• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X Originality Report

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Plagiarism Checker X Originality Report"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

Menganalisis penguatan mutu internal penelitian trigliserida di fasilitas laboratorium klinik RSUD Sungai Dareh periode tahun 2019. Ibu Chairani, M.Biomed selaku pembimbing kedua yang meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Batasan masalah

  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

  • Bagi Tenaga Teknis Laboratorium
  • Bagi Institusi
  • Mutu Pelayanan Laboratorium
  • Pelayanan Laboratorium
  • Manajemen Mutu Laboratorium

Pelayanan laboratorium adalah pelayanan yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan laboratorium, yang di satu sisi dapat menimbulkan kepuasan setiap pasien dibandingkan dengan rata-rata penduduk, dan di sisi lain prosedur pelaksanaannya sesuai dengan kode etik yang telah ditetapkan. standar etika dan pelayanan (Azwar, 2014). Permasalahan yang telah dipecahkan, hasilnya akan digunakan sebagai dasar untuk proses perencanaan mutu selanjutnya dan proses mutu laboratorium (Westgard, 2000).

Landasan Teori Pemantapan Mutu Internal

Penguatan mutu laboratorium (quality assurance) adalah keseluruhan proses atau tindakan yang dilakukan untuk menjamin keakuratan dan ketepatan hasil pemeriksaan (Santoso, 2015). Lalu ada berbagai jenis laboratorium yaitu mutu pelayanan laboratorium, pelayanan laboratorium, manajemen mutu laboratorium dan penjaminan mutu internal.

Akurasi dan Presisi .1 Akurasi (Ketepatan) .1 Akurasi (Ketepatan)

  • Presisi (Ketelitian)

Dengan melakukan penjaminan mutu internal mampu mendeteksi kesalahan analisis, terutama kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian laboratorium (Sukorini et al., 2010). Aturan ini menyatakan bahwa jika suatu nilai kendali berada di luar batas ±2SD namun masih dalam batas 3SD, maka perlu diperhatikan. Pengendalian dinyatakan keluar apabila dua nilai pengendalian pada satu tingkat berturut-turut berada di luar batas 2SD.

Kontrol juga dinyatakan jika nilai kontrol pada dua level berbeda berada di luar batas 2SD yang sama (baik +2SD atau -2SD secara bersamaan). Misalnya saat dijalankan, nilai kendali Level 1 lebih besar dari -2SD dan nilai kendali Level 2 lebih besar dari +2SD. Aturan ini dapat digunakan pada satu tingkat pengendalian saja atau pada lebih dari satu tingkat pengendalian. Bila menggunakan satu level kontrol atau lebih dari satu level kontrol, perlu dilihat apakah ada empat nilai kontrol berturut-turut di luar batas 1 SD yang sama (selalu berasal dari +1SD atau -1SD).

Peraturan ini menyatakan bahawa apabila sepuluh nilai kawalan pada tahap yang sama atau berbeza berturut-turut pada sisi yang sama bagi min.

Tabel  2.1  Beberapa  parameter  beserta  nilai  maksimum  koefisien  variasi  (KV).
Tabel 2.1 Beberapa parameter beserta nilai maksimum koefisien variasi (KV).

Trigliserida

  • Definisi Trigliserida
  • Patofisiologis Trigliserida
  • Faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Trigliserida
  • Stuktur Kimia Trigliserida
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi Kadar Trigliserida
  • Fungsi Trigliserida
  • Dampak Tingginya Kadar Trigliserida

Obesitas, yang merupakan faktor risiko peningkatan kadar trigliserida yang berlebihan, juga menghambat lipogenesis dan dengan demikian menghambat pembersihan triasilgliserol serum, yang mengakibatkan peningkatan kadar trigliserida darah. Kadar trigliserida dalam darah yang normal adalah <150 mg/dl, dan kadar yang tinggi dikatakan >150 mg/dl. Mengonsumsi sayur dan buah yang tinggi vitamin dan mineral dapat menurunkan kadar trigliserida darah.

