• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PERLINDUNGAN HUKUM WAJIB PAJAK PADA PERJANJIAN JUAL BELI HAK ATAS TANAH DANBANGUNAN DALAM PEMBAYARAN BPHTB BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO 28TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DI KOTAPEKANBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of PERLINDUNGAN HUKUM WAJIB PAJAK PADA PERJANJIAN JUAL BELI HAK ATAS TANAH DANBANGUNAN DALAM PEMBAYARAN BPHTB BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO 28TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DI KOTAPEKANBARU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Hukum Universitas Lancang Kuning, Jalan Yos Sudarso KM 8 Rumbai Pekanbaru, Riau, Kode Pos 28266. Telp: (+62761)-51877

E-mail: jurnal.respublica@ac.id

Website: https://journal.unilak.ac.id/index.php/Respublica

PERLINDUNGAN HUKUM WAJIB PAJAK PADA PERJANJIAN JUAL BELI HAK ATAS TANAH DANBANGUNAN DALAM PEMBAYARAN BPHTB BERDASARKAN UNDANG- UNDANG NO 28TAHUN 2009 TENTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DI KOTAPEKANBARU

Beny Wirnandoa, Yettib, Wilda Arifalinac

a Fakultas Hukum, Universitas Lancang Kuning, Indonesia, Email: Beniwirnando@gmail.com b Fakultas Hukum, Universitas Lancang Kuning, Indonesia, Email: yetti@unilak.ac.id

c Fakultas Hukum, Universitas Lancang Kuning, Indonesia, Email: wilda2rifalina@unilak.ac.id

Abstract

The following are the research's issues: To begin, how is Law No. 1 based on the taxpayers' legal protection in land and building sale and purchase agreements for paying BPHTB? Concerning Regional Taxes and Levies, Law No.

28 of 2009 Second, in light of Law No. 1, what obstacles prevent taxpayers from receiving legal protection in land and building sale and purchase agreements for BPHTB payment? Concerning Regional Taxes and Levies, Law No. 28 of 2009 Thirdly, on the basis of Law No. 3, what legal safeguards are available to taxpayers in land and building sale and purchase agreements for the purpose of paying BPHTB? Concerning Regional Taxes and Levies, Law No. 28 of 2009 With the type of sociological legal research, the research method is carried out directly at the location of the study. According to the findings of research that could be conducted, providing taxpayers with legal protection in land and building sale and purchase agreements for paying BPHTB in Pekanbaru City is in accordance with the applicable tax law, in accordance with the law, and does not violate the applicable legal order. However, the Pekanbaru City Regional Revenue Agency uses a data verification system more frequently than any other organization before granting "Accept" to taxpayers who will perform the transaction. Additionally, taxpayer dishonesty in submitting the transaction price makes it difficult for taxpayers to receive legal protection when entering into a sale and purchase agreement for land and building rights and paying BPHTB. As a result, many transaction requests fall below the Sales Value of Tax Objects (NJOP).

Abstrak

Berikut ini adalah pokok permasalahan penelitian: Pertama, bagaimana kepastian hukum warga negara dalam pengaturan jual beli tanah dan bangunan dalam membayar BPHTB berdasarkan UU No. Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, UU No. 28 Tahun 2009 Kedua, berdasarkan UU No. 1, apa kendala yang menghalangi wajib pajak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam perjanjian jual beli tanah dan bangunan untuk pembayaran BPHTB? Tentang Pajak dan Retribusi Daerah, UU No. 28 Tahun 2009 Ketiga, apa upaya jaminan yang sah bagi warga negara dalam pengaturan jual beli tanah dan bangunan dalam membayar BPHTB mengingat UU No. 28 Tahun 2009 tentang Belanja Provinsi dan Tugas Daerah. Dengan jenis penelitian hukum sosiologis, metode penelitian dilakukan langsung di lokasi penelitian. Berdasarkan temuan penelitian yang dapat dilakukan, memberikan perlindungan hukum kepada wajib pajak dalam perjanjian jual beli tanah dan bangunan untuk membayar BPHTB di Kota Pekanbaru telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku, sesuai dengan undang-undang, dan tidak melanggar peraturan perundang-undangan. tatanan hukum yang berlaku. Namun, Badan Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru menggunakan sistem verifikasi data lebih sering daripada organisasi lain sebelum memberikan "Terima"

(2)

PENDAHULUAN

Baik pajak “Penjual” maupun pajak “Pembeli” ditanggung oleh orang pribadi yang bersangkutan, sebagaimana tercantum dalam pasal 87 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Objek pajak tidak kena pajak dikenakan 60.000.000 untuk setiap wajib pajak, sedangkan nilai perolehan objek pajak dapat berupa nilai transaksi atau nilai pasar, dengan jumlah pajak sebesar 5% dari nilai perolehan objek pajak. adalah nilai pasar transaksi, nilai pasar pertukaran, nilai pasar hibah, nilai pasar hibah, nilai pasar pendapatan dalam perusahaan atau badan hukum lainnya, nilai pasar hak yang dialihkan sebagai akibat pemisahan hak, dan nilai pasar dari hak yang dialihkan sebagai akibat pelaksanaan.1

