Plagiarism Checker X Originality Report
Similarity Found: 13%
Date: Sabtu, Maret 07, 2020
Statistics: 397 words Plagiarized / 3153 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
--- HUBUNGAN EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL PETUGAS KESEHATAN
DENGAN TINGKAT KEPUASAN PESERTA JKN-KIS BPJS KESEHATAN DI KLINIK DHARMA USADA BARABAI TAHUN 2020 M. Syarif Rivani Fakultas Kesehatan masyarakat Uniska Banjarmasin Emeil: [email protected] Abstract Data Walkthrough Audit (WTA), the value of the level of patient satisfaction at the Dharma Usada Clinic only got 78.2, not reaching the desired target of 100 points.
One of the factors influencing patient satisfaction of JKN-KIS BPJS Health participants is the effectiveness of interpersonal communication of health workers, especially doctors.
The purpose of this study was to determine the relationship between the effectiveness of interpersonal communication between health workers and the level of satisfaction of JKN-KIS BPJS Health participants at the Dharma Usada Barabai Clinic. The study design uses an analytic survey with cross sectional approach.
The population was JKN- KIS BPJS Health participants in Dharma Usada Barabai Clinic as many as 1,076 patient visits. A partial sample of the population of 91 people was taken by purposive sampling technique. Data analysis through the Fisher Exact test used a 95% confidence level. Interpersonal communication of health workers was mostly quite effective at 81 people (89%) and JKN-KIS Health BPJS participants were mostly satisfied at 63 people (69,2%) (p value = 0.028). Doctors who are on duty at the Dharma Usada Clinic can improve effective communication with patients, especially JKN-KIS Health BPJS participants.
Keywords: Effectiveness of Interpersonal Communication, Patient Satisfaction Abstrak Data Walkthrough Audit (WTA) nilai tingkat kepuasan pasien Klinik Dharma Usada hanya mendapatkan 78,2 belum mencapai target yang diinginkan sebesar 100 poin.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan adalah efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan khususnya dokter.
Tujuan penelitian mengetahui hubungan efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan dengan tingkat kepuasan peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai. Rancangan penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai sebanyak 1.076 kunjungan pasien.
Sampel sebagian dari populasi sebanyak 91 0rang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisis data melalui uji Fisher Exact menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan sebagian besar merasa puas
berjumlah 63 orang (69,2%) dan komunikasi interpersonal petugas kesehatan sebagian besar cukup efektif berjumlah 81 orang (89%).
Ada hubungan efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan dengan tingkat kepuasan peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai (p value = 0,028). Hendaknya dokter yang bertugas di Klinik Dharma Usada dapat meningkatkan efektifitas komunikasi interpersonal kepada pasien khususnya peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan.
Kata Kunci : Efektifitas Komunikasi Interpersonal, Kepuasan Pasien PENDAHULUAN Kepuasan pasien merupakan suatu keadaan ketika kebutuhan, keinginan dan harapan pasien dapat dipenuhi melalui produk atau jasa yang dikonsumsi (Supriyanto &
Ernawaty, 2010). Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di dunia tergambar dari penelitian Rosenstein di salah satu rumah sakit Amerika Serikat, dari 150 pasien ditemukan sekitar 65% pasien memberikan persepsi negatif terhadap pelayanan di rumah sakit dan 53% pasien mengatakan puas dengan pelayanan perawat dan sisanya mengatakan tidak puas.
Temuan yang didapatkan TARP (Technical Assistance Research Program) di Washington, D.C. menunjukkan bahwa 96% konsumen yang tidak puas justru secara diam-diam beralih ke jasa pesaing. Diamnya pasien merupakan sinyal buruk bagi rumah sakit, karena 4% yang menyampaikan keluhan biasanya mereka yang benar- benar setia atau membutuhkan jasa rumah sakit.
