• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 3 PADANG

ARTIKEL

DEWI SUSANTI NIM: 11020024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

THE IMPLEMENTATION OF CURRICULUM 2013 IN HISTORY SUBJECT AT SMA NEGERI 3 PADANG

By Dewi Susanti1 Buchari Nurdin2

Zulfa3

Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

This research originated from the implementation of the curriculum in 2013 that is still having trouble in school, especially on the subjects of history in SMA Negeri 3 Padang. Those problems include teachers’

difficulties in filling the format of evaluation that is quiet complicated and in a large number. This research aimed to describe the implementation of curriculum 2013 on the subjects of history in SMA Negeri 3 Padang. It was a qualitative research with the type of evaluation to the implementation of teaching and learning process on history subject in the curriculum of 2013. As the informants in this study were 3 teachers of history that was complicated with the headmaster, the deputy head of the curriculum, and some of the other informants. All data were analyzed to make the conclusion. The results of this research showed that: (1) School had prepared learning tools in the form of media, learning tools such as laptops, projector, maps, pictures, documentaries, textbooks, as well as assessment formats, (2) Training and workshop history teachers about the scientific of learning process, (3) Assess and explore the process of learning implementation in accordance with the pattern of the curriculum in 2013. It can be concluded that teachers and headmaster have been working to prepare everything for the implementation of the curriculum of 2013. However, they found several problems including the readiness of the students, and replenishing the complex of assessment format.

Keywords: Implementation, Curriculum 2013, History

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen dan Staf pengajar di Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Dosen dan Staf pengajar di Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan diwujudkan dalam rangka membekali peserta didik dengan kecakapan hidup yang sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan peserta didik di masa depan. Maka Pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan pembaharuan dan inovasi dalam bidang pendidikan. Pembaharuan yang dilakukan salah satunya adalah pembaharuan kurikulum, dengan diterapkannya kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:

1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan- pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama.

2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru- peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-guru peserta didik- masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya).

3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet).

4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains).

5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)

6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia.

7. Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggaan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik.

8. Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines).

9. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis. (Permendikbud No. 69 Tahun 2013: 2-3).

Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum yang baru dikeluarkan oleh pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2013. Penerapan kurikulum 2013 masih belum merata sebab hanya sekolah-sekolah percontohan saja yang sudah menerapkan kurikulum ini dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, salah satu sekolah yang telah menerapkan kurikulum

2013 adalah SMAN 3 Padang. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru sejarah NR di SMAN 3 Padang. Menurut guru, penilain yang harus dilakukan cukup ruwet dan sangatlah banyak. Aspek yang harus dinilai oleh guru meliputi: Pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui lebih lanjut mengenai “Implementasi Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Sejarah di SMAN 3 Padang. Berangkat dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kesiapan sekolah dan guru dalam implementasi kurikulum 2013 di SMAN 3 Padang. 2. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah di SMAN 3 Padang. 3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah di SMAN 3 Padang. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah 1.

Mengidentifikasi kesiapan sekolah dan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 di SMAN 3 Padang. 2 Mengevaluasi implementasi kurikulum 2013 di SMAN 3 Padang. 3.

Mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam menerapkan kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah di SMAN 3 Padang.

Adapun manfaat penulisan ini adalah sebagai berikut: Manfaat Teoritis: 1. Dari segi teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk mengadakan koreksi diri sekaligus usaha untuk meningkatkan implementasi kurikulum 2013 sehingga dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa. 2.

Manfaat Praktis. a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya meningkatkan pemahaman guru dalam implementasi Kurikulum 2013. b. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan implementasi kurikulum 2013 di sekolah dan pada semua mata pelajaran.

Pembelajaran adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seorang dimana dari yang tidak tahu menjadi tahu dari yang bodoh menjadi pintar dan dari yang tidak mengetahui menjadi mengetahui. Inilah yang merupakan sebagai inti proses pembelajaran (Ahmad Sabri, 2005: 33).

Belajar adalah upaya pembimbingan terhadap siswa yang bersangkutan secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar dan memperoleh hasil belajar secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuan masing-masing (Moedjiono, 1994: 3).

(5)

Pembelajaran sejarah adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran (Hamalik, 2009:48). Menurut Budiningsih (2005:10), menyatakan bahwa: “Pembelajaran adalah sebagai proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”.

Menurut Undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 19 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Arifin, 2011: 6).

