BAB II
PERLINDUNGAN HUKUM PEMEGANG HAK CIPTA
SINEMATOGRAFI YANG HAK-HAKNYA DILANGGAR MELALUI APLIKASI TELEGRAM
A. Penggunaan Aplikasi Telegram sebagai Media Untuk Saluran Film Gratis
Pada beberapa tahun terakhir penggunaan media sosial atau aplikasi sangat marak digunakan oleh masyarakat luas, setiap orang memiliki media sosial mereka masing-masing, mereka menggunakan media sosial atau aplikasi sebagai alat berkomunikasi maupun untuk menghibur mereka dengan penggunaan berbagai fitur yang ada, mereka dapat mengakses media sosial atau aplikasi dengan menggunakan handphone yang dilengkapi dengan internet.
Aplikasi atau Media sosial sendiri adalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.1
Aplikasi atau media sosial mempunyai fitur-fitur yang dapat menghibur penggunanya dengan berbagai macam keunggulan yang ada,
1 http://www.unpas.ac.id/apa-itu-sosial-media/, Universitas Pasundan Bandung., Diakses pada hari selasa, 23 februari 2021 pada pukul 07.00 WIT
pengguna dapat berkomunikasi dengan sesama mereka yang jauh, dapat mengunggah keseharian mereka melalui foto dan video, dan juga dapat mengakses film serta musik yang mereka suka, salah satu aplikasi atau media sosial yang memiliki banyak keunggulan adalah Telegram.
Telegram adalah sebuah aplikasi layanan pengirim pesan instan multiplatform berbasis awan yang bersifat gratis dan nirlaba. Klien Telegram tersedia untuk perangkat telepon seluler (Android, iOS, Windows Phone, Ubuntu Touch) dan sistem perangkat komputer (Windows, OS X, Linux). Para pengguna dapat mengirim pesan dan bertukar foto, video, stiker, audio, dan tipe berkas lainnya. Telegram juga menyediakan pengiriman pesan enkripsi end-to-end optional. Telegram dikembangkan oleh Telegram Messenger LLP dan didukung oleh wirausahawan Rusia Pavel Durov.2
Telegram memilki berbagai keunggulan dari aplikasi sejenisnya antara lain :
1. Telegram adalah aplikasi gratis dan akan terus gratis (tidak akan pernah ada iklan atau biaya untuk selamanya).
2. Telegram mengirim pesan lebih cepat karna berbasis cloud.
3. Telegram lebih ringan ketika dijalankan, ukuran aplikasi lebih kecil Telegram versi v3.31 untuk android yang dikeluarkan pada 25 November 2015 memiliki ukuran 16.00MB (16,775,108 bytes).
2 https://telegram.org/apps, diakses pada hari selasa 23 februari 2021 pukul 06.44 WIT
4. Telegram dapat diakses dari berbagai perangkat secara bersamaan diantaranya : smartphone, tablet, komputer, laptop dan lain-lain secara bersamaan.
5. Telegram mengijinkan kita berbagi foto,video,file (doc,zip,mp3) dengan ukuran maksimum 1,5 GB perfile.3
Aplikasi Telegram memiliki Fitur-fitur yang lebih banyak dari aplikasi sejenisnya antara lain :
1. Custom Tema Sendiri
Salah satu yang menarik dari Telegram adalah pengguna dapat melakukan custom tema chat secara bebas. Perubahan tema tersebut hanya mendukung perubahan warna gradien dan pola warna saja. Pengguna dapat merubah warna seperti background chat, my message hingga main color.
Supaya dapat membuat tema tersebut, pengguna bisa melakukannya pada Telegram dengan cara membuka menu Setting dan kemudian pilih Chat Setting. Setelah itu, klik tiga titik vertikal di bagian atas, kemudian pilih Create new Theme. Hasil yang sudah selesai secara otomatis akan tersimpan. Setelah selesai mengedit tema, pengguna juga bisa membagikan hasil editan tersebut kepada orang lain. Menariknya, pengguna lain yang dikirimkan hasil edit tema tersebut juga bisa mengaplikasikannya pada aplikasi Telegram pribadi. Kebebasan dalam menentukan warna ini jarang ditemukan di aplikasi chat lainnya.