Padahal BAPENDA Kota Pekanbaru mengatur semua devisa yang mencegah warga melakukan devisa perdagangan dengan biaya yang mereka butuhkan, pasal 87 uu nomor 28 Tahun 2009 menyatakan bahwa BAPENDA Kota Pekanbaru tidak disetujui untuk memutuskan nilai tukar tanah dan hak istimewa bangunan. antara pembeli dan penjual Hal ini disebabkan rendahnya penentuan nilai jual objek pajak dibandingkan dengan nilai pasar tanah di lokasi tersebut. Padahal, BAPENDA Kota Pekanbaru telah menyadari hal tersebut, sehingga sebelum membayar pajak BPHTB, Wajib Pajak harus melakukan verifikasi Surat Setoran Pajak Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (SSP-BPHTB)..

Sehubungan dengan peristiwa hukum sebagaimana telah diuraikan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih dalam lagi mengenai “Perlindungan Hukum Wajib Pajak Pada Perjanjian Jual Beli Hak atas Tanah dan Bangunan Dalam Pembayaran BPHTB Berdasarkan Undang- Undang No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah”.

1 Indra Ismawan, Memahami Reformasi Perpajakan, Elexs Media Computindo, Kelompok Gramedia,Jakarta, 2000, Hal. 15.

(3)

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dikemukanan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perlindungan hukum wajib pajak pada perjanjian jual beli tanah dan bangunan dalam pembayaran pajak BPHTB menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah?

2. Bagaimanakah hambatan perlindungan hukum wajib pajak pada perjanjian jual beli tanah dan bangunan dalam pembayaran pajak BPHTB menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah?

3. Bagaimanakah Upaya perlindungan hukum wajib pajak pada perjanjian jual beli tanah dan bangunan dalam pembayaran pajak BPHTB menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah?

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1

Perlindungan hukum wajib pajak pada perjanjian jual beli tanah dan bangunan dalam pembayaran pajak BPHTB berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.

Kebutuhan akan tanah dan bangunan semakin meningkat sebagai akibat dari pembangunan di segala bidang. Sementara itu, persediaan tanah dan bangunan sangat terbatas.

Karena tanah dan bangunan berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, ada baiknya negara akan membebani warga negara yang menjamin kebebasan atas tanah dan bangunan dan mendapatkan manfaat darinya. BPHTB adalah biaya yang dipertanyakan.

Pembelian hak guna bangunan dan tanah dikenakan pajak BPHTB. berdasarkan BPHTB non A, pembeli dikenakan pajak sebesar 5% dari harga transaksi yang telah disepakati sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009 yang mengatur pengeluaran dan pungutan provinsi. BAPENDA

(4)

Harga transaksi jual beli adalah harga yang sebenarnya terjadi antara penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi.

Harga pasar adalah harga yang berlaku saat ini pada kawasan, daerah atau tempat objek pajak tersebut berada.

Harga nilai jual objek pajak adalah nilai yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 2

Hambatan perlindungan hukum wajib pajak pada perjanjian jual beli tanah dan bangunan dalam pembayaran pajak BPHTB berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009tentang pajak daerah dan retribusi daerah.

Transaksi jual beli tanah dan bangunan swasta yang dilaporkan BAPENDA Kota Pekanbaru, serta ketidakpastian harga transaksi, kurangnya sumber daya manusia yang memahami aturan teknis BPHTB, dan rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, adalah hanya beberapa contoh dari tantangan tersebut di atas.2

Mencermati hasil pertemuan ahli dengan BAPENDA Kota Pekanbaru, rendahnya estimasi Barang-barang Biaya Nilai Jual di Kota Pekanbaru memungkinkan warga untuk mengajukan penukaran yang tidak sesuai dengan kenyataan, hal ini menjadi kekhawatiran dan hambatan dalam memberikan rasa aman di berkaitan dengan pertukaran perdagangan hak istimewa tanah dan bangunan. Pada saat muncul protes dalam penetapan harga jual beli tanah dan bangunan yang dikuasai BAPENDA Kota Pekanbaru, BAPENDA Kota Pekanbaru sering dianggap membelitkan jual beli tersebut. Dasar penetapan harga jual beli hak atas tanah dan bangunan yang diatur oleh BAPENDA Kota Pekanbaru adalah adanya kecurigaan terhadap harga wajib pajak, salah satunya adalah transaksi di bawah Nilai Jual Objek Pajak; Akibatnya, BAPENDA Kota Pekanbaru memutuskan untuk menjual dan membeli tanah dan bangunan tersebut sesuai dengan Nilai Jual Objek Pajak.

2 Hasil Wawancara Penulis dengan Subbidang Penetapan PBB dan Verifikasi BPHTB dan PPJ, IndraAfrianto, S.Si, di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru Pada tanggal 14 Mei 2023

(5)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3

Upaya perlindungan hukum wajib pajak pada perjanjian jual beli hak atas tanah dan bangunan dalam pembayaran pajak BPHTB berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah.

BAPENDA Kota Pekanbaru terus berupaya mengatasi hambatan pelaksanaan pemungutan BPHTB. Secara khusus, upaya yang dilakukan oleh Instansi Pemerintah Kota Pekanbaru dan sebelumnya telah dilakukan:3

1. Melakukan sosialisasi mengenai tata cara pembayaran pajak BPHTB kepada wajib pajak diantaranya dengan menerbitkan banner tentang pajak BPHTB.

2. Meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak BPHTB.

3. Bekerja sama dengan Notaris/PPAT dalam menetapkan aturan pembayaran pajak BPHTB yang sesuai dengan peraturan UU, diantaranya dengan mengajak Notaris/PPAT apabila diminta menghitungkan pajak BPHTB oleh pembeli agar mencanturnkan harga transaksi yang sebenarnya.

4. Memfilter atau mengecek secara manual, melihat fakta fakta dilapangan melalui sosial media, market place dalam hal ini untuk mengkonfirmasi wajib pajak sudah sesuai atau belum dengan kenyataan dilapangan mengenai transaksi yang disampaikan kepada BAPENDA Kota Pekanbaru.

3 Hasil Wawancara Penulis dengan Subbidang Penetapan PBB dan Verifikasi BPHTB dan PPJ, IndraAfrianto, S.Si, di Kantor Badan Pendapatan Daerah Kota Pekanbaru, Pada tanggal 14 Mei 2023.

(6)

Dengan mencantumkan surat keterangan yang memuat saksi-saksi jual beli hak atas tanah dan bangunan, BAPENDA Kota Pekanbaru juga memberikan keringanan atas transaksi yang diinginkan oleh wajib pajak. Menetapkan sanksi atas penyalahgunaan atau pelanggaran pembayaran pajak BPHTB. Dalam hal transaksi tidak sesuai dengan yang dikomunikasikan, seperti saksi membayar pajak dan menerima denda sebesar tiga kali pajak pada awal pembayaran.

Surat penegasan yang dibuat BAPENDA Kota Pekanbaru memang tidak sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah. Namun, hal itu dilakukan agar ketika salah satu berkas pajak diperiksa, menjadi bukti bahwa penyampaian transaksi wajib pajak itu nyata dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, surat pernyataan memastikan bahwa transaksi yang diinginkan wajib pajak dilakukan.

KESIMPULAN

1. Perlindungan hukum Wajib Pajak dalam perjanjian jual beli hak atas tanah dan bangunan untuk membayar pajak BPHTB sesuai UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah belum berjalan dengan baik karena banyak Wajib Pajak yang tidak jujur dalam bertransaksi. dan ingin di bawah Nilai Jual Objek Pajak. Hal ini mempersulit Bapenda Kota Pekanbaru untuk menangani permintaan tersebut..

2. Hambatan perlindungan hukum wajib pajak dalam perjanjian jual beli hak atas tanah dan bangunan untuk membayar pajak BPHTB berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah, khususnya: Karena kurangnya sosialisasi dan ketidakjujuran wajib pajak dalam mencatat nilai penjualan dan pembelian hak atas tanah dan bangunan, sulit bagi BAPENDA Kota Pekanbaru untuk mengambil keputusan terkait penjualan dan pembelian hak atas tanah dan bangunan..

3. Upaya memberikan perlindungan hukum kepada wajib pajak dalam perjanjian jual beli hak atas tanah dan bangunan dalam rangka pembayaran pajak BPHTB sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah, khususnya: Sosialisasi lengkap tentang tata cara pembayaran biaya BPHTB kepada warga negara dengan memberikan bendera tentang BPHTB, bekerja sama dengan Aparat Hukum/PPAT dalam menyusun aturan pembayaran biaya BPHTB sesuai dengan undang-undang, dan memisahkan atau memeriksa secara fisik dan melihat realita yang ada di lapangan untuk memastikan

(7)

apakah warga tersebut sesuai dengan kebenarannya. di lapangan sehubungan dengan pertukaran yang diajukan

DAFTAR PUSTAKA Buku

Indra Ismawan, Memahami Reformasi Perpajakan, Elexs Media Computindo, Kelompok Gramedia,Jakarta, 2000, Hal. 15.

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan Hukum Bagi Para Pihak yang Terlibat dalam Transaksi Jual Beli secara Online pada Onlineshop myrubylicious menurut UU ITE Berdasarkan perjanjian jual beli pada online