EVALUASI PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN (PERMENDAGRI NO 81/2015)
FERNANDES SIMANGUNSONG
(LEKTOR KEPALA IPDN)
SELAMAT DATANG
PESERTA
BIMBINGAN TEKNIS BAGI
PEMERINTAHAN DESA DAN JAJARANNYA DALAM MEMAHAMI
UU NO 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA SE-KABUPATEN BIREUN
PROVINSI ACEH
Kesepakatan
Bersama
Selamat…
Pagi!
Semangat…
Pagi!
PESERTA BIMTEK
Luar…..Biasa
Salam Kita
Biodata Narasumber
• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
•
Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
•
NIP : 19770304 1995 11 1 001
•
Jabatan: Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
•
Pangkat : Pembina TK.I (IV/b)
•
Instansi: Kampus IPDN Jatinangor
•
Alamat : Komp. Singgasana Pradana
Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-BANDUNG
•
Email/HP : kisankiel@yahoo.co.id - 08122445916
PRINSIP UTAMA
Evaluasi Perkembangan Desa dan kelurahan adalah suatu upaya penilaian tingkat penyelenggaraan pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan yang didasarkan pada instrumen evaluasi perkembangan Desa dan kelurahan guna mengetahui efektivitas dan status perkembangan serta tahapan kemajuan Desa dan kelurahan.
Instrumen Evaluasi Perkembangan Desa dan kelurahan adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai serta menentukan status tertentu dari capaian hasil tingkat perkembangan Desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan.
Evaluasi diri adalah upaya untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan yang secara internal dilakukan oleh Kepala Desa dan Kepala Kelurahan.
Tingkat perkembangan Desa dan kelurahan adalah status tertentu dari capaian hasil dari Desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pemerintah Desa dan kelurahan.
• Lomba Desa dan kelurahan adalah evaluasi dan penilaian perkembangan penyelenggaraan pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan yang cepat berkembang yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
• Upakarya Wanua Nugraha adalah penghargaan yang diberikan kepada desa dan kelurahan juara lomba desa dan kelurahan tingkat nasional.
• Labsite adalah sebuah desa dan kelurahan yang dapat dijadikan percontohan bagi desa dan kelurahan lainnya.
• Pekan Inovasi Perkembangan Desa dan kelurahan yang
selanjutnya disebut PINDeskel adalah penyelenggaraan
kegiatan untuk mempublikasikan berbagai keberhasilan dan
inovasi yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan
pemerintah desa dan kelurahan dalam penyelenggaraan
pemerintahan, kewilayahan, dan kemasyarakatan
PERATURAN DESA
• Peraturan Desa berisi materi pelaksanaan kewenangan desa dan penjabaran lebih lanjut dari Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
• Perencanaan Penyusunan Rancangan Peraturan Desa ditetapkan oleh KEPALA DESA dan BPD dalam rencana kerja Pemerintah Desa.
• Lembaga kemasyarakatan, lembaga adat dan
lembaga desa lainnya di desa dapat memberikan
masukan kepada Pemerintah Desa dan atau BPD
untuk rencana penyusunan rancangan Peraturan
Desa.
PENYUSUNAN PERATURAN DESA OLEH KEPALA DESA
• Penyusunan rancangan Peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah Desa.
• Rancangan Peraturan Desa yang telah disusun, WAJIB dikonsultasikan kepada masyarakat desa dan DAPAT dikonsultasikan kepada camat untuk mendapatkan masukan.
• Rancangan Peraturan Desa yang dikonsultasikan, diutamakan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang terkait langsung dengan substansi materi pengaturan.
• Masukan dari masyarakat desa dan camat digunakan Pemerintah Desa untuk tindaklanjut proses penyusunan rancangan Peraturan Desa.
• Rancangan Peraturan Desa yang telah dikonsultasikan
disampaikan Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas dan
disepakati bersama.
PENYUSUNAN PERATURAN DESA OLEH BPD
• BPD DAPAT menyusun dan mengusulkan rancangan Peraturan Desa.
