• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN UU NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

N/A
N/A
Servans mantoki Vando

Academic year: 2024

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN UU NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

96

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENGGUNA JASA ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN UU NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

NANCI YOSEPIN SIMBOLON DOSEN UNIVERSITAS DARMA AGUNG

ABSTRACT

Public transportation is a common facility that is often used as a means of transportation support as a tool to support economic development and development of society and industrial growth. For that public transportation service provider should pay attention to the security and comfort of their vehicles that used as a transport so that passengers as a service user can be fulfilled all his rights as should be without feeling harmed Because of public transport conditions that are less comfortable and less secure than the passengers themselves. But in fact there is still a neglected passenger rights in terms of comfort and safety of passengers as a public transportation service users so that the authors interested in the title of legal protection for users of public transport services under the LAW No. 22 year 2009 about traffic and public transport.

The problems examined in this study are: (1) How is the legal arrangement for users of public transport services under law No. 22 of 2009? , (2) How is legal protection for users of public transport services under law No. 22 year 2009? , (3) What are the remedies that consumers can reach in the public transport service?

This enelitian uses a normative juridical method of approach, which is the legal approach by reading, studying and describing the norms, provisions and opinions of legal experts. Based on normative juridical research, the data obtained comes from the library so that it is a literature research, which is research on secondary data which is then used as primarydata.

Keywords : Legal Protection, Passengers, Public Transport PENDAHULUAN

Angkutan umum memiliki peranan penting dalam pembangunan perekonomian, untuk menuju keberlanjutan angkutan umum memerlukan penanganan serius. Angkutan merupakan elemen penting dalam perekonomian karena berkaitan dengan distribusi barang, jasa, dan tenaga kerja, serta merupakan inti dari pergerakan ekonomi di kota, berbagai bentuk moda angkutan umum dengan karakteristik dan tingkat pelayanan yang diberikan mewarnai perkembangan sistem angkutan umum kota yang seharusnya berorientasi kepada kenyamanan dan keamanan sehingga dapat bersaing dengan angkutan pribadi.

Angkutan merupakan sarana untuk memindahkan barang atau orang darisuatu tempat ke tempat lain yang dikehendaki, atau mengirim barang dari tempat asal ke tempat tujuan. Angkutan terdiri dari angkutan orang dengan kendaraan bermotor seperti sepeda motor, mobil penumpang, maupun tak bermotor dan angkutan barang. Dilihat dari kepemilikannya angkutan dibedakan menjadi angkutan pribadi dan angkutan umum.

Angkutan umum sebagai sarana angkutan untuk masyarakat kecil dan menengah supaya dapat melaksanakan kegiatannya sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam masyarakat. Pengguna angkutan umum ini bervariasi, mulai dari buruh, ibu rumah tangga, mahasiswa, pelajar, dan lain-lain.

Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari sebagian besar laut, sungai dan danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya akan kebutuhan alat transportasi adalah kebutuhan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran pengangkutan yang menunjang pelaksanaan pembangunan yang berupa penyebaran

(2)

97

kebutuhan pembangunan, pemerataan pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan diberbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air misalnya, sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan.

Pada umumnya sebagian besar masyarakat sangat tergantung dengan angkutan umum bagi pemenuhan kebutuhan mobilitasnya, karena sebagian besar masyarakat tingkat ekonominya masih tergolong lemah atau sebagian besar tidak memiliki kendaraan pribadi.

Masyarakat yang melakukan kegiatan dengan tujuan yang berbeda-beda membutuhkan sarana penunjang pergerakan berupa angkutan pribadi (mobil, motor) maupun angkutan umum. Kebutuhan akan angkutan penumpang tergantung fungsi bagi kegunaan seseorang. Seseorang dapat mengadakan perjalanan untuk kebutuhan pribadi atau untuk keperluan usaha.

Angkutan umum harus memiliki alat pendukung yang didalamnya mencakup berbagai unsur (subsistem) sebagai berikut : 1. Ruang untuk gerak (jalan).