Kurikulum 2013 merupakan rangkaian penyempurnaan terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.

Kurikulum 2013 ini merupakan kurikulum berbasis kompetensi. Menurut Kemendikbud 2013 (dalam Widyastono, 2014: 119) kurikulum 2013 menekankan mengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan studi evaluasi dengan analisis kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Padang pada bulan November 2015 sampai Jauari 2016. Sebagai informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, guru sejarah dan siswa SMAN 3 Padang. Metode penelitian yang digunakan dalam memperoleh mengumpulkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut: Observasi, Wawancara, Dokumentasi. Teknis analisis data yaitu: Reduksi data. Penyajian Data, Penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kesiapan Sekolah dan Guru

a. Kesiapan Sekolah

Kesiapan sekolah untuk melaksanakan kurikulum 2013 yang terdiri sarana dan prasarana. Pengadaan sarana dan prasarana tertentu untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 tentu dibutuhkan. Adapun sarana dan prasarana yang dipersiapkan sekolah untuk dapat mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah di SMAN 3 Padang yakni penambahan infocus, setiap kelas di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Padang sudah dilengkapi dengan infocus untuk medukung proses pembelajaran. peta, atlas, film dokumenter, buku pelajaran, powerpoint, gambar-gambar pahlawan, laptop, dan infocus. Kesiapan sekolah juga mengadakan pelatihan dan

workshop guru sejarah tentang proses pembelajaran saintific.

b. Kesiapan Guru

Di

SMA Negeri 3 Padang sudah seratus persen guru yang mendapatkan pelatihan/penataran yang diselenggarakan oleh pemerintah. Misalnya penataran- penataran yang diikuti oleh kepala sekolah dan wakil kepala bidang kurikulum. Materi yang diajarkan pada pelatihan kurikulum 2013 yaitu: cara pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), cara penilaian. Adapun macam-macam penilaian dan langkah-langkahnya yaitu:

Pertama penilaian yang digunakan adalah penilaian autentik meliputi: pertama, Penilaian Kinerja yakni Penilaian autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Cara merekam hasil penilaian berbasis kinerja:

daftar cek (checklist), catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records), Skala penilaian (rating scale), memori atau ingatan (memory approach).

Kedua, Penilaian Proyek yakni Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.

Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Adapun langkahnya sebagai berikut:

1. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

2. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

3. Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik.

Ketiga, Penilaian Portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.

Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan

(6)

atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini:

1. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

2. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

3. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.

4 Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.

5 Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

6 Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

7 Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

Keempat, Penilaian Tertulis. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat,memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajarai. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

2. Pelaksanaan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Sejarah

1) Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan dalam suatu pembelajaran diperlukan persiapan untuk membuat pembelajaran terencana dengan baik dan tepat agar mampu menghasilkan suatu pembelajaran yang efektif.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta studi dokumentasi dapat diketahui persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sejarah SMAN 3 Padang. Secara garis besarnya meliputi sebagai berikut:

a. Pengembangan Program

Langkah pertama persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sejarah pada SMAN 3 Padang adalah melakukan

pengembangan program.

Pengembangan program mencakup program tahunan, program semester,

program mingguan dan harian, program pengayaan dan remedial.

b. Pengembangan Perangkat

Sebagai persiapan mengajar, guru mata pelajaran sejarah SMAN 3 Padang melakukan pengembangan atas silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah ditetapkan pemerintah melalui buku ajar guru. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu.

Silabus disusun mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam kurikulum 2013, silabus telah disiapkan oleh pemerintah.

2) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Persiapan pembelajaran telah selesai dilakukan maka kegiatan selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan apa yang sudah dierncanakan tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh EZ sesuai jadwal yang sudah ditentukan yaitu hari Rabu jam pertama di kelas XI 6.

Secara umum, pelaksanaan pembelajaran Sejarah terdiri dari tiga tahapan kegiatan yakni kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan awal atau pembuka

Pertama pada tahap pendahuluan, guru mengawali pelajaran dengan mengucap salam kemudian siswa menjawabnya.