3 Fifit Fitriansyah dan Aryadillah, Penggunaan Telegram Sebagai Media Komunikasi Dalam Pembelajaran Online, journal BSI, 2020, hal.3.
2. Kemudahan Pindah Mode Malam dan Terang
Kini pengguna diberikan kemudahan dalam berganti mode terang dan gelap secara praktis dan mudah. Pengguna sudah tidak perlu lagi melakukan pergantian di menu setting. Pada versi terbaru ini kemudahan berpindah mode tersebut dapat ditemukan pada pojok kanan atas menu navigasi.
3. Kemudahan Berbagi Lokasi
Telegram juga mempunyai fitur share location. Fitur terbaru telegram ini memudahkan pengguna dalam memilih lokasi yang akan dibagikan. Disini ada tiga opsi utama, yaitu berbagi lokasi saat ini secara real time, lokasi terdekat ataupun pemilihan lokasi manual. Masing- masing tentunya memiliki kepraktisan sendiri. Share real time location artinya pengguna membagikan lokasi secara real time dan dapat bergerak ketika pengguna tersebut berpindah lokasi. Di sini pengguna juga dapat mengatur durasinya, yaitu 15 menit, 1 jam. Berbeda lagi dengan pemilihan lokasi terdekat yang memungkinkan bagi pengguna yang belum paham daerah tersebut.
4. Fitur Peta Gelap
Biasanya ketika ingin share location di aplikasi, peta akan berubah warnanya menjadi terang. Namun, hal berbeda justru ditawarkan oleh Telegram. Pada mode malam, mode petanya juga berubah menjadi gelap.
Apabila mode berganti cerah, maka mode petanya akan mengikuti juga.
5. Dapat Memilih Kualitas Pengiriman Video
Pengguna dapat memilih ataupun mengatur kualitas video sebelum dikirimkan ke pengguna lainnya. Perlu dicatat bahwa fitur ini hanya dapat dijalankan ketika pengguna tersebut mengirimkan video secara langsung menggunakan aplikasi Telegram. Jadi jika pengguna mengirimkan video dari berkas yang sudah ada sebelumnya, maka kualitas videonya tidak dapat diubah. Fitur terbaru Telegram ini menjadi salah satu fitur yang belum ditemukan di aplikasi chat lainnya.
6. Kecepatan dan Keamanan
Teknologi yang digunakan Telegram berbasis Cloud yang menawarkan kemudahan pengguna menjalankan Telegram dari berbagai platform. Adanya teknologi ini, menjadikan pengguna tidak perlu khawatir ruang penyimpanan perangkatnya penuh. Telegram bekerjasama dengan fitur cache management menjadikan Telegram dapat bekerja pada hardisk yang sangat kecil. Selain itu, untuk keamanan Telegram mengandalkan teknologi Enkripsi MTProto yang dikembangkan oleh Telegram sendiri.
Pesan yang dikirim antar pengguna diklaim tidak dapat disadap pihak manapun sehingga privasi pengguna lebih terjaga.
7. Grup Telegram
Layaknya aplikasi Instant Messaging lainnya, di Telegram juga tersedia fitur grup untuk yang menginginkan komunikasi secara bersama- sama dalam satu grup chat. Keunggulannya, pada grup Telegram
menawarkan jumlah anggota yang bisa diajak bergabung hingga mencapai 200 ribu orang, lebih banyak dibandingkan aplikasi chat lainnya.
8. BOT Telegram
Fitur menarik lainnya yaitu adanya BOT (merupakan singkatan dari Robot), yang dapat membantu pengguna untuk melakukan berbagai hal dalam aplikasi Telegram. Misalnya bermain game, translate bahasa, mendownload video, dan berjualan pulsa. Fitur BOT ini berupa akun atau aplikasi yang bisa dibuat oleh siapa saja yang paham mengenai programing, fungsinya untuk mempermudah pengguna Telegram.
