• Tidak ada hasil yang ditemukan

peta rantai (permainan cerita berantai) metode - UPY Journal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "peta rantai (permainan cerita berantai) metode - UPY Journal"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

PETA RANTAI (PERMAINAN CERITA BERANTAI) METODE BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENUMBUHKAN KEBERANIAN KOMUNIKASI INTEPERSONAL SISWA

Sunarni SMK Negeri 1 Slawi

E-mail: [email protected] Abstrak

Tujuan pembelajaran akan tercapai jika proses belajar mengajar terjadi secara kondusif yang ditandai dengan terjadinya interaksi dua arah antara guru dan siswa. Saat proses pembelajaran siswa cenderung pasif sehingga suasana kurang kondusif, yang menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai. Solusi yang sangat tepat untuk menuntaskan permasalahan tersebut dengan menerapkan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Pengalaman terbaik (Best Practice) telah dilaksanakan sejak tahun pelajaran 2018/2019 hingga sekarang dan terbukti sangat efektif untuk menumbuhkan keberanian komunikasi interpersonal siswa. Hasil dari penerapan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok ini peserta didik menjadi berani untuk bertanya, menjawab pertanyaan, berpendapat, berani tampil presentasi di depan kelas dan berani untuk berbicara di depan umum. Suasana pembelajaran lebih aktif sehingga pembelajaran tidak hanya fokus pada guru. Terjadinya komunikasi dua arah saat pembelajaran meningkatkan motivasi dan hasil belajar serta potensi siswa. Keberhasilan penerapan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok telah mengantarkan siswa menjuarai berbagai lomba yang membutuhkan keterampilan public speaking.

Kata kunci: Komunikasi Interpersonal, Bimbingan Kelompok, Permainan Cerita Berantai

Abstract

Learning objectives will be achieved if the teaching and learning process occurs in a conducive manner which is characterized by two-way interactions between teachers and students. During the learning process students tend to be passive so that the atmosphere is not conducive, which causes the learning objectives to not be achieved. A very appropriate effort to solve this problem is to apply the PETA RANTAI (Chain Story Game) Group Guidance Method. The best experience (Best Practice) has been implemented since the 2016/2017 school year until now and has proven to be very effective in fostering students' interpersonal communication courage. The results of the application of PETA RANTAI (Chain Story Game) Guidance Method This group allows students to be brave to ask questions, answer questions, have opinions, dare to make presentations in front of the class and dare to speak in public. The learning atmosphere is more active so that learning does not only focus on the teacher but there is two-way communication between teachers and students. The occurrence of two-way communication during learning increases motivation and learning outcomes as well as student potential. The successful application of PETA RANTAI (Chain Story Game) Group Guidance Method has led students to win various competitions that require public speaking skills

Keywords: Interpersonal Communication, Group Guidance, Chain Story Games Info Artikel

Diterima Oktober 2021, disetujui November 2021, diterbitkan Desember 2021

(2)

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

PENDAHULUAN

Guru bimbingan dan konseling sebagai tenaga profesional yang diberi kewenangan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dan berkewajiban memberikan bantuan bagi peserta didik dalam rangka memfasilitasi pencapaian kemandirian dan perkembangan yang optimal dalam aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMK Negeri 1 Slawi memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal.

Dari sisi internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik diantaranya adalah problem komunikasi interpersonal.

Fakta ini dirasakan saat penulis melakukan layanan bimbingan konseling secara klasikal. Suasana proses belajar mengajar pasif, pembelajaran terpusat pada guru, tidak ada interaksi dua arah antara guru dan siswa. Jika siswa disuruh berpendaapat siswa terlihat gemetaran, susunan kalimat tidak tertata terkesan sangat kesulitan menyusun kalimat. Saat diskusi siswa pasif , saat disuruh mempresentasi hasil diskusi mereka juga enggan.

Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan turunnya prestasi belajar siswa, rendahnya rasa percaya diri dan munculnya konflik pribadi yang akan menghambat pengembangan potensi diri siswa. Sejalan dengan pernyataan Sugiyo, (2005) memberikan penekanan jika individu dengan tingkat kemampuan komunikasi interpersonal rendah sangat rentan menimbulkan konflik interpersonal, kesalahpahaman, dan misscomunication. Hal ini tentu sangat menggelitik penulis untuk menggali lebih dalam permasalahan yang menyebabkan kondisi seperti tersebut di atas dan berupaya mencari solusinya.

Indikator siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang tinggi dapat terlihat dari sikap yang senang akan kegiatan yang bersifat kelompok, tertarik berkomunikasi dengan orang lain, peka terhadap keadaan sekitar, senang melakukan kerja sama, dan sadar akan kodratnya sebagai makhluk sosial.

Sehingga mereka akan mudah bergaul dan mengatasi segala masalah yang terkait dengan lingkungan sosialnya. Sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan komunikasi antar pribadi yang rendah akan mengalami hambatan dalam bergaul dengan orang lain.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas maka rumusan masalah dalam best practice ini adalah:

1. Bagaimana implementasi PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkan Keberanian Komunikasi Intepersonal Siswa?

2. Bagaimana hasil setelah implementasi PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkan Keberanian Komunikasi Intepersonal Siswa?

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses implementasi PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkan Keberanian Komunikasi Intepersonal Siswa, bagaimana hasil implementasi PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkan Keberanian Komunikasi Intepersonal Siswa.

(3)

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

Manfaat bagi siswa menumbuhkan sikap rasa percaya diri dan berani untuk bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru, berani tampil presentasi , berani tampil berbicara diforum kelas maupun forum umum.

Manfaat bagi guru BK meningkatkan mutu layanan BK khususnya untuk mengentaskan permasalahan siswa dan memperoleh wawasan teknik layanan BK sesuai permasalahan.

Manfaat Bagi Sekolah hasil best practice ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan layanan bimbingan dan konseling

PEMBAHASAN Pelaksanaan Kinerja.

Persiapan

Membuat jadwal untuk pelaksanaan layanan bimbingan kelompok diluar jam layanan BK. Pembuatan jadwal disesuaikan dengan jam kunjungan perpustakaan masing-masing kelas. Penyusunan jadwal dilengkapi dengan tempat yang dikehendaki oleh siswa agar merasa nyaman.

Pelaksanaan

Pelaksanaan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkan Keberanian Komunikasi Intepersonal Siswa SMK Negeri 1 Slawi dilakukan selama dua tahun perturut- turut yaitu tahun pelajaran 2018/2019 dan 2019/2020. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok ini melalui 4 tahap yaitu : pembentukan, peralihan, kegiatan, pengakhiran. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan enam kali pertemuan.

Hasil yang Dicapai

Dari penerapan permainan cerita berantai dalam layanan bimbingan kelompok ini adanya peningkatan keberanian berkomunikasi interpersonal dengan hasil sebagai berikut:

Peserta didik menjadi berani untuk bertanya, menjawab pertanyaan, berpendapat, berani tampil presentasi di depan kelas dan berani untuk berbicara di depan umum. Suasana pembelajaran lebih aktif sehingga pembelajaran tidak hanya fokus pada guru tetapi terjadi komunikasi dua arah antara guru dan siswa.

Terjadinya komunikasi dua arah saat pembelajaran tentu akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar serta potensi siswa.Di bawah ini disajikan tabel.

keberanian berkomunikasi interpersonal siswa.

