• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI KAUM PROFESIONAL DAN IMPLEMENTASI PEMBERDAYAAN ZAKAT PROFESI DI KOTA PAREPARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERSEPSI KAUM PROFESIONAL DAN IMPLEMENTASI PEMBERDAYAAN ZAKAT PROFESI DI KOTA PAREPARE "

Copied!
125
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN……………............................................. 1-23

Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus…

Hal terakhir yang disebutkan menjadi fokus penelitian penulis, yaitu zakat profesi yang dikeluarkan oleh setiap muslim, karena merupakan imbalan profesi yang diterimanya seperti gaji, honorarium, dan penghasilan lain dari profesinya. Berdasarkan fokus penelitian yang dikemukakan terkait dengan rumusan masalah penelitian ini, maka disertasi ini menguraikan secara garis besar fokus penelitian dalam kaitannya dengan pembentukan persepsi para profesional di Kota Parepare yang sepatutnya mengeluarkan zakat profesi sebagai imbalan atas profesinya. dan semaksimal mungkin sesuai dengan yang ditentukan oleh syariat dan peraturan perundang-undangan.panggilan yang sah.

Rumusan Masalah

KAJIAN TEORETIS 11-59

Kajian Teoretis tentang Zakat

  • Memaknai konsep Zakat
  • Dalil-dalil tentang Kewajiban Zakat
  • Jenis dan Kriteria Zakat

Kajian Teoretis Zakat Profesi

  • Makna Profesi dan professional
  • Kedudukan Zakat Profesi
  • Landasan Hukum Zakat Profesi
  • Kadar dan Ketentuan Zakat Profesi

Pertama, membandingkan zakat profesional dengan zakat perdagangan, sehingga nisabnya ialah 85 gram emas, kadar zakatnya ialah 2.5 peratus dan dibelanjakan setahun sekali selepas ditolak keperluan asas. Pertama, peruntukan zakat ikhtisas adalah serupa dengan zakat komersial, bermakna nisab, kadar dan masa dikeluarkannya adalah sama dengan zakat komersial.

Urgensi dan Fungsi Zakat Profesi

Pelanggar aturan tersebut akan dikenakan sanksi hukum dan sebaliknya bagi yang mematuhi aturan tersebut akan mendapat imbalan yang menunjukkan bahwa dengan adanya sanksi berarti aturan tersebut mengikat secara hukum; tidak melaksanakan aturan tersebut berarti melanggar hak orang lain, yaitu hak sosial sebagai amanah Allah kepada pemilik harta. Pemilik harta benda yang menunaikan kewajibannya kepada orang yang berhak menerima zakat harus melalui lembaga atau instansi yang menangani masalah pemenuhan haknya. Artinya, pemilik harta yang menginginkan kebajikan dan keadilan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur harus Muzaki menyerahkan kewajibannya kepada lembaga yang menyelenggarakan urusan zakat.

Sebaliknya, pemilik harta secara langsung memberi kepada anggota masyarakat yang berhak menerima zakat, bermakna ada kemungkinan ada individu yang berhak, tetapi mereka tidak mendapat bahagian. hak, maka pemilik harta hanya beramal, tetapi tidak adil. Setiap pemilik harta yang memenuhi kriteria wajib zakat hendaklah mengetahui bahawa terdapat hak milik individu dan hak milik masyarakat dalam hartanya supaya dia dapat memisahkan hak peribadinya daripada hak masyarakat. Membayar zakat terus kepada fakir miskin boleh dikatakan agak meresahkan segelintir masyarakat Islam yang berhak menerima zakat.

Kedudukan zakat sebagai ibadah wajib kepada Tuhan, mencerminkan hubungan antara manusia sebagai hamba, dan Tuhan sebagai pencipta, menetapkan kewajiban zakat kepada manusia yang berharta. Ini akan mencerminkan nilai-nilai Islam bagi orang yang mempunyai kewajipan membayar zakat serta mencerminkan ketakwaan mereka kepada Tuhan.

Pengelolaan Zakat Profesi melalui Baznas

Untuk itu perlu adanya undang-undang tentang pengelolaan zakat berdasarkan keimanan dan ketakwaan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial, serta meningkatkan kemanfaatan dan keampuhan zakat. Undang-undang tentang pengelolaan zakat juga mencakup pengelolaan infaq, sadaqah, hibah, wasiat, warisan dan kafarat dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan sehingga menjadi pedoman bagi muzaki, baik perorangan maupun badan hukum dan/atau badan usaha. Dengan berlakunya undang-undang pengelolaan zakat diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para muzaki untuk menunaikan kewajiban zakatnya guna mensucikan diri dari harta yang dimilikinya, meningkatkan taraf mustahik dan profesionalisme pengelola zakat. meningkatkan. , yang kesemuanya bertujuan untuk memperoleh ridho Allah semata.

