Perubahan Perilaku Sosial Ekonomi Mantan TKI di Desa Bonto Majannang Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng. Tesis. Survei Perubahan Perilaku Sosial Ekonomi Mantan TKI di Desa Bonto Majannang Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng. Rumusan Masalah Penelitian (1) Bagaimana perilaku sosial ekonomi eks TKI di Desa Bonto Majannang Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng (2) Bagaimana perilaku sosial eks TKI di Desa Bonto Majannang Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng? Pekerjaan Indonesia di Desa Bonto Majannang, Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi mantan pekerja migran Indonesia (TKI) di Desa Bonto Majannang Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng. Dilakukan di Desa Bonto Majannang yang merupakan TKI dengan jumlah responden sebanyak 10 orang. Penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian sosial budaya (PSB), yaitu deskriptif kualitatif, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan angket.
Karena adanya informasi mengenai peluang kerja di luar negeri dengan upah yang tinggi dibandingkan di dalam negeri dan orang-orang yang sukses setelah bekerja di luar negeri, banyak masyarakat Desa Bonto Majannang yang tertarik menjadi TKI baik laki-laki maupun perempuan. , baik yang sudah menikah maupun yang belum menikah. Serta perubahan sosial ekonomi mantan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Desa Bonto Majannang, Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng. Bagaimana perubahan perilaku sosial ekonomi mantan pekerja migran Indonesia (TKI) di Desa Bonto Majannang, Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng.
Untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi mantan pekerja migran Indonesia (TKI) di Desa Bonto Majannang Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng. Untuk mengetahui perilaku sosial ekonomi mantan pekerja migran Indonesia (TKI) di Desa Bonto Majannang Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng.
BAB II
Sementara di sisi lain, ada orang yang malas, tidak sabaran, dan hanya mencari keuntungan sendiri. Apabila seseorang sering bergaul dengan orang-orang yang mempunyai sifat baik hati, besar kemungkinan ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang baik hati di lingkungan pergaulannya. Sebaliknya jika ia bergaul dengan orang-orang yang mempunyai sifat sombong, maka ia akan terpengaruh oleh sifat-sifat tersebut.
Orang yang mempunyai karakter dominan dalam perilaku sosial biasanya diwujudkan dengan perilaku seperti tindakan percaya diri, orientasi kekuasaan, percaya diri, kemauan kuat, suka memerintah dan langsung memimpin. Sedangkan sifat orang yang ketergantungan cenderung berperilaku sosial yang berkebalikan dengan sifat orang yang mandiri, misalnya dalam membuat rencana dan melakukan segala sesuatu selalu membutuhkan nasehat dan dukungan dari orang lain, serta keadaan emosinya. relatif tidak stabil. Orang yang mempunyai sifat dapat diterima oleh orang lain biasanya tidak berprasangka buruk terhadap orang lain, setia, dapat dipercaya, pemaaf, dan tulus menghargai kelebihan orang lain.
Sedangkan sifat orang yang ditolak biasanya suka mencari-cari kesalahan dan tidak menerima kelebihan orang lain. Orang yang mudah bergaul cenderung memiliki hubungan sosial yang baik, menikmati kebersamaan dengan orang lain, dan suka bepergian. Orang yang memiliki sifat welas asih cenderung peduli terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati, dan suka membela pihak yang tertindas.
Sedangkan orang yang tidak simpatik menunjukkan ciri-ciri sebaliknya yaitu tidak peka terhadap orang lain yang membutuhkan pertolongan. Orang yang suka berkompetisi biasanya memandang hubungan sosial sebagai sebuah perlombaan, lawannya adalah saingan yang harus dikalahkan dan memperkaya diri sendiri. Orang yang agresif biasanya suka menyerang orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung, pendendam, menentang atau menuruti kekuasaan, suka membantah dan suka menyangkal.
Orang yang suka pamer biasanya berperilaku berlebihan, mencari pengakuan, dan berperilaku aneh untuk mendapatkan perhatian orang lain. Proposisi sukses, dalam segala hal yang dilakukan seseorang, berlaku: semakin sering suatu tindakan diberi imbalan (menerima respon positif dari orang lain), semakin sering pula tindakan tersebut dilakukan oleh orang yang terlibat. Permasalahan hunian yang menimbulkan perubahan sosial budaya secara umum adalah pertambahan jumlah penduduk akibat urbanisasi dan sebaliknya penurunan jumlah penduduk pada wilayah yang ditinggalkan oleh masyarakat urban.
