• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA BAGI PELAKU USAHA TERHADAP PEMBELIAN MAKANAN MELALUI APLIKASI ONLINE (Studi di Kantor Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA BAGI PELAKU USAHA TERHADAP PEMBELIAN MAKANAN MELALUI APLIKASI ONLINE (Studi di Kantor Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Medan)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

  • Rumusan Masalah
  • Faedah Penelitian

Segala bentuk jual beli pangan melalui aplikasi online memberikan dampak positif bagi pelaku usaha (produsen) dalam menjual barang dagangannya secara besar-besaran, dan pembeli (konsumen) dapat mempermudah proses pembelian pangan tanpa harus mengunjungi tempat dimana pangan tersebut dijual. -Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen mengatur tanggung jawab pelaku usaha dalam kontrak jual beli dengan konsumen, khususnya pada Pasal 24 yang menyatakan bahwa: Pertanyaan dan pernyataan demikian sering timbul antara pelaku usaha dengan pembeli (konsumen) pada saat melakukan perbuatan hukum. transaksi pembelian dan penjualan.

Tanggung jawab perdata bagi pelaku usaha atas pembelian bahan pangan melalui aplikasi online (studi pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Medan). Secara praktis, pengembangan pengetahuan, wawasan dan informasi praktis di bidang pertanggungjawaban hukum pelaku usaha terkait pembelian pangan melalui aplikasi online.

Tujuan Penelitian

Definisi Operasional

  • Pertanggungjawaban Perdata
  • Pelaku Usaha
  • Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

Acara perdata bagi pelaku usaha terhadap pembelian bahan pangan melalui aplikasi online (studi kasus Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Medan)”. Rumimper, Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Konsumen Dalam Jual Beli Melalui Internet, Jurnal Hukum Unsrat, Vol. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) merupakan lembaga peradilan konsumen yang pelaku usahanya berdomisili di setiap provinsi di seluruh Indonesia.

BPSK sendiri mempunyai tugas pokok menyelesaikan sengketa konsumen di luar lembaga hukum biasa yang anggotanya terdiri dari wakil pegawai negeri, konsumen, atau pelaku usaha yang diangkat dan diberhentikan oleh menteri. Majelis dalam hal ini mewakili unsur pemerintah, unsur konsumen, dan pelaku usaha yang selanjutnya dibantu oleh panitera dengan keputusan panel yang bersifat final dan mengikat.

Keaslian Penelitian

Tanggung jawab hukum pelaku usaha terhadap konsumen pada saat jual beli makanan ringan jadi melalui media online, tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Dalam mengkaji topik pembahasan yang dikemukakan penulis dalam bentuk disertasi ini berfokus pada pertanggungjawaban hukum pelaku usaha dalam pembelian bahan pangan melalui aplikasi online dengan melakukan kajian pada Kantor Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Medan. Dalam penelitian ini penulis mengkaji tentang tanggung jawab pelaku usaha, dimana seorang pelaku usaha akan bertanggung jawab apabila konsumen merasa dirugikan dalam pembelian suatu produk atau jasa yang dijual oleh seorang pelaku usaha karena kelalaiannya melalui media aplikasi online GrabFood.

Perbedaan penelitian lain dalam isi dan pembahasannya adalah terkait tanggung jawab pelaku usaha terhadap keamanan pengiriman barang pesanan konsumen agar barang yang dikirim tidak rusak pada saat pengiriman melalui layanan aplikasi Go-Send. Pada penelitian selanjutnya pembahasannya berkaitan dengan tanggung jawab pelaku usaha dalam jual beli jajanan siap saji dimana pangan tersebut diolah dan dikemas beberapa hari sebelum pangan tersebut dijual dengan memberikan dan menjual tanggal kadaluarsa pangan tersebut. melalui layanan aplikasi online yang tidak disebutkan namanya.

Metode Penelitian

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Alat Pengumpul Data
  • Analisis Data

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian, hasil penelitian berupa laporan, tesis, tesis, disertasi dan peraturan perundang-undangan.20. Studi lapangan (field study) yaitu melakukan wawancara baik tertulis maupun tidak tertulis kepada narasumber langsung yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu pegawai pada kantor Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Medan dengan tujuan pengumpulan data primer yang diperlukan dalam penelitian. Analisis data menggambarkan bagaimana menggunakan data yang dikumpulkan untuk digunakan dalam memecahkan masalah penelitian.

Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu pemilihan teori, asas, norma, doktrin dan pasal-pasal undang-undang yang relevan dengan permasalahan, membuat sistematisasi data-data tersebut sehingga menghasilkan kualifikasi tertentu yang sesuai dengan permasalahan. yang akan dibahas dalam penelitian ini. Data yang dianalisis secara kualitatif akan disajikan dalam bentuk uraian yang sistematis, kemudian seluruh data yang diperoleh akan diseleksi, diolah, dan kemudian diungkapkan secara deskriptif sehingga dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Macam-Macam Pertanggungjawaban Perdata
  • Tanggungjawab Pelaku Usaha
  • Kesadaran Konsumen
  • Aplikasi Online Sebagai Transaksi Ekonomi

Segala kesalahan dan kelalaian pelaku usaha yang dapat menimbulkan kerugian bagi konsumen pada khususnya, atau masyarakat pada umumnya, harus dipertanggungjawabkan atas kerugian yang ditimbulkannya. Memberikan ganti rugi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian yang diakibatkan oleh penggunaan, penggunaan dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan; Memberikan ganti rugi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau digunakan tidak sesuai dengan perjanjian.

Tidak sesuai dengan syarat, jaminan, keistimewaan atau keefektifan yang tertera pada label, label atau uraian barang dan/atau jasa; Tidak sesuai dengan mutu, mutu, komposisi, proses pengolahan, corak, kondisi atau penggunaan khusus sebagaimana tercantum pada label atau uraian barang dan/atau jasa; Tidak sesuai dengan janji yang tercantum dalam label, label informasi, iklan atau promosi barang dan/atau jasa;

Oleh karena itu, apabila kerugian yang dialami konsumen telah memenuhi unsur pasal 7 dan 8 undang-undang no. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen diatas, maka Pelaku Usaha harus bertanggung jawab atas kerugian yang dialami Konsumen. Hal ini dijelaskan dalam pasal 19 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, bahwa: “Setiap pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian kepada konsumen akibat konsumsi barang dan/atau jasa. diproduksi atau dipasarkan”. Pelaku usaha perdagangan jasa wajib memenuhi jaminan dan/atau jaminan yang telah disepakati dan/atau disepakati.

Contoh interaksi manusia ini dapat kita ambil sebagai contoh perselisihan antara konsumen dan pelaku usaha, dimana pelaku usaha mempunyai hak dan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya apabila tidak menaati ketentuan norma hukum. Dalam proses penyelesaian sengketa konsumen dan pelaku usaha terdapat beberapa macam hak, antara lain : 33. Menyelesaikan permasalahan sengketa konsumen dengan pelaku usaha agar tercipta hubungan itikad baik dan hak keperdataan sebagai asas ganti rugi bagi konsumen. , pelaku usaha harus mempunyai etika.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pertanggungjawaban Pelaku Usaha Terhadap Konsumen Pembeli

Hukum perdata berlaku karena adanya perjanjian yang dilakukan kedua belah pihak antara konsumen dengan pelaku usaha restoran Garuda. Dalam perselisihan antara konsumen dengan pelaku usaha restoran Garuda, terdapat pengaturan perjanjian jual beli sebagaimana diatur dalam Pasal 1460 KUHPerdata. Apabila unsur kerugian yang dialami konsumen tidak dipenuhi dengan pembelian 2 (dua) porsi rice paper dengan lawuk, 1 (satu) porsi rendang ayam, dan 1 (satu) porsi omelet di restoran Garuda melalui aplikasi online GrabFood, pelaku usaha mampu memberikan bukti nyata.

Hal di atas menjelaskan bahwa pelaku usaha Restoran Garuda wajib memenuhi tanggung jawabnya sesuai unsur-unsurnya. Pengguna jasa publik dalam penyelesaian perselisihan antara pelanggan dan pelaku usaha restoran Garuda adalah masyarakat, masyarakat, instansi pemerintah, dan badan hukum yang menerima pelayanan dari instansi pemerintah. Dalam proses kompensasi yang dilakukan oleh pelaku usaha restoran Garuda terhadap pelanggan yang membeli 2 (dua) bungkus nasi dengan porsi 1 (satu) porsi ayam rendang dan 1 (satu) buah dadar.

Sengketa antara konsumen dengan Perusahaan Katering Garuda dapat ditangani dengan 2 (dua) cara, yaitu melalui proses peradilan (penyelesaian sengketa di pengadilan) atau di luar pengadilan (out-of-court penyelesaian sengketa). Jalannya proses banding penyelesaian sengketa konsumen dengan restoran Garuda pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen khususnya di Kota Medan adalah: 83. Proses penyelesaian sengketa konsumen dan proses ganti rugi bagi peserta kegiatan restoran Garuda melalui Penyelesaian Sengketa Konsumen Keagenan dapat melakukan proses dengan memperhatikan unsur-unsur kerugian yang diderita oleh konsumen itu sendiri, seperti unsur kesengajaan, unsur kelalaian, dan unsur alasan yang dapat dimaafkan atau dpt dimaafkan.

