Pada tahun 2021, kurikulum yang digunakan pada tingkat sekolah dasar adalah kurikulum 2013 dengan pembelajaran tematik terpadu. Akademisi, mahasiswa, atau masyarakat lainnya mungkin belum banyak mengetahui tentang pembelajaran tematik terpadu ini.
BAB I
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
Hakikat Belajar dan Pembelajaran Tematik-Terpadu 1. Belajar
Konsep belajar mandiri merupakan pengalaman belajar, yaitu tempat dimana siswa dapat membangun pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam proses berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, pembelajaran harus memberi siswa makna yang komprehensif di mana berbagai topik yang tersedia sudah tercermin.
Prinsip- Prinsip Pembelajaran Terpadu
Adapun penjabaran konsep pembelajaran tematik terpadu pada kurikulum 2013 (untuk SD/MI) tampak dari Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 pasal 19 par. 1, bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan jasmani dan rohani peserta didik. Guru harus merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sehingga dapat menampung siswa yang memiliki tingkat kecerdasan, pengalaman, dan minat yang berbeda terhadap suatu mata pelajaran.
Kurikulum Terpadu
Landasan Filosofis Pembelajaran Tematik-Terpadu Adapun jenis-jenis aliran filsafat yang menjadi landasan
Aliran filsafat ini menekankan pengalaman langsung siswa (direct experience) sebagai pokok utama pembelajaran. Pengetahuan tidak dapat begitu saja ditransfer oleh seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterpretasikan oleh siswa itu sendiri.
Kekuatan Tema dalam Pembelajaran Terpadu
Kekuatan tema dalam pembelajaran terpadu adalah menjadi konsep utama, menjadi dasar pengembangan pembelajaran terpadu, menjadi pola pembelajaran atau mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai dalam pembelajaran, dan siswa mampu menguasainya. konsep-konsep dalam suatu mata pelajaran dan keterkaitannya dengan mata pelajaran lain. , serta model pembelajaran yang menggunakan tema yang menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan menyenangkan. Menurut Mamat, dkk dalam Prastowo Andi (2019:5) bahwa ada beberapa alasan perlunya penggunaan model pembelajaran tematik.
Sepuluh Model Pembelajaran Terpadu
SISTEM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Keunggulan model pembelajaran ini menurut Indrawati (2009) adalah memperhatikan sejumlah topik yang berbeda dalam waktu bersamaan, yang memperkaya dan memperluas pembelajaran. Cara mempraktekkan model pembelajaran ini menurut Feri (2019), guru mengajak siswa bermain sambil belajar (role play) dengan cara ini siswa akan lebih banyak menangkap.
TEORI-TEORI YANG MELANDASI
- Teori Perkembangan Jean Piaget
- Teori Vygotsky
- Teori Bandura
- Teori Bruner
Di sini, siswa perlu memahami tingkatan awal yang menjadi dasar materi pembelajaran. Siswa dituntut berpikir induktif dalam pembelajarannya, belajar melalui penemuan pribadi.
BAB III
PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM
PEMBELAJARAN TEMATIK-TERPADU
- Pengertian Pendekatan Saintifik
- Kriteria Pembelajaran Saintifik
- Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik
- Kontribusi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Tematik-Terpadu
SISTEM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU berisi petunjuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran (Maria Varelas dan Michael Ford) Pendekatan saintifik dapat mendorong siswa untuk aktif, kreatif, inovatif, produktif dan bermakna dalam proses pembelajaran tematik terpadu.
PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN
- Pengertian Guru Profesional
- Peran Guru dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Seiring dengan perkembangan zaman dan kecanggihan
- Indikator Kinerja Guru
- Beberapa keterampilan mengajar guru dalam pembelajaran tematik-terpadu
Meningkatkan keefektifan pembicaraan kelas sehingga benar-benar menjadi penjelasan yang bermakna bagi siswa. Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa terhadap tema-tema pembelajaran yang dibahas dan keterkaitan dalam tema-tema tersebut. Memungkinkan siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu tentang sesuatu yang baru dalam topik yang mereka pelajari.
Meningkatkan tingkat aktivitas dan keterlibatan siswa dalam berbagai pengalaman belajar yang menarik dan terarah. f. Variasi pola interaksi guru-siswa yang dapat dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri dari.
PERANGKAT PEMBELAJARAN TEMATIK-TERPADU
- Tujuan Pembelajaran Tematik-Terpadu
- Taksonomi Pembelajaran
- Penyusunan Silabus
- Penyusunan RPP
- Penyusunan Kalender Pendidikan
Menciptakan lingkungan dan kegiatan pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa dan melibatkan mereka secara optimal dalam proses pembelajaran. Memperbaiki dan mengatasi kelemahan-kelemahan pembelajaran konvensional, seperti pembelajaran yang mengutamakan penguasaan ilmu pengetahuan, pembelajaran yang lebih fokus pada guru sedangkan siswa pasif. Sedangkan rumusan indikator kinerja kompetensi tidak dipengaruhi oleh desain atau strategi kegiatan pembelajaran yang disiapkan oleh guru, karena rumusan lebih banyak tergantung pada karakteristik kompetensi dasar yang akan dicapai siswa.