Indikasi ini bermakna bahwa setiap satu pasien yang tidak puas pada dasarnya mewakili 25 pasien lain yang 2 kecewa, apabila setiap hari ada 100 pasien yang mengeluh, berarti terdapat 2.500 pasien yang kecewa (Susanti, dkk., 2016). Hasil laporan survei Indeks Kepuasan Masyarakat oleh Kementrian Kesehatan tahun 2017 pada 4 rumah sakit di
Indonesia menunjukkan bahwa kepuasan pasien belum mencapai 100%. Tingkat
kepuasan secara umum terhadap pelayanan di RS. Cipto Mangunkusomo sebesar 8,27%, tingkat kepuasan terhadap pelayanan RS.
Fatmawati mencapai 83%, RS Hasan Sadikin Bandung sebesar 83% dan RS Bogor baru mencapai 84% (Kemenkes RI, 2017). Berdasarkan survei indeks kepuasan fasilitas
kesehatan yang melayani pasien Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia (JKN-KIS) tahun 2017 secara total mencapai 75,7%, sedangkan di tingkat fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP) indeks kepuasan mencapai 75,9%, selain itu di tingkat fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL) sebesar 75,2%. Indeks kepuasan peserta hingga tahun 2019 ditargetkan mencapai 85% (Kulsum, 2018).
Salah satu faktor terjadinya ketidakpuasan pasien adalah masalah komunikasi yang dibangun sewaktu tenaga kesehatan menggali informasi dari pasien (Sulastri dan
Supriatin, 2012). Kepuasan pasien sangat tergantung terhadap komunikasi interpersonal tenaga kesehatan ketika mereka menjalani perawatan, bahkan mereka sering
membandingkan dengan pelayanan di instansi kesehatan lainnya.
Kepuasan itu sendiri selain faktor kesembuhan yang mereka harapkan juga bagaimana mereka diterima ataupun interaksi yang terjalin saat mereka berada di instansi
kesehatan sebagai bentuk keseriusan pihak pemberi faslitas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien (Hutagaol, 2014). Hasil studi pendahuluan pada tanggal 30 Desember 2019 kepada 10 orang pasien JKN-KIS BPJS Kesehatan yang dilakukan dengan wawancara singkat didapatkan sebanyak 6 orang (60%) menyatakan kurang puas terhadap pelayanan dokter dan sebanyak 4 orang (40%) lainnya
menyatakan puas terhadap pelayanan dokter.
Dari 6 orang kurang puas sebanyak 2 orang mengatakan bahwa kesempatan untuk berbicara dokter dengan pasien sangat sebentar (terkesan terburu-buru) dan 4 orang lainnya mengatakan bahwa informasi tentang penyakit dan pengobatan yang diberikan dokter kurang jelas sedangkan dari 4 orang yang puas seluruhnya mengatakan bahwa informasi mengenai penyakit dan pengobatan sudah dijelaskan dengan deteil dan rinci oleh petugas kesehatan.
Klinik Dharma Usada Barabai adalah salah satu klinik yang memberikan pelayanan kesehatan untuk umum, JKN-KIS BPJS Kesehatan maupun jaminan kesehatan lainnya.
Data menunjukkan jumlah kunjungan rata-rata setiap bulannya peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai sebanyak 1.076 kunjungan pasien. Banyaknya kunjungan pasien setiap harinya dengan petugas kesehatan yang terbatas maka akan memperkecil waktu yang tersedia untuk setiap pasien.
Petugas kesehatan dalam menjalankan tugas dan pelayanan menjadi tergesa-gesa sehingga tidak sesuai dengan standar operasional pelayanan, akibatnya komunikasi yang diberikan dokter menjadi tidak maksimal. Komunikasi petugas kesehatan sangat penting karena dapat berdampak pada kesalah-fahaman pasien terhadap penyakit dan pengobatan yang pada akhirnya akan mempengaruhi proses penyembuhan pasien itu sendiri, sehingga kepuasan pasien tidak terpenuhi.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tang Efektit omuniiIntl ugasKehatan Tingkat Kepuasan Peserta JKN- KS Kehatan diinima Usada
Baraba METODE Rancangan penelitian menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2020. Populasi adalah peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai. Data dari Klinik Dharma Usada Barabai sebanyak 1.076 kunjungan pasien.