Menurut Anda, apakah pelaku usaha dapat bertanggung jawab terhadap konsumen yang membeli pangan melalui aplikasi online? Apakah ada pembatasan pada lembaga penyelesaian sengketa konsumen khususnya Kota Medan dalam menangani perselisihan antara konsumen dan pelaku usaha terkait transaksi online? Berapa lama Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dapat memproses perselisihan antara konsumen dan pelaku usaha.

Menurut Anda, apa keputusan yang diambil Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen terkait perselisihan antara konsumen dan pelaku usaha? Konsumen yang berselisih dengan pelaku usaha mendapat jaminan tanggung jawab perdata dari Pelaku Usaha dan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK).

KESIMPULAN DAN ASARAN

Kesimpulan

Bentuk kerugian yang dialami konsumen pada saat melakukan pembelian pangan melalui aplikasi online adalah berupa kerugian materil yang dialami oleh kedua belah pihak, dimana kerugian jenis ini timbul karena kelalaian salah satu pihak baik itu pelaku usaha maupun konsumen dan berupa kerugian komunal di bawah pengawasan pemerintah. Dalam jenis kerugian tersebut, pemerintah berperan dalam menjaga stabilitas kebutuhan pangan yang baik untuk distribusi atau distribusi yang berkualitas. Tanggung jawab pelaku usaha terhadap konsumen yang membeli pangan melalui aplikasi online terjadi dengan ketentuan pelaku usaha terhadap konsumen yang membeli pangan disebabkan adanya suatu bentuk keterlibatan yang berujung pada suatu perjanjian. Tanggung jawab pelaku usaha Restoran Garuda terjadi dengan unsur force majeure karena pelaku usaha melalui kuasa hukumnya tidak beritikad baik dengan tidak menyikapi dan tidak memberikan solusi atas kerugian yang dialami konsumen. sehingga pelaku usaha harus bertanggung jawab berdasarkan ketentuan “ganti rugi atas kerusakan.”” materil sebesar Rp.

Selanjutnya, proses ganti rugi yang dilakukan oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen melibatkan proses arbitrase.

Saran

Rumimper, “Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Konsumen Dalam Jual Beli Melalui Internet”, Jurnal Hukum Unsrat, Volume I, Nomor 3, September 2013. Optimalisasi Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dalam Upaya Perlindungan Hak Konsumen di Dunia Maya Realm", Jurnal Hukum Lex Generalis, Volume 2, Nomor 4, 2021. Sri Puspitaningrum, "Mediasi Sebagai Upaya Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan", Jurnal Spektrum Hukum, Volume 15, Nomor 2, 2018.

Grab Indonesia, GrabFood Luncurkan Empat Fitur Baru untuk Mengubah Pengalaman Bersantap Anda, https://www.grab.com/id/press/others/grabfood-launch-four-feature-baru-untuk-mengubah-cepat-kulinermu/, Tersedia Rabu 28 Maret 2023. Kholida Oothrunnada, Pengertian Tanggung Jawab Beserta Contoh, Bentuk dan Ciri-cirinya (detik.com), diakses Rabu 11 Januari 2023. Laruan, 7 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Food Delivery, https://www .kreditpintar.com /education/7-keuntungan-dan-kerugian-using-food-delivery, diakses Minggu, 4 Desember 2022.

Rahmad Indina Harbani, Surah Al Maidah ayat 8 berisi perintah berlaku adil terhadap musuh, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5828470/surah-al-maidah-ayat-8-berisi-command - aplikatif - fair-to-the-nemy, diakses Selasa 10 Januari 2023. Sovia Hasanah, Perbedaan Konsiliasi dan Arbitrase dalam Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, https://Hukumonline.com/klinik/a/perbe dan-konsiliasi , diakses Rabu 29 Maret 2023. Segala hak dan kewajiban konsumen sebagai pembeli produk/jasa yang diberikan oleh badan usaha.

Jika pelaku usaha tidak mengetahui adanya hewan berupa kecoa di dalam kemasan, apa langkah selanjutnya? Bagaimana jika pelaku usaha tidak bisa mempertanggungjawabkan kelalaiannya dalam menjual produk makanan ke konsumen. Bentuk ganti rugi apa yang dapat diajukan oleh Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (CPSR) atas kerugian yang dialami konsumen?

Referensi

Dokumen terkait

8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, yang termuat dalam Pasal 2 huruf e yaitu “Perlindungan konsumen bertujuan menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan