• Tidak ada hasil yang ditemukan

perubahan garis pantai dan dampaknya terhadap ekosistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perubahan garis pantai dan dampaknya terhadap ekosistem"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

Rektor Universitas Diponegoro yang memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti Program Doktor Ilmu Lingkungan. Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Diponegoro yang dengan senang hati menguji dan memberikan masukan, saran dan motivasi dalam penyelesaian skripsi. Rektor Universitas Negeri Semarang yang memberikan izin dan dukungan selama menempuh studi di Program Doktor Ilmu Lingkungan Undip.

Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan dukungan dan dorongan untuk mengikuti pendidikan di Program Doktor Ilmu Lingkungan. Ketua program PhD ilmu lingkungan yang dengan senang hati telah memberikan saran, fasilitas dan motivasi sehubungan dengan penyelesaian tesis. Totok Gunawan, MS selaku reviewer yang memberikan masukan, arahan, koreksi demi perbaikan skripsi.

Muhammad Helmi, S.Si., M.Si., selaku penguji internal yang memberikan masukan, arahan, koreksi demi perbaikan skripsi. Seluruh dosen pengampu mata kuliah pada Program Doktor Ilmu Lingkungan yang telah memberikan ilmu sebagai bekal dalam penyusunan skripsi. Teman-teman Departemen Biologi FMIPA Unnes yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan selama menyelesaikan studi pada program doktor Ilmu Lingkungan.

Istri saya, Nur Aini Ulin Nikmah, SKM dan anak-anak saya, Shasha, Mira, Ghathfan dan Aida, yang telah memberikan semangat dan selalu mendoakan keberhasilan pendidikannya di Program PhD Ilmu Lingkungan.

DAFTAR INDEKS

GLOSSARIUM

Mitigasi bencana = Upaya pengurangan risiko bencana, baik secara struktural maupun fisik melalui pembangunan fisik alam dan/atau buatan, serta secara nonstruktural atau nonfisik melalui peningkatan kapasitas penanggulangan bencana.

ABSTRAK

ABSTRACT

RINGKASAN

Dengan demikian perubahan garis pantai juga akan menyebabkan perubahan luas hutan mangrove (Aulia dkk., 2015), namun wilayah pesisir Semarang-Demak mempunyai keunikan hutan mangrove dan garis pantainya yaitu salah satu posisi hutan bakau di sekitar Sayung, Demak menjorok ke laut, sedangkan pantai berada di balik hutan bakau. Kondisi unik hutan bakau dan garis pantai ini merupakan akibat dari perubahan pantai akibat abrasi. Oleh karena itu, perubahan pesisir adalah soal mendeteksi perubahan dan upaya pencegahannya, sehingga menjaga kelestarian wilayah pesisir (Temiz & Durduran, 2016).

Wilayah pesisir Semarang-Demak mengalami permasalahan lingkungan akibat perubahan penggunaan lahan (konversi hutan bakau menjadi lahan basah), sehingga terjadi erosi yang mengubah garis pantai. Bukti adanya perubahan garis pantai antara lain penelitian Parman (2010) yang menyatakan bahwa telah terjadi perubahan garis pantai akibat erosi di kawasan Tambaklorok, Semarang. Hasil penelitian yang dilakukan masih bersifat parsial artinya masih dari satu aspek, misalnya aspek perubahan garis pantai atau mangrove.

Hasil penelitian ini meliputi perubahan garis pantai dan pengaruhnya terhadap ekosistem mangrove serta strategi konservasi berkelanjutan yang komprehensif di perbatasan Semarang-Demak agar berdampak pada pengelolaan lingkungan pesisir berkelanjutan. Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain: 1) Untuk mempelajari perubahan garis pantai dan kawasan mangrove di perbatasan Semarang-Demak pada tahun 2010. Untuk mempelajari kesinambungan yang terjadi pada mangrove dan dampak dari setiap lapisan mangrove di perbatasan Semarang-Demak. perbatasan, 3) Mengkaji dinamika komponen ekosistem mangrove di perbatasan Semarang-Demak, 4) Menyusun strategi konservasi ekosistem mangrove di perbatasan Semarang-Demak secara berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan di perbatasan pantai Semarang-Demak, khususnya di wilayah pantai yang masih terdapat ekosistem mangrove.

