Lingkungan hidup memiliki dua macam kawasan utama, yaitu Kawasan lindung dan Kawasan Budidaya.
Dalam Undang-undang Penataan Ruang (UU No.26/2007), ditegaskan bahwa berdasarkan pola ruang dan fungsi utamanya, peruntukan ruang terdiri atas kawasan lindung dan kawasan budi daya. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda, namun saling melengkapi:
Kawasan lindung
adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Kawasan budi daya
adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar
kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan
Yang termasuk dalam KAWASAN LINDUNG adalah:
a. Kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya, antara lain, kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan air.
b. Kawasan perlindungan setempat, antara lain, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, dan Kawasan sekitar mata air.
c. Kawasan suaka alam dan cagar budaya, antara lain, kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, Kawasan pantai berhutan bakau, taman
nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, cagar alam, suaka margasatwa, serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
d. Kawasan rawan bencana alam, antara lain, kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan
gelombang pasang, dan Kawasan rawan banjir.
e. Kawasan lindung lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan perlindungan
plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, dan terumbu karang.
Fungsi utama kawasan lindung adalah untuk melindungi kelestarian sumber daya alam dan
sumber daya buatan.
Fungsi ini menunjukkan bahwa kawasan lindung merupakan sistem penyangga kehidupan.
Bertambahnya penduduk berakibat pada bertambahnya kebutuhan lahan. Apabila tidak dikendalikan, pertambahan kebutuhan lahan akan
menghabiskan kawasan lindung.
Oleh karena itu penting untuk meningkatkan pengelolaan kawasan lindung dengan melibatkan
masyarakat setempat dalam perencanaan dan pengelolaan kawasan tersebut
(Bappenas, 2010b).
Pada kawasan lindung yang berada di daratan, hutan merupakan salah satu unsur yang sangat penting.
Hutan sangat penting perannya dalam menjaga keseimbangan siklus hidrologi.
Hutan diperlukan untuk menjamin keberlangsungan fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam memasok air
bagi penduduk yang terus bertambah (Bappenas, 2010b).
Hutan Rakyat Hutan Produksi Pertanian Perikanan
Pendidikan Pemukiman Peribadatan Pariwisata
Pertambangan Perindustrian Pertahanan & Keamanan
✓ Permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup. Permukiman merupakan bagian dari
kawasan budidaya, di luar Kawasan lindung
✓ Sebagai bagian dari kawasan budidaya,
permukiman merupakan tempat tinggal sekaligus sebagai tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan para penghuninya.
✓ Permukiman merupakan kawasan yang didominasi oleh lingkungan hunian dengan fungsi utama
sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan, sarana lingkungan, serta tempat kerja.
✓ Suatu permukiman akan berfungsi dengan baik, apabila prasarana, sarana, fasititas, serta
kesempatan kerja dan fungsi pelayanannya tercukupi.
adalah
Kawasan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan/tempat kerja yang mempunyaikegiatan utama pertanian termasuk
pengelolaan sumber daya alam, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi, yang mendukung perikehidupan dan penghidupan
berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang serta Bagian Penjelasan Pasal 59 dan Pasal 61 UU No 1/2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman
adalah
kawasan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan/tempat kerja yang mempunyaikegiatan utama bukan pertanian, yang dilengkapi
dengan prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi pemusatan dan distribusipelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan
ekonomi, yang mendukung perikehidupan dan penghidupan
1. Clustered Rural Settlements
Pola pemukiman desa ini cenderung berkelompok dimana sejumlah keluarga tinggal berdekatan satu sama lain
dengan area di sekitarnya berupa lahan pertanian.
Biasanya pola pemukiman memusat ada di daerah dataran rendah subur dengan sumber air yang baik atau lembah.
Pola pemukiman seperti ini membuat kekerabatan diantara penduduk sangat erat karena jarak yang berdekatan
contohnya Kampung Naga di Neglasari Tasikmalaya
2. Circular Rural Settlements
Pola pemukiman ini membentuk lingkaran dengan ruang terbuka di tengah-tengah pemukiman.
