• Tidak ada hasil yang ditemukan

persepsi siswa terhadap pelaksanan bimbingan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "persepsi siswa terhadap pelaksanan bimbingan dan"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMKN 1 Pasimasunggu Kabupaten Kep.Selayar. Untuk mengetahui bagaimana siswa melaksanakan bimbingan dan konseling di SMKN I Pasimasunggu, Kep. Kabupaten Selayar, lihat.

Layanan Bimbingan Konseling a) Pengertian

Dalam memberikan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya selalu mengacu pada prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Hal ini dapat berimplikasi pada pelaksanaan bimbingan dan konseling selanjutnya, dan konselor tidak dapat dipercaya oleh klien. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik dari pihak konselor maupun klien.

Bimbingan dan konseling bertujuan agar klien dapat berdiri sendiri dan tidak bergantung pada orang lain atau penasihat. Upaya bimbingan dan konseling tersebut tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku, baik norma agama, adat, hukum, negara, ilmu pengetahuan. Secara lebih spesifik, tujuan layanan bimbingan berkaitan dengan fungsi tertentu dari layanan bimbingan dan konseling.

Layanan Informasi (information)

Pemahaman dan penguasaan individu terhadap informasi yang dibutuhkannya akan memungkinkan individu untuk: (a) mampu memahami dan menerima dirinya dan lingkungannya secara obyektif, positif dan dinamis, (b) mengambil keputusan, (c) fokus pada kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan kebutuhannya. dengan keputusan yang diambil dan (d) melaksanakannya secara komprehensif. Informasi yang menjadi isi layanan harus mencakup seluruh bidang layanan bimbingan dan konseling sebagaimana disebutkan di atas, yaitu: pengembangan pribadi, pengembangan sosial, pengembangan kegiatan belajar, perencanaan karir, kehidupan berkeluarga, dan kehidupan beragama. Lebih khusus lagi, informasi yang menjadi isi layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah pada dasarnya adalah informasi mengenai pembangunan.

Pelayanan informasi dengan cara ini dilaksanakan untuk acara-acara khusus di sekolah atau madrasah; misalnya “Hari Tanpa Rokok”, “Hari Kebersihan Lingkungan” dll. Melalui konferensi kasus, berbagai aspek penyediaan layanan informasi dapat dibahas, yang meliputi: (a) informasi yang dibutuhkan oleh entitas layanan, (b) calon entitas peserta layanan, (c) penyedia layanan (termasuk narasumber), (d) waktu dan tempat pelayanan, (e) rencana operasional. Jika sulit melakukan kunjungan rumah, hal ini dapat dilakukan dengan mengundang orang tua ke sekolah baik secara individu maupun kelompok untuk berdiskusi dengan konselor atau menghadiri konferensi kasus yang membahas layanan informasi.

Layanan Penempatan dan Penyaluran

Dengan kata lain, tujuan pelayanan akomodasi dan distribusi adalah untuk memberikan ruang yang sesuai bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Merujuk pada fungsi bimbingan dan konseling yang mencerminkan tujuan yang lebih spesifik, maka tujuan pelayanan instalasi dan penyaluran adalah sebagai berikut: pertama, fungsi pemahaman. Berkaitan dengan fungsi tersebut, tujuan pelayanan penempatan dan penyaluran adalah agar peserta didik memahami potensi dan kondisi serta kondisi lingkungannya.Kedua, fungsi preventif.

Dalam kaitannya dengan fungsi tersebut, pelayanan penempatan dan penyaluran bertujuan untuk mengangkat individu dari keadaan miskin ke keadaan yang lebih baik. Berkaitan dengan fungsi tersebut, maka tujuan pelayanan mediasi dan distribusi adalah untuk mengembangkan potensi individu dan melindunginya dari hal-hal yang dapat menghambat dan merugikan perkembangannya. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang pembimbing atau konsultan sebelum memberikan jasa penempatan dan pendistribusian adalah: (a) penilaian terhadap potensi dan situasi pribadi subjek layanan (siswa), (b) penilaian terhadap kondisi lingkungan di lingkungan terdekat dan acuan masalah mata pelajaran pengabdian, (c) mengkaji relevansi antara potensi diri siswa dengan situasi pribadi dan situasi lingkungan siswa serta mengidentifikasi permasalahan yang berkembang secara dinamis dalam diri siswa, (d) mengkaji kondisi dan cara pandang orang lain. lingkungan yang mungkin ditempati, (e) menempatkan subjek pada lingkungan baru.

