Padang

  • Bangunan bersejarah kota Padang periode 1870 sampai
  • Bangunan bersejarah kota Padang Periode 1906 sampai

Dibangun pada tahun 1880, gedung ini merupakan salah satu gedung milik masyarakat Tionghoa di Padang. Bidang pekerjaan umum juga bisa dikatakan merupakan salah satu bidang penting di Kota Padang pada masa lalu. Kereta api sebagai bagian dari jalur transportasi juga terdapat di Kota Padang.

Kawasan keagamaan yang ada di Kota Padang pada masa itu juga dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Foto 8. Gedung Landraat
Foto 8. Gedung Landraat

REKONSTRUKSI PERKEMBANGAN UNSUR-UNSUR

Bangunan Pemerintahan

Berdasarkan analisis terhadap tiga peta terkait gedung pemerintahan, peta tahun 1915 diketahui memiliki lebih banyak gedung pemerintahan dibandingkan peta tahun 1889 dan 1945. Peta tahun 1889 diketahui terdapat 8 gedung pemerintahan, disusul peta tahun 1915 dengan 13 gedung dan peta tahun 1945 dengan 10 bangunan. Berdasarkan peta, kedua fasilitas hukum tersebut hanya terlihat pada peta tahun 1889 dan 1915, dan tidak terdapat sama sekali pada peta selanjutnya, dan peta tahun 1945 juga tidak terdapat fasilitas serupa.

Kantor pertama terletak di sebelah Departemen Pelabuhan (kantor pelabuhan), terlihat pada peta tahun 1889 hingga peta tahun 1945, sedangkan gedung kedua terletak di sebelah barat kantor pertama dan hanya terlihat pada peta tahun 1915.

Bangunan Komersial

Dari analisa ketiga peta tersebut dapat dikatakan bahwa pada kurun waktu sekitar tahun 1915, terlihat pada peta tahun 1915, di Kota Padang lebih banyak terdapat gedung-gedung pemerintahan dengan fungsi yang berbeda dibandingkan dengan peta-peta sebelumnya dan peta-peta berikutnya. Diketahui pasar pertama yang didirikan di Kota Padang adalah Pasar Gadang yang terletak di sisi timur Kelenteng dan di sisi kanan Sungai Batang Arau. Berdasarkan hal tersebut, berdasarkan data sejarah, seharusnya terdapat empat pasar di Kota Padang, namun berdasarkan analisis ketiga peta tersebut diketahui hanya dua pasar yang dapat dilihat lokasinya yaitu pasar Jawa yang didirikan oleh Lie Saay dan pasarnya terletak di dekat pura di kota Padang.

Jika kita melihat perkembangan seluruh unsur fisik yang termasuk dalam kategori ini berdasarkan analisis ketiga peta tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pada periode sekitar tahun 1945 seperti terlihat pada peta tahun 1945, lebih banyak terdapat bangunan komersial yang berfungsi sebagai bangunan komersial. berbeda dari dua peta sebelumnya.

Bangunan Militer dan Pertahanan

Karena kedua pasar ini adalah milik penduduk asli, dan juga didasarkan pada persaingan, maka akibatnya para pedagang Tionghoa bersatu untuk membangun pasar pesaing di sisi timur kelenteng. Kedua pasar ini terlihat pada peta tahun 1889 dan peta tahun 1915, namun pada peta tahun 1945 terjadi pengecilan pasar. Kota Padang berdasarkan peta tahun 1915 mempunyai bangunan pertahanan yang lebih banyak dibandingkan periode sebelumnya dan selanjutnya.

Diketahui pada peta tahun 1889 tidak terlihat bangunan barak militer, perumahan tentara dan rumah sakit tentara, yang mana pada peta tahun 1915 dan 1945 letaknya berdekatan dan tampak membentuk suatu kompleks bangunan yang dapat dikatakan besar.

Bangunan Keagamaan

Bangunan Pemukiman/Domestik

Bangunan Pendidikan

Bangunan Sosial

Gedung komunitas ini, yang diidentifikasi pada tiga peta, terletak di sisi timur Plein van Roma. Dilihat dari letak bangunan sosial khususnya tempat pertemuan (Sociteit), terdapat fenomena bahwa bangunan pertemuan tersebut biasanya terletak di dekat taman kota.

Bangunan Industri

Bangunan Kesehatan

Sarana Rekreasi dan Olahraga

Jadi dapat dikatakan berdasarkan peta tahun 1945 dan dibandingkan dengan dua peta sebelumnya terlihat adanya kemajuan dalam hal penambahan gedung eksekusi di kota Padang.

