• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)0 PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN 1989-2009 ARTIKEL ILMIAH Oleh RINI AGUSTIA PRATIWI NPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "(1)0 PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN 1989-2009 ARTIKEL ILMIAH Oleh RINI AGUSTIA PRATIWI NPM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

0

PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN 1989-2009

ARTIKEL ILMIAH

Oleh

RINI AGUSTIA PRATIWI NPM. 10020101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2015

(2)

1

(3)
(4)

1

PENDAHULUAN

Pasar merupakan tempat berinteraksi antara individu dengan individu lain dalam tawar-menawar barang dan juga menjadi tempat kontak sosial masyarakat yang berada di dalamnya. Dalam interaksi pasar terjadi kontak ekonomi, budaya, fisik, maupun tingkah laku individu-individu yang ada di pasar. Hal ini bisa berpengaruh dan mengakibatkan terjadinya perubahan sosial, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya. Pada abad ke-19 sudah banyak daerah-daerah di Minangkabau yang memiliki pasar. Sebagian dari pasar-pasar di Minangkabau pada abad ini adalah pasar sarikat.

Pasar dapat di maknai dalam artian yang konkrit dan abstrak. Dalam artian konkrit, pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan pedagang untuk melakukan transaksi serta barang dan jasa yang terdapat di sana. Sedangkan dalam arti abstrak pasar dapat diartikan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi penawaran yang berupa contoh-contoh barang. Dalam pasar terdapat tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu: penjual, pembeli, dan barang. Pasar juga berfungsi sebagai pusat ekonomi, rekreasi dan pertemuan sosial serta pertukaran informasi.1

Pasar Sarikat adalah pasar yang didirikan oleh beberapa nagari, kemudian pengelolaan pasar tersebut berdasarkan atas kebijakan dari nagari-nagari pendiri pasar.2Pasar Usang Lubuk Basung merupakan salah satu pasar sarikat yang sudah didirikan sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Pembangunan pasar dilakukan secara gotong royong oleh tiga nagari, yaitu Nagari Geragahan, Nagari Bonjo Lama dan Nagari Bonjo Baru. Oleh karena itu pasar ini dinamakan Pasar Sarikat Lubuk Basung/ Geragahan meskipun terletak di Nagari Bonjo Baru.

Sejak saat itu pasar sarikat ini menjadi pasar yang cukup penting, karena mempertemukan pedagang dari daerah Danau Maninjau dan Tiku. Di samping itu Nagari Bonjo Lamo dan dan Bonjo Baru bergabung menjadi satu nagari menjadi Nagari Lubuk Basung/

Geragahan. Pada tahun 1988 masyarakat Kecamatan Lubuk Basung secara resmi bersedia menyerahkan secara hibah tanah seluas kurang

1Suhardi, Perkembangan Pasar Abai Di Kabupaten Solok 2001-2011, (STKIP PGRI Sumbar, 2009), hal 8

2Christine Dobbin, Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islamdan Gerakan Padri Minangkabau 1784-1847(Depok: Komunitas Bambu, 2008), hal 79

lebih 561 Km2 kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Agam. Tanah ini dimaksudkan untuk dijadikan pusat pemerintah Kabupaten Agam yang akan dipindahkan dari Bukit Tinggi ke Lubuk Basung.3 Hal ini juga menyebabkan lokasi Pasar Usang Lubuk Basung yang terletak dalam tanah Kecamatan Lubuk Basung diserahkan kepada Pemerintahan Kabupaten. Oleh Pemerintah Tingkat II Agam, lokasi pasar ini dipindahkan ke lokasi Padang Pusaro yang berjarak sekitar 5 km ke arah barat Pasar Usang Lubuk Basung.

Kebijakan Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Agam yang lain adalah dengan melakukan kerjasama pembangunan terminal di lokasi Pasar Usang Lubuk Basung yang lama dengan PT. Sitingkai Sakti Group. Perjanjian ini berisi kesepakatan bahwa PT. Sitingkai Sakti Group memiliki wewenang untuk membangun dan mengelola lokasi pasar selama 20 tahun (1989-2009). PT. Sitingkai Sakti Group diberikan wewenang oleh Pemerintah Kabupaten Agam untuk merubah fungsi tanah Pasar Usang Lubuk Basung menjadi terminal, fasilitas terminal dan sarana tempat berjualan/tempat tinggal/penunjang terminal pada bekas Pasar Usang Lubuk Basung.