Selanjutnya guru meminta salah seorang siswa memimpin do’a untuk menciptakan suasana religius. Guru menanyakan kehadiran siswa dengan melakukan absensi. Kegiatan absensi digunakan guru untuk mengamati perilaku atau sikap siswa juga untuk melihat kondisi siswa. Kemudian guru memotivasi siswa dengan menanyakan peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia yang diketahui oleh siswa secara umum agar terciptanya kondisi yang kondusif dan siswa bersemangat untuk belajar. Setelah motivasi, guru mengimformasikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan. Setelah itu guru

(7)

menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Menyampaikan topik dan kegiatan yang akan dilakukan, dengan memakai model discovery learning. Kemudian guru menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

Seterusnya guru mempersiapkan media/ alat yang diperlukan.

b. Kegiatan inti pembelajaran

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, sesuai dengan RPP yang disusun, dalam kegiatan inti pembelajaran guru Sejarah sudah menerapkan pendekatan Saintifik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan guru dalam kegiatan inti yaitu pertama, guru membagi kelas menjadi enam kelompok peserta didik, masing-masing kelompok 5 orang.

Selanjutnya pada proses mengamati peserta didik ditampilakan tayangan video singkat tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan serta beberapa gambar tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa kemerdekaan. Kegiatan

Menanya Peserta didik

mengidentifikasikan pertanyaan mengenai mengapa bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945. Peserta didik mencari informasi dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang sudah disusun dengan membaca uraian materi melalui bermacam-macam sumber yang terkait dengan identifikasi permasalahan dari Peristiwa Proklamasi.

Seterusnya mengasosiasi peserta didik menganalisis informasi dari bacaan berbagai sumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tentang permasalahn peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Seterusnya pada proses pembuktian setiap kelompok menyajikan hasil diskusi untuk ditanggapi oleh kelompok lain. Kelompok yang pertama mempresentasikan hasil diskusinya adalah kelompok 1. Setelah kelompok 1 mempresentasikan hasil diskusinya kelompok 3 bertanya yaitu FH pertanyaannya apa penyebab terjadinya peristiwa rengasdengklok? kemudian kelompok 1 menjawab yang dijawab oleh NA. Jawabannya adalah karena adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda tentang kemerdekaan Indonesia. Perbedaan pendapat tersebut mendorong golongan muda untuk membawa Soekarno (bersama Fatmawati

dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta ke Rengasdengklok pada dini hari 16 Agustus 1945. Setelah pertanyaan kelompok 3 dijawab kemudian kelompok 2 bertanya yaitu AA, pertanyaannya adalah kenapa Rengasdengklok dipih sebagai tempat pengasingan Soekarno dan Hatta? Pertanyaan dari kelompok 2 dijawab oleh HSA. Jawabannya adalah dipilihnya Rengasdengklok karena berada jauh dari jalan raya utama Jakarta-Cirebon dan di sana dapat dengan mudah mengawasi tentara Jepang yang hendak datang ke Rengasdengklok. Setelah pertanyaan dari kelompok dua dijawab kemudian kelompok 4 bertanya yaitu MM pertanyaannya apa tujuan diasingkan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok?

Pertanyaan dari kelompok 4 dijawab oleh HA. Jawabannya adalah Tujuan dilakukannya pengasingan tersebut adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Setelah pertanyaan dari kelompok 2 tidak ada lagi siswa yang bertanya.

c. Kegiatan akhir atau penutup

Kegiatan penutup selanjutnya klarifikasi atau menarik kesimpulan secara bersama-sama dengan siswa dari materi yang telah dipelajari tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan. Guru memberikan penjelasan tambahan untuk hal-hal yang belum disampaikan atau yang belum jelas pada saat menarik kesimpulan.

Kemudian guru refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan baik tentang proses maupun hasil yang dicapai. Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan. Kemudian guru melakukan penilaian berkenaan dengan materi yang telah dibahas. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas individu. Tahap akhir dari kegiatan penutup yang dilakukan guru adalah mengajak siswa untuk mengucapkan rasa syukur dilanjutkan dengan do’a kafaratul majelis dan diakhiri dengan mengucap salam.

3) Evaluasi Hasil Belajar atau Penilaian Berdasarkan hasil penelitian yang didaptkan di lapangan, evaluasi dilakukan untuk menilai proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Dalam menilai proses pembelajaran, guru mengamati kesiapan serta perilaku peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Guru juga menilai diri sendiri untuk mengetahui kekurangan supaya dapat diperbaiki ketika pembelajaran berikutnya. Evaluasi proses

(8)

pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan observasi dan catatan. Berdasarkan Kemendikbud 2014, penilaian oleh pendidik dapat berupa tes dan non tes yang dilakukan melalui ulangan dan penugasan, untuk mengukur kompetensi peserta didik secara berkelanjutan, memantau kemajuan, dan memperbaiki hasil belajar peserta didik.