9. Penjadwalan Pengiriman Pesan Terbaru
Fitur terbaru ini ditawarkan oleh Telegram dimana pengguna dapat melakukan penjadwalan pengiriman pesan. Penjadwalan pengiriman pesan tersebut di setting ketika penerima online kembali. Kondisi ini memungkinkan pengguna untuk menarik atau mengedit pesan tersebut sebelum terkirim. Contohnya di sini adalah pengguna A akan mengirimkan pesan tersebut dengan mengatur waktu pengiriman pukul 15:00 WIB ketika pengguna B online. Perlu diketahui bahwa sistem ini dapat berjalan ketika pengguna A mengetahui kapan pengguna B online. Jika waktunya tidak tepat, maka pesan tidak akan terkirim.
10. Fitur Slow Mode
Salah satu gebrakan baru yang ditawarkan oleh Telegram adalah fitur slow mode yang belum ditemukan pada kompetitornya. Aplikasi ini memungkinkan untuk membatasi waktu pengguna lain dalam membalas
chat grup. Beberapa opsi durasi pada slow mode ini diantaranya adalah 10 detik, 30 detik, 15 menit, bahkan hingga 1 jam. Dengan demikian, percakapan pada grup tersebut tidak didominasi orang itu saja, melainkan bisa keseluruhan. Adanya fitur ini juga dapat meminimalisir hal seperti spamming grup dan sejenisnya. Grup tentunya akan menjadi lebih efektif ketika digunakan.4
Berdasarkan fitur-fitur dan keunggulan tersebut, banyak sekali pengguna sosal media telegram yang dapat mengakses dengan mudah bahkan membuat konten yang menarik pada saluran, namun konten menarik tersebut, tidak memperhatikan hak-hak yang bisa saja dilanggar, misalnya pelanggaran hak cipta.
Sebagai contoh, ada berbagai grup atau saluran pada aplikasi telegram, saluran tersebut mengunggah film gratis, film yang diunggah tersebut banyak dicuri dari aplikasi netflix, netflix sendiri merupakan aplikasi penyedia film secara berbayar, Netflix bermitra dengan penyedia konten dalam hal ini si pemegang hak cipta maupun pencipta untuk memberi lisensi hak streaming berbagai acara TV dan film. Netflix memproduksi secara internal atau memperoleh hak eksklusif untuk menyediakan streaming konten seperti Orange is the New Black, Stranger Things, BoJack Horseman, Unbreakable Kimmy Schmidt, dan masih banyak lagi, produksi ini disebut Netflix Original.5
4 https://www.pressburner.com/apa-itu-telegram/ diakses pada hari selasa 23 februari 2021 pada pukul 07.30 WIT
5 https://help.netflix.com/id/node/4976, diakses pada hari selasa 9 Maret 2021 pada pukul 17.56 WIT
Dari film yang diunggah tersebut, saluran film gratis mendapatkan banyak pelanggan atau member pada grup dibuat, pelanggan atau member tersebut bergabung pada grup dikarenakan berbagai tawaran film gratis yang dapat mereka nonton dan unduh secara gratis dan bebas, film yang dibagikan pada grup telegram tersebut adalah film-film yang baru saja atau sudah lama tayang pada bioskop, film-film yang disebarkan tersebut, tentu saja belum mendapatkan izin penggandaan dan penyebaran dari pemegang hak cipta film itu sendiri.
Dari banyaknya pelanggan atau member yang didapat melalui grup yang berisikan film gratis tersebut, mendatangkan penawaran iklan dari berbagai pihak, sehingga oknum yang membuat grup film gratis tersebut mendapat keuntungan ekonomi, dengan cara PPC (Pay Per Click), yang artinya ketika ada iklan yang muncul pada chat grup telegram tersebut, oknum penyebar film pada grup atau saluran, yang menayangkan iklan akan mendapat keuntungan ekonomi, hanya dengan persekali klik dari pelanggan atau member grup tersebut.
Pemilik Grup/ saluran Film gratis Mengunggah film
Memiliki followers / pelanggan yang banyak dan penonton yang banyak di setiap video
Pemilik produk atau sponsor menghubungi pemilik saluran
Pemilik saluran mengupload foto/gambar/ video produk sesuai kesepakatan pemilik sponsor atau online shop.