• Rancangan Peraturan Desa kecuali untuk rancangan Peraturan Desa tentang rencana pembangunan jangka menengah Desa, rancangan Peraturan Desa tentang rencana kerja Pemerintah Desa, rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dan rancangan Peraturan Desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB Desa.
• Rancangan Peraturan Desa dapat diusulkan oleh
anggota BPD kepada pimpinan BPD untuk ditetapkan
sebagai rancangan Peraturan Desa usulan BPD.
PEMBAHASAN RANCANGAN PERATURAN DESA
• BPD mengundang Kepala Desa untuk membahas dan menyepakati rancangan Peraturan Desa. Dalam hal terdapat rancangan Peraturan Desa prakarsa Pemerintah Desa dan usulan BPD mengenai hal yang sama untuk dibahas dalam waktu pembahasan yang sama, maka DIDAHULUKAN RANCANGAN PERATURAN DESA USULAN BPD sedangkan Rancangan Peraturan Desa usulan Kepala Desa digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.
• Rancangan Peraturan Desa yang belum dibahas dapat ditarik kembali oleh pengusul dan Rancangan Peraturan Desa yang telah dibahas tidak dapat ditarik kembali kecuali atas kesepakatan bersama antara Pemerintah Desa dan BPD.
• Rancangan peraturan Desa yang telah disepakati bersama disampaikan oleh pimpinan Badan Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa paling lambat 7 (tujuh) Hari terhitung sejak tanggal kesepakatan.
• Rancangan peraturan Desa wajib ditetapkan oleh kepala Desa dengan membubuhkan tanda tangan paling lambat 15 (lima belas) Hari terhitung sejak diterimanya rancangan peraturan Desa dari pimpinan Badan Permusyawaratan Desa.
PENETAPAN, PENGUNDANGAN DAN PENYEBARLUASAN PERATURAN DESA
• Rancangan Peraturan Desa yang telah dibubuhi tanda tangan disampaikan kepada Sekretaris Desa untuk diundangkan.
• Dalam hal Kepala Desa tidak menandatangani Rancangan Peraturan Desa maka Rancangan Peraturan Desa tersebut wajib diundangkan dalam Lembaran Desa dan sah menjadi Peraturan Desa.
• Sekretaris Desa mengundangkan peraturan desa dalam lembaran desa.
• Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat sejak diundangkan.
• Penyebarluasan dilakukan oleh Pemerintah Desa dan BPD sejak penetapan rencana penyusunan rancangan Peraturan Desa, penyusunan Rancangan Peratuan Desa, pembahasan Rancangan Peraturan Desa, hingga Pengundangan Peraturan Desa.
• Penyebarluasan dilakukan untuk memberikan informasi dan/atau
memperoleh masukan masyarakat dan para pemangku kepentingan.
EVALUASI PERATURAN DESA
• Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa, pungutan, tata ruang, dan organisasi Pemerintah Desa yang telah dibahas dan disepakati oleh Kepala Desa dan BPD, disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota Melalui camat atau sebutan lain paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi.
• Dalam hal Bupati/Walikota tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu, Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya. Hasil evaluasi rancangan Peraturan Desa diserahkan oleh Bupati/Walikota paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan Peraturan tersebut oleh Bupati/Walikota.
Dalam hal Bupati/Walikota telah memberikan hasil evaluasi, Kepala Desa wajib memperbaikinya.
• Kepala Desa memperbaiki rancangan peraturan desa paling lama 20 (dua puluh) hari sejak diterimanya hasil evaluasi. Kepala Desa dapat mengundang BPD untuk memperbaiki rancangan peraturan desa. Hasil koreksi dan tindaklanjut disampaikan Kepala Desa kepada Bupati/Walikota melalui camat.
• Dalam hal Kepala Desa tidak meninjaklanjuti hasil evaluasi dan tetap menetapkan menjadi Peraturan Desa, Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati/Walikota.
• Bupati/Walikota dapat membentuk tim evaluasi Rancangan Peraturan Desa. Tim ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota.
KLARIFIKASI PERATURAN DESA
• Peraturan Desa yang telah diundangkan disampaikan oleh Kepala Desa kepada Bupati/Walikota paling lambat 7 (tujuh) Hari sejak diundangkan untuk diklarifikasi. Bupati/Walikota melakukan klarifikasi Peraturan Desa dengan membentuk tim klarifikasi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterima.