Sampel sebagian dari populasi sebanyak 91 orang dengan teknik pengambil purposive sampling. Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner. Variabel bebas adalah efektifitas komunikasi interpersonal sedangkan variabel terikat adalah kepuasan pasien. Jenis data terdiri dari data primer dan sukender.
Data primer dalam terdiri dari data karakteristik responden, efektifitas komunikasi interpersonal dan kepuasan pasien yang bersumber dari peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan yang menjadi responden sedangkan data sekunder berupa jumlah pasien yang bersumber dari Klinik Dharma Usada dan BPJS Kesehatan Cabang Hulu Sungai Tengah Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Martapura. Analisis data melalui uji chi- square dan alternatif uji Fisher Exact dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat Analisis univariat terdiri dari distribusi frekuensi efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan dengan tingkat kepuasan peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai. a.
Tingkat kepuasan peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan Tingkat kepuasan peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepuasan Peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai Tahun 2020 No. Tingkat Kepuasan f % 1 Puas 63 69,2 2 Cukup puas 28 30,8 3 Tidak puas 0 0 Jumlah 91 100 Sumber: Data Primer, 2020 Tabel 1 menunjukkan peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai sebagian besar merasa puas terhadap pelayanan dokter yaitu berjumlah 63 orang (69,2%). b.
Komunikasi interpersonal petugas kesehatan Efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan pada peserta JKN- KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Efektifitas
Komunikasi Interpersonal Petugas Kesehatan pada Peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai Tahun 2020 No.
Efektifitas Komunikasi Interpersonal Petugas Kesehatan f % 1 Baik 10 11 2 Cukup 81 89 3 Kurang 0 0 Jumlah 91 100 Sumber: Data Primer, 2020 Tabel 2 menunjukkan efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan pada peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai sebagian besar dengan kategori cukup yaitu berjumlah 81 orang (89%). 2.
Analisis bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah analisis hubungan efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan dengan tingkat kepuasan peserta JKN- KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Hubungan Efektifitas Komunikasi Interpersonal Petugas Kesehatan dengan Tingkat Kepuasan Peserta JKN-KIS BPJS Kesehatandi Klinik Dharma Usada Barabai Tahun 2020 No.
Efektifitas Komunikasi Interpersonal Kepuasan Pasien Jumlah Puas Cukup puas f % f % f
% 1 Baik 10 100 0 0 9 100 2 Cukup 53 65,4 28 34,6 81 100 Jumlah 63 69,2 28 30,8 91 100 p value = 0,028 Sumber: Data Primer, 2020 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 10 orang dengan efektifitas komunikasi interpersonal yang baik seluruhnya merasa puas (100%) sedangkan dari 81 orang efektifitas komunikasi interpersonal yang cukup sebagian merasa puas sebanyak 53 orang (65,4%).
Hasil analisis deng an menggunakan uji statistik chi-square didapatkan nilai frekuensi harapan (expected) kurang dari 5 sebanyak 25% dari jumlah sel yaitu pada sel efektfiitas komunikasi interpersonal yang baik dan cukup puas sebesar 3,1, dengan demikian uji statistik tersebut tidak dapat digunakan maka uji statistik yang digunakan adalah uji alternatif fisher exact.
Hasil uji statistik fisher exact diperoleh p = 0,028 maka p < a 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan dengan tingkat kepuasan peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai. PEMBAHASAN 1. Tingkat kepuasan peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai Hasil penelitian didapatkan bahwa peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai sebagian besar merasa puas terhadap pelayanan dokter yaitu berjumlah 63 orang (69,2%).
Peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai sebagian besar merasa puas dapat diartikan pasien merasa pelayanan yang telah diterimanya sesuai dengan yang diharapkannya. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien sebagian besar merasa puas sehubungan dengan pelayanan kesehatan yang telah diterimanya, meskipun demikian hendaknya Klinik Dharma Usada Barabai agar dapat terus
mempertahankan pelayanan kepada masyarakat bahkan diharapkan agar dapat lebih meningkatkan pelayanan.
Tenaga kesehatan harus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar seluruh pasien merasa puas dalam menggunakan jasa pelayanan kesehatan Klinik Dharma Usada Barabai. Kepuasan pasien yang tinggi tergambar dari jawaban responden yang mendapatkan skor tertinggi, yaitu mengenai keramahan dokter saat berbicara pada pasien, puas terhadap tanggapan dokter mengenai penyakit dan pengobatan yang dijalani sedangkan kepuasan pasien yang cukup tergambar dari jawaban responden yang mendapatkan skor terendah, yaitu mengenai kepuasan pasien terhadap
kemampuan dokter dalam meyakinkan kebenaran dan keakuratan informasi tentang penyakit dan pengobatan serta belum puasnya pasien mengenai pemberian semangat dari dokter kepada pasien.
Kepuasan merupakan model kesenjangan antara harapan (standar kinerja yang
seharusnya) dengan kriteria aktual yang diterima pelanggan. Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu peroduk dengan harapannnya. Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan- harapannya(Nursalam, 2015).
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mardiati (2018) yang mendapatkan bahwa kepuasan pasien peserta JKN di Kota Banjarbaru sebagian besar dengan kategori Puas sebanyak 56%. Ketidakpuasan pasien memiliki kecenderungan menyebabkan mulai dari ketidakpatuhan pasien dalam kegiatan pengobatan, tidak menuruti nasihat dan bahkan pindah ke fasilitas kesehatan lainnya. 2.
Efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan pada peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai Efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan pada peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai
sebagian besar dengan kategori cukup yaitu berjumlah 81 orang (89%). Data tersebut menunjukkan bahwa pasien sebagian besar menilai bahwa proses penyampaian informasi yang diberikan oleh dokter belum maksimal.
Efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan pada paserta JKN-KIS BPJS Kesehatan tergambar dari jawaban responden yang mendapatkan skor tertinggi yaitu mengenai tidak membedakannya petugas kesehatan terhadap status pasien, meskipun itu pasien JKN-KIS BPJS Kesehatan maupun pasien umum, semua diperlakukan dengan sama, selain itu efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan juga tergambar dari banyaknya pasien yang merasa dokter tidak ada memotong pembicaraan pasien sedangkan efektifitas komunikasi interpersonal yang cukup tergambar dari jawaban responden yang mendapatkan skor terendah yaitu hanya sedikit pasien yang merasa saat bicara dengan dokter seperti keluarga sendiri, ini berarti pasien masih merasa kurang nyaman dalam berbicara kepada dokter.
Efektifitas komunikasi interpersonal terjadi apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan, dapat meningkatkan kualitas
hubungan antarpribadi, dan tidak ada hambatan untuk hal itu. dapat dikatakan bahwa komunikasi interpersonal dikatakan efektif.
Komunikasi interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami pesan yang disampaikan dengan benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang diinginkan (Ningsih, 2013). Menurut Suranto (2011) salah satu indikator komunikasi dikatakan efektif adalah apabila makna pesan yang dikirimkan oleh komunkator sama dengan pesan yang diterima oleh komunikan.
Kegiatan komunikasi sering terjadi mis komunikasi yang disebabkan oleh pesan yang diterima oleh komunikan tidak dipahami sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh komunikator, yang disebabkan oleh banyak hal. Komunikasi antarpribadi yang baik adalah komunikasi yang bebas dari mis komunikasi, mis persepsi dan peningkatan hubungan antarpribadi dari pelaku komunikasi antar pribadi tersebut Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyuni (2013) yang mendapatkan bahwa komunikasi dokter-pasien di Poliklinik RSUP Dr. M.Djamil Padang sebagian besar dengan kategori cukup sebanyak 46,7%, baik sebanyak 40,2 dan kurang sebanyak 13,1%.