Sarana Transportasi

Rangkaian jalan yang terdiri dari jalan Oejoeng Goeroen – Belantoeng – Bentingweg – Societeitsweg juga berdasarkan penjelasan di peta memiliki lebar jalan 5 meter. Rangkaian jalan yang terdiri dari Jalan Parak Karambil - Belakang Tangsi - Kampoeng Baharoe - Alang Lawas - Terandam - Hospitalweg - Nieuwe Cantine Weg juga dapat dikatakan merupakan rangkaian jalan yang mempunyai volume lalu lintas. Dari penjelasan di atas diketahui bahwa ketiga baris jalan tersebut merupakan rangkaian jalan dengan volume lalu lintas yang cukup tinggi.

Karena lebar jalan yang bisa dibilang besar, terlihat jelas rangkaian jalan ini bisa dilalui banyak kendaraan.

Tabel 3. Rekonstruksi Perkembangan Jalan kota Padang 1889-1945 Berdasarkan penjelasan diatas apabila dikaitkan dengan penelitian saranatransportasi  maka  jalan  merupakan  salah  satu  unsur  transportasi
Tabel 3. Rekonstruksi Perkembangan Jalan kota Padang 1889-1945 Berdasarkan penjelasan diatas apabila dikaitkan dengan penelitian saranatransportasi maka jalan merupakan salah satu unsur transportasi

Kanal

Gejala lokasi ini menunjukkan bahwa setiap kawasan pusat pemerintahan di Kota Padang tampak dekat dengan kawasan komersial. Selain itu, Kota Padang juga berstatus kota Gemeente (1906 hingga 1938) dan Staatsgemeente (1938 hingga 1942). Oleh karena itu, perlu adanya tinjauan baru dalam hal peruntukan bangunan bersejarah di Kota Padang.

Oleh karena itu, dalam hal ini perlu juga dilakukan peninjauan ulang terhadap peruntukan bangunan bersejarah di Kota Padang.

Gambar 2. Keletakan kanal Padang (sumber: Eko Alvares  Z, 2002:98)
Gambar 2. Keletakan kanal Padang (sumber: Eko Alvares Z, 2002:98)

REKONSTRUKSI KAWASAN-KAWASAN PUSAT

Kawasan-kawasan Pusat Pertumbuhan

Berdasarkan ketiga peta tersebut, wilayah pemerintahan Gouvernement van Sumatra Westkust dan Residenti Sumatra'e Weskust terletak di tepi Sungai Batang Arau. Kantor perdagangan ini biasanya terletak di tepi Sungai Batang Arau atau di sisi barat kawasan perdagangan yang terdiri dari pasar dekat kelenteng Cina, pasar gadang, dan pasar mudik. Kawasan pertokoan berada di Kampung Java atau terletak di sisi utara kawasan pertama dan dekat dengan kantor Gemeente.

Kawasan perindustrian yang terletak di perkampungan Jawa (sumber: US Army War Office, 1945; ubah suai: Rifki Firdaus).

Tabel 6. Jumlah Penduduk Kota Padang tahun 1905 (Gusti Asnan,1992:26)
Tabel 6. Jumlah Penduduk Kota Padang tahun 1905 (Gusti Asnan,1992:26)

Hubungan Antar Kawasan Pusat Pertumbuhan

Keempat kawasan ini saling berhubungan, dan berdasarkan keberadaan keempat kawasan tersebut maka dapat dikatakan kawasan sepanjang Sungai Batang Arau merupakan salah satu kawasan yang mempunyai tingkat aktivitas yang relatif tinggi. Keterhubungan antara kawasan pusat komersial dan kawasan pusat pemerintahan juga terlihat di sisi utara kawasan Batang Arau. Berdasarkan letak kedua kawasan ini yang berdekatan, maka dapat dikatakan juga merupakan kawasan yang mempunyai tingkat aktivitas yang relatif tinggi.

Hubungan Antara Kawasan Pusat Pertumbuhan dengan

Saat ini kawasan tersebut dapat dikatakan merupakan kawasan yang memiliki tingkat aktivitas yang relatif tinggi. Saat ini kawasan tersebut sama seperti yang terlihat pada ketiga peta yaitu berada di kawasan Ganting. Saat ini kawasan tersebut masih dianggap sebagai kawasan militer dengan ciri khas berdirinya bangunan-bangunan militer.