Skema/tabel mengunggah film hingga endorse
Pendapatan hak ekonomi pada saluran dalam aplikasi Telegram dimulai dengan pembuatan grup atau saluran film gratis pada aplikasi Telegram, kemudian pemilik saluran tersebut mengunggah film, dari film tersebut pemilik saluran mendapatkan banyak pelanggan, sehingga mendatangkan sponsor yang mau mengiklankan produknya, berdasarkan kesepakatan yang disepakati oleh sponsor dan pemilik saluran, maka pemilik saluran mengunggah produk yang ingin diiklankan sponsor.
B. Bentuk pelanggaran Hak Cipta Melalui Aplikasi Telegram
Dalam KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) Pelanggaran dapat didefinisikan sebagai perbuatan (perkara) melanggar, tindak pidana yang lebih ringan daripada kejahatan. Pelanggaran hak cipta merupakan pemakaian karya berhak cipta yang melanggar hak eksklusif pemegang hak cipta, semacam hak buat mereproduksi, mendistribusikan, menunjukkan ataupun memamerkan karya berhak cipta, ataupun membuat karya turunan, tanpa izin dari pemegang hak cipta, yang umumnya penerbit ataupun usaha lain yang mewakili ataupun ditugaskan oleh pencipta karya tersebut.
Selanjutnya, tindakan tersebut sering dipakai untuk memperoleh keuntungan ekonomi, suatu tindakan dapat dikategorikan sebagai hak cipta apabila sudah melanggar hak eksklusif pemegang hak cipta cipta, hak eksklusif di atur dalam pasal 4 UUHC, dimana hak eksklusif sendiri terdiri atas hak moral dan ekonomi.
Pasal 1 angka 1 UUHC mendefinisikan hak cipta Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Artinya, hak cipta tidak timbul dari suatu ide dan konsep yang belum diwujudkan secara nyata, melainkan harus diwujudkan secara nyata.
Pelanggaran hak cipta yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah hak cipta sinematografi, yang disebarkan dan belum mendapat izin pemagang hak cipta.
karya sinematografi adalah ciptaan yang berupa gambar bergerak (moving images)antara lain film dokumenter, film iklan, reportase atau film cerita yang dibuat dengan skenario, dan film kartun. Pengertian tersebut tertuang dalam penjelasan pasal 40 huruf m UUHC, dan menandakan bahwa sinematografi dalam ligkup undang-undang hak cipta telah dipersempit dan lebih spesifik, pada pelanggaran hak cipta sinematografi berupa film.
Dalam pasal 8 UUHC, menjelaskan bahwa hak konomi merupakan hak eksklusif pencipta atau pemegang hak cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan, hak ekonomi melekat pada karya sinematografi, karena karya sinematografi merupakan suatu karya yang dapat dinikmati oleh masyarakat sehingga memiliki nilai ekonomi, selain itu sinematografi termasuk dalam jenis-jenis ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta.
Hak cipta sinemematografi merupakan karya yang tidak terlepas dari dunia hiburan, pemegang hak cipta dalam hal ini adalah pihak yang membuat
film pembuat film ataupun rumah produksi, berdasarkan perjanjian. Dituntut untuk membuat karya yang menarik, dengan pengorbanan waktu, pikiran, tenaga, dan biaya, dari pencipta yang sangat besar, maka dari itu diperlukan perlindungan untuk memastikan bahwa segala usaha yang dilakukan dapat terbayar kembali, melalui keuntungan ekonomi dalam pendistribusian film.
Dalam hak cipta hak ekonomi berfungsi sebagai suatu hak yang dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada pencipta atau pemegang hak cipta terhadap karya yang dibuat, terdapat banyak pelanggaran dalam hak ekonomi karena keuntungan yang menjanjikan. Ketentuan mengenai hak ekonomi diatur dalam UUHC pasal 9 terlebih ayat (1), (2), dan (3) yang berbunyi :
(1) Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk melakukan:
a. penerbitan Ciptaan;
b. Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya;
c. penerjemahan Ciptaan;
d. pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan;
e. Pendistribusian Ciptaan atau salinannya;
f. pertunjukan Ciptaan;
g. Pengumuman Ciptaan;
h. Komunikasi Ciptaan; dan i. penyewaan Ciptaan.