Layanan Penguasaan Konten

Isi yang menjadi isi pengabdian ini dapat berupa satuan materi yang menjadi pokok bahasan atau materi pelatihan yang dikembangkan oleh seorang pembimbing atau pembimbing dan diikuti oleh sejumlah mahasiswa. Layanan penguasaan konten umumnya diadakan secara live (bersifat detektif) dan tatap muka dalam format klasik, grup, atau individual. Selain itu, pembimbing (konselor) juga harus menguasai isi dan berbagai aspek yang membentuk isi layanan.

Setelah penguasaan konten, pembimbing (konselor) selanjutnya melaksanakan kegiatan layanan penguasaan konten melalui teknik sebagai berikut: pertama, menyajikan materi konten utama setelah siswa telah dipersiapkan dengan baik. Konselor hendaknya dapat mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif guna meningkatkan pengetahuan dan pemahamannya terhadap konten tertentu yang menjadi isi layanan. Penerapan instrumen dapat dijadikan pertimbangan untuk menempatkan satu atau lebih siswa sebagai peserta layanan penguasaan konten.

Layanan Konseling Perorangan

Ada berbagai jenis materi yang dapat ditangani melalui layanan konsultasi individu, yang pada dasarnya tidak terbatas. Tujuan dari layanan konseling tempur adalah agar klien memahami kondisi dirinya, lingkungannya, permasalahan yang dialaminya, kelebihan dan kekurangannya sehingga klien dapat mengatasinya. Secara lebih spesifik, tujuan layanan konseling individual mengacu pada fungsi bimbingan dan nasehat.

Pertama, merujuk pada fungsi pemahaman, tujuan layanan konseling adalah agar klien memahami kedalaman dan alur apa yang dialaminya secara mendalam, komprehensif, positif, dan dinamis. Kedua, merujuk pada fungsi bantuan, layanan konseling individual bertujuan untuk meringankan klien dari permasalahan yang dihadapinya. Semua area di atas dapat dipecah menjadi area yang lebih spesifik untuk digunakan sebagai konten layanan konseling individu.

Layanan Bimbingan Kelompok

Oleh karena itu, segala langkah bimbingan dan konseling harus sejalan dengan langkah yang diambil dan sesuai dengan tujuan pendidikan. Dengan adanya bimbingan dan konseling diharapkan pendidikan dapat berjalan dengan lancar karena mendapat dukungan dari bimbingan dan konseling. Kebutuhan akan bimbingan dan nasehat berkaitan erat dengan hakikat, makna dan fungsi pendidikan serta seluruh aspek kehidupan.

Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan dan mencapai hasil yang maksimal di bidang bimbingan dan nasehat, maka semua pihak di sekolah tentu turut serta mendukung pelaksanaan bimbingan dan nasehat, salah satunya adalah siswa. Oleh karena itu, peserta didik harus terlibat/berperan aktif dalam proses bimbingan dan nasehat, agar pemberian layanan dan pelaksanaan bimbingan dan nasehat dapat berjalan dengan lancar. Siswa akan berpartisipasi dalam proses bimbingan dan konseling. Ketika siswa dapat memahami dengan jelas apa itu bimbingan dan konseling di sekolah, maka dapat dikatakan bahwa persepsi siswa terhadap bimbingan dan konseling akan mempengaruhi pelaksanaan dan penggunaannya.

Kerangka Pikir

Meskipun siswa sangat ingin berhubungan dengan guru bimbingan dan konseling, namun mereka lebih takut dicap oleh temannya sebagai siswa bermasalah. Pandangan ini tentu sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan layanan bimbingan dan konseling, maupun bagi peserta didik itu sendiri. Namun keadaan persepsi mahasiswa terhadap layanan bimbingan dan konseling dapat terwujud dalam perilaku mahasiswa dalam layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.

Perilaku bimbingan dan konseling yang positif perlu dikembangkan untuk menunjang layanan bimbingan dan konseling agar peserta didik dapat mencapai dan benar-benar merasakan manfaat dan tujuan pemberian bimbingan dan konseling.

Hipotesis

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, pada umumnya penelitian kuantitatif diharuskan menggunakan angka-angka yang dimulai dari pengumpulan data, interpretasi data dan visualisasi hasil penelitian. Tujuan utama penggunaan metode ini adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sedang terjadi pada saat penelitian dilakukan dan untuk mengkaji sebab-sebab suatu gejala tertentu. Sedangkan jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perubahan suatu variabel relatif terhadap variabel lain dan dapat diselesaikan.