Lembaga pengelola zakat sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat adalah Badan Amil Zakat Nasional disingkat Baznas, yaitu lembaga amil zakat yang dibentuk dan dikoordinasikan oleh pemerintah. Zakat, termasuk zakat pekerjaan yang diterima oleh Amil Badan Amil Nasional yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan berhak menerima zakat, tidak termasuk sebagai subjek pajak penghasilan. Bukti penyetoran Zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi beragama Islam dan/atau Wajib Pajak dalam negeri dari penghasilan badan yang dimiliki oleh penganut agama Islam, dapat dihitung sebagai pengurang penghasilan kena pajak pada akhir tahun melalui pajak tahunan yang bersangkutan. mengembalikan Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan ketika membayar zakat.23 Berdasarkan konteks tersebut, zakat profesi mempunyai jaminan teoritis yang jelas jika dianalogikan (al-qiyas) dengan ketentuan hukum zakat yang telah terstruktur dalam beberapa ketentuan fiqh selama ini.

Dengan terpenuhinya zakat profesi ini, maka pemenuhan kewajiban zakat dapat dilaksanakan dalam kerangka hukum yang berlaku dalam sistem pemerintahan. 23 Lihat Kementerian Agama Republik Indonesia, UU-RI No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat (Jakarta: Dierjen Urais, Direktorat Pengelolaan Zakat, 2012), hal.

Pemberdayaan Mustahik

Tahap-tahap Pemberdayaan Mustahik

Hal ini bisa jadi salah satu biang kegagalan program pemberdayaan Baznas akibat ketidaktepatan dalam menilai kapasitas mustahik binaan. Tahapan-tahapan tersebut harus dilalui dengan kesadaran dan terbentuknya perilaku sadar dan peduli para mustahik guna meningkatkan kapasitasnya, mentransformasikan pengetahuan, ketrampilan/keterampilannya agar terbuka wawasannya dan mempunyai keterampilan dasar sehingga terlaksananya program pemberdayaan diri. berjalan dengan baik dan dana bantuan dapat diperoleh dan dapat dipertanggungjawabkan. Artinya angka pengangguran dapat ditekan, penurunan angka pengangguran akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat dan daya beli terhadap suatu produk atau jasa, peningkatan daya beli masyarakat akan diikuti dengan pertumbuhan produksi, pertumbuhan sektor produksi ini akan meningkat. salah satu indikator pertumbuhan ekonomi.

Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal jika dilaksanakan oleh Lembaga Amil Zakat karena LAZ merupakan lembaga yang terpercaya dalam pengalokasian, pendayagunaan dan penyaluran dana zakat, mereka tidak hanya memberikan zakat tetapi juga memantau, memberikan bimbingan dan pelatihan agar dana zakat benar-benar bermanfaat. digunakan sebagai modal kerja agar penerima zakat memperoleh penghasilan yang layak dan mandiri. Oleh karena itu pemberian permodalan serta pendampingan dan pelatihan bagi masyarakat miskin sangatlah penting, sehingga program ini tidak hanya sekedar pemberian pinjaman modal usaha saja, namun yang lebih penting adalah adanya pelatihan dan pendampingan yang intensif, sistematis dan berkesinambungan bagi para mustahiq agar kualitasnya meningkat. seseorang yang baik dalam urusan agama, kewirausahaan, pemasaran, organisasi dan perubahan karakter (mental).

Kerangka Konseptual

Secara umum kesadaran para profesional di Kota Parepare terhadap penerbitan zakat profesi masih sangat rendah. Secara konseptual permasalahan zakat profesi bagi para profesional di Kota Parepare dapat dilihat dari ilmu hukum. Peningkatan kesadaran dalam mengeluarkan zakat bagi para profesional hendaknya dilakukan melalui penyuluhan dan penyuluhan secara berkala berdasarkan perencanaan yang matang.

Pengetahuan profesi mengenai zakat profesi berdasarkan observasi penulis di Kota Parepare terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: (1) profesional mengetahui hukum zakat profesi berdasarkan peraturan perundang-undangan; dan (2) sebagian ahli mengetahui berdasarkan hukum fiqh. Pertanyaan yang dimaksud telah dijawab oleh para profesional sebagaimana disebutkan di atas, sehingga penulis dapat mengatakan bahwa sebagian dari para profesional tersebut telah memiliki pengetahuan yang benar tentang zakat profesi. Sebagian besar profesional belum sepenuhnya memahami isi Pasal 11 (2), sehingga sangat sulit untuk menentukan apakah mereka sadar dalam membayar zakat profesi.

