• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTEMUAN 2-PENGENALAN STATISTIKA SPASIAL PEMETAAN

N/A
N/A
Arbain

Academic year: 2023

Membagikan "PERTEMUAN 2-PENGENALAN STATISTIKA SPASIAL PEMETAAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI II

PRAKTIKUM STATISTIKA SPASIAL

Hari, Tanggal : Jumat, 16 September 2022 Asisten Praktikum : 1. Nurul Tri Oktavia

2. Ni Made Shantia Ananda 3. Dhita Reginna Putri

PENGANTAR STATISTIKA SPASIAL DAN PEMETAAN

1.1 Pengertian Statistika Spasial

Statistika spasial adalah ilmu yang mempelajari nilai yang dibangkitkan dari contoh yang berhubungan dengan lokasi kejadiannya dalam rangka menghasilkan informasi dan juga pendugaan nilai keseluruhan yang berkaitan dengan lokasi. Statistika spasial dirancang khusus untuk digunakan pada data spasial atau data yang mengandung informasi geografis. Statistika spasial berhubungan erat dengan lokasi, misal titik koordinat, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi dan sebagainya.

1.2 Data Spasial

Data spasial merupakan data yang berorientasi geografis, memiliki sistem koordinat tertentu sebagai dasar referensinya dan memiliki dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari data lainnya yaitu informasi lokasi (spasial) dan deskriptif (atribut).

1. Informasi lokasi (spasial), berkaitan dengan suatu koordinat geografi yaitu lintang (latitude) dan bujur (longitude).

2. Informasi deskriptif (atribut), merupakan informasi non spasial seperti keterangan mengenai populasi dan jenis vegetasi.

Menurut Rajabidfard dan Williamson (2000), penggunaan data spasial salah satunya adalah untuk menentukan posisi identifikasi suatu elemen di permukaan bumi.

Posisi suatu objek di permukaan bumi memiliki peranan penting, seperti untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan dari suatu aktivitas dengan aktivitas lainnya atau elemen lain dalam daerah yang sama atau lokasi yang berdekatan, memperhitungkan

(2)

jarak antar lokasi, membuat peta, hingga menjadi dasar dalam penentuan keputusan spasial yang bersifat kompleks.

1.3 Tipe Data Spasial

Data spasial dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu data titik, data garis dan data area.

1. Data titik (point pattern analysis), merupakan data yang menunjukkan lokasi yang berupa titik. Misalnya latitude dan longitude.

2. Data garis (geostatistical data), merupakan data yang digunakan untuk merepresentasikan objek-objek yang berdimensi satu. Misalnya arah aliran sungai.

3. Data area (polygons/lattice data), merupakan data yang menunjukkan lokasi yang berupa luasan. Misalnya suatu negara, kabupaten/kota dan sebagainya.

1.4 Format Data Spasial

Secara sederhana, format dalam bahasa komputer berarti bentuk dan kode penyimpanan data yang berbeda antara file satu dengan lainnya. Dalam Sistem Informasi Geografis (SIG), data spasial dapat direpresentasikan dalam dua format, yaitu vektor dan raster.

1. Data vektor, merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir di titik yang sama), titik dan nodes (titik perpotongan antara dua buah garis). Keuntungan dari format data vektor adalah ketepatan dalam merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Kelemahan format data vektor adalah tidak mampu mengakomodir perubahan gradual.

2. Data raster, merupakan data yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh di mana objek geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut sebagai pixel (picture element). Resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya dari permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra.

Keunggulan format data raster adalah dapat merepresentasikan batas-batas yang berubah secara gradual seperti jenis tanah, kelembapan tanah, vegetasi, suhu tanah

(3)

dan sebagainya. Kelemahan format data raster adalah ukurannya yang terlalu besar jika resolusi grid yang digunakan semakin tinggi.