Metode pengajaran digunakan guru untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa mencapai KD. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu dalam kegiatan belajar siswa dalam jangka waktu 1 (satu) tahun pelajaran yang meliputi antara lain permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, dan hari libur.
BAB VI
PESERTA DIDIK
SEBAGAI SUBJEK DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK-TERPADU
- Peserta didik sebagai Subjek Pembelajaran
- Tahapan Perkembangan Peserta Didik
- Karakteristik Peserta Didik
- Strategi Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta didik Tugas utama guru adalah mengajar yang berarti
Hal ini karena proses pembelajaran itu sendiri berkaitan dengan tingkah laku manusia, dalam hal ini tepatnya dengan siswa. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. SISTEM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Pembelajaran modern lebih banyak menempatkan siswa sebagai mata pelajaran.
Peran guru lebih bersifat memfasilitasi, yaitu menyediakan sarana – fasilitas bagi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Dalam kaitan ini, siswa sekolah dasar, khususnya siswa kelas I, masih memiliki pandangan yang holistik.
BAB VII
BAHAN PEMBELAJARAN TEMATIK-TERPADU
Pengertian Bahan Ajar
SISTEM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif serta sebagai sarana evaluasi kinerja atau penguasaan hasil belajar. Keistimewaan materi pendidikan bagi siswa antara lain: siswa dapat belajar tanpa guru atau teman belajar lainnya, siswa dapat belajar kapan dan di mana mereka mau, membantu calon siswa untuk menjadi pembelajar mandiri, sebagai pedoman bagi siswa yang ingin mengatur segala aktivitasnya dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang harus dipelajari dan dikuasai, serta sumber belajar tambahan bagi siswa.
Langkah-Langkah Pengembangan Bahan Ajar Pengembangan bahan ajar dengan mengikuti desain
Analisis kebutuhan bahan ajar terdiri dari tiga tahapan yaitu analisis kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis dan judul bahan ajar. Laporan penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh peneliti sangat bermanfaat dalam memperoleh sumber bahan ajar yang aktual atau terkini. Jurnal (publikasi hasil penelitian dan pemikiran ilmiah) memuat hasil penelitian atau gagasan yang sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar.
Pakar atau ahli dalam bidang kajian dijadikan sebagai sumber bahan ajar dan konsultasi mengenai ketepatan, cakupan, kedalaman, urutan dan sebagainya dari materi atau bahan ajar tersebut. Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industri dan lingkungan ekonomi dapat dijadikan sebagai sumber bahan ajar.
Model Pengembangan bahan ajar
Hasil SISTEM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU berupa karakteristik atau profil calon peserta survei, identifikasi kesenjangan, identifikasi kebutuhan dan analisis tugas secara detail berdasarkan kebutuhan. Artinya, segala sesuatu yang dikembangkan pada tahap ini dipasang atau diatur sedemikian rupa sesuai peran atau fungsinya sehingga dapat dilaksanakan.
Indikator Kelayakan, Kepraktisan, dan Keefektifan Bahan Ajar
- Indikator kelayakan
- Indikator Kepraktisan
- Indikator Keefektifan
Keefektifan bahan ajar dapat dilihat dari potensi efek berupa kualitas hasil belajar, sikap dan motivasi belajar siswa.
Jenis-jenis Bahan Ajar
Bahan ajar yang diproyeksikan, yaitu bahan ajar yang memerlukan proyektor agar dapat digunakan atau dipelajari oleh siswa. Bahan ajar audio, yaitu bahan ajar berupa sinyal audio yang direkam pada media perekam. Bahan pembelajaran multimedia interaktif (interactive learning materials) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), multimedia pembelajaran interaktif compact disc (CD), dan bahan pembelajaran berbasis web (web-based learning materials).
Handout sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat mengarahkan siswa untuk menguasai satu atau lebih kompetensi inti. SISTEM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU membantu dalam pengajaran, namun dalam hal ini mural dirancang sebagai bahan ajar.
MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK-TERPADU
- Pengertian Media dan Fungsinya
- Jenis-jenis Media dalam Pembelajaran Terpadu Pada dasarnya, kehadiran media dalam aktivitas
- Pemilihan dan pengembangan Media dalam Pembelajaran Terpadu
- Internet sebagai Sumber Pembelajaran
Fungsi atensi artinya media menarik perhatian siswa dan fokus berkonsentrasi pada isi pelajaran. Media pembelajaran dapat menawarkan kepada siswa pengalaman yang sama tentang peristiwa di lingkungannya, serta memungkinkannya. Dengan partisipasi, terbuka peluang yang lebih besar bagi siswa untuk memahami dan mengingat mata pelajaran.