Hal ini disebabkan oleh faktor pertama, kedua dan ketiga, maka pelaksanaan undang-undang tersebut harus selalu diawasi oleh pejabat tertentu, agar undang-undang tersebut benar-benar dihormati, sehingga perlu adanya penelitian yang mendalam mengenai persepsi para profesional terhadap zakat. profesi di kota Parepare. Intinya, jika zakat profesi dikelola dengan baik maka akan mendatangkan kesejahteraan bagi umat Islam atau setidaknya mengurangi masalah kesenjangan sosial antar sesama umat beriman, dan hasilnya dapat dilihat melalui penelitian yang mengedepankan pola pikir berdasarkan persepsi para profesional. kaitannya dengan profesi. zakat dan pelaksanaan pemberdayaannya khususnya di kota Parepare.

METODE PENELITIAN 60-67

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini mengenai zakat profesi, maka yang digunakan adalah pendekatan syar'i yaitu aturan-aturan yang berkaitan dengan syariat atau hukum Islam dan yurisprudensi mengenai kedudukan zakat profesi. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk merumuskan kedudukan zakat profesi dan kebutuhannya dari sudut pandang fiqh berdasarkan persepsi para ahli di kota Parepare dan untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemberdayaan zakat profesi sudah sesuai dengan syariat Islam atau tidak. aturan fiqih yang berlaku. Pendekatan teologis normatif ini memberikan data yang akurat mengenai persepsi para profesional terhadap pelaksanaan pemberdayaan zakat vokasi di Kota Parepare karena memuat berbagai dalil keagamaan untuk mendukung keabsahan data.

Pendekatan ini sangat diperlukan, terutama untuk mencatat secara kronologis praktik zakat profesi yang baik secara umum oleh umat manusia sepanjang sejarah peradaban. Dengan demikian, pendekatan ini sangat penting untuk memperoleh persepsi para profesional terhadap idealnya implementasi pemberdayaan zakat profesional dalam konteks sosio-historis Kota Parepare. Pendekatan filosofis diperlukan untuk memperoleh analisis yang mendalam dan memadai, khususnya mengenai reformulasi kerangka epistemik pelaksanaan pemberdayaan zakat profesional.

Mengingat rumusan zakat profesi yang berlaku di setiap kota/kabupaten dan berubah setiap zaman, maka konsep zakat profesi ditinjau dari otentik pelaksanaan dan pemberdayaannya sesuai dengan realitas sosial. Kajian filosofis baik aspek konseptual maupun sosial budaya zakat profesional untuk mengimplementasikan bentuk ideal dan pemberdayaannya merupakan kebutuhan mendasar.

Sumber Data

Pendekatan filosofis ini berkaitan dengan pendekatan hukum formal dengan mengambil konsep-konsep dasar sebagai landasan legalitas zakat profesi dalam peraturan hukum negara positif, yang tentunya harus diterapkan di kota Parepare, dan dengan demikian peraturan hukum tersebut digunakan. sebagai acuan untuk memahaminya. pelaksanaan zakat profesi dan upaya pemberdayaannya secara hukum sesuai peraturan perundang-undangan di kota Parepare.

Metode Pengumpulan Data

Tempat lain yang dikunjungi adalah Kantor Baznas Kota Parepare untuk melihat langsung mekanisme penanganan zakat profesional. Selain menghimpun dana zakat kekayaan, ada pula zakat profesi yang bersumber dari para profesional di kota tersebut. 139Badan Amil Zakat Nasional Kota Parepare, Buku Laporan Baznas Kota Parepare Tahun 2013 (Kota Parepare: Baznas Kota Parepare, 2013), hal.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi lapangan, beberapa profesi di Kota Parepare sudah mengeluarkan zakat profesi sesuai ketentuan. Terkait dengan hal tersebut, karena lokasi penelitian ini juga dilaksanakan di Kantor Baznas Kota Parepare, maka perlu dijelaskan bagaimana pengelolaan zakat profesi yang dilaksanakan di Baznas, termasuk aktivitas pegawai Baznas di Kota Parepare. Terkait hal tersebut, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan mantan Sekretaris Baznas Kota Parepare yang mengatakan.

Efektivitas pelaksanaan pemberdayaan zakat profesional di Kota Parepoare. Pemberdayaan zakat secara profesional merupakan upaya yang dilakukan oleh Baznas dan para profesional. Dalam pelaksanaannya, zakat profesi disalurkan atau disalurkan oleh Baznas Kota Parepare setiap bulan suci Ramadhan, misalnya Rp. dapat didistribusikan pada tahun 2013. Efektivitas pelaksanaan pemberdayaan zakat profesi di Kota Parepare didasarkan pada indikator pencapaian tujuan, indikator Integrasi dan indikator Adaptasi.

Berdasarkan rumusan kesimpulan yang dikemukakan, hal ini mengandung arti bahwa masih terdapat beberapa permasalahan mengenai pelaksanaan dan pemanfaatan zakat profesi di kota Parepare.

Referensi

Dokumen terkait

Provide guidance on student weaknesses in discussion Based on the observer's notes above it can be concluded that, Lesson Study for Learning Community is able to provide solutions to