Hal yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji penelitian ini adalah, Pertama kondisi Pasar Usang Lubuk Basung padatahun 1989 masih kurang bagus karena masih kotor dan becek yang membuat para pembeli kurang berminat untuk datang membeli kebutuhan pokok mereka ke Pasar Usang Lubuk Basung, halinimengakibatkansedikitnya produsen dan distributor yang menawarkan barang kepedagang Pasar Usang Lubuk Basung, sehingga menjadikan pedagang kesulitan untuk mencukupi barang dagangannya. Para pedagang di Pasar Usang Lubuk Basung pada umumnya membeli barang dagangannya kepasar pusat dan setelah itu baru dijual kepada konsumen atau pembeli.4

Kedua seiring berjalannya waktu pedagang pun mulai ramai berjualan, dan persediaan barang oleh para pedagang lebih lengkap. Pasar Usang Lubuk Basung mulai dikenal masyarakat setempat maupun masyarakat lainnya. Namun kondisi Pasar Usang Lubuk Basung masih berserakan atau tidak teratur, karena Pasar Usang Lubuk Basung ini belum

3Surat pernyataan tentang kesediaan

masyarakat Kecamatan Lubuk

BasungMenyerahkan Tanah Kecamatan Lubuk Basung Kepada Pemerintah Kabupaten (bertanggal 20 mei 1988)

4Wawancara dengan Kasmir di Lubuk Basung tanggal 11 Agustus 2014

1

(5)

2

dikelola oleh pemerintah, tetapi dikelola oleh PT.

Sitingkai Sakti Group.5

Ketiga dengan berpindahnya Ibukota Kabupaten, maka Pasar Usang Lubuk Basung juga mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan juga karena kantor-kantor Pemerintahan Kabupaten Agam secara bertahap dipindahkan ke Lubuk Basung, begitu juga pegawai Pemerintahan Daerah Tingkat II Agam..6

BatasanMasalah

Pembatasan masalah diambil batasan awal tahun 1989, karena di tahun inilah terjadi kontrak antara PT. Sitingkai dengan Pemerintahan Daerah Tingkat II Agam beserta pemuka masyarakat Lubuk Basung untuk menjadikan Pasar Usang Lubuk Basung sebagai terminal bus yang dikelola oleh PT. Sitingkai.

Batasan akhir diambil pada tahun 2009, karena pada tahun tersebut kontrak PT. Sitingkai tersebut berakhir.

RumusanMasalah

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Pasar Usang Lubuk Basung sebagai pasar sarikat ? 2. BagaimanaperkembanganPasarUsangLubukB

asungpadatahun 1989-2009 ?

3. BagaimanafungsiPasarUsangLubukBasungba gimasyarakatLubukBasungpadamasapengawa san PT. SitingkaiSakti Group?

TujuanPenelitian

1. Mendeskripsikan latar belakang Pasar Usang Lubuk Basung sebagai pasar sarikat.

2. MendeskripsikanperkembanganPasarUsangL ubukBasungpadatahun 1989-2009.

3. MendeskripsikanfungsiPasarUsangLubukBas ungbagimasyarakatLubukBasungpadamasape ngawasan PT. SitingkaiSakti Group.

ManfaatPenelitian

1. BagimasyarakatPasarUsangLubukBasung, sebagaigambarankeadaanPasarUsangLubukB asungpadatahun 1989-2009.

2. Hasilpenulisaninidiharapkandapatmeningkatk andanmenjagahubunganinteraksidankomunik asiantarpedagangdanpengunjung.

3. Bagipenelitiberikutnya,

sebagaiwawasantambahandalampenulisanpen elitian.

Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang pasar telah banyak dilakukan penulis sebelumnya seperti:

Petri Soliasa, 2011, STKIP PGRI Sumbar dengan judul: Sejarah Perkembangan Pasar Surian Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok 1983-2007. Tulisan ini membahas tentang

5Wawancara dengan Safirman di Lubuk Basung tanggal 12 Agustus 2014

6Wawancara dengan Samsul di Lubuk Basung tanggal 13 Agustus 2014

sebuah perubahan pasar yang pada awalnya hanya sebagai pasar impres berubah menjadi pasar nagari yang sekaligus sebagai pusat perekonomian bagi masyarakat setempat.7

Ratna Sari, 2012, Skripsi STKIP PGRI Sumbar dengan judul: Pasar Nagari Sungai Rumbai antara tahun 1982-2011. Tulisan ini mengenai sejarah berdirinya Pasar Nagari Sungai Rumbai, yang kemudian mengkaji perkembangan pasar dari tahun 1982 sampai 2011 serta mengkaji bagaimana dampak pasar terhadap perekonomian masyarakat setempat.8

Suhardi, 2013, STKIP PGRI Sumbar dengan judul:Perkembangan Pasar Abai Di Kabupaten Solok 2001-2011. Tulisan ini membahas tentang pengaruh Pasar Abai terhadap perekonomian masyarakat Abai dan fungsi Pasar Abai bagi masyrakat Abai dan masyrakat sekitarnya.9

Yenti Nurmaili, 1990, Unand dengan judul: Sejarah Perkembangan Pasar Bukittinggi 1958-1998. Tulisan ini membahas tentang melihat pengaruh perkembangan sebuah pasar ini terhadap tingkat perekonomian masyarakat, ada atau tidaknya membawa suatu perubahan.10 METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan kaidah-kaidah penulisan sejarah, metode penelitian sejarah adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu kegiatan pengumpulan data (heuristik), kritik sumber (pengujian), interpretasi data dan Historiografi11.

Tahap pertama, heuristik atau pengumpulan data, dengan melakukan wawancara, kemudian pengamatan, dan pengumpulan dokumen. Menurut Lincoln

7Petri Soliasa, Sejarah Perkembangan Pasar Surian Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok 1983-2007. ( STKIP PGRI Sumbar, 2009)

8Ratna Sari, Pasar Nagari Sungai Rumbai 1982-2011. (SKTIP PGRI Sumbar, 2012)

9Suhardi, Perkembangan Pasar Abai Di Kabupaten Solok 2001-2011. (STKIP PGRI Sumbar, 2009)

10Yenti Nurmaili, Sejarah Perkembangan Pasar Bukittinggi 1958-1998.

(unand,1990)

11Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Yayasan Benteng Budoyo 1995). hal 89.

(6)

3

danKuba yang dikutip Moleong melakukan wawancara.12

Sumber tulis berupa arsip-arsip tentang perkembangan Pasar Usang Lubuk Basung.

Sumber lisan dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap beberapa orang antara lain, Camat, Wali Nagari, ketua KAN, Pemuka masyarakat dan para pegawai dinas pasar serta para pedagang di sekitar Pasa Usang Lubuk Basung. Adapun data yang dapat menunjang yang diperoleh melalui studi kepustakaan dilakukan pada Perpustakaan STKIP PGRI, Perpustakaan UNP, Perpustakaan UNAND, Perpustakaan Daerah Sumatra Barat dan BPS.

Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yakni wawancara berstruktur yaitu dengan mempersiapkan pertanyaan yang sesuai dengan masalah peneliti, selanjutnya wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang tidak mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu, dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dimana peneliti mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

Tahap kedua, kritik sumber atau tahap pengujian data. Setelah mendapat data langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian data.

Pada tahap ini data akan ditentukan apakah data tersebut asli atau tidak (kritik eksteren dan kritik interen) dan data yang sudah didapat keabsahannya akan dijadikan fakta sejarah.

Kritik eksternal yaitu melakukan pengujian otentitas (keaslian) materinya terhadap aspek- aspek “luar” dari sumber sejarah yang berkaitan dengan Pasar Usang Lubuk Basung.13 Sedangkan kritik interen adalah kritik yang berkaitan dengan isi sumber yang tujuannya menguji isi sumber dengan memahami stuktur sumber.