Variable penelitian 1. Identifikasi variable

Hasil yang diperoleh mengenai guru yang tidak pernah memberikan bimbingan kepada siswa mengalami kesulitan belajar termasuk dalam kategori rendah. Hasil yang diperoleh mengenai guru yang selalu membimbing dalam menyelesaikan tugas berada pada kategori sangat tinggi. Hasil yang dicapai dalam hal guru bimbingan selalu memberikan nasihat yang baik termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Hasil yang diperoleh mengenai guru dalam mendidik siswa tentang keadilan dalam setiap tindakan termasuk dalam kategori tinggi. Hasil yang diperoleh mengenai guru yang tidak pernah menghargai pendapat siswa masuk dalam kategori rendah. Hasil yang dicapai mengenai guru mendidik siswa menjadi pribadi yang mandiri masuk dalam kategori tinggi.

Tabel 4.1 : Jumlah data Jumlah item
Tabel 4.1 : Jumlah data Jumlah item

Pembahasan

Hasil yang diperoleh mengenai fakta bahwa setelah menjelaskan materi guru tidak pernah memberikan waktu kepada siswa yang ingin bertanya termasuk dalam kategori rendah. Hasil yang diperoleh tentang pihak sekolah memperbolehkan siswa membolos pada saat siswa membutuhkan konseling mengenai permasalahan yang dihadapinya berada pada kategori tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menunjukkan respon yang tinggi dan sangat tinggi secara bersama-sama, demikian pernyataan 19. Hal ini membuktikan.

Item yang tersisa berjumlah 11 item (menggabungkan pilihan cukup rendah, rendah dan sangat rendah), sehingga hasil yang diperoleh adalah hipotesis dalam penelitian yang berbunyi “Siswa mempersepsikan baik pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMKN I Pasimasunggu Kabupaten Kep. Selayar ." dinyatakan diterima. Siswa yang mempunyai pandangan negatif terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah karena belum merasakan manfaat dari pelaksanaan bimbingan dan konseling masih mempunyai perasaan malu dan takut ketika harus merujuk permasalahan yang dihadapinya pada program konseling. Guru Namun, sebagian besar siswa mempunyai pendapat positif tentang hal itu. Dengan adanya bimbingan dan konseling di sekolah, bantuan dirasakan tidak hanya dalam penyelesaian permasalahan, namun juga dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan pengembangan diri, karir, pendidikan lanjutan, dan lain-lain.

Keterbatasan Peneliti

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian yang telah peneliti lakukan dengan judul ‘Persepsi Siswa Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling di SMKN I Pasimasunggu Kab.Kep.Selayar’, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Hasil penelitian menunjukkan persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah menunjukkan jawaban gabungan tinggi dan sangat tinggi yaitu sebesar 19 poin Pernyataan tersebut terbukti. Item yang tersisa berjumlah 11 item (menggabungkan pilihan cukup rendah, rendah dan sangat rendah) sehingga hasilnya menjadi hipotesis dalam penelitian yang menyatakan “siswa mempersepsikan baik pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMKN I Pasimasunggu Kabupaten Kep. Selayar. ” dinyatakan diterima.

Saran

1 Jika saya tidak menyerahkan tugas tepat waktu, saya bersedia menerima hukuman dari guru. 2 Pada pembelajaran pertama di sekolah, guru terlebih dahulu menjelaskan peraturan pembelajaran kepada siswa. 6 Saya tidak dapat memahami materi pelajaran yang diberikan guru. 7 Guru mengajarkan saya untuk memahami etika internal.

15 Guru mengajarkan sikap gotong royong antar teman baik di sekolah maupun di luar sekolah. 16 Saat saya belajar di kelas saya tidak melakukannya. 18 Saya tidak pernah bekerja sama dengan teman dalam mengerjakan tugas. 19 Supervisor selalu menyediakan. 30 Sekolah memberikan izin kepada siswa untuk tidak menghadiri kelas ketika siswa membutuhkan konseling mengenai masalah yang dihadapinya.

Gambar

Tabel 4.1 : Jumlah data Jumlah item
Table 4.2 hasil perhitungan angket

Referensi

Dokumen terkait

اذهف نوملعتي امك نآرقلا في فوقولا نوملعتي اوناك ينعجمأ مهنع الله يضر ةباحصلا نأ ىلع نينب ليلد .هتولات ،ةنيعم عاونأ لىإ ءادتبلااو فقولا ميسقتب نفلا اذه ءاملع نىتعا دقف ،ملعلا اذه ةفرعم