• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI SE-KECAMATAN BREBES TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA PADA KURIKULUM 2013 - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERSEPSI GURU BAHASA INDONESIA SMP NEGERI SE-KECAMATAN BREBES TERHADAP PENILAIAN AUTENTIK UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA PADA KURIKULUM 2013 - repository perpustakaan"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Bertentangan dengan pendapat di atas, Robbins (2006) (dalam USU, 2011) menyatakan bahwa “persepsi adalah suatu proses yang digunakan. Pendapat ini diperkuat oleh Atkinson dan Hilgard (dalam USU, 2011) yang menyatakan bahwa “persepsi adalah proses yang melalui mana kita menafsirkan dan mengatur pola stimulus di lingkungan. Ada tiga istilah terkait konsep dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan hasil belajar siswa, yaitu pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Menurut Roswati, “pengukuran.

Dari beberapa pengertian asesmen tersebut, dapat disimpulkan bahwa asesmen adalah suatu proses sistematis yang mengumpulkan berbagai informasi secara teratur, berkesinambungan dan menyeluruh tentang kelebihan dan kekurangan siswa dalam kaitannya dengan proses dan hasil belajar siswa untuk digunakan. sebagai dasar pengambilan keputusan.

Tabel 2.1 Hubungan antara Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran
Tabel 2.1 Hubungan antara Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran

TujuanPenilaian

Dengan menilai hasil belajar siswa, dapat diketahui seberapa sukses siswa dalam menguasai keterampilan atau materi yang diajarkan oleh guru.Mendeskripsikan kemampuan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya pada berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang diambilnya.

Fungsi Penilaian

Pengakuan atas keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yaitu seberapa efektifnya dalam mengubah perilaku peserta didik menuju tujuan pendidikan yang diharapkan. Menentukan kelanjutan hasil evaluasi yaitu dengan melakukan perbaikan dan perbaikan dalam hal program pendidikan dan pembelajaran serta strategi pelaksanaannya. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa penilaian mempunyai tujuan yang sangat kompleks dalam proses dan hasil pembelajaran, mulai dari mengenali keberhasilan proses pembelajaran, kemudian mendeskripsikan kemampuan siswa, dan kemudian menentukan hasil belajar. guru telah dinilai bertanggung jawab atas hasilnya. .

Fungsi formatif adalah memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar perbaikan proses pembelajaran dan mempertahankan program perbaikan bagi siswa. Fungsi ringkasan adalah untuk mengetahui nilai (angka) kemajuan/hasil belajar siswa pada mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, menentukan pertumbuhan nilai dan menentukan siswa lulus atau gagal. Fungsi diagnostiknya adalah untuk memahami latar belakang (psikologis, fisik, lingkungan) siswa yang mengalami kesulitan belajar, yang hasilnya dapat dijadikan dasar pemecahan kesulitan tersebut.

Fungsi penempatan adalah penempatan peserta didik pada situasi belajar yang sesuai (misalnya pada saat menentukan program peminatan) sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik (Zaenal Arifin, 2010: 20). Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa penilaian juga mempunyai fungsi yang sangat penting baik dalam proses maupun hasil pembelajaran, dikenal dengan penilaian yang berfungsi formatif dan sumatif. Penilaian formatif dapat berperan sebagai informasi untuk meningkatkan kemampuan siswa selama proses pembelajaran.

Penilaian Autentik

Hakikat Penilain Autentik

Prinsip dasar penilaian otentik dalam teori pembelajaran adalah bahwa siswa harus mampu mendemonstrasikan atau melakukan apa yang mereka ketahui. Penilaian autentik sebaiknya dilakukan karena beberapa alasan, yaitu (1) penilaian autentik merupakan penilaian langsung terhadap kemampuan dan kompetensi siswa, (2) penilaian autentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk menciptakan hasil belajar, (3) penilaian autentik memadukan antara belajar dan mengajar. kegiatan dan penilaian, dan (4) penilaian otentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan berbagai kemampuan (Mueller, 2013). Penilaian tradisional menekankan perolehan penguasaan pengetahuan melalui tes objektif, sedangkan penilaian otentik menekankan kinerja yang mencerminkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan (Nurgiyantoro, 2011:26).