Keakuratan hasil uji kadar trigliserida sangat bergantung pada keakuratan perlakuan pada tahap pra analitis, analitis, dan pasca analitis. Kesalahan pengambilan sampel sering terjadi menyebabkan sampel darah mengalami hemolisis sehingga memberikan kadar trigliserida tinggi yang salah. Potensi kesalahan yang sering terjadi pada tahap ini adalah kesalahan kecepatan (rpm) pada saat sentrifugasi, pemisahan serum sebelum darah menggumpal sempurna sehingga terjadi hemolisis, dan serum yang mengental sehingga mengakibatkan kadar trigliserida tinggi.

Kadar trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan atau membahayakan kesehatan karena beberapa lipoprotein yang tinggi kandungan trigliserida juga mengandung kolesterol.

Gambar 2.10. Struktur Kimia Trigliserida (Herperian, 2014)  Pada tubuh manusia, lemak yang terdapat dalam trigliserida adalah :
Gambar 2.10. Struktur Kimia Trigliserida (Herperian, 2014) Pada tubuh manusia, lemak yang terdapat dalam trigliserida adalah :

Hipotesis

Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan suatu kondisi dimana terdapat kelebihan lemak tubuh secara tidak normal pada tubuh seseorang (Rorod, 2011).

Tempat dan Waktu Penelitian

Populasi Dan Sampel .1 Populasi

  • Sample

Variabel penelitian

  • Variabel Independen (variabel bebas)
  • Variabel Dependen (variabel terikat)

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis dengan pendekatan cross-sectional. Memang penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hasil studi penjaminan mutu internal (PMI) trigliserida pada Sysmex Bx-3010 menggunakan metode GPO-PAP.

Persiapan Penelitian

  • Persiapan Alat
  • Persiapan Bahan

Pengumpulan Data

Prosedur Penelitian .1 Tahap Persiapan .1 Tahap Persiapan

  • Tahap Analisis
  • Tahap Akhir

Mengumpulkan data hasil QC trigliserida pada Sysmex Bx-3010 di rekam medis Rumah Sakit.

Definisi Operasional

Membuat kesimpulan dan memberikan saran. menggunakan penganalisis kimia Sysmex bx-3010 3. asam lemak dan merupakan jenis lemak paling umum dalam darah manusia. Tingginya kadar trigliserida dalam darah disebut hipertrigliseridemia a). Presisi Presisi merupakan hasil yang sama pada setiap pengulangan dan pengukuran suatu pemeriksaan sampel.

Pengolahan dan Analisis Data .1 Observasi

  • Syarat keberterimaan Kontrol 1. Syarat keberterimaan akurasi

Syarat keberterimaan presisi

  • Rumus perhitungan 1. Akurasi (ketepatan)

Presisi (ketelitian)

  • Kerangka Operasional

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2020 hingga Juni 2020 di RS Sungai Dareh untuk mengetahui analisis penjaminan mutu internal tes trigliserida di RS Sungai Dareh. Berdasarkan Tabel 7, analisis penjaminan mutu internal trigliserida di Laboratorium Klinik RSUD Sungai Dareh periode tahun 2019 dilakukan pada dua wilayah acuan berdasarkan nomor batch, nilai akurasi (akurasi) ditentukan dengan rumus R% ( Pemulihan). Berdasarkan Tabel 9 analisis evaluasi Westgard Multirules Sysmex Bx 3010 Chemistry Analyzer ditemukan beberapa kontrol yang masuk dalam aturan peringatan 1-2S yang disebabkan oleh kesalahan acak yaitu 1 nilai kontrol pada bulan Januari, 2 nilai kontrol di bulan November.

Aturan 1-3s mencakup beberapa nilai kendali yang dihasilkan dari kesalahan penolakan acak, yaitu 1 nilai kendali pada bulan April, Juni, dan Juli, 3 nilai kendali pada bulan Oktober, dan 7 nilai kendali pada bulan Januari. Terdapat kontrol yang termasuk dalam aturan 2-2s yang dihasilkan dari penolakan kesalahan sistematis, yaitu 2 nilai kontrol pada bulan Agustus. Beberapa pemeriksaan yang termasuk dalam aturan 4-1 karena penolakan kesalahan sistematis adalah 5 pemeriksaan di bulan Oktober.