2. Tempat awal atau akhir pergerakan (terminal).

3. Yang bergerak (alat angkut/kendaraan dalam bentuk apapun).

4. Pengelolaan yang mengorganisasikan ketiga unsur tersebut.

Banyaknya kelompok yang masih tergantung dengan angkutan umum ini tidak diimbangi dengan penyediaan angkutan umum yang memadai, terutama ditinjau dari kapasitas angkut. Akibatnya hampir semua angkutan umum yang tersedia terisi penuh sesak oleh penumpang. Hal ini menyebabkan para penumpang berusaha memilih alternatif angkutan umum lainnya yang dirasa lebih nyaman, efektif dan efisien meskipun dengan biaya yang cukup besar.

Hal tersebut menunjukkan arti pentingnya tranportasi di Indonesia, sehingga pembangunan dan peningkatan kualitas pelayanan transportasi atau pengangkutan mutlak diperlukan. Pembangunan yang baik dan berkualitas tidak hanya mengenai peningkatan mutu sarananya saja, tetapi juga harus menyangkut pembangunan aspek hukum transportasi sendiri.

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang dibentuk mempunyai tujuan agar terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, tertib, lancar dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional serta terwujudnya etika dalam berlalu lintas dan terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyrakat.

Diharapkan Undang-undang yang mengatur lalu lintas dan angkutan jalan ini dapat menyeimbangkan antara peranan transportasi saat ini dengan adanya permasalahan mengenai transportasi tersebut.

Menyadari peranan transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan harus ditata dalam satu sistem transportasi nasional secara terpadu agar mampu mewujudkan tersedianya jasa transportasi yang serasi dengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang tertib, selamat, aman, nyaman, cepat, tepat, teratur dan lancar.

Lalu lintas dan angkutan jalan yang mempunyai karakteristik dan keunggulan tersendiri perlu dikembangkan dan dimanfaatkan sehingga mampu menjangkau seluruh wilayah pelosok daratan dengan mobilitas tinggi dan mampu memadukan roda transportasi lain.

Dalam PP No.74 Tahn 2014 Tentang Angkutan Jalan pasal 1 ayat (5) yaitu Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan Bermotor yang digunakan untuk Angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

Dan dalam PP No.74 Tahn 2014 Tentang Angkutan pasal 3 (1) Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan: a.

Kendaraan Bermotor; dan b. Kendaraan Tidak Bermotor. (2) Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dikelompokkan dalam: a. sepeda motor; b. Mobil Penumpang; c. Mobil Bus; dan d. Mobil Barang. (3) Kendaraan Tidak Bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. Kendaraan yang digerakan oleh tenaga orang; dan b. Kendaraan yang ditarik oleh tenaga hewan.

Sedangkan Pasal 3 Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyebutkan mengenai tujuan dari Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yakni;

a. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa, terwujudnya;

b. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan

c. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

(3)

98

Dan didalam UU No. 22 Tahun 2009 pasal 141 ayat (1) adalah perusahaam angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan minimal yang melipui;

1. keamanan;

2. keselamatan;

3. kenyamanan;

4. keterjangkauan;

5. kesetaraan; dan 6. keteraturan.

Dalam UU No.22 tahun 2009 pasal 143 berisi tentang pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140huruf a harus;

a. memiliki rute tetap dan teratur;

b. terjadwal, berawal, berakhir, dan menaikkan atau menurunkan penumpang di Terminal untuk angkutan antarkota dan lintas batas negara; dan

c. menaikkan dan menurunkan penumpang pada tempat yang ditentukan untuk angkutan perkotaan dan perdesaan.

Perlindungan hukum bagi penumpang adalah suatu masalah yang besar dengan persaingan global yang terus berkembang sehingga perlindungan hukum sangat dibutuhkan dalam persaingan global. Undang Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Pasal 192 ayat (1) menjelaskan bahwa perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh penumpang yang meninggal dunia atau luka akibat penyelenggaraan angkutan, kecuali disebabkan oleh suatu kejadian y ang tidak dapat dicegah atau dihindari atau karena kesalahan penumpang. Dilihat dari aspek perlindungan hukum bagi konsumen jasa angkutan, keadaan demikian sangat tidak ideal dan dalam praktek merugikan bagi konsumen, karena pada tiap kecelakaan alat angkutan darat tidak penah terdengar dipermasalahkannya tanggung jawab pengusaha kendaraan angkutan umum.