Evaluasi yang dilakukan guru Sejarah terhadap peserta didik adalah dengan melakukan penilaian kompetensi yang dicapai peserta didik sesuai dengan Kurikulum 2013 yang mencakup 3 aspek yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan guru dengan melakukan tes lisan , tes tertulis dan penugasan. Penilaian keterampilan yang dilakukan guru Sejarah adalah dengan menilai dari kegiatan diskusi, presentasi dan hasil diskusinya.

Penilaian keterampilan juga dilakukan guru dengan menilai hasil kerja siswa seperti dalam bentuk makalah. Untuk penilaian sikap, guru melakukan observasi dan penilaian antar peserta didik.

3. Kendala-kendala Guru Mata Pelajaran Sejarah dalam Menerapakan Kurikulum 2013

Berdasarkan hasil pembahasan dapat diketahui bahwa sudah ada sosialisasi, maupun pelatihan-pelatihan yang diberikan kepada guru tentang kurikulum 2013, namun guru-guru terlihat masih terkendala menerapkan kurikulum ini dalam proses pembelajaran, hal tersebut terlihat pada tahap penilaian.

Penilaian yang bermacam-macam bentuknya dari penilaian sikap (penilaian diri, penilaian teman sebaya, jurnal guru, observasi), penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Penilaian sikap membuat guru disibukkan dengan penilaian, beban guru semakin berat selain mendidik juga sebagai administrator sehingga pengembangan diri yang dilakukan oleh guru menjadi terabaikan. Selain itu Kurikulum 2013 menuntut guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, hal tersebut membuat beban peserta didik semakin bertambah karena hampir pada semua mata pelajaran ada tugas yang harus dikerjakan dirumah.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa mengenai implementasi kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah di SMAN 3 Padang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesiapan sekolah dan guru dalam implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Padang diawali dengan mempersiapkan sarana

pembelajaran berupa media, alat pembelajaran seperti laptop, infocus, powerpoint, peta, gambar, film dokumenter, buku pelajaran, serta format-format penilaian dan Pelatihan dan workhsop guru sejarah tentang proses pembelajaran saintific.

2. Implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah di SMA Negeri 3 Padang adalah dimulai dengan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan inti pembelajaran guru Sejarah sudah menerapkan pendekatan Saintifik meskipun dalam prakteknya guru masih mengalami kesulitan terutama untuk mengkondisikan siswa ketika memancing siswa untuk bertanya dan melakukan asosiasi.

Kegiatan inti ini terdiri dari kegiatan mengamati, kegiatan menanya, kegiatan mengeksplorasi atau mengumpulkan informasi, kegiatan mengasosiasi, dan kegiatan mengkomunikasikan.

3. Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada pembelajaran sejarah adalah dalam hal penilaian. Penilaian yang bermacam-macam bentuknya dari penilaian sikap (penilaian diri, penilaian teman sebaya, jurnal guru, observasi), penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Selain itu guru merasa masih perlu mempersiapkan lagi instrumen penilaiannya.

SARAN

1. Bagi guru mata pelajaran sejarah disarankan untuk terus mengembangkan pemahaman berkaitan dengan pendekatan saintific dan membiasakan penerapan saintific dalam pembelajaran sejarah serta lebih menguasai lagi terkait dalam hal penilaian dalam kurikulum 2013.

2. Bagi sekolah agar melakukan bimbingan secara intens bertkaitan dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 kepada guru-guru khususnya guru sejarah.

3. Bagi kepala sekolah bisa memberi saran kepada guru-guru terkait penerapan pendekatan saintific serta mengadakan bimbingan secara intens berkaitan dengan proses pembelajaran dan penilaian pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sabri. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih C Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Herry Widyastono. 2014. Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah.

Jakarta: Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.

Jakarta: Bumi Aksara.

(9)

Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan No.

69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.

Zainal Arifin. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya.

Referensi

Dokumen terkait

Guru Fiqih merancang pembelajaran efektif dan bermakna, implementasi Kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Guru Fiqih telah dilaksanakan dengan cukup baik, yaitu peserta didik dilibatkan

Pendekatan yang sesuai dengan pembelajaran kimia yang ditawarkan oleh kurikulum 2013 ini adalah pendekatan saintifik scientific approach dimana dirancang agar peserta didik secara aktif