PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA RISET SOSIAL HUMANIORA (PKM-RSH)
KAJIAN FILOSOFI TRADISI MEAMUK-AMUKAN DALAM UPAYA PENGEMBANGAN POTENSI WISATA BUDAYA DI DESA PADANG BULIA,
KECAMANATAN SUKASADA, KABUPATEN BULELENG
Diusulkan oleh :
Malika Alya Visca; 2115081018; 2021 Kadek Wina Liantini; 2115011017; 2021 Irma Jesika Simangunsong; 2115011026; 2021 Alvendo Leo Agung Nahak; 2315081014; 2023
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA TAHUN 2024
i PENGESAHAN PROPOSAL PKM-RSH
1. Judul Kegiatan : Kajian Filosofi Tradisi Meamuk-Amukan Dalam Upaya Pengembangan Potensi Wisata Budaya di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng
2. Bidang Kegiatan : PKM-RSH
3. Ketua Pelaksana :
a. Nama Lengkap b. NIM
c. Jurusan/Fakultas d. Universitas e. Alamat Rumah f. No. Telp/HP g. Alamat E-mail
: : : : : : :
Malika Alya Visca 2115081018
Teknologi Industri/Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha
Dusun Munduk, Kelurahan Banjar Apit, Anturan 081-936-790-719
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : Kadek Wina Liantini, Irma Jesika Simangunsong, Alvendo Leo Agung Nahak
5. Dosen Pendamping/Mentor : a. Nama Lengkap
b. NIP
c. Jurusan/Fakultas
: : :
- - - 6. Biaya Kegiatan Total :
a. Kemendikbud b. Sumber Lain
: :
Rp. 0,- Rp. 0,- 7. Jangka Waktu Pelaksanaan : -
Singaraja, 20 Januari 2024 Ketua Pelaksana Kegiatan,
Malika Alya Visca NIM. 2115081018
ii DAFTAR ISI
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-RSH ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
Dari rumusan masalah diatas, dapat diuraikan tujuan penelitian yakni : ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.5 Luaran yang Diharapkan ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Kajian Pustaka ... 4
BAB III METODE PENELITIAN ... 9
3.1 Lokasi Penelitian ... 9
3.2 Metode Penelitian... 9
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 9
3.4 Teknik Analisa Data ... 10
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 11
4.1 Anggaran Biaya ... 11
4.2 Jadwal Kegiatan ... 11
DAFTAR PUSTAKA ... 12
LAMPIRAN... 13
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota ... 13
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ... 18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ... 19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ... 20
iii DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Tradisi Meamuk-amukan ...6
iv DAFTAR TABEL
4.1 Anggara Biaya ...11 4.2 Jadwal Kegiatan ...11
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Sejarah perkembangan manusia, selalu diwarnai dengan produk kebudayaan yang dihasilkannya. Karena manusia terpisah ruang dan waktu, maka produk budaya antara komunitas masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain berbeda. Budaya dalam kehidupan lahir dari tradisi. Tradisi erat kaitannya dengan warisan, atau sesuatu yang didapatkan dari kehidupan terdahulu, diwariskan secara turun temurun. Suatu tradisi muncul karena dilakukan secara berulang-ulang. Dalam tradisi, diatur bagaimana seorang manusia berhubungan dengan manusia lain, atau hubungan sekelompok manusia dengan manusia lain, bagaimana manusia bertindak dengan lingkungan, dan bagaimana manusia hidup berdampingan dengan lingkungan.
Pesatnya perkembangan pariwisata dapat meningkatkan perekonomian suatu daerah.
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisata dinyatakan bahwa wisata adalah “Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara”.
Fakta menyebutkan bahwa, semakin tinggi tingkat pariwisata pada suatu daerah, menyebabkan semakin tinggi pula pendapatan perkapita daerah tersebut. Pariwisata dan objek wisata merupakan suatu kesatuan yang menyokong perkembangan pariwisata. Objek wisata tercipta dari beberapa aspek, mulai dari objek wisata alam, pertanian, laut, kuliner dan olahraga.
Namun, objek wisata yang sering menarik perhatian wisatawan untuk datang ke daerah tujuan wisata adalah objek wisata budaya.
Bali merupakan daerah yang sebagian besar pendapatan daerahnya mengandalkan sektor pariwisata. Sebagai daerah yang bergantung pada sektor pariwisata, Bali mengandalkan keindahan alamnya untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain itu, Bali juga merupakan pulau yang memiliki berbagai macam tradisi yang bersifat religius dan unik.
Keberagaman dan keunikan pulau Bali semakin memikat para wisatawan untuk berlibur ke Bali. Terbukti pada tahun 2020 Bali dinobatkan sebagai destinasi wisata terbaik di dunia versi TripAdvisor (Kumparan.com, 2020). Setiap daerah di Bali memiliki tradisinya masing- masing. Sejumlah tradisi unik seperti atraksi bali menjadi suguhan bagi wisatawan yang liburan ke pulau Bali. Budaya serta tradisi unik tersebut masih bisa berkembang dan dilestarikan sampai sekarang ini, dan sangat berkaitan dengan keyakinan masyarakat akan ritual atau prosesi yang terbungkus dalam sebuah tradisi.
Dinas Kebudayaan Buleleng kembali akan mengusulkan tradisi terkait Hari Raya Nyepi untuk menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional yaitu Tradisi Meamuk-amukan Desa Padang bulia, Sukasada, Buleleng. Tradisi Meamuk-amukan adalah tradisi kebudayaan dan destinasi wisata yang menjadi tontonan objek wisata bagi wisatawan. Adat, seni dan budaya dari pelaksanaan tradisi Ngamuk-amukan ini dapat memacu daya tarik lokal sebagai tontonan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Tradisi Meamuk-amukan adalah perang
2 api dengan menggunakan prakpak/danyuh (istilah setempat untuk daun kelapa kering) yang dibakar, untuk kemudian diadu oleh dua orang secara bersamaan. Tradisi yang dilakukan menjelang Hari Raya Nyepi bertujuan agar pelaksanaan Catur Brata Penyepian dapat berjalan dengan baik, tanpa membawa rasa dendam dan amarah dalam menyambut Tahun Baru Saka.
Tradisi ini dilaksanakan setiap 1 tahun sekali di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.
Terdapat hal yang unik dari tradisi ini karena meski peserta tidak menggunakan alat pengamanan yang memadai tubuh mereka jarang sekali terluka walaupun terkena api. Namun, dalam pelaksanaannya, tradisi Meamuk-amukan ini masih memiliki beberapa kendala, seperti pelaksanaan yang hanya dilakukan 1 tahun sekali, tentu saja hal ini akan menghambat strategi pengembangan daerah tujuan wisata, khususnya wisata budaya. Selain itu permasalahan yang lain adalah, adanya migrasi masyarakat desa ke kota. Perkembangan zaman yang begitu cepat zaman membuat banyak perubahan yang terjadi di masyarakat. Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa, untuk menyambung hidupnya, mereka harus merantau ke kota. Kota adalah tempat dimana kita bisa mendapat pekerjaan yang layak. Hal ini tentu saja memberikan dampak bagi lingkungan di pedesaan. Semakin berkurangnya penduduk di suatu desa, maka semakin sedikit juga masyarakat yang ikut serta dalam tradisi yang sudah lama tertanam dalam masyarakat pedesaan. Dengan jumlah masyarkat yang sedikit di desa Padang Bulia tentu saja dapat mengambat tradisi Meamuk-amukan. Masalah inilah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah, desa dan bendesa adat di desa Padang Bulia. Apabila dibiarkan, maka tradisi Meamuk-amukan. ini lambat laun bisa tergerus oleh perkembangan zaman, dan warisan nenek moyang tidak bisa diturunkan kepada generasi muda. sangatlah diperlukannya strategi pemerintah daerah serta masyarakat setempat dalam mengembangkan tradisi Meamuk-amukan ini. Kajian filosofi tradisi yang unik dapat menjadi jawaban dari permasalahan perekonomian masyarakat saat ini. Menilik permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai kajian filosofi tradisi Meamuk-amukan ini. Bagaimanakah nantinya tradisi Meamuk-amukan ini dapat menjadi potensi dalam segi wisata budaya. Judul yang peneliti angkat pada penelitian ini adalah “Kajian Filosofi Tradisi Meamuk-amukan dalam Upaya Pengembangan Potensi Wisata Budaya di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana potensi wisata budaya di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng?
2. Bagaimana kajian filosofi tradisi Meamuk-amukan dalam upaya Pengembangan Potensi Wisata Budaya di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, dapat diuraikan tujuan penelitian yakni :
1. Untuk mengetahui potensi wisata budaya di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng?
3 2. Untuk mengetahui kajian filosofi tradisi Meamuk-amukan dalam upaya Pengembangan Potensi Wisata Budaya di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain
1. Memberi gambaran kepada masyarakat bahwa tradisi Meamuk-amukan dapat dijadikan sebagai peluang dalam potensi wisata budaya Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng
2. Sebagai bahan evaluasi untuk pemerintah dalam menyusun strategi pengembangan daerah wisata, terutama dari segi wisata budaya.
1.5 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapakan dalam penelitian ini adalah 1. Laporan penelitian
2. Publikasi artikel ilmiah di jurnal nasional terakreditasi dengan judul Kajian Filosofi Tradisi Meamuk-amukan dalam Upaya Pengembangan Potensi Wisata Budaya di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng
4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka
Tradisi erat kaitannya dengan warisan, atau sesuatu yang didapatkan dari kehidupan terdahulu, diwariskan secara turun temurun. Suatu tradisi muncul karena dilakukan secara berulang-ulang. Dalam tradisi, diatur bagaimana seorang manusia berhubungan dengan manusia lain, atau hubungan sekelompok manusia dengan manusia lain, bagaimana manusia bertindak dengan lingkungan, dan bagaimana manusia hidup berdampingan dengan lingkungan.
Wisata berbasis budaya adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata jenis ini dibedakan dari minat-minat khusus lain, seperti wisata alam, dan wisata petualangan, Ada 12 unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan wisatawan, yaitu: Bahasa (language), Masyarakat (traditions), Kerajinan tangan (handicraft), Makanan dan kebiasaan makan (foods and eating habits), Musik dan kesenian (art and music), Sejarah suatu tempat (history of the region), Cara Kerja dan Teknolgi (work and technology), Agama (religion) yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu yang dapat disaksikan, Bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan wisata (architectural characteristic in the area), Tata cara berpakaian penduduk setempat (dress and clothes), Sistem pendidikan (educational system), Aktivitas pada waktu senggang (leisure activities). Objek-objek tersebut tidak jarang dikemas khusus bagi penyajian untuk turis, dengan maksud agar menjadi lebih menarik. Dalam hal inilah sering kali terdapat kesenjangan selera antara kalangan seni dan kalangan industri pariwisata. Kompromi-kompromi sering harus diambil. Kalangan seni mengatakan bahwa pengemasan khusus objek-objek tersebut untuk turis akan menghilangkan keaslian dari suatu budaya, sedangkan kalangan pariwisata mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah salah asalkan tidak menghilangkan substansi atau inti dari suatu karya seni.
Pariwisata berbasis budaya (Cultural Tourism) adalah jenis kegiatan pariwisata yang memanfaatkan kebudayaan sebagai objek wisata yang dikunjungi oleh wisatawan. Di destinasi wisata tersebut, wisatawan akan merasakan dan mempelajari berbagai kebudayaan tertentu.
Adanya cultural tourism dapat dimanfaatkan sebagai objek daya tarik wisatawan yang dapat melestarikan warisan budaya. Pariwisata budaya ibarat pisau bermata dua dalam pemanfaatan warisan budaya sebagai objek daya tarik wisata. Di satu sisi pariwisata dapat melestarikan warisan budaya tersebut, sedangkan di sisi lain kegiatan pariwisata akan merusak atau
5 berdampak negatif terhadap warisan budaya itu karena objek tersebut akan dikonsumsi oleh wisatawan (Burn dan Holden, 1995). Untuk menghindari dampak negatif dari pariwisata tersebut diperlukan pengelolaan yang baik terhadap pariwisata, khususnya dalam hal ini kebudayaan. Apabila industri pariwisata dapat dikelola dengan baik, maka pariwisata dapat menjamin kelestarian alam dan budaya. Selain itu pariwisata juga dapat menjadi wadah untuk lapangan kerja bagi masyarakat lokal yang berada di sekitar kawasan wisata tersebut. Oleh sebab itu diperlukan konsep pariwisata berkelanjutan (Sustainable Tourism) untuk menekan dampak negatif dari pariwisata. Sehingga pariwisata berbasis budaya dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan yakni untuk melestarikan kebudayaan. Untuk mewujudkan konsep pariwisata berkelanjutan ini tentu saja membutuhkan dukungan dari semua sektor.
Bali merupakan daerah yang memiliki objek wisata budaya yang unik. Wisata budaya di Bali tentunya tidak hanya sebagai tujuan rekreasi saja, tetapi juga adanya keinginan wisatawan untuk mempelajari budaya tersebut, atau mereka yang ingin mengembangkan diri dan ikut mempraktikkan budaya-budaya setempat terutama dalam hal seni, sehingga tidak jarang pula ada wisatawan asing yang ikut belajar memahami seni Bali seperti seni tari dan seni tabuh (gamelan). Salah satu objek wisata budaya yang mampu menarik wisatawan untuk datang ke Bali adalah dari segi tradisinya. Setiap daerah di Bali memiliki tradisinya masing-masing.
Sejumlah tradisi unik seperti atraksi bali menjadi suguhan bagi wisatawan yang liburan ke pulau Bali. Budaya serta tradisi unik tersebut masih bisa berkembang dan dilestarikan sampai sekarang ini, dan sangat berkaitan dengan keyakinan masyarakat akan ritual atau prosesi yang terbungkus dalam sebuah tradisi. Salah satu tradisi di Bali yaitu tradisi Meamuk-amukan.
Tradisi Meamuk-amukan adalah tradisi kebudayaan dan destinasi wisata yang menjadi tontonan objek wisata bagi wisatawan. Adat, seni dan budaya dari pelaksanaan tradisi Ngamuk- amukan ini dapat memacu daya tarik lokal sebagai tontonan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Tradisi Meamuk-amukan di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Buleleng tergolong unik bagi warga yang ada di luar wilayah desa itu. Keunikannya itu terlihat dari sarana yang digunakan yaitu daun kelapa kering yang diikat menyerupai sapu, dalam Bahasa Bali disebut prakpak atau danyuh. Tradisi Meamuk-amukan di Desa Padang Bulia tergolong sakral karena dipercaya memiliki sifat magis. Tradisi ini menggunakan prakpak yang dibakar sebagai cerminan simbol Dewa Agni. Tradisi ini dipercaya dapat mengusir kekuatan negatif saat malam Pengerupukan maupun saat umat Hindu melaksanakan catur brata penyepian.
Menurut Kelian Desa Padang Bulia, Gusti Kopang Suparta, sarana yang digunakan sangat sederhana, yakni daun kelapa kering atau danyuh yang diikat menyerupai sapu. Masyarakat setempat juga menyebutnya mapuput. Dalam tradisi ini, api prakpak digunakan untuk
6 menyerang kawan satu sama lain sehingga terlihat seperti perang antara dua kelompok masyarakat. Ia mengatakan tradisi ini sebenarnya dilaksanakan dengan spontan setelah pawai ogoh-ogoh dan upacara pecaruan. “Tidak ada catatan sejarah dalam awig-awig desa terkait tradisi ini,” jelasnya. Meski tanpa pengamanan yang memadai, tidak ada anggota masyarakat desa itu mengalami luka sedikit pun. Pada malam pengerupukan, tepatnya di kawasan Pura Desa, ratusan warga berkumpul di tepi jalan untuk menyaksikan tradisi ini.
Tradisi yang dilaksanakan pada saat pengrupukan Tilem Kesanga atau sehari sebelum Catur Brata Penyepian, dilaksanakan secara turun temurun, dengan menggunkan danyuh (daun kelapa kering) yang dibakar, kemudian api tersebut diadu oleh dua orang secara bersamaan.
Pengrupukan yang dilakukan dengan maksud untuk menyomia Buta Kala agar tidak mengganggu manusia pada saat melaksanakan Catur Brata Penyepian yang dilakukan sore hari setelah dilakukan upacara mecaru di tingkat rumah sehari sebelum upacara Nyepi dilaksanakan disesuaikan dengan adat setempat. Pada umumnya Pengrupukan dilakukan dengan cara menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan dengan membakar danyuh, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga menghasilkan suara ramai dan terkesan gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk menyomia Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Desa Padang Bulia memiliki tradisi Ngamuk-amukan atau sering juga disebut dengan perang api. Sarana yang dipergunakan adalah danyuh yang telah usai dipergunakan saat mecaru atau mebuu-buu di masing-masing rumah warga, kemudian dibawa keluar di depan pintu gerbang masuk rumah. Danyuh itulah yang dipakai Ngamuk-amukan atau perang api oleh masyarakat Desa Padang Bulia.
Gambar 1 Tradisi Meamuk-amukan
Kelian Adat Desa Pakraman Padang Bulia, Gusti Kopang Suparta (57) mengatakan bahwa tidak ada bukti sejarah tertulis kapan Desa Padang Bulia melakukan tradisi Ngamuk- amukan tersebut. namun seingatnya sudah terlaksana sedari dulu. Makna filosofis dari tradisi
7 Ngamuk-amukan ini dia dapatkan dari penuturan leluhurnya terdahulu. Makna Ngamuk- amukan itu menurut yang ia dapatkan dari para leluhurnya adalah ngamuk bohongan dan hanyalah sandiwara. Makna filosofis dari tradisi Ngamuk-amukan ini dia dapatkan dari penuturan leluhurnya terdahulu. Makna Ngamuk-amukan itu menurut yang ia dapatkan dari para leluhurnya adalah ngamuk bohongan dan hanyalah sandiwara. Senjata danyuh yang tersulut api memiliki nilai filosofis yakni amarah yang muncul dari dalam diri manusia sebaiknya ibarat danyuh yang dibakar apinya membesar, kemudia mati dengan begitu cepatnya. Seperti diceritakan Gusti Kopang Suparta, jika yang melakukan Ngamuk-amukan atau perang api tersebut adalah semua warga Desa Padang Bulia, tetapi lebih sering dilakukan oleh anak muda, khususnya laki-laki. Tempatnya pun dipilih di jalan raya, di depan pintu gerbang warga. Waktu yang tepat adalah sandykala. Usai melakukan pecaruan di rumah masing-masing. Tidak ada banten khusus yang dipergunakan saat tradisi ini berlangsung, hanya saja sudah dirangkaiakan denga banten pecaruan atau mebuu-buu. Namun jalannya tradisi perang api ini pun berjalan secara spontan. Sebelum Ngamuk-amukan dimulai, dipastikan terlebih dahulu jika yang melakukan perang api dengan menggunakan danyuh ini adalah tidak ada sentimen pribadi. Tujuannya untuk meminimalisir terjadinya bentrok secara langsung. Warga yang akan bertarung tersebut sudah memastikan lawan satu sama lainnya, sehingga ketika ada aba-aba dimulai sudah tahu lawannya masing-masing. Ngamuk-amukan melibatkan dua orang dalam pertarungan dengan mengadu api dari danyuh yang dibakar tersebut. Tidak ada istilah menang maupun kalah dalam tradisi yang mirip perang api ini.
Semua yang terlibat dalam suasana kegembiraan, rasa persatuan dalam menyongsong raya Nyepi. Menariknya selama ini belum pernah para remaja yang melakukan Ngamuk-amukan ini terluka akibat terkena api.
Perkembangan zaman yang begitu cepat zaman membuat banyak perubahan yang terjadi di masyarakat. Banyak masyarakat yang berpendapat bahwa, untuk menyambung hidupnya, mereka harus merantau ke kota. Kota adalah tempat dimana kita bisa mendapat pekerjaan yang layak. Hal ini tentu saja memberikan dampak bagi lingkungan di pedesaan. Semakin berkurangnya penduduk di suatu desa, maka semakin sedikit juga masyarakat yang ikut serta dalam tradisi yang sudah lama tertanam dalam masyarakat pedesaan. Dengan jumlah masyarkat yang sedikit di desa Padang Bulia tentu saja dapat mengambat tradisi Meamuk- amukan. Masalah inilah yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah daerah, desa dan bendesa adat di desa Padang Bulia. Apabila dibiarkan, maka tradisi Meamuk-amukan. ini lambat laun bisa tergerus oleh perkembangan zaman, dan warisan nenek moyang tidak bisa
8 diturunkan kepada generasi muda. sangatlah diperlukannya strategi pemerintah daerah serta masyarakat setempat dalam mengembangkan tradisi Meamuk-amukan ini.
9 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.
Di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, adalah daerah yang menggelar tradisi Meamuk-amukan yang memiliki potensi untuk dijadikan wisata budaya.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian kualitatif dan cara pandang dibangun berdasarkan informasi dari informan. Pendekatan studi kasus juga dipilih karena peneliti menganggap dapat mengeksplorasi secara mendetail terkait kondisi informan di lapangan. Metode studi kasus dapat memberikan batasan yang spesifik dalam mengambarkan kejadian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini dilakukan dengan 4 cara untuk mengumpulkan data yaitu: observasi, wawancara, Studi Pustaka dan Studi Dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang sebuah studi kasus atau pembelajaran yang dilakukan dengan sengaja, terarah, urut, dan sesuai pada tujuan. Pencatatan pada kegiatan pengamatan disebut dengan hasil observasi. Hasil observasi tersebut dijelaskan dengan rinci, tepat, akurat, teliti, objektif, dan bermanfaat (Prof. Heru) Teknik ini dapat membangun kedekatan dengan masyarakat setempat.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. (Anas Sudijono). Peneliti menggunakan teknik wawancara ofline maupun online yang menjadi informan dalam penelitian ini diantaranya dari unsur Pemerintah Kabupaten Buleleng (Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng), Bendesa Adat Desa, Tokoh Masyarakat/Adat, Masyarakat/Wisatawan di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.
10 3. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan kegiatan mempelajari berbagai buku referensi serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti (Sarwono). Teknik ini dilakukan dengan tujuan untuk mengungkapkan berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti sebagai bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian
4. Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi, dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan untuk menggali teori- teori dasar, konsep-konsep relevan dalam penelitian.
3.4 Teknik Analisa Data
Teknik analisis data merupakan suatu proses mengolah data menjadi informasi baru.
Proses ini dilakukan bertujuan agar karakteristik data menjadi lebih mudah dimengerti dan berguna sebagai solusi bagi suatu permasalahan, khususnya yang berkaitan dengan penelitian.. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis naratif yakni metode analisis yang melibatkan rangkaian cerita yang disampaikan oleh informan dalam konteks yang terjadi dan pengalaman yang dialami oleh informan.
11 BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Kebutuhan Virtual Rp. 2.300.000,0-
2 Bahan Habis Pakai Rp. 900.000,0-
3 Perjalanan Dalam Kota Rp. 900.000,0-
4 Lain-lain Rp. 3.150.000,0-
Total Rp. 7.250.000,0-
4.2 Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulan
Penanggungjawab Mar Apr Mei
1.
Penyusunan agenda kerja dan koordinasi waktu kegiatan dengan kelompok
Malika Alya Visca
2. Pengumpulan iteratur Kadek Wina Liantini
3. Mengurus surat-surat penelitian Irma Jesika
Simangunsong 4. Berkoordinasi dengan pihak yang
akan diwawancarai
Alvendo Leo Agung Nahak
5. Pengumpulan data Malika Alya Visca
6. Mengkaji temuan- temuan
di lokasi Kadek Wina Liantini
7. Medokumentasikan kegiatan penelitian dan menyusun data
Irma Jesika Simangunsong
8. Menyusun laporan akhir Seluruh Anggota
9. Publikasi Seluruh Anggota
12 DAFTAR PUSTAKA
Budiani. S.R. 2018. Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Desa Sembungan, Wonosobo, Jawa Tengah. Majalah Geografi Indonesia. 32(2):171-172.
Fatimah, T. Putri, R.A.W dan Hasudungan, R.T. 2020. Pemanfaatan Potensi Sejarah dan Budaya Untuk Produk Wisata Berkelanjutan Di Kabupaten Semarang. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia. 3(2):459-464.
Wolipo, K.K. dan Hakim, L. 2017. Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Budayam (Studi Kasus pada Kawasan Situs Trowulan sebagai Pariwisata Budaya Unggulan di Kabupaten Mojokerto). Jurnal Administrasi Bisnis. 41(1):58.
Simarmata, T. dan Sinurat, Y.W.B. 2015. Eksistensi Warisan Budaya (Cultural Heritage) sebagai Objek Wisata Budaya di Desa Lingga Kabupaten Karo. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya. 1(2):149-150.
13 LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota A. Identitas Diri
Ketua Pelaksana
1. Nama Lengkap Malika Alya Visca
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi S1 Pendidikan Vokasional Seni Kuliner
4. NIM 2115081018
5. Tempat dan Tanggal Lahir Pasuruan, 13 Juli 2003
6. E-mail [email protected]
7. No. Telp/Hp 081936790719
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
1. Anggota Sie Kesekretariatan Panitia Pelaksana
Pagelaran Akhir Tahun (PAT) BEM FTK Tahun 2021 2021, Undiksha 2. Anggota Sie Kesekretariatan Panitia Pelaksana U-
TECH BEM FTK Tahun 2021 2021, Undiksha
3. Anggota Sie Kesekretariatan Panitia Pelaksana
INOFEST BEM FTK Tahun 2021 2021, Undiksha
4. Sekretaris Bidang 3 HMJ Teknologi Industri 2022, Undiksha 5. Ketua Panitia Pelaksana RAKER HMJ Teknologi
Industri Tahun 2022 2022, Undiksha
6. Anggota Sie HUMAS Panitia Pelaksana Upgrading
HMJ Teknologi Industri Tahun 2022 2022, Undiksha
7. Sekretaris Sie Acara Panitia Pelaksana Orientasi
Kehidupan Jurusan Teknologi Industri Tahun 2022 2022, Undiksha 8. Sekretaris Sie Acara Panitia Pelaksana Tek-In DTD
HMJ Teknologi Industri Tahun 2022 2022, Undiksha
9. Koordinator Sie HUMAS Panitia Pelaksana GLORY
#2 HMJ Teknologi Industri Tahun 2022 2022, Undiksha
14 10.
Anggota Sie Konsumsi dan Kerohanian Panitia
Pelaksana Sosialisasi Jurusan Teknologi Industri Tahun 2022
2022, Undiksha
11. Sekretaris Umum II Panitia Pelaksana Tirta Yatra
Jurusan Teknologi Industri Tahun 2022 2022, Undiksha
12.
Anggota Sie Kesekretariatan Panitia Pelaksana
Pagelaran Akhir Tahun HMJ Teknologi Industri Tahun 2022
2022, Undiksha
13.
Sekretaris Sie HUMAS Panitia Pelaksana Tek-In E- Sport Competition (TEC) HMJ Teknologi Industri Tahun 2023
2023, Undiksha
14. Anggota Sie Steering Committee Panitia Pelaksana
PEMIRA & LPJ HMJ Teknologi Industri Tahun 2023 2023, Undiksha 15. Koordinator Bidang 3 HMJ Teknologi Industri 2023, Undiksha 16. Koordinator Sie Kesekretariatan Panitia Pelaksana
RAKER HMJ Teknologi Industri Tahun 2023 2023, Undiksha 17. Sekretaris Sie Streering Committee Panitia Pelaksana
Upgrading HMJ Teknologi Industri Tahun 2023 2023, Undiksha
18.
Anggota Sie Kesekretariatan Panitia Pelaksana
Orientasi Kehidupan Jurusan Teknologi Industri Tahun 2023
2023, Undiksha
19. Sekretaris Sie Kesekretariatan Panitia Pelaksana
GLORY #3 HMJ Teknologi Industri Tahun 2023 2023, Undiksha
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
15 A. Identitas Diri
Anggota Pelaksana
1. Nama Lengkap Kadek Wina Liantini
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
4. NIM 2115011017
5. Tempat dan Tanggal Lahir Anturan, 01 Juni 2003
6. E-mail [email protected]
7. No. Telp/Hp 085954193004
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
1. Anggota Bidang 3 HMJ Teknologi Industri 2022, Undiksha 2. Sekretaris Sie Teknis Panitia Pelaksana Upgrading
HMJ Teknologi Industri Tahun 2022 2022, Undiksha
3. Anggota Sie Tugas Panitia Pelaksana Orientasi
Kehidupan Fakultas Teknik dan Kejuruan Tahun 2022 2022, Undiksha 4. Anggota Sie HUMAS Panitia Pelaksana Orientasi
Kehidupan Jurusan Teknologi Industri Tahun 2022 2022, Undiksha 5. Anggota Sie HUMAS Panitia Pelaksana Tek-In DTD
HMJ Teknologi Industri Tahun 2022 2022, Undiksha
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
16 A. Identitas Diri
Anggota Pelaksana
1. Nama Lengkap Irma Jesika Simangunsong
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
4. NIM 2115011026
5. Tempat dan Tanggal Lahir Porea, 30 Mei 2023
6. E-mail [email protected]
7. No. Telp/Hp 082384058847
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
1.
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
17 A. Identitas Diri
Anggota Pelaksana
1. Nama Lengkap Alvendo Leo Agung Nahak
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Pendidikan Vokasional Seni Kuliner
4. NIM 2315081014
5. Tempat dan Tanggal Lahir Kupang, 10 November 2004
6. E-mail [email protected]
7. No. Telp/Hp 081353895916
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Waktu dan Tempat
1.
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
18 Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp) 1. Kebutuhan Kegiatan Virtual
Kuota Internet 4 orang Rp. 200.000,0- Rp. 800.000,0-
Sewa lisensi aplikasi video
conference (ZOOM) 3 bulan Rp. 500.000,0- Rp. 1.500.000,0-
SUB TOTAL (Rp) Rp. 2.300.000,0-
2. Kebutuhan Habis Pakai
Kertas A4 2 rim Rp. 75.000,0- Rp. 150.000,0-
Tinta printer hitam 5 pcs Rp. 27.000,0- Rp. 135.000,0- Tintan printer warna 3 pcs Rp. 27.000,0- Rp. 135.000,0-
ATK 4 set Rp. 50.000,0- Rp. 200.000,0-
Canang 50 pcs Rp. 15.000,0- Rp. 15.000,0-
Dupa 1 pcs Rp. 25.000,0- Rp. 25.000,0-
Nametag 12 buah Rp. 20.000,0- Rp. 240.000,0-
SUB TOTAL (Rp) Rp. 900.000,0-
3. Perjalanan
Bahan bakar kendaraan roda 2
(pergi) 15 x 2 liter Rp. 15.000,0- Rp. 450.000,0-
Bahan bakar kendaraan roda 2
(pulang) 15 x 2 liter Rp. 15.000,0- Rp. 450.000,0-
SUB TOTAL (Rp) Rp. 900.000,0-
4. Lain-lain
Administrasi Perizinan 1 paket Rp. 200.000,0- Rp. 200.000,0- Publikasi Jurnal Ilmiah
Nasional Terakreditasi 1 kali Rp. 1.500.000,0- Rp. 1.500.000,0-
Sewa Camera 1 item Rp. 100.000,0- Rp. 1.200.000,0-
Printer 1 item Rp. 950.000,0- Rp. 950.000,0-
Listrik 3 Rp. 100.000,0- Rp. 300.000,0-
SUB TOTAL (Rp) Rp. 3.150.000,0-
GRAND TOTAL (Rp) Rp. 7.250.000,0-
19 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama/NIM Prodi Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (Jam/Minggu)
Uraian Tugas
1. Malika Alya Visca/
2115081018 PVSK Sosial
Humaniora 10 jam/minggu
Mengumpulkan anggota dan mengkoordinasi tugas masing- masing anggota dan berkoordinasi dengan pihak yang akan diwawancarai
2. Kadek Wina Liantini/
2115011017 PKK Sosial
Humaniora 10 jam/minggu
Melakukan
observasi ke lokasi, mengkaji temuan- temuan dilokasi serta mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan
3.
Irma Jesika Simangunsong/
2115011026
PKK Sosial
Humaniora 10 jam/minggu
Mengumpulkan dan mengolah data, mengurus perijinan penelitian
4.
Alvendo Leo Agung Nahak/
2315081014
PVSK Sosial
Humaniora 10 jam/minggu
Mendokumentasikan segala hal yang berkaitan dengan penelitian,
20 Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Ketua Tim Pelaksana : Malika Alya Visca
NIM : 2115081018
Prodi : Pendidikan Vokasional Seni Kuliner
Jurusan/Fakultas : Teknologi Industri/Teknik dan Kejuruan Nama Dosen Pembimbing : -
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-RSH saya dengan judul “Kajian Filosofi Tradisi Meamuk-amukan dalam Upaya Pengembangan Potensi Wisata Budaya di Desa Padang Bulia, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2024 adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dan tanpa paksaan oleh pihak manapun.
Singaraja, 20 Januari 2024 Yang Menyatakan,
Malika Alya Visca NIM 2115081018