Angkutan Darat Perlindungan hukum bagi penumpang angkutan umum di darat telah di atur dalam Undang Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Peraturan tersebut yang menjadi pedoman untuk melindungi kepentingan penumpang jika hak nya ada yang dilanggar oleh penyedia jasa angkutan umum. Seperti pada Pasal 234 ayat (1) Undang Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang secara garis besar menjelaskan bahwa pihak penyedia jasa angkutan umum wajib bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh penumpang yang diakibatkan oleh kelalaian pengemudi.

METODE PENELITAN Sifat dan Jenis penelitian

Di dalam melakukan penelitian ini, menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu pendekatan secara hukum dengan cara membaca, mempelajari dan menguraikan tentang norma, ketentuan- ketentuan dan pendapat para ahli hukum.

Berdasarkan penelitian yuridis normatif maka data yang diperoleh berasal dari pustaka sehingga merupakan penelitian kepustakaan, yaitu penelitian terhadap data sekunder yang kemudian dijadikan sebagai data primer.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan penelitian deskriptif analitis. Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas tentang permasalahan yang ada pada masyarakat yang kemudian dikaitkan dengan ketentuan- ketentuan atau peraturan-peraturan hukum yang berlaku, sehingga akhirnya dapat diperoleh suatu kesimpulan.

Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang mempunyai kekuatan yang mengikat kedalam yang bersumber dari:

a. Bahan hukum primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif berupa peraturan perundang-undangan.

Peraturan perundang-undangan yang digunakan adalah peraturan perundang-undangan yang memiliki kaitan dengan penelitian yang dilakukan.

1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

(4)

99

2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2014 tentang Angkutan jalan.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi.

Metode Pengumpulan Data

Ada 2 (dua) alat pengumpulan data yang lazim digunakan yakni studi dokumen atau bahan pustaka. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan;

a. Studi Kepustakaan

Yaitu melalui penelitian dengan berbagai sumber bacaaan dari bahan pustaka yang berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, serta bahan hukum tersier.

b. Melalui internet

Yaitu melalui penelitian dengan berbagai sumber bacaaan dari bahan pustaka yang berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, serta bahan hukum tersier.

Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari penelitian lapangan akan dihubungkan dengan studi kepustakaan. Kemudian data tersebut dianalisis secara logis dan disusun dengan menggunakan metode normatif, yaitu apa yang dinyatakan oleh informan secara tertulis maupun lisan diteliti dan dipelajari kemudian dianalisis secara normatif yang tersusun dalam kalimat yang sistematis.

HASIL DAN PEMBAHASAN Angkutan

Angkutan adalah kegiatan perpindahan orang dan barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan menggunakan sarana (kendaraan).

Contoh angkutan antara lain adalah:

1. Angkutan Orang

Setiap pepergian pasti mempunyai daerah asal yaitu zona yang sederhana dapat dianggap bahwa pepergian dapat beragam. Dengan demikian, dapat di katakan ada dua pembangkit perjalanan yaitu dari tempat tinggal sebagai prodeusen pepergian dan bukan dari tempat tinggal sebagai konsumen pepergian dan lokasi.

2. Angkutan barang

Barang hasil produksi yang merupakan penggeluaran proses produksi baru berguna apabila sampai pada konsumen. Dengan kata lain,produksi itu baru berguna apabila diangkut dari tempat produsen ke tempat konsumen atau

“pasar” dan sampai ke konsumen dalam kondiri yang di kehendaki

Secara umum dapat dikelompokan tiga golongan, yaitu barang padat, cair, dan gas. Karakter masing masing golongan barang tersebut menuntun perlakuan khusus dalam pengangkutan,dan dengan demikian perlu sedian jenis kendaraan tertentu untuk mengangkut barang tersebut.