Tahap ketiga, interpretasi merupakan usaha untuk mengabungkan dan mengaitkan peristiwa atau fakta satu sama lain sedemikian rupa sehingga fakta yang satu dengan fakta yang lainnya kelihatan sebagai satu rangkaian yang masuk akal dan menunjukan kecocokan satu sama lain.

Tahap keempat, historiografi merupakan langkah perumusan cerita sejarah ilmiah disusun secara logis menurut urutan kronologis dan sistematis yang jelas dan mudah dimengerti.

Penulisan sejarah harus sesuai dengan data, fakta dan sumber yang telah diperoleh dan sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian sejarah.

12 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hal 391

13 Hellius Syamsuddin, Metodelogi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007), hal 132

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdirinya Pasar Usang Lubuk Basung pada awalnya berasal dari Pasar Sarikat Geragahan, Bonjo Lamo dan Bonjo Baru.

Sebelum Pasar Sarikat ini didirikan, lokasi pasar selalu berpindah-pindah dan tidak tetap sehingga perkembangan ekonomi masyarakat tidak teratur.

Pada umumnya pasar sarikat merupakan peninggalan dari pemerintahn kolonial Belanda.

Pasar sarikat dibentuk dari beberapa Nagari dalam bentuk gotong royong, dan bertujuan untuk memudahkan pengaturan ekonomi rakyat.14 Begitu juga dengan pendirian pasar usang Lubuk Basung yang merupakan sebuah pasar serikat sudah didirikan sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Pembangunan pasar dilakukan secara gotong royong oleh 3 Nagari yaitu Nagari Geragahan, Nagari Bonjo Lamo dan Nagari Bonjo Baru. Oleh karena itu pasar ini dinamakan Pasar Sarikat Geragahan/Bonjo Lamo/Bonjo Baru meskipun pasar ini terletak di Nagari Bonjo Baru.15

Pasar yang sudah dipindahkan merupakan tanah milik datuak Saripado dari suku caniago dan datuak Marajo Dirajo dari suku koto yang berada di nagari Bonjo Baru. Tanah ini memiliki luas sekitar 1,6 Ha. Tanah ini diganti rugi sebesar 24 ameh ditambah 100 sukek beras pada masa itu, dimana masing-masing nagari bergotong royong membiayai pembelian tanah dan pembangunan pasar. Tiap nagari membayar sebesar 8 ameh dan 100 sukek beras ditanggung bersama.16

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda lokasi pasar usang Lubuk Basung dipindahkan ke lokasi yang baru. Hal ini karena adanya pembangunan jalan raya, jika tidak dipindahkan maka pasar sulit dijangkau penjual dan pembeli. Pemerintah Belanda membangun los-los untuk menunjang dan mendukung pedagang-pedagang di pasar usang Lubuk Basung pada masa itu. Los-los dibangun berbentuk persegi panjang tanpa dinding yang ditopang oleh beberapa tongga beton. Atap berbentuk segitiga dua tingkat memanjang, sementara lantai terbuat dari beton, dibuat beberapa undakan besar dilantai yang berfungsi sebagai tempat pedagang menggelar

14 Wawancara dengan Drs. Nasrial Datuak Asa Cabiah (ketua KAN Lubuk Basung 2010-2015) di Lubuk Basung, tanggal 28 Desember 2014

15Wawancara dengan Mustafa hasan datuak sindo magkuto(ketua KAN Geragahan), di nagari Geragahan, tanggal 29 Desember 2014.

16Wawancara dengan Syamsuar Udin Datuak Batu Basa(ketua KAN Lubuk Basung 2010-2015) di Lubuk Basung, tanggal 28 Desember 2014.

(7)

4

dagangannya. Kemudian los-los dihuni oleh pedagang yang seragam dan diberi nama sesuai dengan kelompok pedagang yang berjualan di dalamnya seperti los bareh tempat para penjual beras berdagang, los daging tempat para penjual daging sapi dan daging kambing. Los kain tempat para penjual kain-kain meteran. Los tembakau tempat para penjual tembakau. Los kumangao tempat para penjual barang-barang kelontong. Los ikan tempat para penjual ikan dan los bunta tempat pertemuan tokoh-tokoh adat nagari Lubuk Basung dan tokoh-tokoh adat nagari geragahan.