Hasil penelitian Pratita (2014) mendapatkan bahwa penerapan komunikasi efektif dokter-pasien pada pasien preoperasi di Paviliun Dahlia RSU.dr.H.Koesnadi sebagian besar dengan kategori cukup sebesar 52,5%. 3. Hubungan efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan dengan tingkat kepuasan peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai Hasil penelitian didapatkan dari 10 orang dengan efektifitas komunikasi interpersonal yang baik seluruhnya merasa puas (100%) sedangkan dari 81 orang efektifitas komunikasi interpersonal yang cukup sebagian merasa puas sebanyak 53 orang (65,4%).
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan dengan tingkat kepuasan peserta JKN- KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan pasien dapat terbentuk dari proses efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan. Dokter yang menjelaskan dengan rinci mengenai penyakit yang dialami pasien, maka pasien akan mudah memahaminya sehingga pasien menjadi puas terhadap penjelasan tersebut.
Dokter yang memberikan kesempatan sepenuhnya kepada pasien untuk berkeluh kesah segala penyakit yang dirasakan maka akan membuat pasien tersebut lebih tenang dan nyaman yang pada akhirnya pasien tersebut juga akan puas terhadap pelayanan yang diberikan. Dokter yang memberikan semangat penuh kepada pasien maka pasien akan terdorong dan yakin akan sembuh, sehingga muncul rasa kepuasan tersendiri terhadap pelayanan yang telah diterima pasien.
Dokter yang mampu membuat pasien merasa saat bicara dengannya seperti keluarga sendiri, maka pasien akan terbuka dan leluasa untuk menceritakan segala apa yang dirasakan sehingga dokter dapat memberikan solusi yang tepat yang pada akhirnya pasien menjadi mendapatkan pelayanan yang maksimal dan merasa puas. Kualitas komunikasi interpersonal dari tenaga kesehatan baik, maka seorang pasien akan merasa puas dan diharapkan pasien akan terus menggunakan jasa layanan kesehatan tersebut, begitu pula sebaliknya.
semakin kuat komunikasi yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maka akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan pasien, begitu pula sebaliknya, bila kualitas komunikasi yang dilakukan tenaga kesehatan rendah maka tingkat kepuasan pasien juga akan rendah (Ariesta, 2017). Komunikasi menjadi landasan dalam berinteraksi dengan pasien.
Kompetensi petugas kesehatan dalam berinteraksi dengan pasien menjadikan pasien merasa puas terhadap layanan yang diberikan.
Pelayanan yang berkualitas ditentukan oleh komunikasi yang diberikan. Melalui
komunikasi kebutuhan pasien akan tergali (Wijayanti, 2019). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Wahyuni (2013) yang mendapatkan bahwa ada hubungan antara komunikasi dokter-pasien terhadap Kepuasan Pasien Berobat di Poliklinik RSUP Dr. M.Djamil Padang (p value = 0,000).
Hasil penelitian Silaen (2019) yang mendapatkan bahwa ada hubungan komunikasi efektif dokter-pasien dengan tingkat kepuasan pasien dalam pelayanan medik di RSUP H. Adam Malik Medan (p value = 0,001). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1.
Peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai sebagian besar merasa puas terhadap pelayanan dokter yaitu berjumlah 63 orang (69,2%). 2.
Komunikasi interpersonal petugas kesehatan pada peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai sebagian besar cukup efektif yaitu berjumlah 81 orang (89%). 3. Ada hubungan antara efektifitas komunikasi interpersonal petugas kesehatan dengan tingkat kepuasan peserta JKN-KIS BPJS Kesehatan di Klinik Dharma Usada Barabai.