Jenis-jenis angkutan ada 2 yaitu;

c. Angkutan Umum

Angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang dengan menggunakan kendaraan umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Angkutan umum penumpang lebih dikenal dengan angkutan umum saja.

Angkutan umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu : 1. Angkutan umum yang disewakan.

Yaitu pelayanan jasa yang dapat dimanfaatkan oleh setiap orang berdasarkan ciri tertentu, misalnya: tarif dan rute.

Angkutan umum ini pada umumnya tidak memiliki trayek dan jadwal yang tetap, misalnya: taksi. Ciri utama angkutan ini adalah melayani permintaan.

(5)

100 2. Angkutan umum massal

Yaitu layanan jasa angkutan yang memiliki trayek dan jadwal tetap, misalnya: bus dan kereta api. Jenis angkutan ini bukan melayani permintaan melainkan menyediakan layanan tetap, baik jadwal, tarif maupun lintasannya.

Jenis-jenis pengangkutan pada umumnya terdiri dari : 1. Pengangkutan darat

Pengertian Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal dari transportasi darat adalah menggunakan kuda, keledai atau bahkan manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak.

Transportasi darat terdiri dari : a. Angkutan jalan raya

Angutan jalan raya adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk menggunakan jalan. Angkutan jalan ini diantaranya adalah:

Adapun fungsi angkutan jalan raya adalah:

a. Penyedian angkutan kota, antar kota dan pedesaan berdasarkan pada kebutuhan masyarakat.

b. Untuk mengetahui laik darat atau tidak dan alat angkut yang ada,digunakan alat uji kendaraan bermotor.

c. Disamping itu, angkutan jalan raya mengoperasikan pula jembatan timbang untuk menentukan kapasitas muatan barang.

d. Fungsi lain yang dijalankan oleh transportasi darat ialah menyangkut rambu rambu dan jalan,lampu lalu lintas serta meningkatkan keselamatan.

b. Angkutan kereta api

a. Angkutan kereta api adalah penyedian jasa jasa tranportasi di atas rel untuk membawa barang dan penumpang.

b. Di samping itu, angkutan kereta api memberikan pelayanan keselamatan, nyaman,dan aman bagi para penumpang.

c. Angkutan sungai danau dan penyeberangan (ASDP)

a. Fungsi utama ASDP adalah penyedian jasa jasa angkutan sungai dan danau untuk penyeberangan.

b. Memberikan kemudan keselamatan angkutan dalam operasi penyeberangan.

c. Pemanfaatan fungsi dermaga dan terminal untuk penyeberangan penumpang barang.

d. Pembianaan alur-alur pelayanan,pengerukan serta pendalaman alur pelayaran.

2. Pengangkutan Laut

Fungsi angkutan laut adalah pengoperasian pelayaran dalam negeri dan luar negeri dengan menaikkan kualitas pelayanan jasa-jasa angkutan, dalam bidang operasi meningkatkan produktivitas angkutan laut, penyediaan fasilitas pelabuhan untuk berlabuh kapal-kapal dan dalam operasional angkutan laut sasaran utama ialah pemerataan ekonomi nasional dalam pembangunan.

3. Pengangkutan udara

Fungsi angkutan udara adalah sebagai penyedia jasa angkutan udara serta meningkatkan pelayanan, peningkatan armada atau pesawat udara serta menjaga keselamatan penumpang selaku pemakai jasa dan pengembangan jasa-jasa angkutan udara atas dasar pertumbuhan ekonomi.

d. Angkutan Jalan

Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.

Angkutan Jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk menggunakan jalan, menurut "Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi" disebutkan;

(6)

101

a. Sepeda Motor adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 (tiga) tanpa rumah-rumah baik dengan atau tanpa kereta samping.

b. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.

c. Mobil Bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.

d. Mobil Barang adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang dan mobil bus.

Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban, perlindungan hukum korban kejahatan sebagai bagian dari perlindungan masyarakat, dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti melalui pemberian restitusi, kompensasi, pelayanan medis, dan bantuan hukum.

