Perkenalan
Kelompok : 6
Anggota kelompok : 1.Cinta Afiah
Rizkiputri
2.Divanie Afriyanti 3.Habibi Ariyanto 4.M. Julyan Akbar S 5.Nadya Syofwah
Farhha Azwar
6.Syafila Khaylavita
Guru pembimbing : Bu Herly Kusumawati
Tema Projek : Kearifan lokal : Permainan Tradisional
Egrang, Bakiak dan Daro
Egrang Bakiak Daro
Menu
Egrang
Definisi
Egrang merupakan permainan tradisional yang
menggunakan batang bambu.
Permainan ini diperlukan keahlian khusus, pasalnya menaiki egrang tidak
semudah yang dibayangkan.
Sehingga bagi para pemula, sebelum berjalan
menggunakan egrang
sebaiknya berlatih menaiki
egrang terlebih dahulu.
Sejarah
Tak banyak yang tahu awal
kemunculan egrang. Permainan ini memang sudah dikenal dari zaman nenek moyang sebagai permainan tradisional seperti halnya congklak, petak umpet, ular naga, dan
permainan tradisional lainnya.Hingga kini masih belum ada penelitian lebih lanjut yang mengungkap kapan
permainan egrang pertama
digunakan. Namun, nama egrang diambil dari bahasa Lampung yang artinya terompah pancung, karena mainan ini dibuat dari bambu
panjang berbentuk bulat.
Alat dan tempat bermain
Peralatan permainan egrang juga
cukup sederhana, hanya dua pasang bambung yang memiliki tumpuan
kaki yang terbuat dari kayu.
Permainan egrang bisa dilakukan di lapangan luas. Standar ukuran
lapangan untuk kompetisi permainan egrang adalah 50 meter untuk
panjang lintasan dengan lebar
lintasan 7, 5 meter. Adapun jumlah
peserta di dalam lintasan hanya lima,
sehingga masing-masing mempunyai
lintasan selebar 1,5 meter
Cara bermain
Cara memainkan egrang pada
dasarnya cukup sederhana. Pemain harus menaiki tongkat bambu
tersebut kemudian berjalan dengan menggunakan kaki egrang. Meski
terlihat sederhana, nyatanya hal tersebut tidak mudah untuk
dilakukan sebab para pemainnya
harus memiliki kesimbangan yang
baik.
Manfaat bermain
1. Melatih motoric
2. Melatih otot kaki tangan dan perut
3. Melatih keberanian
4. Melatih keseimbangan 5. Melatih jiwa sportifitas 6. Menjaga Kesehatan
tubuh
Egrang
Egrang
Bakiak
Definisi
Bakiak adalah salah satu permainan tradisional. Bahannya dibuat dari
kayu panjang seperti seluncur es yang sudah dihaluskan (diamplas,
red:banjar) dan diberi beberapa selop diatasnya, biasanya untuk 2-3 orang.
Memainkan bakiak biasanya secara berkelompok atau tim, yang masing-
masing tim berlomba untuk sampai ke finish. Permainan ini menguji
ketangkasan, kepemimpinan, kerja sama, kreatifitas, wawasan serta
kejujuran.
Sejarah
Sebenarnya "Bakiak" adalah permainan tradisional anak- anak di Sumatera Barat. Anak-anak dari Sumatera Barat yang dilahirkan hingga pertengahan tahun 1970-an,
sering dan biasa memainkan bakiak atau terompah panjang ini. Bakiak panjang atau yang sering disebut terompa galuak di Sumatera Barat adalah terompah deret dari papan bertali karet yang panjang. Sepasang 'bakiak' minimal memiliki tiga pasang sandal atau
dimainkan tiga anak. Biasanya juga untuk diperlombakan di tingkat kecamatan dan kelurahan pada 17 Agustusan.
Berbeda halnya dengan daerah Sumatera Barat. Bakiak merupakan sebutan di Jawa Tengah untuk sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dengan pengikat kaki terbuat dari ban bekas yang dipaku
dikedua sisinya. Di Jawa Timur dikenal dengan sebutan Bangkiak. Sangat populer karena murah terutama
dimasa ekonomi susah sedangkan dengan bahan kayu dan ban bekas membuat bakiak tahan air serta suhu
panas dan dingin. Diperkirakan bakiak diinspirasikan oleh Jepang yang sudah memakai telapak kayu untuk Geisha- Geisha.