(2) setiap orang yang melaksanakan hak ekonomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapat izin pencipta atau pemegang hak cipta.
(3) setiap orang yang tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta dilarang melakukan penggandaan dan/atau penggunaan secara komersial ciptaan.
Berdasarkan pasal 9 ayat (2) dan (3) UUHC, sudah jelas bahwa penggandaan dan penggunaan pada dasarnya haruslah mendapatkan izin dari pencipta atau pemegang hak cipta.
Apabila unsur-unsur yang terdapat dalam pasal 9 UUHC dijabarkan yaitu sebagai berikut :
1. Subjek
Subjek yang dimaksud pada pasal 9 UUHC adalah setiap orang, artinya siapa saja yang melanggar pasal tersebut, dapat dikatakan sebagai subjek.
2. Perbuatan
Pasal 9 UUHC menjelaskan bahwa setiap orang dilarang untuk melakukan, penerbitan ciptaan, penggandaan ciptaan dalam segala bentuknya, penerjemahan ciptaan, pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian ciptaan, pendistribusian ciptaan atau salinannya, pertunjukan ciptaan, pengumuman ciptaan, komunikasi ciptaan, dan penyewaan ciptaan.
3. Melawan hukum
Tindakan melawan hukum yang dijabarkan dalam pasal 9 adalah melaksanakan hak ekonomi, tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta, melakukan penggandaan dan/atau penggunaan secara komersial ciptaan.
Penyebaran hak cipta sinematografi memenuhi unsur-unsur dalam pasal 9 ayat (2) dan (3) UUHC, dapat dikatakan demikian karena subjek melakukan pelanggaran hak cipta dalam hal ini melaksanakan hak ekonomi, sehingga terdapat pihak yang dirugikan, hal tersebut sesuai dengan unsur yang terdapat dalam pasal 9 ayat (2) dan(3) UUHC. Disebutkan “setiap orang”, yang mengandung arti bahwa tidak ada pengecualian dalam pasal ini sehingga dapat dimaksudkan untuk siapa saja asalkan pihak tersebut yang melakukan pelanggaran hak cipta.
Perbuatan yang dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) UUHC merupakan perbuatan yang sifatnya opsional, yang dimaksudkan dengan opsional adalah apabila salah satu perbuatan yang dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) terpenuhi maka unsur tersebut sudah terpenuhi. Dalam pasal 9 ayat (1) UUHC perbuatan opsional yang dimaksud terdiri dari penerbitan Ciptaan, Penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya, penerjemahan Ciptaan, pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan, Pendistribusian Ciptaan atau salinannya, pertunjukan Ciptaan, Pengumuman Ciptaan, Komunikasi Ciptaan, dan penyewaan Ciptaan.
Pada kasus pelanggaran hak cipta sinematografi perbuatan yang termasuk unsur tersebut adalah melakukan penggandaan dan/atau penggunaan
secara komersial ciptaan, yang juga sesuai dengan pasal 9 ayat (3), dikarenakan penyebaran karya sinematografi dilakukan untuk mendapatkan keuntungan.
Unsur yang terakhir adalah unsur yang menunjukkan adanya perbuatan melawan hukum yaitu tanpa adanya persetujuan dari pencipta atau pemegang hak cipta. Dalam kasus pelanggaran hak cipta sinematografi, pihak yang melakukan penyebaran karya sinematografi, belum mendapatkan izin dari pencipta atau pemegang hak cipta sehingga karya yang disebarkan tanpa izin sang pencipta maupun pemegang hak cipta, dan memenuhi unsur dalam pasal 9 ayat (2) dan (3) UUHC, dan menandakan bahwa semua unsur yang terdapat di dalamnya telah terpenuhi.