Saran 1. Bagi Manajemen Klinik Dharma Usaha Barabai Manajemen Klinik Dharma Usada hendaknya bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam membuat Standar Operasional Prosedur mengenai pelayanan petugas kesehatan kepada pasien JKN-KIS BPJS
Kesehatan. 2.
Bagi petugas kesehatan Hendaknya petugas kesehatan khususnya dokter dapat memberikan kesempatan pada pasien untuk menceritakan segala keluhan yang
dirasakan sehingga tercipta efektifitas komunikasi interpersonal yang maksimal. 3. Bagi Institusi Pendidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNISKA Banjarmasin dapat
memberikan pembelajaran mengenai penyebab ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan klinik Swasta dalam hal ini faktor penyebabnya adalah efektifitas komunikasi tenaga kesehatan. 4.
Bagi peneliti selanjutnya Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai kepuasan pasien dengan meneliti dengan variabel lain yang lebih lengkap misalnya kualitas produk/jasa, harga, emosional, kinerja, estitika, lokasi, fasilitas dan suasana sehingga didapatkan hasil yang lebih baik pula. DAFTAR PUSTAKA Ariesta, V. A. (2017). Hubungan Kualitas
Komunikasi Interpersonal Petugas Kesehatan dengan Tingkat Pendidikan Pasien pada Layanan Rawat Inap di RSUD Tugurejo Semarang [Online],
https://media.neliti.com/media/publications/184132-ID- none.pdf [diakses tanggal 27 Januari 2020]. Hutagaol, D. (2014).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan komunikasi interpersonal tenaga kesehatan pada kepuasaan pasien rawat jalan di Puskesmas Pandan. [Online],
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/kpkb/article/view/10240 [diakses tanggal 20 Desember 2019]. Kementrian Kesehatan RI. (2017). Laporan Survey Indeks Kepuasan Masyarakat Biro Kumunikasi dan Pelayanan Masyrakat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam Menuju Service Excelence.
[Online], https://www.depkes.go.id/article/view/17070700001/Survey-Kepuasan- Pelanggan.html [diakses tanggal 20 Desember 2019]. Mardiati, N. (2018). Hubungan
Jenis Fasilitas dan Status Kepersertaan dengan Kepuasan pasien JKN di Fasilitas Kesehatan Tingkat pertama Kota Banjarbaru [Online],
https://journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps/article/view/126 [diakses tanggal 27 Januari 2020]. Ningsih, F. P. (2013).
Pengaruh Efektifitas Komunikasi Interpersonal terhadap Promosi Jabatan pada Dinas Sosial Daerah Provinsi Sulawesi Tengah . [Online],
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/ZDNjMTU2
NGE5YmMzODE3ZWU2ZmQ1Yjc3NjBlMmJmODFhMDFlYTVmNg==.pdf [diakses tanggal 18 Januari 2020]. Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika. Pratita, A.L. (2014). Hubungan antara Komunikasi Efektif Dokter-Pasien dengan Tingkat Kecemasan pada Pasien Preoperasi http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/viewFile/4156/4539 [diakses tanggal 27 Januari 2020]. Silaen, D. J. A. (2019).
Ada Hubungan Komunikasi Efektif Dokter-Pasien dengan Tingkat Kepuasan Pasien Dalam Pelayanan Medik di RSUP H. Adam Malik Medan [Online],
https://isainsmedis.id/index.php/ism/article/viewFile/387/318 [diakses tanggal 27 Januari 2020]. Sulastri, F., & Supriatin, J. (2012). Kepuasan Pelanggan terhadap Layanan Rumah Sakit [Online], https://osf.io/e5czd/download/?format=pdf [diakses tanggal 20 Desember 2019]. Supriyanto, S & Ernawaty. (2010). Pemasaran Industri Jasa Kesehatan.
Yogyakarta: CV Andi. Suranto, A. W. (2011). Komunikasi Interpersonal.