Pemilihan wilayah tersebut didasarkan pada peta perubahan garis pantai serta kondisi keausan dan pertambahan yang terjadi di sepanjang pesisir Teluk Semarang-Demak. Desain penelitian bersifat deskriptif eksploratif, dimana variabel yang diamati terdiri dari garis pantai beserta perubahannya, perubahan kawasan mangrove, vegetasi penyusun ekosistem mangrove, dinamika komponen ekosistem, serta strategi suksesi dan konservasi di batas pantai. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perubahan garis pantai, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah: 1) perubahan dinamika komponen ekosistem pada tahun terbentuknya garis pantai, kawasan mangrove, dan 4) suksesi yang terjadi pada tahun tersebut. hutan bakau.

Hasil foto gambar yang diperoleh kemudian diolah dengan software ArcGIS untuk menentukan posisi garis pantai dan melakukan perhitungan. Hasil digitalisasi ArcGIS dan perhitungan panjang garis pantai yang telah selesai dikumpulkan dalam sebuah tabel/matriks yang berisi tahun dan panjang garis pantai. Letak garis pantai pertama (2005), kedua (2010) dan ketiga (2017) digunakan untuk mengetahui besarnya erosi atau akresi yang terjadi.

Berdasarkan foto dan perhitungan, dapat diketahui bahwa perubahan garis pantai terjadi antara 0,49 km dan antara tahun 2010 hingga 2017 garis pantai bertambah 19,36 km. Untuk itu diperlukan pengelolaan pemerintah daerah melalui sosialisasi lebih lanjut mengenai perubahan garis pantai kepada semua pihak dan strategi perlindungan melalui konservasi berkelanjutan di pesisir Semarang-Demak.

SUMMARY

Based on the composition of mangrove vegetation found in the Bedono, Sayung, Demak areas, three species can be found, namely A marina, R stylosa and R mucronata. The coastline will determine the boundary of the coast so that it will affect the mangrove ecosystem. The outputs in this study include changes in the coastline and its influence on mangrove ecosystems as well as a sustainable conservation strategy on the Semarang-.

The population in this study includes: shoreline, mangroves, macroinvertebrates, communities within the boundaries of the Semarang-Demak coast. The results of the images obtained are then processed with ArcGIS software to determine the position of the coastline and calculations can be performed. Based on the calculation matrix, the length of the coastline and the change in coastline from 2005 to 2017 can be determined.

Then accretion abrasion is calculated based on the position of the first, second and third shores. Based on the results of the calculation of mangrove areas in 2005, 2010 and 2017, it is possible to reveal the changes in the extent of mangroves by experiencing or increasing the area of ​​mangroves for the period 2005-2017. The next step is to analyze and select various factors affecting these four factors and compile them in the form of IFAS and EFAS matrices to develop sustainable conservation strategies in the Semarang-Demak coast.

Based on the diversity index, the level of mangrove diversity in the coastal border of Semarang-Demak is relatively low. The results of community interviews indicate the need to involve all community components in mangrove management including community members. The conservation development strategy should be carried out in an integrated way by the existing components in the Semarang-Demak coast to maintain the sustainability of the mangrove ecosystem.

An integrated effort must involve local governments, academics and society in the process of mangrove protection and development (Harty, 2009; Rahman & Asmawi, 2016). One of the participations carried out as a protection and conservation effort is in the form of replanting mangroves (Situmorang, 2018). Besides being a beach protector, the existence of a mangrove ecosystem in the Semarang-Demak area may have other benefits as a tourist spot.

Tourism developed in the Sayung area, Demak is a form of community adaptability due to wear and tear. In addition, it is necessary to have a consistent community attitude in the protection and conservation of coastal Semarang-Demak mangroves and promote community awareness and adherence to it.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

3.3 Purpose of the growth curve experiment Before starting the main experiment to determine the consequences of different nitrogen concentrations on the growth and nutritional profile