Pemukiman dibangun mengikuti garis lingkaran dari pusat daerah terbuka. Pengaturan bangunan biasanya akan dilakukan sesuai kesepakatan atau hukum adat.
Model ini menyerupai pola ruang Von Thunen karena strukturnya melingkar dengan titik pusat di tengahnya
4. Dispersed Rural Settlements
Pola pemukiman ini tersebar tidak merata di berbagai titik dan biasanya berada di wilayah seperti pegunungan karst dan perbukitan. Para penduduk cenderung terisolasi satu sama lain dengan kondisi transportasi yang sulit
3. Linier Rural Settlements
Pola pemukiman ini berbentuk memanjang
mengikuti suatu kenampakan seperti sungai, rel kereta atau jalan raya. Transportasi utama
mengandalkan sungai atau jalanan sempit jika diantara rel kereta atau jalan raya.
Banjarmasin menjadi salah satu daerah dengan banyak pemukiman memanjang di pinggir sungai sehingga menghasilkan budaya sungai
karakteristik Kawasan permukiman perdesaan :
✓ ketidakteraturan bentuk fisik rumah.
✓ Pola permukiman perdesaan berkelompok, membentuk perkampungan
✓ Letaknya tidak jauh dari sumber air.
✓ Jaringan jalan di lingkungan kampung tidak beraspal dan bentuknya tidak beraturan.
PERBEDAAN KARAKTERISTIK
PERMUKIMAN PERDESAAN
PERMUKIMAN PERKOTAAN Pemanfaatan Lahan agraris non agraris Kepadatan Penduduk rendah
Tinggi
Populasi penduduk
Fungsi Bangunan
Sektor ekonomi primer (pertanian,
perikanan)
Sektor ekonomi sekunder dan tersier (industry, pariwisata,dll)
KarakteristikKawasan permukiman perkotaan atau disebutperumahan:
✓ memiliki keteraturan bentuk secara fisik, artinya, sebagian besar rumah memiliki hadapan yang teratur ke arah jalan. Namun karakter
permukiman perkotaan swadaya, memiliki karakter ketidakteraturan bentuk fisik rumah
✓ merupakan bangunan permanen, berdinding tembok, dan dilengkapi dengan penerangan listrik.
✓ Jaringan jalannya-pun bertingkat mulai dari jalan raya, jalan penghubung hingga jalan lingkungan atau lokal.
merupakan Susunan Bentuk Persebaran Permukiman (baik itu terjadi secara spontan ataupun direncanakan) yang dipengaruhi oleh sifat hubungan antar faktor-faktor yang
mendorong terbentuknya Permukiman
→ Proses bermukim terjadi secara alamiah, dari orang singgah hingga menetap/mukim
→ Adanya kepastian kehidupan, akhirnya
berkembang budaya “rumah”
➢ Diawali dengan proses bermukim yang terjadi secara alamiah distrukturkan
➢ Adanya kepastian kehidupan dalam jangka panjang, akhirnya berkembang budaya “kota”
➢ Meledaknya jumlah penduduk dan tidak terakomodasikannya kebutuhan bermukim
➢ Aglomerasi
➢ Munculnya kantong-kantong kumuh di perkotaan
.
✓
✓
✓
✓
✓
SesuaiUU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman pada pasal 56,
Penyelenggaraan kawasan permukiman dilakukan untuk mewujudkan wilayah yang berfungsi sebagai
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan yang terencana, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjutan
sesuai dengan rencana tata ruang.
Penyelenggaraan kawasan permukiman bertujuan untuk memenuhi hak warga negara atas tempat tinggal yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur serta menjamin kepastian
bermukim.
Penyelenggaraan kawasan permukiman mencakup lingkungan hunian dan tempat kegiatan pendukung perikehidupan dan penghidupan di perkotaan dan di
perdesaan yang wajib dilaksanakan sesuai dengan arahan pengembangan kawasan permukiman yang
terpadu dan berkelanjutan.
Arahan pengembangan kawasan permukiman meliputi:
a. Hubungan antarkawasan fungsional sebagai bagian lingkungan hidup di luar kawasan lindung.
b. Keterkaitan lingkungan hunian perkotaan dengan lingkungan hunian perdesaan.
c. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perkotaan dan pengembangan kawasan perkotaan.
d. Keterkaitan antara pengembangan lingkungan hunian perdesaan dan pengembangan kawasan perdesaan.
e. Keserasian tata kehidupan manusia dengan lingkungan hidup.
f. Keseimbangan antara kepentingan publik dan kepentingan setiap orang.
g. Lembaga yang mengkoordinasikan pengembangan kawasan permukiman.
Penyelenggaraan kawasan permukimandilakukan melalui:
a. Pengembangan yang telah ada.
b. Pembangunan baru.
c. Pembangunan kembali
Perencanaan kawasan
permukiman harus mencakup:
a. peningkatan sumber daya perkotaan atau perdesaan;
b. mitigasi bencana c. penyediaan atau
peningkatan prasarana, sarana, dan utilitas umum
SKALA KOTA (CITY SCALE)
Penanganan permukiman kumuh perkotaan secara simultan dan
berkelanjutan dalam lingkup kawasan permukiman dan lingkungan hunian kota dengan keterpaduan aspek infrastruktur, social, ekonomi dan aspek lainnya dengan
kompleksitas tinggi
(sesuai dengan perencanaan daerah).SKALA KAWASAN (AREA SCALE)
Penanganan permukiman kumuh perkotaan dalam lingkup
permukiman yang merupakan
bagian dari perencanaan skala kota dengan
kompleksitas tinggi/sedang
yang berdampak luas dan signifikan.
Penanganan kumuh dalam
perencanaan skala lingkungan yang merupakan bagian dari perencanaan skala kawasan yang memiliki
kompleksitas sedang/ rendah
,dan bersifat lokal (baik permasalahan maupun penanganan).
SKALA LINGKUNGAN (NEIGHBORHOOD SCALE)
Kawasan permukiman dan
lingkunganhunian permukiman Perumahan dan rumah
Administratif dan Fungsional Fungsional Administratif dan Fungsional
Berat/Sedang Berat/Sedang Sedang/Ringan
Jangka Panjang dan Jangka Menengah Jangka Menengah dan Jangka
Pendek Jangka Pendek
Tinggi (skala sistem) Tinggi/Sedang (skala sistem) Sedang/Rendah Pemerintah Pusat, Pemerintah
Provinsi, NGO, Komunitas, swasta, masyarakat
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, NGO,
Komunitas, swasta, masyarakat
Pemerintah Daerah Kab/Kota, NGO, Komunitas, swasta, masyarakat
RP2KPKP/SIAP RP2KPKP/SIAP, Masterplan
Khusus
RPLP/NUAP/RKM, Masterplan Khusus
Permasalahan dan penanganan Memiliki dampak luas dan signifikan
Permasalahan dan penanganan Memiliki dampak luas dan
signifikan
Permasalahan dan penanganan dapat bersifat lokal
>11000 jiwa ( 2000 KK) 2000-11000 Jiwa (500 KK-2000 KK) <2000 jiwa (500 KK) Memiliki nilai strategis sesuai
dokumen perencanaan (RTRW) atau direktif
Memiliki nilai strategis sesuai dokumen perencanaan
(RTRW) Atau direktif
-
Entitas (sesuaiUU.1/2011 dan PP. 14/2016)
Deliniasi TingkatKekumuhan Durasi Pelaksanaan Kompleksitas Pengerjaan Stakeholder
DokumenPerencanaan Impact
Cakupan Layanan NilaiStrategis