C. Perlindungan Hukum Pemegang Hak Cipta, Terhadap Pelanggaran Melalui Aplikasi Telegram
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan perlindungan berasal dari kata lindung yang mempunyai makna mengayomi, menghindari, mempertahankan, dan membentengi. Sebaliknya perlindungan berarti konservasi, pemeliharaan, penjagaan, asilun, serta bunker. Secara universal, perlindungan berarti mengayomi sesuatu dari hal- hal yang beresiko, sesuatu itu dapat saja berbentuk kepentingan maupun barang atau benda. Tidak hanya itu perlindungan pula memiliki makna pengayoman yang diberikan oleh seorang terhadap orang yang lebih lemah. Dengan demikian, perlindungan hukum bisa dimaksud Perlidungan oleh hukum ataupun perlindungan dengan memakai pranata serta sarana hukum.
Pengertian perlindungan hukum adalah Segala daya upaya yang di lakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesehjahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada sebagaimana di atur dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.6
Pada hak cipta dikenal adanya asas deklaratif yang berarti perlindungan hak cipta ada ketika ciptaan telah diwujudkan dalam bentuk nyata , tanpa harus mendaftarkannya terlebih dahulu, pasal 9 ayat 2 TRIP’s mengakui ciptaan yang layak mendapat perlindungan hukum manakala Ciptaan tersebut merupakan ekspresi atau perwujudan ide . Ekspresi atau perwujudan ide dalam sebuah karya cipta yang dimaksud adalah bahwa sebuah hasil karya tidak bisa diberikan hak eksklusif apabila hanya berupa ide saja, namun harus dalam bentuk nyata dan berwujud, dalam beberapa literatur asing disebut fixation.7 Dalam hal ini pencipta mempunyai hak terhadap perlindungan ciptaanya.
Perlindungan hak cipta dalam hal ini karya sinematografi bermanfaat untuk melindungi hak-hak yang dimiliki pencipta maupun pemegang hak cipta, agar karya mereka tidak digunakan orang yang tidak mempunyai hak, untuk dipergunakan secara luas maupun untuk mendapatkan hasil dari karya tersebut.
Menurut Philipus M. Hadjon perlindungan hukum adalah sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal
6 http://tesishukum.com/pengertian-perlindungan-hukum/ di akses pada tanggal 05 Maret 2021 pukul 08.46 WIT
7 Khoirul Hidayah, Hukum HKI Hak Kekayaan Intelektual, Setara Press, malang, 2017, Hal.32
dari hal lainnya. Bentuk perlindungan hukum hukum bagi rakyat meliputi dua hal, yakni perlindungan hukum preventif dan perlindungan hukum represif.
Perlindungan hukum preventif, adalah bentuk perlindungan hukum dimana kepada rakyat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif, sedangkan Perlindungan hukum represif, adalah bentuk perlindungan hukum dimana lebih ditujukan dalam penyelesaian sengketa.8
Pentingnya Perlindungan preventif untuk mencegah adanya sengketa antara masyarakat dan pemerintah dalam mengambil suatu keputusan. Dalam hal ini perlindungan preventif yang dilakukan pemerintah untuk melindungi pencipta atau pemegang hak cipta karya sinematografi, adalah dengan dibuatnya UUHC. Didalam UUHC terdapat berbagai macam ketentuan yang dibuat guna untuk mencegah adanya pelanggaran serta melindungi pencipta dan pemegang hak cipta karya sinematografi. Konsep UUHC memberikan pemahaman bahwa hak cipta merupakan hak eksklusif yang terdiri dari hak moral dan hak ekonomi, hak-hak inilah yang patut diberikan pelindungan, karena hak tersebut merupakan hak pencipta dan pemegang hak cipta, melakukan Pencatatan terkait Hak Cipta yang dimiliki oleh Pencipta, juga merupakan salah satu perlindungan dalam UUHC.