Dan terdapat beberapa nilai kendali yang termasuk dalam aturan 10X yang disebabkan oleh kesalahan penolakan sistematik yaitu 10 nilai kendali pada bulan September 2019.

Tabel  4.1.  Hasil  pengukuran  Pemantapan  Mutu  Internal  (PMI)  dengan  Serum kontrol parameter Trigliserida(mg/dl)
Tabel 4.1. Hasil pengukuran Pemantapan Mutu Internal (PMI) dengan Serum kontrol parameter Trigliserida(mg/dl)

PEMBAHASAN

Akurasi dan Presisi

Evaluasi Westgard Rules

Melihat tabel 7 disimpulkan bahwa hasil akurasi atau ketidakakuratan instrumen Sysmex Bx 3010 berada dalam rentang nilai kendali yang berarti instrumen mempunyai ketidakakuratan yang rendah. Pada tabel 9 hasil analisa alat berdasarkan Westgard pada grafik Levey Jennings, hasil yang diperoleh adalah lima nilai kendali yang masuk dalam batasan aturan peringatan 1-2s, 13 nilai kendali masuk dalam batasan 1 - Batas penolakan 3S, aturan ini merupakan aturan peringatan yang disebabkan oleh kesalahan acak (random error), ditemukan juga dua kontrol masuk batas peringatan 2-2s, lima kontrol masuk batas peringatan 4-1s dan sepuluh kontrol masuk batas peringatan 10x peringatan Merupakan penolakan yang disebabkan oleh aturan yang sistematis. Kesalahan acak berkaitan dengan keakuratan yang disebabkan oleh, variasi instrumen yang tidak stabil, variasi teknik prosedur pemeriksaan: pemipetan, waktu pencampuran dan inkubasi, variasi reagen dan kalibrasi (gelembung udara dalam reagen), variasi suhu (temperatur), variasi operator atau analis di laboratorium.

Yang juga harus dilakukan adalah dengan melihat kinerja hasil pengendalian lainnya yaitu: Hasil pengendalian yang sebelumnya berada pada level yang sama (accros run), Hasil pengendalian lainnya dalam waktu yang sama (in run), alat pengendalian, reagen dan keduanya. pada hasil kalibrasi ulang dan pemeriksaan pasien masih dapat dieksklusi (Muslim, 2001). Berdasarkan hasil analisis dengan aturan multirules Westgard pada grafik Levey Jennings, studi trigliserida serum masih banyak menemukan nilai kontrol yang masuk dalam aturan penolakan karena kesalahan sistematis dan acak, namun instrumen dapat digunakan untuk perawatan pasien tetapi rutin. pemeliharaan atau kalibrasi kit/alat tetap perlu dijalankan. Nilai kendali serum alat masih ditemukan nilai kendali karena kesalahan acak (random error) dalam batas peringatan 1-2s, dan nilai kendali berada dalam batas penolakan 1-3S, dan masih ada nilai kendali Serum alat didapati nilai kendali akibat kesalahan sistematik yang masuk dalam batas penolakan 2-2s, 1-4s dan 10x.

Kesalahan sistematik menyebabkan rendahnya keakuratan hasil pengendalian, hal ini disebabkan oleh metode pengendalian yang digunakan, reagen yang rusak atau larut tidak tepat, panjang gelombang yang salah, pipet yang tidak akurat, kesalahan tersebut tidak berkurang dengan pengukuran yang berulang-ulang.

Bahan kontrol

Kesalahan acak diwujudkan sebagai sebaran hasil pengukuran dari penentuan yang berulang-ulang dengan rata-rata sampel dan perbedaan (variasi) yang tersebar secara acak pada nilai yang sangat tinggi dan sangat rendah. Kesalahan ini menggeser pengukuran hasil secara satu sisi, yaitu ke nilai yang sangat tinggi atau rendah. Penyebab utama terjadinya kesalahan adalah kesalahan dalam penyampaian informasi, penyimpangan sistematis dari prosedur yang telah ditetapkan, pengaturan alat yang tidak tepat dan kesalahan dalam perhitungan (Charles, 2007).