(4)

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

Tabel 1. Hasil Unjuk Keberanian Berkomunikasi Interpersonal Tahun Pelajaran 2018/2019

TM

Ke SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K

1 0 0 7 5 0 0 6 7 0 0 5 4 0 0 8 7 0 0 26 23

2 0 2 7 3 0 1 8 4 0 1 6 2 0 3 7 5 0 7 28 14

3 0 4 6 2 0 3 7 3 0 1 7 1 0 5 7 3 0 13 27 9

4 1 6 4 1 2 5 5 1 1 5 3 0 2 6 5 2 6 22 17 4

5 5 5 2 0 4 6 3 0 6 3 0 0 5 6 4 0 20 20 9 0

6 7 5 0 0 8 5 0 0 7 2 0 0 9 6 0 0 31 18 0 0

Kelas XI AKL 1 Kelas XI AKL 2 Kelas XI AKL 3 Kelas XI AKL 4 Jumlah Total

Ket. SB Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup K : Kurang

Kenaikan keberanian komunikasi interpersonal siswa mencapai 63,26%

atau 31 siswa kategori sangat baik. Sebanyak 36,73% atau 18 siswa pada kategori baik. Dari 49 siswa yang mengalami masalah kesulitan berkomunikasi telah terentaskan dengan penerapan PETA RANTAI (Permainan cerita Berantai) metode Bimbingan Kelompok. Untuk lebih jelasnya peningkatan keberanian komunikasi interpersonal siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 1. Peningkatan Keberanian Berkomunikasi Interpersonal Siswa Tahun Pelajaran 2018/2019

Penerapan PETA RANTAI (Permainan cerita Berantai) metode Bimbingan Kelompok pada tahun pertama mampu menuntaskan permasalahan kesulitan komunikasi pada 49 siswa. Keberhasilan siswa dalam menyelesaikan permasalahan terkait kesulitan berkomunikasi. Penerapan PETA RANTAI (Permainan cerita Berantai) metode Bimbingan Kelompok ini dilanjutkan pada tahun pelajaran 2019/2020 dengan kelas yang berbeda. Keberhasilan penerapan PETA RANTAI (Permainan cerita Berantai) metode Bimbingan Kelompok tahun kedua tersaji pada tabel di bawah ini.

0 5 10 15 20 25 30 35

I II III IV V VI

Tahun Pelajaran 2018/2019

SB B C K

(5)

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

Tabel 2. Hasil Unjuk Keberanian Berkomunikasi Interpersonal Tahun Pelajaran 2019/2020

TM

Ke SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K

1 0 0 10 5 0 0 7 8 0 0 6 6 0 0 8 4 0 0 31 23

2 0 0 11 4 0 2 8 5 0 1 6 5 0 2 8 2 0 5 33 16

3 0 4 9 2 0 5 9 1 0 3 6 3 0 6 4 2 0 18 28 8

4 2 9 3 1 3 8 4 0 3 6 2 1 2 7 3 0 10 30 12 2

5 5 8 2 0 6 7 2 0 5 6 1 0 6 5 1 0 22 26 6 0

6 9 6 0 0 10 5 0 0 8 4 0 0 8 6 0 0 35 21 0 0

Jumlah Total Kelas X AKL 1 Kelas X AKL 2 Kelas X AKL 3 Kelas X AKL 4

Keterangan: SB: Sangat Baik, B: Baik, C: Cukup K: Kurang

Dari paparan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut sebelum dilaksanakan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkan Keberanian Komunikasi Intepersonal Siswa SMK Negeri 1 Slawi, keberanian siswa komunikasi interpersonal hanya pada kategori cukup dan kurang. Setelah dilaksanakan bimbingan kelompok mulai muncul keberanian siswa berkomunikasi interpersonal . pertemuan kedua sudah ada lima siswa dalam kategori baik. Selama pelaksanaan layanan bimbingan kelompok setiap pertemuan mengalami peningkatan keberanian komunikasi interpersonal .

Kategori sangat baik sudah terlihat pada pertemuan keempat yaitu sebanyak 12 siswa namun masih ada siswa yang berada pada kategori kurang.

Pada pertemuan keenam keberanian siswa meningkat sangat signifikan yaitu 35 atau 64,81 % siswa berada pada kategori sangat baik dan 19 atau 35,18 siswa dari 54 siswa yang bermasalah berada pada kategori baik.

Dengan demikian penerapan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok mampu menuntaskan permasalahan siswa berkaitan dengan komunikasi interpersonal. Untuk lebih jelasnya kenaikan keberanian berkomunikasi interpersonal siswa dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

(6)

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Yogyakarta

Grafik 1 .Peningkatan Keberanian Berkomunikasi Interpersonal Siswa Tahun Pelajaran 2019/2020

Dengan demikian, dari paparan tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok mampu menuntaskan permasalahan siswa berkaitan dengan komunikasi interpersonal di SMK Negeri 1 Slawi.

Kendala dan Pendukung

Dalam pelaksanaan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkan Keberanian Komunikasi Intepersonal tak akan lepas dari beberapa kendala diantaranya adalah jam layanan BK yang hanya 1 jp, tidak memungkinkan untuk melaksanakan layanan bimbingan kelompok sehingga pelaksanaan dilakukan diluar jam layanan BK.

Kegiatan siswa yang sangat padat menyulitkan untuk mengatur waktu diluar jam.

Pelaksanaan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkan Keberanian Komunikasi Intepersonai ini. mendapat dukungan dari semua pihak sangat menjadikan motivasi bagi kami untuk selalu berupaya melayani kebutuhan siswa dengan optimal Kesadaran siswa ingin menjadi siswa yang mampu berkomunikasi dengan baik merupakan factor pendukung yang paling utama. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan sangat membantu kelancaran palaksanaan layanan BK.

KESIMPULAN

Hasil pelaksanaan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkan Keberanian Komunikasi Intepersonal berhasil meningkatkan keberanian siswa komunikasi personal siswa pada tahun pelajaran 2018/2019 meningkat sebesar 63,26% pada kategori sangat baik. Sedangkan pada tahun pelajaran 2019/2020 meningkat sebesar 64,81 % pada kategori sangat baik .Dampak dari pelaksanaan PETA RANTAI (Permainan Cerita Berantai) Metode Bimbingan Kelompok dalam Menumbuhkan Keberanian

0 5 10 15 20 25 30 35

I II III IV V VI

Tahun Pelajaran 2019/2020

SB B C K

(7)

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta

Komunikasi Intepersonal ini, siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga prestasi meningkat dan meraih kejuaraan dibeberapa lomba yang membutuhkan keterampilan public speaking

DAFTAR PUSTAKA

Artati, Endang Suhesti.2016.77 Games Berkaralter dalam Bimbingan Konseling.

Bandung: YRamaWidya

Buku Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Sekolah Menengah Kejuruan (SMK): Jakarta

Cangara,Hafied.2014.Pengantar Ilmu Komunikasi Jakarta: Raja Grafindo Persada Hartinah, Siti. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika

Aditama

Indraswari, Yuli. 2013. Penerapan Bimbingan Kelompok dengan Teknik Permainan Kerjasama untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi social Siswa Kelas X-1 pada SMA Negeri 3 Lamongan. Jurnal BK UNESA.

Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 208-215

Nursalim, Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya : Unesa University Press.

Sari, Irma. 2010. Berkomunikasi. Klaten: PT Intan Sejati

Suwarjo. 2011. Permainan (games) dalam Bimbingan dan Konseling Yogyakarta: Paramitra Publishing.

Sukardi,Ketut 2008.Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Tarigan, Djago dan H.G. Tarigan. 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.

Pribadi, Trione Ika. 2015. Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Melalui Layanan Bimbingan Kelompok dengan Metode Game Social . Siswa kelas X AK 1 SMK N 1 Batang Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Volume 1 Nomor 2, Mei 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta PENGARUH PROGRAM PENDIDIKAN FULLDAY SCHOOL TERHADAP

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta  Anak mampu menunjukkan emosi marah yang

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta PELATIHAN “REMAJA KUAT” DALAM PENANGANAN KORBAN

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta STUDI EKSPERIMEN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA ASLI PAPUA TERHADAP

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta PENDIDIKAN INKLUSI: PENERIMAAN SISWA TERHADAP PERILAKU

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta PERBANDINGAN TINGKAT KECERDASAN SPIRITUAL ANTARA SISWA

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PARTISIPASI