Perlindungan hukum yang diberikan kepada subyek hukum ke dalam bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu sendiri, yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.

Perlindungan Konsumen

Perlindungan konsumen menurut di UU No.8 Tahun 1999 adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan konsumen.

Konsumen adalah setiap orang yang memakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

UU No.8 Tahun 1999 Pasal 3 mengemukakan Perlindungan konsumen bertujuan:

1. meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;

2. mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang dan / atau jasa;

3. meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan, dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;

4. menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;

5. menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;

6. meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang, menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan keselamatan konsumen.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Kegunaan teoritis untuk menjadi bahan sumbangan pemikiran bagi perkembangan pengetahuan dan keilmuan mengenai hukum, khususnya di bidang hukum perlindungan konsumen dan jasa layanan transportasi umum.

2. Untuk mengumpulkan data sehingga hasil dari penelitian tersebut bisa bermanfaat bagi dunia akademik dan dapat menjadi keilmuan yang berguna bagi penelitian yang sama pada waktu mendatang.

Saran

1. Mengetahui pengaturan hukum bagi pengguna jasa angkutan umum berdasarkan UU No.22 Tahun 2009.

2. Mengetahui perlindungan hukum bagi pengguna jasa angkutan umum berdasarkan UU No.22 Tahun 2009.

3. Mengetahui upaya hukum yang dapat ditempuh konsumen yang dirugikan atas pelayanan jasa angkutan umum.

(7)

102 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdulkadir Muhammad,Hukum Pengangkutan Niaga;Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998.

Chainur Arrasjid. Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Sinar Grafika. Jakarta. 2000.

H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3:Hukum Pengangkutan: Djamban 2008, hlm. 21-22.

Jimly Asshiddiqie, Ali Safa’at. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Sekjen dan Kepaniteraan MK RI. Jakarta. 2006.

Sistem Pengangkutan Multimoda, Penerbit Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman dan HAM RI, Jakarta, 2004.

Soedikno Mertokusumo. Mengenal Hukum (Suatu Pengantar). Liberty. Yogyakarta.

Syaiful Watni, dkk. Penelitian Tentang Aspek Hukum Tanggung Jawab Pengangkut dalam.

Perundang-undangan

Undang Undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Undang-Undang No.8 pasal 4Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen.

Internet

www.hukumonline.com/kritik/detail/c16878(dasar-hukum-angkutan-umum).

http://prince-mienu.blogspot.com/2010/01/negara-hukum.html, diakses tgl 18 april 2018, pkl. 18.00.

http://statushukum.com/perlindungan-hukum.html, diakses tgl 18 januari 2018,pkl.18.40.

http://cecepaziz17.blogspot.com/2015/04/rangkuman-hukum-pengangkutan.html.

https://ovansite.wordpress.com/2016/03/10/perjanjian-pengangkutan-dalam-kuhperdata/.

Referensi

Dokumen terkait

“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor umum angkutan orang yang tidak berhenti selain di tempat yang telah ditentukan, mengetem, menurunkan penumpang

Pasal 151 Pelayanan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek ( Taksi, Angkutan Pariwisata, Angkutan Khusus ), Pasal 166 ayat (3) Tentang : Angkutan

Adapun kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk pelayanan angkutan sewa khusus harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: kendaraan bermotor umum yang digunakan

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 tentang angkutan jalan pada pasal 1 angka 8 disebutkan bahwa trayek adalah lintasan kendaraan

Setiap orang yang mengendarai Kendaraan Tidak Bermotor yang dengan sengaja berpegang pada Kendaraan Bermotor untuk ditarik, menarik benda-benda yang dapat membahayakan Pengguna

22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada Pasal 192 ayat (1) menjelaskan bahwa perusahaan angkutan umum bertanggung jawab atas kerugian yang diderita

Jadi “pemasangan alat penghambat jalan “polisi tidur” di jalan umum menurut Pasal 25 ayat 1 Huruf e Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan

Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan menyebutkan bahwa jaringan trayek dan kebutuhan kendaraan bermotor disusun dalam bentuk rencana umum jaringan trayek,