Hari pasar atau hari balai berlangsung setiap hari rabu dan sabtu. Keadaan lokasi pasar Lubuk Basung pada awalnya berdiri hanya berupa tanah lapang. Pedagang pada masa itu mendirikan tenda-tenda sederhana atau menggelar lapak-lapak di atas tanah pasar sebagai tempat berjualan. Setelah lokasi pasar dipindahkan ke tepi jalan raya yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda, dilokasi ini dibangun los-los dalam pasar. Selain pembangunan los-los tempat berdagang di dalam juga dibangun saluran air dan tempat pemberhentian alat-alat tranportasi seperti kereta kuda, bendi/delman, pedati, dan gerobak angkut barang dibagian timur pasar. Batas tanah pasar dipagari dan dibuat pintu masuk di ujung sebelah selatan pasar. Pembangunan ini guna meningkatkan kualitas pasar.17

PasarusangLubukBasungadalaahsalahsa

tupasar yang terletak di

JorongPasarUsangLubukBasungKenagarianLubu kBasungKecamatanLubukBasungKabupatenAga m.PasarinisudahadasejakzamankolonialBelanda.

Pasarinisejarahpanjangdanmenjadisebuahlokasip entingbagimasyarakatNagariLubukBasungdanse kitarnya.Lokasipasariniterletakpadaposisi yang strategisyaitu di pertigaanjalan yang menghubungkandaerahTiku, Maninjau, Pariaman,

sehinggamembuatpasarinisangatramaidikunjungi haribalai,

tidakhanyapedagangdanpembelilokalsajatetapiju gadikunjungiolehpedagangTiku,

ManinjaudanPariaman.

DengandemikianpasarusangLubukBasungsejakd ahulumenjadilokasipentingterhadapperkembanga nekonomimasyarakatNagariLubukBasung.

Pedagang-pedagang yang berjualan di pasar usang Lubuk Basung umumnya adalah pedagang lokal, yang berasal dari nagari Lubuk Basung dan Nagari Geragahan dan sebagian lagi pedagang yang berasal dari daerah lain seperti

17Wawancara dengan Drs. Nasrial Datuak sa Cabiah ( ketua KAN Lubuk Basung 2010-2015) di Lubuk Basung, tanggal 28 Desember 2014.

Maninjau, Tiku, Pariaman, Matur, hingga Bukittinggi yang memiliki karakteristik tersendiri dalam berjualan. Pedagang dari Tiku umunya adalah pedagang ikan laut, karena daerah mereka memang dekat dengan laut.

Pedagang dari Maninjau lebih bervariasi, ada pedagang beras (beras Maninjau), pedagang ikan tawar, pedagang buah, dan pedagang rinuak.

Pedagang dari Pariaman umumnya adalah pedagang kain dan mereka telah berdagang kain secara turun temurun. Sedangkan pedagang dari Matur dan Bukittinggi umumnya adalah pedagang sayuran.

Padatahun 1989

pemerintahmenunjukpihakswastauntukmengelola pasarusangLubukBasung.Pihakswasta yang ditunjukmenjadimitrapemerintahanKabupatenAg amdalampembangunan terminal di atastanahbekaspasarusangLubukBasunginiadalah PT. SitingkaiSakti group.Penunjukan PT.

Sitingkaisakti group

sebagaimitrakerjasamapemerintahanKabupatenA gamadalahkarenarencanapembangunan yang diusulkanoleh PT. Sitingkaisakti group cocokdenganrencanapembangunan yang akandilaksanakanolehpemerintahKabupatenAga m.

Makakerjasamainidirealialisasikandalambentukp erjanjian yang berisikesepakatanbahwa PT

sitingkaisakti group

memilikiwewenanguntukmembangundanmengel olalokasipasardalambentukhakgunabangunan (HGB) selama 20 tahun (1989-2009).