Sejarah
Geisha (bahasa Jepang: 芸者 "seniman") adalah seniman- penghibur (entertainer) tradisional Jepang. Kata geiko
digunakan di Kyoto untuk mengacu kepada individu tersebut. Geisha sangat umum pada abad ke-18 dan abad ke-19, dan masih ada sampai sekarang ini,
walaupun jumlahnya tidak banyak. "Geisha," yang
dilafalkan dalam bahasa Inggris:/ˈgeɪ ʃa/ ("gei-" - "may").
Di Kansai, istilah "geiko" ( 芸妓 ) dan geisha pemula
"maiko" ( 舞妓 ) yang digunakan sejak Restorasi Meiji.
Istilah "maiko" hanya digunakan di distrik Kyoto.
Pengucapan ˈgi ʃa ("gei-" - "key") atau "gadis geisha"
umum digunakan pada masa pendudukan Amerika Serikat di Jepang, mengandung konotasi prostitusi. Di
Republik Rakyat Cina, kata yang digunakan adalah "yi ji,"
yang pengucapannya mirip dengan "ji" dalam bahasa Mandarin yang berarti prostitusi. Geisha belajar banyak bentuk seni dalam hidup mereka, tidak hanya untuk
menghibur pelanggan tetapi juga untuk kehidupan
mereka. Rumah-rumah geisha ("Okiya") membawa gadis- gadis yang kebanyakan berasal dari keluarga miskin dan kemudian melatih mereka. Semasa kanak-kanak, geisha seringkali bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai geisha pemula (maiko) selama masa pelatihan.
Cara membuat bakiak
Bahan:
• 2 buah Kayu panjang dan tebal
• 1 gulungan tali tambang ukuran kecil
• 12 buah paku ukuran kecil
• Beberapa kaleng kecil cat warna warni
Alat:
• Palu
• Gunting
• Gergaji
• Mesin kataman (red,Banjar)
• Kuas untuk mencat
• Mistar ukur
• Pensil
Cara membuat bakiak
Cara membuat bakiak tali 1. Pembuatan Papan
• 2 buah kayu panjang dan lebar diukur dengan mistar dan diberikan tanda dengan pensil, dengan perkiraan panjang 1,5 m dan lebar 15 cm.
• 2 buah kayu yang sudah diberikan tanda dengan pensil tadi, dipotong dengan menggunakan gergaji sehingga membentuk seperti papan seluncur.
• Setelah 2 buah papan terbentuk, maka
haluskan dengan menggunakan mesin
kataman (red,Banjar). Hal ini dimaksudkan
agar papan menjadi halus sehingga tidak
menciderai atau mengakibatkan kesuban (red,
Banjar).
Cara membuat bakiak
2. Pembuatan Tali
• Tali yang sudah disediakan diukur dengan menggunakan penggaris sepanjang +/- 1,5 m, kemudian potong dengan gunting.
• Kemudian lakukan hal yang sama berturut-turut hingga menghasilkan tali sebanyak 6 buah.
3. Pembuatan Bakiak Tali
• 1 buah papan yang sudah jadi tadi, diletakkan 3 tali disisinya dan berikan berikan masing-masing jarak +/- 35 cm.
• Untuk menancapkan tali pada papan, perhatikan cara berikut:
Untuk merekatkan tali pada sisi papan, diberi paku di atasnya. Dan untuk memastikan tali menancap dengan kuat, belokkan lagi paku ke arah sisi papan sehingga tali terkunci dengan paku.
• Lakukan hal yang sama pada sisi yang berlawanan.
Tali akan terbentuk seperti tali kendali pada kuda.
• Lakukan hal yang tadi pada kedua sisa tali, dengan jarak yang sudah ditentukan sebelumnya.
• Untuk fisnishing, pada papan bisa dikreasikan dengan cat warna sehingga papan berkesan lebih menarik.
• Lakukan pembuatan bakiak tali pada papan satunya sampai ke tahap finishing, sehingga menjadi sepasang layaknya sandal.
• Bakiak tali siap untuk digunakan.
Cara bermain
1.Siapkan tim
Tim terdiri dari 3-5 orang
2. Koordinasikan strategi yang akan digunakan Sebaiknya utamakan bermain cerdas dengan strategi yang benar. Diskusikan terlebih dahulu
seperti apa strategi yang akan digunakan oleh tim Anda. Untuk memudahkan, bisa menggunakan aba- aba tertentu.