• Hasil klarifikasi dapat berupa:
1. Hasil Klarifikasi Yang Sudah Sesuai Dengan Kepentingan Umum, Dan/Atau Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Yang Lebih Tinggi; Dan
2. Hasil Klarifikasi Yang Bertentangan Dengan Kepentingan Umum Dan/Atau Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Yang Lebih Tinggi.
• Dalam hal hasil klarifikasi Peraturan Desa tidak bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi Bupati/Walikota menerbitkan surat hasil klarifikasi yang berisi hasil klarifikasi yang telah sesuai dan dalam hal hasil klarifikasi bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi Bupati/Walikota membatalkan Peraturan Desa tersebut dengan Keputusan Bupati/Walikota.
PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA
• Peraturan bersama Kepala Desa berisi materi kerjasama desa.
• Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa ditetapkan bersama oleh dua Kepala Desa atau lebih dalam rangka kerja sama antar-Desa.
• Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan
Bersama Kepala Desa ditetapkan setelah
mendapatkan rekomendasi dari musyawarah desa.
PENYUSUNAN PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA
• Penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa dilakukan oleh KEPALA DESA PEMRAKARSA.
• Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah disusun, wajib dikonsultasikan kepada masyarakat desa masing-masing dan DAPAT dikonsultasikan kepada camat masing-masing untuk mendapatkan masukan.
• Masukan dari masyarakat desa dan camat
digunakan Kepala Desa untuk tindaklanjut proses
penyusunan rancanan Peraturan Bersama Kepala
Desa.
PEMBAHASAN, PENETAPAN, PENGUNDANGAN DAN PENYEBARAN PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA
• Pembahasan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa dilakukan oleh 2 (dua) Kepala Desa atau lebih.
• Kepala Desa yang melakukan kerja sama antar-Desa menetapkan Rancangan Peraturan Desa dengan membubuhkan tanda tangan paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal disepakati.
• Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah dibubuhi tanda tangan diundangkan dalam Berita Desa oleh Sekretaris Desa masing-masing desa.
• Peraturan Bersama Kepala Desa mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sejak tanggal diundangkan dalam Berita Desa pada masing-masing Desa.
• Peraturan Bersama Kepala Desa disebarluaskan kepada
masyarakat Desa masing-masing.
PERATURAN KEPALA DESA
• Peraturan Kepala Desa berisi materi pelaksanaan peraturan desa, peraturan bersama kepala desa dan tindak lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
• Penyusunan rancangan Peraturan Kepala Desa dilakukan oleh Kepala Desa.
• Materi muatan Peraturan Kepala Desa meliputi materi pelaksanaan Peraturan di Desa dan peraturan perundang- undangan yang lebih tinggi.
• Peraturan Kepala Desa diundangkan dalam Berita Desa oleh Sekretaris Desa.
PEMBIAYAAN PEMBENTUKAN PERATURAN DI DESA
DIBEBANKAN PADA APBDESA.
PERATURAN DESA ADAT
• Peraturan Desa Adat disesuaikan dengan hukum adat dan norma adat istiadat yang berlaku di Desa Adat sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
• Teknik dan prosedur penyusunan Peraturan di desa yang diatur dalam Peraturan Menteri ini berlaku secara mutatis mutandis bagi teknik dan prosedur penyusunan Peraturan di desa adat.
• Kepala Desa DAPAT MENETAPKAN KEPUTUSAN KEPALA DESA untuk pelaksanaan Peraturan di desa, peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan dalam rangka pelaksanaan kewenangan desa yang bersifat penetapan.
• Ketentuan mengenai teknik penyusunan Peraturan di Desa dan Keputusan Kepala Desa sesuai dengan ketentuan Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
• Ketentuan teknis lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan
peraturan di desa diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota.
PENUTUP
Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini,
maka Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
29 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan
Peraturan Desa, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
TERIMAKASIH
Atas Perhatiannya Mohon Maaf Kalau Kurang