PT. Sitingkai sakti group diberikan wewenang oleh pemerintah Kabupaten Agam untuk merubah tanah pasar usang Lubuk Basung menjadi terminal dan membangun fasilitas terminal seperti tempat berjualan, tempat tinggal, penunjang terminal pada bekas pasar usang Lubuk Basung. Terminal diberi nama terminal antokan dan diharapkan dapat berfungsi sebagai berikut: pertama, dapat menampung penumpang dari Lubuk Basung ke daerah-daerah lain ( khususnya Maninjau, Tiku dan Bukittinggi).

Kedua, mengatur tertibnya kendaraan angkutan barang, angkutan kota, angkutan antar kota dan angkutan pedesaan. Ketiga, mengaturnya tertibnya naik turun penumpang kedatangan dan keberangkatan. Keempat, mempercepat akses ekonomi rakyat. Kelima, meningkatkan PAD(

pendapatan asli daerah).18 Maka sejak tahun 1989 dimulai pembangunan sarana dan prasarana terminal oleh PT. Sitingkai sakti group.

Setelah perjajian ditanda tangani, maka ditetapkan masing-masing pihak sebagai berikut:

18 Dokumen dinas Koperindag Kabupaten Agam tentang kajian pengembangan terminal antokan (bertanggal 27 Desember 2014)

(8)

5

pertama, pihak II mendapatkan hak atas sarana perbelanjaan yang dibangun dan diberi hak untuk menjual, memindah namakan bangunan terminal serta fasilitas bangunan dan sarana tempat berjualan kepada pihak II dengan ketetapan harga jual seperti disebut di atas, dalam waktu dua belas bulan. Apabila bangunan terminal serta fasilitas terminal dan sarana tempat berjualan tidak terjual dalam waktu tersebut, maka pihak kedua dapat menambah harga penjualan dengan wajar. Kedua, pihak II mempunyai kewajiban menyerahkan kepada pihak I berupa I toko bertingkat dan 1 toko tidak bertingkat untuk diserahkan oleh pihak 1 kepada pihak Kerapatan Adat Nagari (KAN) yang bersangkutan dan sebuah tower terminal serta pelataran parkir kepada pemerintahan daerah tingkat II Agam dan akan dioperasikan sebagai sarana penunjang ibukota Kabupaten Agam. Ketiga, pihak II diberi hak pengelolaan loket serta kantin selama 20 tahun untuk disewakan kepada pihak III.19 Selain itu pihak I memberikan HGB selama 20 tahun kepada pihak III dan apabila sampai masa 20 tahun itu habis, pihak III dapat memohon perpanjangan sewa sesuai dengan peraturan yang berlaku pada saat itu.20

Pada tahun 1989 mulailah PT. Sitingkai Sakti Group mengelola pasar usang Lubuk Basung, banyak hal yang berubah dalam struktur bangunan pasar usang Lubuk Basung. Sesuai dengan isi perjajian dangan pemerintah PT.

Sitingaki Sakti Group membangun terminal angkutan umum. Terminal ini berfungsi untuk tempat berhentinya angkutan umum dari berbagai daerah yang akan pergi ke pasar usang Lubuk Basung. Selain terminal pada pasar usang Lubuk Basung juga dibangun ruko-ruko bertingkat dan ruko biasa (toko), ruko bertingkat dibangun di dekat jalan raya, hal ini dilakukan agar pasar terlihat megah dari luar. Pada bagian dalam pasar toko-toko pun di bangun sehingga pedagang tidak kesulitan dalam menjual barang dagangan mereka karena barang yang mereka dagangkan bisa disimpan dan ditinggalkan dalam toko tersebut.

Kesimpulan

Pada tahun 1989 mulailah PT. Sitingkai Sakti Group mengelola pasar usang Lubuk Basung, banyak hal yang berubah dalam struktur bangunan pasar usang Lubuk Basung. Sesuai dengan isi perjajian dangan pemerintah PT.

Sitingaki Sakti Group membangun terminal angkutan umum. Terminal ini berfungsi untuk tempat berhentinya angkutan umum dari berbagai daerah yang akan pergi ke pasar usang Lubuk Basung. Selain terminal pada pasar usang Lubuk Basung juga dibangun ruko-ruko

19Ibid,. Pasal VIII

20Ibid,.pasal IX

bertingkat dan ruko biasa (toko), ruko bertingkat dibangun di dekat jalan raya, hal ini dilakukan agar pasar terlihat megah dari luar. Pada bagian dalam pasar toko-toko pun di bangun sehingga pedagang tidak kesulitan dalam menjual barang dagangan mereka karena barang yang mereka dagangkan bisa disimpan dan ditinggalkan dalam toko tersebut.

Saran

Denganadanyapenelitianinidiharapkanp arapedagang di pasar usang Lubuk Basunglebihmeningkatkanlagiusahameraka.Selai n itu diharapkan masyarakat pasar usang Lubuk Basung diharapkan bisa menjaga kebersihan pasar usang Lubuk basung sehingga pasar akan tampak lebih indah, kepada pemerintah Kabupaten Agam diharapkan untuk kembali mengelola dengan baik pasar usang Lubuk Basung agar keadaan pasar bisa lebih teratur.

Selain itu pemerintah juga perlu mengaktifkan terminal pasar usang Lubuk Basung, hal ini bisa membuat tingkat kemacetan di waktu hari pasar berkurang.

DAFTAR PUSTAKA A. Arsip

ArsipKerapatanAdatNagari (KAN) LubukBasung

BPS KecamatanDalamAngkaTahun 1989 BPS KecamatanDalamAngkaTahun 2001 BPS KecamatanDalamAngkaTahun 2006 BPS KecamatanDalamAngkaTahun 2009 BPS KecamatanDalamAngkaTahun 2010

Dokumententang status

tanahbekaspasarsarikatdanpengelolaantok o/terminal antokanLubukBasung.

B. Buku

Dobbin ,Christine. 2008. GejolakEkonomi,

Kebangkitan Islam

danGerakanPadriMinangkabau 1784- 1847. Depok: KomunitasBambu.

Gerardo P.Sicat, danH.W.Amd. 1991.

IlmuEkonomiuntukKonteksIndonesia.Jaka rta: LP3ES.

Greetz Clifford. 1992. Penjajadan Raja. Jakarta:

YayasanObor Indonesia.

GregorgiMankiw. 2003. PengantarEkonomi 1.

Jakarta: Erlangga.

HelliusSyamsuddin. 2007. MetodelogiSejarah.

Yogyakarta: Ombak.

Kuntowijoyo. 1995. PengantarIlmuSejarah.

Yogyakarta: YayasanBentengBudoyo.

Koenjaraningrat. 1970. ManusiadanKebudayaan Indonesia. Jakarta: Riambatan.

(9)

6

Moleong.MetodePenelitianKualitatif. Bandung:

PT RemajaRosdakarya.

SartonoKartodirjo. 1930.

PendekatanIlmuSosialdalamMetodologiS ejarah. Jakarta: Gramedia.

SoejonoSoekanto. 1990.

SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: Raja GrafindoPersada.

C. Skripsi

Petri soliasa, Sejarah Perkembangan Pasar Surian Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok 1983- 2007. Skripsi. STKIP PGRI Sumbar. 2009.

Ratna Sari,Pasar Nagari Sungai Rumbai 1982-2011. Skripsi. SKTIP PGRI Sumbar. 2012.

Suhardi, Perkembangan Pasar Abai Di Kabupaten Solok 2001-2011.

Skripsi. STKIP PGRI Sumbar.

2009.

Yenti Nurmaili, Sejarah Perkembanagan Pasar Bukittinggi 1958-1998.

Skripsi. Unand.1990.

Referensi

Dokumen terkait

1, MARET 2023 Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada anak yang ada di panti asuhan putra muhammadiyah lubuk basung, bahwasannya mereka sudah benar merasa nyaman tinggal di panti

Timbulnya pelaksanaan sistem bagi hasil di jorong Surabayo kanagarian Lubuk Basung bagi pemilik lahan yaitu di karenakan petani memiliki lahan yang cukup luas kemudian tidak sanggup