Penilaian otentik meminta siswa untuk menunjukkan pemahaman dengan melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks dan biasanya mewakili penerapan yang lebih bermakna. Penilaian tradisional Penilaian autentik Penilaian tradisional menggunakan tes. dibuat untuk menunjukkan penguasaan suatu ilmu. Penilaian otentik meminta siswa untuk menunjukkan kemampuannya dengan melakukan sesuatu seperti di dunia nyata.

Penilaian autentik meminta siswa menganalisis, mensintesis, dan menerapkan secara substantif apa yang telah mereka pelajari. Penilaian otentik memiliki kesamaan dengan penilaian berbasis kinerja di mana siswa diminta untuk melakukan tugas-tugas yang bermakna. Penilaian autentik disebut juga penilaian alternatif karena penilaian autentik merupakan salah satu alternatif penilaian tradisional.

Macam Penilaian Autentik

Penilaian autentik mempunyai kemiripan dengan beberapa konsep penilaian yaitu penilaian berbasis kinerja, penilaian langsung dan penilaian alternatif (Mueller 2013). Penilaian autentik disebut penilaian langsung karena memberikan bukti yang lebih langsung dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang bermakna. Brown menyebutkan model penilaian autentik, antara lain penilaian berbasis kinerja, portofolio, jurnal, konferensi, wawancara, observasi, penilaian diri, dan penilaian rekan sejawat.

Langkah-Langkah Penilaian Autentik

Kriteria dalam penilaian autentik digunakan untuk mengevaluasi seberapa baik siswa menyelesaikan tugas dan seberapa baik mereka memenuhi standar (Mueller, 2013). Kemahiran siswa dalam suatu tugas ditentukan dengan membandingkan kinerja siswa terhadap serangkaian kriteria untuk menentukan sejauh mana kinerja siswa memenuhi kriteria tugas tersebut. Rubrik biasanya dibuat berisi kriteria penting dan tingkat pencapaian kriteria yang bertujuan untuk mengukur prestasi siswa (Mueller, 2013).

Kriteria biasanya terdiri dari kata-kata tertentu yang mencerminkan apa yang harus dicapai siswa.Tingkat pencapaian kinerja umumnya ditunjukkan dengan angka, besar kecilnya angka tersebut sekaligus menunjukkan tingkat pencapaian hasil belajar siswa.

Pengolahan Skor Penilaian Autentik

Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Bahasa Indoensia di SMP Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan serangkaian aktivitas

Keempat keterampilan berbahasa tersebut terkadang dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kemampuan reseptif dan produktif (Djiwandono 2011: 8). Kemampuan menyimak dan membaca dikelompokkan ke dalam keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis dikelompokkan ke dalam keterampilan produktif. Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai tujuan dan penilaian keterampilan yang berbeda-beda, namun arah pembelajaran bahasa Indonesia sama yaitu tercapainya tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam kurikulum yang relevan.

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah agar siswa mampu berkomunikasi dengan baik melalui empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia juga harus menekankan kompetensi berbahasa dibandingkan kemahiran linguistik, oleh karena itu penilaian juga harus dilakukan dengan kinerja berbahasa, tidak hanya melalui tes tradisional. Nurgiyantoro membagi penilaian autentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia menjadi empat, yaitu penilaian autentik kompetensi berbahasa, penilaian kompetensi bahasa aktif reseptif, penilaian autentik kompetensi bahasa aktif produktif, dan penilaian autentik kompetensi sastra.

Karakteristik PenilaianAutentik

Artinya, dalam melakukan penilaian autentik hendaknya bersifat berkesinambungan (continuous) dan merupakan satu kesatuan yang utuh sebagai alat pengumpul informasi tentang pencapaian kompetensi siswa (Kunandar). menilai diri mereka sendiri terhadap tujuan yang telah dicapai siswa.

Sedangkan siswa pada tes esai respon terbatas atau terstruktur lebih terbatas pada bentuk dan cakupan jawabannya. Penilaian proyek merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang harus diselesaikan siswa dalam jangka waktu/waktu tertentu. Segala jenis penilaian yang digunakan dalam penilaian autentik sebenarnya berguna untuk membuktikan proses dan hasil belajar siswa secara keseluruhan, baik dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Untuk itu penilaian diri sebaiknya dilakukan siswa di kelas melalui langkah-langkah sebagai berikut. Penilaian teman sejawat dilakukan siswa terhadap 3 (tiga) orang teman sekelasnya atau sebaliknya. d) Review jurnal. Penilaian tertulis merupakan penilaian yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan atau pertanyaan secara tertulis kepada siswa.