Pemerintah juga melakukan upaya preventif, dengan menerbikan, Undang-undang Nomor 11 tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi
8 Philipus M.Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Binia Ilmu, Surabaya, 1987, Hal. 39
Elektronik. UU ITE mengatur lebih lanjut mengenai perlindungan Hak Cipta yang ada dalam Sistem Informasi. karya yang diolah atau dimasukkan ke dalam komputer atau perangkat sejenis disebut sebagai Dokumen Elektronik. Dalam pasal 25 telah jelas dikatakan Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang disusun menjadi karya intelektual, situs internet, dan karya intelektual yang ada di dalamnya dilindungan sebagai Hak Kekayaan Intelektual berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.9
Adapun Peraturan Bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 14 Tahun 2015 dan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 26 tahun 2015 tentang Pelaksanaan Penutupan Konten dan/atau Hak Terkait dalam Sistem Elektronik, memberikan perlindungan dengan upaya preventif terkait hak cipta dalam beberapa pasal didalamnya, yaitu :
Pasal 10 ayat (1), yang berbunyi: “Berdasarkan hasil verifikasi laporan ditemukan cukup bukti dan dianggap memenuhi unsur pelanggaran Hak Cipta dan/ atau Hak Terkait, tim verifikasi membuat rekomendasi yang berupa penutupan sebagian atau seluruh konten yang melanggar Hak Cipta dan/ atau Hak Terkait dalam sistem elektronik atau menjadikan layanan sistem elektronik tidak dapat diakses”.
Pasal 12 berbunyi, “Rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 disampaikan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual atas nama menteri
9 Daniel Andre Stefano, perlindungan Hukum pemegang hak cipta film terhadap pelanggaran hak cipta yang dilakukan situs penyedia layanan film streaming gratis di internet,diponoegoro law journal, semarang, 2016, hal. 5.
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dalam jangka waktu paling lama 1x24 jam (satu kali dua puluh empat jam) terhitung sejak tanggal rekomendasi ditandatangani kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika melalui Jenderal Aplikasi Informatika”.
Pasal 13 ayat (1) berbunyi: “Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika melakukan penutupan situs internet atau pemblokiran atau Penutupan Konten dan/atau Hak Akses pengguna yang melanggar Hak Cipta dan/atau Hak Terkait untuk sebagian atau seluruh konten berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12”.
Pasal 15 menyebutkan bahwa: “Penutupan konten dan/atau hak akses pengguna yang melanggar hak cipta dan/atau hak terkait diumumkan dalam laman resmi kementrian yang menyelenggarakan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika melalui Jenderal Aplikasi Informatika”.
Berdasarkan penjelasan pasal diatas dapat dijabarkan bahwa jika terdapat sebuah saluran atau konten yang terbukti merujuk terhadap penggunaan hak karya cipta orang lain beserta dengan hak lain yang terkait dengan aplikasi telegram, secara otomatis kebijakan pemerintah lewat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia melelui direktorat jenderal HKI dan kementerian komunikasi dan informasi melalui jenderal Aplikasi Informatika, akan memberikan sanksi melalui langkah penutupan saluran berupa pemblokiran
terhadap saluran tersebut. Selain pemerintah yang memberikan ketegasan terhadap saluran yang menggunakan hak karya orang lain, pihak telegram sebagai aplikasi pun memiliki peran lewat kebijakan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Sehingga tanpa disadari tujuan dari kedua komponen tersebut guna meminimalisir terjadinya pelanggaran hak cipta sekaligus memberikan efek jera terhadap pihak yang melanggar supaya lebih berhati-hati dalam menyebarkan konten melalui saluran aplikasi telegram.
Perlindungan hukum represif merupakan perlindungan akhir berupa sanksi seperti denda, penjara, dan hukuman tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu pelanggaran.10 Artinya perlindungan hukum represif juga dapat menyelesaikan sengketa apabila terjadi pelanggaran pada hak cipta sinematografi. Ada 2 (dua) cara dalam melakukan penyelesaian sengketa dalam perlindungan hukum bagi Pemegang Hak Cipta Sinematografi yang hak-haknya dilanggar pada aplikasi telegram, yaitu upaya non-litigasi yang berfokus kepada upaya penyelesaian di luar pengadilan, dan upaya litigasi yang dilakukan melalui jalur pengadilan. 11
10 Dyah Permata Budi Asri, Perlindungan Hukum Preventif terhadap ekspresi budaya tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan undang-undang nomor 28 Tahun 2014 tentang hak cipta, journal Universitas Janabadra Yogyakarta, 2018, hal. 18.
11 Nanan Isnaina, Perlindungan hukum terhadap pemegang hak cipta terkait pembajakan sinematografi di aplikasi telegram, journal Fakultas Hukum Universitas Islam Malang, malang, hal. 6-7.