Masyarakat diartikan sebagai sekelompok orang yang membentuk sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi terjadi antar individu dalam kelompok tersebut. Hal ini mengakibatkan masyarakat yang terkena PHK kehilangan pekerjaan sehingga tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
BAB III
Desa Bonto Majannang merupakan salah satu desa yang mempunyai penduduk atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 2. Laki-laki yang menjadi TKI di Desa Bonto Majannang, Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng berjumlah 10 orang. Oleh karena itu, masyarakat Desa Bonto Majannang berinisiatif menjadi pekerja migran sebagai upaya mengubah kehidupannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Sebelum mereka menjadi buruh migran, keadaan ekonomi keluarganya biasanya kurang atau bisa dikatakan kebutuhan sehari-hari tidak terpenuhi. Pengalaman tinggal bersama Baddu juga dialami oleh Rodding (40 tahun) yang juga merupakan pekerja migran di Malaysia, dimana Dg. Hal senada diungkapkan Basri (23 tahun) yang juga merupakan pekerja migran di Malaysia.
Menjadi pekerja asing di luar negara dan bekerja di setiap negara adalah tidak sama, ada yang kerana masalah ekonomi, mereka hanya ingin menimba pengalaman baru dalam hidup, dan ada juga kerana melihat jiran tetangga. Menjanjikan pendapatan apabila anda menjadi pekerja asing di luar negara menjadi semangat dan motivasi masyarakat untuk menjadi pekerja asing di luar negara. Namun, tidak semua pekerja asing yang bekerja di luar negara mengalami perubahan taraf ekonomi keluarga apabila pulang ke kampung halaman kerana telah menjadi pekerja migran yang tenggelam dalam dunia hiburan, sehingga tiada pendapatan atau gaji yang berfaedah. kepada individu atau keluarga yang ditinggalkan.
Namun banyak juga orang yang berkali-kali menjadi buruh migran hingga akhirnya menyadari pentingnya materi atau uang dalam kehidupan sehari-hari dan kembali bekerja sebagai buruh migran. Perubahan perekonomian eks TKI sangat berpengaruh pada masyarakat khususnya rumah tangga tetangga, dimana peningkatan perekonomian yang terlihat pada eks TKI menimbulkan motivasi bagi satu komunitas dan komunitas lainnya untuk berniat menjadi TKI demi kelangsungan hidup yang lebih baik di masa depan. Disebutkan Pak Nurung, beliau senang melihat perubahan ekonomi yang terjadi pada keluarga Dg.Baddu dan motivasinya berangkat ke Malaysia untuk menjadi TKI karena melihat keluarga Dg.Baddu.
Dari pernyataan di atas terlihat bahwa setelah salah satu anggota keluarganya menjadi TKI, maka keluarganya dapat dikatakan sukses. Dengan pendapatan yang besar maka masyarakat akan mendapatkan barang yang berkualitas, walaupun terkadang barang yang ditawarkan lebih mahal, namun menurut masyarakat khususnya masyarakat yang merupakan pekerja migran, barang yang mahal pasti menjamin kualitasnya. 6. Dampak Perubahan Ekonomi Terhadap Sikap dan Perilaku Mantan Pekerja Migran Dalam Kehidupan Sosial di Desa Bonto Majannang Kecamatan Sinoa Kabupaten Bantaeng.
Perubahan-perubahan yang terjadi setelah mereka menjadi pekerja migran, khususnya perubahan ekonomi, sosial dan budaya, juga mempengaruhi kehidupan sosial, termasuk sikap dan perilaku mereka dalam masyarakat. Dari hasil wawancara dan observasi tersebut di atas terlihat bahwa untuk bertahan hidup di desa, pendapatan yang diperoleh tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, terlebih lagi dengan menjadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) di luar negeri.
PENUTUP
Perubahan ekonomi yang terjadi pada keluarga pekerja migran ditandai dengan adanya peningkatan pendapatan atau penghasilan yang diperoleh salah satu anggota keluarga yang menjadi pekerja migran. Perubahan ekonomi yang terjadi turut mengubah sikap dan perilaku keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya sikap dan perilaku yang sering terjadi di antara keduanya mengarah pada kehidupan bermasyarakat yang harmonis, sikap dan perilaku keluarga pekerja migran tersebut baik sedangkan tetangga lainnya berperilaku sebaliknya yaitu acuh tak acuh, iri hati, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial di antara mereka, sikap dan perilaku keluarga TKI yang acuh tak acuh, sombong dengan apa yang dimilikinya saat ini, namun di sisi lain, tetangganya baik sehingga dapat mengakibatkan tidak adanya keharmonisan.
Hidup terkesan mewah dan glamor, dan terkadang ada saja yang menunjukkan sikap sombong, cuek terhadap orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan perekonomian (pendapatan) yang lebih baik bagi keluarga pekerja migran memberikan dampak yang besar terhadap kehidupan mereka baik di dalam keluarga. Dampak perubahan ekonomi terhadap sikap dan perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga pekerja migran diharapkan siap menghadapi perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk mengatasi masalah kesempatan kerja dan memberikan perhatian lebih kepada masyarakat yang tingkat pendapatannya di bawah rata-rata.