Teknik penilaian pengetahuan lainnya dalam kurikulum 2013 adalah penilaian terhadap siswa yang dilakukan melalui observasi diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Penilaian Kompetensi Keterampilan merupakan penilaian yang mengharuskan peserta didik menunjukkan suatu kompetensi tertentu.

Hakikat Membaca

  • Pengertian Membaca
  • Tujuan Membaca
  • Aspek-aspek membaca
  • Jenis-Jenis Membaca

Melalui kegiatan membaca, kita dapat memperoleh banyak informasi yang dapat mempengaruhi sikap dan pandangan terhadap perilaku hidup dalam keadaan tertentu. Membaca harus mempunyai tujuan karena seseorang yang membaca dengan suatu tujuan cenderung lebih memahami dibandingkan seseorang yang tidak mempunyai tujuan dalam membaca. Makna, makna sangat erat kaitannya dengan niat atau intensitas kita dalam membaca. Berdasarkan beberapa tujuan membaca tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa tujuan membaca adalah untuk lebih cermat dan kritis mencari dan memahami makna serta informasi yang terkandung dalam bacaan tersebut.

Tarigan ada dua aspek penting dalam membaca, yaitu: a) keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill), yang dapat dianggap tingkat rendah (lower order). Tarigan berpendapat bahwa membaca merupakan suatu kegiatan yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan mempunyai lima permasalahan, yaitu: (1) membaca cermat, yaitu membaca yang menitikberatkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan, (2) pemahaman bacaan, yaitu membaca. yaitu membaca yang penekanannya pada keterampilan pemahaman dan penguasaan isi bacaan, (3) membaca untuk ide, yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh, dan memanfaatkan gagasan yang terkandung dalam bacaan, (4) membaca kritis, yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh kegembiraan, mendalam, evaluatif dan analitis, tidak sekedar mencari-cari kesalahan, dan (5) membaca ulasan kebahasaan.

Penelitian yang Relevan

Persamaan penelitian ini dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang persepsi terhadap penilaian guru dalam bahasa Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian ini adalah peneliti menyatakan bahwa penelitian Jumiyati menguji persepsi dan pengetahuan guru terhadap evaluasi pembelajaran, sedangkan penelitian ini menguji persepsi guru bahasa Indonesia terhadap penelitian otentik terhadap kemampuan membaca. Kedua, penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang ditulis oleh Liliana Karonika Agustin pada tahun 2014 dengan judul “Penerapan Evaluasi Pembelajaran oleh Guru dalam Bentuk.

Penelitian ini dilakukan di salah satu SMP Negeri di Kecamatan Brebes, sedangkan penelitian oleh Liliana Karonika Agustin dilakukan di kelas VI SD Negeri KRT Kabupaten Sumbang. Jika penelitian sebelumnya menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian sebelumnya menggunakan wawancara, sedangkan pada penelitian ini menggunakan kuesioner online.

Penelitian terakhir atau ketiga yang relevan adalah penelitian yang ditulis oleh Fane Trisna Fitriana pada tahun 2019 yang berjudul “Implementasi Ulangan Harian Hasil Belajar Bahasa Indonesia Oleh Guru SMA Semasa Tahun Ajaran Purwokerto. Persamaan penelitian ini dengan penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang penilaian Bahasa Indonesia Perbedaan penelitian ini dengan penelitian ini adalah peneliti menyatakan bahwa pada penelitian Fane yang diteliti adalah Implementasi Ulangan Harian Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Oleh Guru SMA, sedangkan pada penelitian ini yang dipelajari adalah persepsi Guru Bahasa Indonesia melakukan penelitian otentik dalam keterampilan membaca dan tidak hanya pada judulnya saja tetapi juga mempunyai perbedaan pada tempat penelitiannya.

Kerangka Pikir

Gambar

Tabel 2.1 Hubungan antara Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran

Referensi

Dokumen terkait

Production output While fi xed costs and variable costs decide the total cost of the project, wind power production output is the most important part of the decision on the cost per