Untuk kajian kimia klinik, hematologi, dan kimia lingkungan, prosedurnya adalah sebagai berikut: Periksa bahan kontrol setiap hari kerja atau pada hari pemeriksaan parameter terkait, catat nilai yang diperoleh pada formulir Periode Kontrol, hitung penyimpangan dari nilai yang diperoleh. nilai acuan dalam satuan S (Indeks Deviasi Standar) dengan rumus: satuan SD. Petunjuk umum mengenai tindakan yang harus dilakukan jika skema penjaminan mutu tidak diperiksa, perhatikan sumber kesalahan yang paling terlihat, misalnya: perhitungan, pipet dan probe tersumbat, ulangi pemeriksaan serum kontrol. Kesalahan sering kali disebabkan oleh kontaminasi tabung reaksi, gelas sampel, kontrol yang tidak homogen, atau faktor lainnya.

Kemungkinan serum kontrol yang digunakan tidak homogen atau menguap karena sudah lama dibuka.

PENUTUP

Saran

Pemeriksaan trigliserida pada sampel serum dengan alat Sysmex Bx 3010 disarankan untuk kegiatan evaluasi di laboratorium klinik, karena memperhatikan kelebihan dan kekurangan alat ini. Penjaminan Mutu Internal (PMI) merupakan kegiatan yang harus dilakukan dalam suatu alat pengendalian mutu dengan multirule Westgard dan grafik Jennings untuk memastikan proses pengujian atau kalibrasi dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis hasil pengendalian mutu internal parameter trigliserida menggunakan Sysmex Bx 3010 dibandingkan alat lainnya.

Gambaran kadar trigliserida lipid pada pasien usia produktif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado periode November 2014 – Desember 2014. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4 Nomor 2. Analisis penjaminan mutu internal pemeriksaan glukosa darah di Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengaruh penggunaan separuh volume sampel dan reagen pada pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP terhadap nilai simpangan baku dan koefisien varians.

TRIGLISERIDA DI LABORATORIUM KLINIS RS SUNGAI DAREH PERIODE 2019 Oleh : DHILA FEBRI ANASARI NIM PROGRAM STUDI DIPLOMA IV ANALISIS KESEHATAN / TLM SMA ILMU KESEHATAN 200 POIN ILMU SOSIAL. Penelitian: Analisis Penjaminan Mutu Internal Pemeriksaan Trigliserida di Lembaga Laboratorium Klinik Rumah Sakit Sungai Dareh Periode 2019 Kami sepakat untuk diuji pada tanggal sebelum sidang penguji skripsi. ANALISIS TESIS NIDN KONSOLIDASI KUALITAS INTERNAL UJIAN TRIGLISERIDA PADA LEMBAGA LABORATORIUM KLINIK RUMAH SAKIT SUNGAI DAREH PERIODE TAHUN 2019 Disusun Oleh : Dhila Febri-Anas-Seride Program Ujian Pra Studi ST es Pioneer Padang Tanggal 26 Agustus 2020 Pembimbing I Pembimbing II Adi Hartono, M.Biomed Chairani, M.Biomed NIDN Penguji NIDN Sudiyanto, MPH NIDN Skripsi ini memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Mengetahui : Ketua Diploma IV Analis Kesehatan/Teknologi Laboratorium Medis STIKes Perintis Padang dr. .

Gambar

Tabel  2.1  Beberapa  parameter  beserta  nilai  maksimum  koefisien  variasi  (KV).
Gambar 2.1. Kurva Distribusi Normal Gaussian (Westgard, 2009)  f.)  Grafik Levey –Jennings
Gambar 2.2. Contoh Grafik Levey-jennings (Westgard, 2000)  g.)  Westgard Multirules Quality Control
Diagram aplikasi Westgard multirules quality control adalah sebagai berikut  (Sukorini et al., 2010)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum covid=0, Sesudah covid=1 un Upah nominal Juta rupiah ur Upah riil Juta rupiah ump Upah minimum provinsi Juta rupiah unl Upah nominal laki-laki Juta rupiah unp Upah nominal