Siswa perlu dibantu untuk mengenali atau menemukan generalisasi (konsep, prinsip atau aturan) yang berkaitan dengan tugas. Berkaitan dengan pendidikan atau pembelajaran, internet dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri.
BAB IX
KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN
- Konsep Komunikasi Pembelajaran
- Teori Pemrosesan Informasi
- Komunikasi Interpersonal dalam Pembelajaran Dalam praktik pembelajaran, komunikasi interpersonal
- Model-model Komunikasi dalam Pembelajaran Tematik-Terpadu
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi egosentris, karena makna pesan dilakukan oleh individu yang berpartisipasi dalam proses komunikasi. Sehubungan dengan poin ke-3 di atas, komunikasi antarpribadi tidak hanya melibatkan pertukaran pesan dan makna, tetapi juga hubungan antarpribadi antara orang-orang yang berpartisipasi dalam proses komunikasi antarpribadi. Mengenai poin e, komunikasi interpersonal juga memiliki dimensi etis dan implikasi etis dari apa yang terjadi selama proses komunikasi.
Prinsip komunikasi antarpribadi juga menjadi dasar pelaksanaan komunikasi antarpribadi dalam kaitannya dengan komunikasi pembelajaran. Oleh karena itu, guru sangat perlu terlibat dalam komunikasi interpersonal dengan siswanya untuk membantu membentuk lingkungan dan suasana belajar yang baik serta dapat mendorong motivasi belajar siswa yang merupakan bagian penting dari proses pembelajaran dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
PENGALAMAN BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN
- Hakikat Pengalaman Belajar
- Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Peserta didik (PBAS)
- Guru dalam Pengembangan Pengalaman Belajar Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam proses
- Beberapa model untuk pembelajaran tematik- terpadu beserta langkah-langkah penerapannya
Guru dan siswa bersama-sama menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Rumusan pengalaman belajar siswa menggunakan kata operasional yang menggambarkan aktivitas siswa dalam belajar. Guru kemudian memantau siswa dan kemajuan proyek (Monitor students and project progress).
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas karena guru harus mampu melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa. Guru harus memfasilitasi siswa untuk bertanya, karena pengetahuan yang dimiliki siswa selalu diawali dengan mengajukan pertanyaan.
EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN
- Pengertian, Fungsi dan Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran Tematik-Terpadu
- Jenis-jenis evaluasi pembelajaran
- Penilaian otentik dalam pembelajaran tematik- terpadu
- Instrumen penilaian otentik
Sementara itu, Masnur Muslich mengungkapkan bahwa penilaian autentik ditunjukkan melalui proses penilaian yang mencakup sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian autentik dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengumpulan karya siswa (portofolio), karya (produk), tugas (project), unjuk kerja (performance) dan tes tertulis (paper and pencil). Hal ini juga berarti bahwa penilaian autentik adalah penilaian kemajuan belajar siswa dan hasil belajar siswa yang dilakukan dengan berbagai teknik penilaian yang disesuaikan dengan karakteristik aspek (ranah) yang dinilai.
Penilaian proses bertujuan untuk memeriksa pencapaian kompetensi siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Asesmen kompetensi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa seperti pengetahuan untuk melakukan tugas tertentu.
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
Hakikat Motivasi Belajar
SISTEM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU menyatakan bahwa motivasi belajar adalah suatu rangkaian usaha untuk menjamin keadaan tertentu bahwa seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan jika ia tidak suka maka ia akan berusaha menyangkal atau menghindari perasaan tidak suka tersebut. Motivasi belajar dengan demikian adalah segala gerak atau daya penggerak baik di dalam maupun di luar diri siswa yang dapat mengarahkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, motivasi dalam belajar diperlukan untuk percepatan pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran.
Motivasi dengan demikian merupakan daya penggerak, baik internal maupun eksternal, yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan belajar mengajar.
Teori-teori Motivasi
Sementara itu, penguatan mungkin secara intrinsik memotivasi, tetapi efeknya tidak secara otomatis bergantung pada harapan, keyakinan, atau apa pun yang dipikirkan pembelajar. Jelas bahwa siswa yang sangat lapar atau lemah secara fisik akan memiliki energi psikologis yang terbatas untuk belajar. Jika siswa merasa tidak dicintai dan tidak mampu, mereka tidak mungkin memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai tujuan pertumbuhan yang lebih tinggi.
Teori motivasi kognitif berfokus pada keyakinan, harapan, dan kebutuhan peserta didik akan kenyamanan, prediktabilitas, dan pemahaman adalah bagian sentral dari teori motivasi kognitif. Menurut Rouhani (2010), ada dua hal yang memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, yaitu motivasi yang muncul dari dalam dan motivasi yang muncul dari luar.