3. Persiapan
Dalam tahap ini, Anda harus memiliki bakiak yang akan digunakan. Letakkan kaki Anda dan seluruh anggota tim di atas sandal kayu yang sudah
dilengkapi karet dan tali panjang. Pegang tali yang
panjang dengan tangan
Cara bermain
4. Harus kompak mengangkat kaki Jika tidak kompak, maka sulit untuk
menang. Tim Anda harus kompak. Ketika mengangkat kaki kiri, maka semua juga harus kiri
5. Melangkah dengan cepat sampai selesai Semakin cepat melangkah, jalan dari bakiak pun semakin cepat. Dengan demikian, garis finish dapat dicapai dengan sekejap. Tim
yang paling cepat sampai mengalahkan
pemenangnya.
Manfaat bermain
1.melatih kekompakan anak seperti kemampuan berjalan cepat dengan bersamaan
2.mengkordinasikan gerak tubuh
3. kordinasi antara gerakan melangkah dan mengayungkan tangan dengan
tubuh anak
4.melatih keseimbangan dan kelincahan
anak
Makna permainan
Ada makna yang mendalam dari jenis permainan tradisional ini,
filosofinya adalah para pemain yang berjumlah 3-4 itu diibaratkan rakyat.
Butuh semangat yang kuat, tekad yang kuat dan yang paling penting kekompakan yang nyata agar
bersama-sama mencapai tujuan dan tidak terpisah satu dengan yang
lainnya
Bakiak
Bakiak
Daro
Definisi
Daro adalah permainan rakyat dari Jambi yang hanya terdapat di kabupaten Sarolangun Bangko dan tidak ditemui di kabupaten lain dalam Provinsi Jambi. Permainan ini biasa dimainkan pada saat
perkawinan, menanjak padi, dan pada saat
keramaian lainnya. Permainan ini dapat dilakukan oleh semua kelompok masyarakat tanpa
memerlukan persyaratan khusus.
Permainan ini bisa dilakukan oleh 2 orang yang berusia antara 8 sampai 15 tahun dan biasanya dimainkan antara jam 08.00 sampai 17.30 waktu setempat. Permainan ini biasanya dilakukan di
halaman rumah, lapangan, atau ruang terbuka
lainnya. Peralatan yang digunakan adalah dua buah sayak (Tempurung). Sayak sudah ditembuk
(dilubangi) dengan antan (alu) agar sayak dapat
berputar sewaktu permainan berlangsung
Riwayat
Permainan rakyat dari Jambi ini hanya terdapat di kabupaten Sarolangun
Bangko dan tidak ditemui di kabupaten lain dalam Provinsi Jambi. Permainan ini biasa dimainkan pada saat perkawinan, menanjak padi, dan pada saat
keramaian lainnya
Alat bermain
Dalam bermain, tentunya kita
memerlukan alat untuk bermain.
Dalam bermain daro, kita
memerlukan sayak atau tempurung kelapa yang sudah dilubangi dengan Antan (alu) agar dapat berputar
selama permainan berlangsung.
Aturan bermain
Permainan diundi dengan jalan syut untuk menentukan siapa yang harus membidik dan yang harus memasang. Yang menang berhak membidik dahulu sementara yang kalah harus memasang terlebih dahulu.
Setelah diundi, pemain menentukan jarak antara pembidik dan pemasang. Biasanya antara 5-7 meter serta pemain menentukan berapa kali permainan akan dilakukan. Siapapun yang kalah harus mendukung pemain yang menang sejauh 100 meter pulang-pergi.
Skor bertambah apabila pembidik dapat membidik
sayak pemasang, masing-masing bidikan yang
menang dihitung sebagai 1 poin.
Cara bermain
Pemain berdiri tegak dengan sayak di antara kedua tumit mereka dengan jarak 5-7 meter.
Posisi sayak dalam keadaan terlentang.
Pembidik memutar sayak dengan tumit
kanannya lalu melakukan tembakan ke arah sayak pemasang yang berada di kedua
tumitnya. Apabila sayak yang ditembakkan oleh Pembidik mengenai sayak si pemasang dan terlepas dari kakinya maka pembidik
dianggap menang. Pembidik akan terus
melakukan tembakan hingga pembidik kalah.
Apabila pembidik kalah, maka pemain
bertukar peran.
Manfaat bermain
Manfaat bermain Daro di antaranya adalah
sebagai berikut : 1.Melatih focus
2.Melatih jiwa sportifitas 3.Melatih motoric
4.Melatih otot kaki
5.Melatih kekompakan
Daro
Udah selesai nih
presentasinya
Grou p 6
…
@nadfarhha sekian presentasi kami
mengenai Permainan tradisional
1h 48 likes Reply
@syafilakhayla tentang Egrang, Bakiak dan Daro
1h 56 likesReply
@Divanie mohon
maaf bila ada salah kata atau lain lain, wassalamualaikum wr wb
1h 78 likes Reply