1.5 Efek Spasial

Analisis terhadap data spasial memerlukan perhatian lebih dibandingkan dengan data non spasial. Kondisi dari suatu lokasi pengamatan akan berbeda dengan lokasi pengamatan yang lain. Meskipun demikian, kondisi di suatu lokasi pengamatan akan memiliki hubungan yang erat dengan lokasi pengamatan lain yang berdekatan. Hal tersebut sesuai dengan Hukum I Tobler yaitu “Everything is related to everything else, but near things are more related than distant things”, yang berarti segala sesuatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tapi sesuatu yang dekat lebih mempunyai pengaruh daripada sesuatu yang jauh (Anselin, 1988). Hubungan tersebut dinamakan efek spasial.

Efek spasial terbagi menjadi dua macam, yaitu ketergantungan spasial (spatial dependence) dan keragaman spasial (spatial heterogeneity).

1. Ketergantungan spasial (spatial dependence)

Ketergantungan spasial atau autokorelasi spasial terjadi akibat adanya ketergantungan atau korelasi antara situasi di satu lokasi dengan situasi di lokasi lainnya. Sifat ketidakbebasan antar lokasi ini menyebabkan pengamatan di lokasi tertentu tergantung dengan sifat kedekatan antar lokasi. Semakin dekat jarak antar data, maka diharapkan akan semakin besar juga pengaruh antar data yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin jauh jarak antar data, maka semakin kecil pengaruh antar data yang dihasilkan. Autokorelasi spasial terbagi atas dua, yaitu:

a. Autokorelasi positif, menunjukkan kemiripan sifat antar lokasi yang berdekatan pada variabel yang sama.

(4)

b. Autokorelasi negatif, menunjukkan suatu lokasi dikelilingi oleh lokasi-lokasi dengan nilai pengamatan yang jauh berbeda pada variabel yang sama.

2. Keragaman spasial (spatial heterogeneity)

Keragaman spasial/heterogenitas spasial terjadi akibat adanya ketidakstabilan struktural sifat variabel di setiap lokasi dalam bentuk ragam galat model yang tidak konstan antar lokasi. Sifat heteroskedastik pada data spasial menyebabkan ketidakstasioneran ragam secara spasial. Pada gambar menunjukkan wilayah sebelah kiri memiliki keragaman spasial tinggi, sedangkan wilayah sebelah kanan memiliki keragaman spasial rendah.

1.6 Pengenalan ArcView GIS

SIG dapat diartikan sebagai suatu sistem informasi dengan tambahan istilah geografis (menginformasikan segala sesuatu tentang bumi). SIG dapat juga diartikan sebagai suatu sistem yang menekankan pada informasi geografis yang mengandung pengertian mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi, informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi serta informasi mengenai atribut yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui.

ArcView merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute) yang digunakan dalam pengembangan SIG.

(5)

Perangkat lunak SIG memiliki kemampuan untuk menampilkan, memanipulasi dan merubah data SIG. ArcView sendiri dapat mengakomodir berbagai hal, seperti

1. Membuka/mengimpor project yang sudah ada.

2. Membuat project baru.

3. Membuat peta.

4. Memanggil peta yang sudah ada.

5. Membuat tabel baru atau melakukan perubahan pada peta dan tabel.

6. Melakukan proses analisis spasial.

TUGAS

1. Siapkan software ArcView GIS untuk digunakan pada praktikum pertemuan kedua.

2. Siapkan data (dapat bersumber dari instansi pemerintah seperti BPS, Kemenkes dan sebagainya). Kriteria data yang dibutuhkan:

a. Data cross-section.

b. Data diambil di salah satu provinsi di Indonesia (berdasarkan kabupaten/kota).

c. Data berskala interval atau rasio.

d. Setiap mahasiswa yang berasal dari kelompok yang sama diharapkan memilih provinsi yang berbeda dengan mahasiswa lainnya.

e. Diutamakan data keluaran terbaru.

3. Siapkan data koordinat latitude dan longitude dari kabupaten/kota yang digunakan sebagai sampel pada poin 2.

Referensi

Dokumen terkait