• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM "

Copied!
79
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Disertasi oleh Umi Maghfiroh yang membahas tentang Tinjauan Hukum Islam Status Progres Akad Pembatalan Catering Order (Studi Kasus Pada Saras Catering Semarang). bahwa akad jual beli yang dilakukan oleh pembeli dan penjual di Saras Catering adalah sah menurut Islam karena memenuhi syarat dan ketentuan sedangkan status pembayaran dalam akad jual beli yang dibatalkan di Saras Catering tidak sesuai dengan akad aturan hukum Islam, karena alasan konsumen membatalkan karena kecelakaan atau tidak. pesanan, dibatalkan karena kesalahan pesanan dan pesanan hilang, kemudian pembayaran tidak kembali (kehilangan uang), penjual tidak mau menanggung hilangnya biaya yang telah dikeluarkan Dari beberapa penelitian yang telah dijelaskan oleh peneliti di atas, terdapat beberapa kesamaan yaitu dari segi penggunaan uang muka dan jenis penelitian yang dilakukan.

7 Umi Maghfiroh, “Tinjauan Hukum Islam Tentang Status Uang Muka Dalam Akad Pembatalan Catering Order Pada Saras Catering Semarang” dalam www.walisongo.ac.id gedownload op 13 november 2016.

LANDASAN TEORI

  • Pengertian Jual Beli dan Dasar Hukum Jual Beli
  • Rukun dan Syarat Jual beli
  • Macam-Macam Jual Beli
  • Uang Panjar (urbun) dalam Pandangan Ulama
    • Perbedaan Pendapat Tentang Jual Beli Panjar
    • Keputusan Lembaga Fiqh Islam (Majma’ al-Fiqh al-Islamy) tentang
  • Ekonomi Islam
    • Pengertian Ekonomi Islam
    • Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
    • Nilai-Nilai Ekonomi Islam

Menurut Hanafiyah, prinsip jual beli adalah ijad qobul, yang menunjukkan pertukaran barang dengan persetujuan, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Dalam hal jibalah (ketidakpastian objek akad) menurut Hanafiyah ia menyebabkan fasid manakala menurut jumhur ia membatalkan akad jual beli. 10. Syarat di atas adalah untuk mengelakkan kesilapan jual beli iaitu kesamaran, kerosakan dan kerugian kewangan.

Jual beli yang sah adalah jika jual beli itu disyariatkan menurut rukun dan syarat yang telah ditentukan. Seperti jual beli yang dilakukan oleh anak-anak, orang gila atau barang yang diperjualbelikan adalah barang yang diharamkan syara' (seperti bangkai, babi dan khamar). Jual beli rusak (fasid) sbb : . 1) Jual beli semua majhul yaitu barang secara global tidak diketahui dengan syarat majh-lan (ketidakjelasan) nya luas.

Jual beli yang diharamkan agama, tetapi halal, tetapi orang yang membuatnya berdosa. Namun jika penduduk desa sudah mengetahui harga pasar, tidak ada salahnya jual beli dengan cara ini. Jual beli dengan cara ini haram karena menyiksa pembeli karena tidak mendapatkan barang yang dibutuhkannya pada saat harganya masih standar.

Karena dalam jual beli terdapat dua syarat batil yaitu syarat memberikan uang muka (subsidi) dan syarat mengembalikan barang transaksi tanpa imbalan apapun.

METODOLOGI PENELITIAN

Sumber Data

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.3 Sumber data primer yang digunakan peneliti adalah 5 pembeli (bakul) dan 5 penjual (petani). Purposeful sampling adalah teknik yang dilakukan dengan mengambil subjek tidak berdasarkan strata, random atau wilayah, tetapi berdasarkan tujuan tertentu.Stitch criteria adalah orang yang melakukannya. Dapat juga dikatakan bahwa data sekunder adalah bahan atau data yang melengkapi sumber data primer.

Sumber data sekunder yang digunakan peneliti berasal dari buku diantaranya Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT.

Teknik Pengumpulan Data

Narasumber yang diwawancarai adalah 5 orang penjual singkong (petani) dan 5 orang pembeli singkong (keranjang) di Desa Gedung Harapan Kecamatan Penawar Aji Kabupaten Tulang Bawang. Dianalisis secara kualitatif yaitu hasil tanggapan dari narasumber diuraikan dalam bentuk kalimat penjelasan, untuk membahas penerapan sistem uang muka dalam pembelian dan penjualan hasil pertanian di desa Gedung Harapan Kecamatan Penawar Aji Tulang Bawang. Daerah. Proses pelaksanaan jual beli hasil pertanian dengan sistem advance di desa Gedung Harapan Harapan.

Akad transaksi jual beli produk singkong di desa Gedung Harapan menggunakan sistem cicilan atau cicilan. Berdasarkan wawancara dengan pembeli (bakul) bahwa bahasa yang digunakan saat akad jual beli adalah bahasa Jawa karena mayoritas penduduk desa Harapan adalah orang Jawa. Analisis jual beli hasil bumi dengan sistem cicilan di Desa Gedung Harapan Jual beli merupakan bentuk muamalah antar manusia dalam bidang jual beli merupakan bentuk muamalah antar manusia dalam bidang ekonomi yang disyariatkan oleh Islam.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Desa Gedung Harapan Kecamatan Penawar Aji Kabupaten Tulang Bawang peneliti melihat bahwa transaksi sistem pembayaran dilakukan dalam praktik jual beli hasil bumi dalam hal ini singkong termasuk dalam al'urbuun sale - dan kategori pembelian, karena dalam. Realitas bagi masyarakat di Desa Gedung Harapan sistem cash out sudah menjadi hal yang lumrah karena jual beli hasil pertanian dengan sistem cash out menimbulkan kebingungan antara pembeli dan petani. Penerapan sistem cash out di Desa Gedung Harapan, pembeli hanya memberikan cash out kepada petani tanpa memberikan kejelasan kapan pembeli akan mengembalikan produk singkong yang seharusnya dibeli, sehingga cash out tidak valid.

Jadi jual beli dengan sistem uang muka di Desa Gedung Harapan termasuk dalam jual beli batil karena tidak ada kejelasan waktu kapan pembeli akan membayar uang mukanya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode wawancara antara petani singkong dengan pembeli dapat diketahui bahwa penduduk desa Gedung Harapan menggunakan transaksi prabayar dalam jual beli hasil pertanian.

Tabel 1.1 Sejarah Pemerintahan Kampung 2
Tabel 1.1 Sejarah Pemerintahan Kampung 2

Teknik Analisis Data

HASIL DAN PEMBAHASAN

Proses Pelaksanaan Jual Beli Hasil Bumi Dengan Sistem Panjar

Menurut Pak Sukis dan Pak Sutin, pada saat akad ditandatangani, mereka tidak menetapkan kriteria apa pun bagi para petani, yang jelas hanya memberikan uang muka dan para petani menyetujuinya. Sama halnya dengan Pak Solihin dan Pak Misnak, mereka tidak merinci kapan tepatnya akan mengambil uang muka dari petani, yang terpenting mereka memberikan uang muka sesuai kesepakatan setelah melihat kondisi petani. singkong di kebun. Bahkan berdasarkan penuturan Pak Suyon dan Pak Dasimin, para petani tidak dijelaskan kapan singkongnya akan dipanen oleh pembeli, dan juga tidak ditanya kapan tepatnya singkong akan dipanen.

Seperti yang diceritakan oleh Bpk. Sulyono dan Bpk. Dasimin, mereka mengaku menerima pembayaran sebesar Rp. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani berpendapat bahwa payout dapat menguntungkan seperti yang dijelaskan oleh Bapak. Sulyono dan Bpk. Noto. Sedangkan menurut Bapak Dasimin, Mr. Sajuri dan Mr. Darto, payout sangat menguntungkan bagi mereka karena bisa membantu mereka saat awal membutuhkan uang dan belum waktunya memanen singkong.

Berdasarkan wawancara dengan Pak Supratik dan Pak Sukis, alasan mereka membeli hasil pertanian dengan sistem titipan ini adalah agar mendapat bagian dan tidak didahului oleh pembeli lain. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani, Bapak. Dashimin dan Mr. Sajuri, alasan mereka menjual produk dengan sistem titipan adalah karena mereka membutuhkan uang sebelum masa panen agar titipan tersebut dapat digunakan terlebih dahulu. Sedangkan Pak Noto dan Pak Darto memilih berjualan dengan sistem titipan karena lebih praktis, tidak harus bersusah payah mencari pembeli singkongnya lagi saat panen tiba.

Berdasarkan wawancara dengan petani, diantaranya Bpk. Sulyono, Bpk. Noto dan Bpk. Darto menyatakan tidak pernah menjual produk yang diberi uang muka oleh pembeli sebelum pembeli menyatakan batal. Menurut Bpk. Supratik dan Bpk. Sukis, alasan batalnya pembelian singkong karena kekurangan modal.

Analisis Jual Beli Hasil Bumi Dengan Sistem Panjar Desa

Hal ini berbeda dengan alasan tiga pembeli lainnya yang menyatakan alasan pembatalan akad jual beli karena melihat kondisi singkong yang akan dibeli. Analisis jual beli hasil bumi dengan sistem cicilan di desa Gedung Harapan Jual beli merupakan salah satu bentuk muamalah antar masyarakat di lapangan. Jual beli cicilan adalah jual beli dimana pembeli memberikan sejumlah uang kepada penjual sebagai tanda kesungguhan pembeli dalam bertransaksi.

Mengenai sistem uang muka yang telah dipaparkan sebelumnya, peneliti melihat bahwa jual beli sistem uang muka memiliki dampak yang lebih merugikan daripada manfaatnya, karena terdapat unsur ambiguitas di dalamnya yaitu ketidakjelasan yang diberikan oleh pihak pembeli dapat merugikan. . bagi petani jika pembeli kemudian membatalkan akad jual beli karena petani harus mencari pembeli lain pada saat panen tiba atau terkadang panen singkong terlambat dan juga merugikan pembeli jika tidak membelinya, tunai data uang muka pada awalnya tidak akan dikembalikan oleh petani. Dalam praktik jual beli sistem prabayar yang terjadi di masyarakat Gedung Harapan, terlihat jelas bahwa jual beli dengan sistem prabayar yang biasa dilakukan oleh masyarakat seringkali terjadi ketika terjadi kejanggalan, saat pembeli mengajukan sejumlah uang. uang muka tersebut, ia berharap sebagai tanda penyelesaian dan penyambungan barang yang akan menjadi miliknya, namun barang tersebut belum dibeli karena alasan tertentu yang membuat pembeli membatalkan penjualannya. Dari sinilah praktek jual beli sistem uang muka itu sendiri tidak menjadi masalah bagi masyarakat, praktek ini dianggap sudah menjadi kebiasaan dalam melakukan kegiatan tersebut.

Jadi sistem jual beli dibolehkan ketika ada kejelasan tentang masa tunggu, tetapi ketika tidak ada kejelasan tentang pembayaran mengenai pembayaran, maka eksekusi pembayaran tersebut batal demi hukum. Panjar adalah jual beli dimana pembeli memberikan sejumlah uang tertentu kepada penjual sebagai tanda keikhlasan pembeli dalam bertransaksi. Dengan demikian, dalam transaksi jual beli al'urbuun sebenarnya belum terjadi jual beli yang sempurna.

Dan bit itu boleh dilakukan asalkan masyarakat dalam jual beli sistem bit, jika ianya dibatalkan (tidak membeli) ada baiknya penjual memulangkan buah bit itu kepada orang yang sah. Dan agar tidak terjadi konflik antara kedua belah pihak, maka dalam menyimpulkan perjanjian jual beli harus ada perjanjian tertulis.

PENUTUP

Saran

Jika tidak bisa segera dikembalikan, penjual bisa mengembalikannya saat penjual memiliki uang. Abdullah Al-Mushlih dkk, Fiqh Ekonomi dan Keuangan Islam, terjemahan Abu Umar Basyir, dari judul asli Ma la yasa'ut tajiru jahluhul. Al-Hafiz Ibnu Hajar, Terjemahan Bulughul Maram; Ikhtisar Hukum Hadits Yang Menuntun Kehidupan Sehari-hari Umat Islam, diterjemahkan oleh Abu Firly Bassam Taqiy, dari judul asli Bulughul Maram, Jakarta: PT.

Muhammad Baqir Sadr, The Master Book of Islamic Economics Iqtishoduna, terjemahan Yudi, dari buku asli Our Economics. Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh Zainal Arifin, Dahlia Husin, dari judul asli Daurul Qiyam Wal Akhlaq Fil Iqtishadil Islam, Jakarta: Gema Insani press, 1997.

Gambar

Tabel 1.1 Sejarah Pemerintahan Kampung 2
Tabel 2.1 Kondisi Geografis Kampung 3
Tabel 3.1 Kondisi Perekonomian Kampung 4

Referensi

Dokumen terkait

“kedudukan anak angkat dalam pembagian waris perspektif kompilasi hukum islam (Studi Kasus Di Desa Panjeng Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo).” Skripsi, Fakultas