Apabila dikaitkan dengan situasi semasa, kedua-dua bidang perniagaan ini pada masa ini masih merupakan kawasan perniagaan.

Foto 42. Kawasan Pasar Raya Padang
Foto 42. Kawasan Pasar Raya Padang

Hubungan Antara Kebijakan Pemerintah Kota

Oleh karena itu, untuk menunjang peran Kota Padang sebagai pusat pemerintahan, banyak didirikan gedung-gedung pemerintahan. Fungsi kota Padang sebagai kota pemerintahan dan pertahanan pada saat ini juga diperkuat dengan keberadaan bangunan bersejarah yang masih berdiri hingga saat ini. Fungsi kota Padang sebagai kota perdagangan pada masa itu juga diperkuat dengan keberadaan bangunan-bangunan bersejarah yang masih berdiri hingga saat ini.

Kurangnya perhatian pemerintah kota Padang tercermin dari buruknya pemeliharaan kondisi fisik bangunan bersejarah di kawasan ini.

Foto 44. Bangunan-bangunan bersejarah yang terletak di daerah Batang Arau  (Dok : Rifki Firdaus, 2009)
Foto 44. Bangunan-bangunan bersejarah yang terletak di daerah Batang Arau (Dok : Rifki Firdaus, 2009)

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan letak bangunannya, pada peta tahun 1889 dan 1915, terdapat kecenderungan Kota Padang memiliki bangunan pemerintahan terbanyak, disusul bangunan pertahanan. Masa berdirinya gedung pemerintahan dan pertahanan terjadi pada saat Kota Padang berstatus sebagai pusat pemerintahan Kegubernuran Pantai Barat Sumatera. Sama halnya dengan taman kota, monumen yang ada di Kota Padang mulai muncul di peta kedua yaitu peta tahun 1915.

Gejala lokasi ini menunjukkan bahawa di setiap lokasi kawasan kerajaan pusat yang terdapat di bandar Padang, dilihat ia terletak berhampiran setiap kawasan perniagaan di bandar Padang.

Keterangan wilayah I, II dan III

Peta kota Padang tahun 1886

Peta kota Padang tahun 1915

Peta kota Padang tahun 1945

Keletakan kantor Gubernur

Keletakan kantor Gemeente

Keletakan kawasan pertahanan/Militer

Kawasan niaga yang terletak di kawasan Batang Arau

Kawasan niaga yang terletak di kampung Jawa

Keletakan pusat pemerintahan Gemeente berdasarkan keadaan

Keletakan kawasan pusat keagamaan Islam berdasarkan

Keletakan kawasan pusat keagamaan Kristen Katolik

Keletakan kawasan pusat keagamaan Kristen Katolik

Keletakan kawasan pusat keagamaan Tao-Budha berdasarkan

Gambar

Foto 2. Plein Van Rome  (sumber: KITLV Belanda, 1930)
Foto 3. Taman di tepi pantai (sumber: Ruslim Amran,
Foto 4. Rel kereta api yang terdapat di daerah Batang Arau (sumber: KITLV Belanda)
Foto 5. Rumah penduduk kota Padang tahun 1870 (sumber : W.J. Olland, 1870)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan formulasi letak kuadran pada Gambar 4.3 diatas, strategi yang mendesak untuk dilaksanakan dalam rangka pengembangan kawasan wisata pulau Gili Labak adalah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 1 program dan 5 kegiatan yang mendukung pencapaian indikator sasaran Persentase kesesuaian pembangunan dengan RTRW

Peta zona prioritas pengembangan kawasan permukiman dihasilkan berdasarkan empat indikator yaitu: (1) Kesesuaian lahan untuk permukiman, (2) Ketersediaan lahan

Berdasarkan data hasil analisis klasifikasi unsupervised yang telah di kalkulasikan di dalam grafik diatas terlihat objek terumbu karang yang mengalami kerusakan

Tim Pengelola SIPD Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Balikpapan | No 26 Dari visualisasi luas rencana kawasan pantai di Kota Balikpapan diatas dapat dilihat

Berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 263 Dokumen Perencanaan pembangunan Daerah RPJPD merupakan penjabaran dari visi, misi, arah kebijakan, dan sasaran pokok

Pengaruh indeks pembangunan manusia X4 terhadap tingkat pengangguran terbukaY Berdasarkan hasil pengujian Autoregressive-Moving Average ARMA diketahui nilai koefisien sebesar 1.117429

Terdapat kenaikan pendapatan setelah menerapkan strategi bisnis live streaming Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengaruh strategi bisnis signifikan dalam peningkatan