Yogyakarta : Graha Ilmu Susanti, N., Yurizkah, D., Hidayati, E., Kurniawaty. (2016). Analisis Penerapan Hak Pasien dan Keluarga di Instalasi Rawat Inap RSUP Mohammad Hoesin Palembang [Online], https://sumselupdate.com/analisis-penerapan-hak-pasien- dan-keluarga-di-instalasi-rawat-inap-rsup-mohammad-hoesin-palembang-2015/
[diakses tanggal 20 Desember 2019]. Wahyuni, T. (2013).
Hubungan Komunikasi Dokter-Pasien terhadap Kepuasan Pasien Berobat di Poliklinik RSUP Dr. M. Djamil Padang [Online],
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/165 [diakses tanggal 27 Januari 2020]. Wijayanti. (2019). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien terhadap Prosedur Invasif [Online],
https://ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/view/324/229 [diakses tanggal 27 Januari 2020].
INTERNET SOURCES:
---
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/286956568_Relationship_between_Interperso nal_Communication_Skills_and_Organizational_Commitment_Case_Study_Jahad_Keshava rzi_and_University_of_Qom_Iran
<1% -
https://portalteropongonline.blogspot.com/2016/01/pengaruh-kondisi-keuangan-pertu mbuhan.html
<1% - https://www.statistikian.com/2012/11/rumus-chi-square.html
1% - https://ritanoviananurse.blogspot.com/2016/08/motivasi-dan-kepuasan-kerja.html 1% - http://digilib.unisayogya.ac.id/659/1/Naskah%20Publikasi.pdf
1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58787/Chapter%20I.pdf;sequen ce=5
<1% - http://ejournal.stikesyarsi.ac.id/index.php/JAV1N1/article/download/42/133 1% -
https://es.scribd.com/doc/288335328/Persepsi-Pasien-Terhadap-Layanan-Rawat-Jalan-R SUD-DAYA
<1% -
https://sumselupdate.com/analisis-penerapan-hak-pasien-dan-keluarga-di-instalasi-raw at-inap-rsup-mohammad-hoesin-palembang-2015/
<1% - https://www.scribd.com/document/383341910/Survey-Ikm-Kemenkes-2017-final
<1% -
https://keuangan.kontan.co.id/news/tingkat-kepuasan-pada-program-jkn-kis-capai-795
<1% - https://issuu.com/malutpost/docs/malut_post__27_april_2018
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/1y9g1dqg-faktor-faktor-yang-berhubungan-den gan-komunikasi-interpersonal-tenaga-kesehatan-terhadap-kepuasaan-pasien-rawat-jala n-di-puskesmas-pandan-kabupaten-tapanuli-tengah-pada-tahun-2014.html
<1% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/11/
<1% -
https://imeldamariska.blogspot.com/2013/01/pelayanan-prima-untuk-kepuasan-pasien- rs.html
<1% - http://fatkhan.web.id/pengertian-dan-kegunaan-instrumen-penelitian/
<1% - https://issuu.com/bimkes/docs/bimkmi_vol_3_no_2 1% - https://www.dosenpendidikan.co.id/zat-aditif/
<1% - https://id.scribd.com/doc/178702523/Daftar-Isi-Jurnal-Ed-10
<1% - http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/view/15450
<1% -
https://docobook.com/faktor-faktor-yang-berhubungan-dengan-kejadianceee94189d2e
0e3094f35829979ead0260315.html
<1% -
https://downloadkti.blogspot.com/2013/09/kumpulan-abstrak-penelitian-kebidanan.ht ml
1% - http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jmb/article/viewFile/1485/1590
<1% -
https://www.kajianpustaka.com/2016/07/pengertian-cara-mengukur-dan-faktor-yang-m empengaruhi-kepuasan-pasien.html
<1% - https://sharenruth.blogspot.com/2014/
1% - http://media.unpad.ac.id/thesis/200110/2011/200110110233_2_2077.pdf 1% -
https://www.psychologymania.com/2013/04/efektivitas-komunikasi-interpersonal.html 2% -
https://jasapembuatanptkkurikulum2013.blogspot.com/2018/09/contoh-lengkap-ptk-bk -smp-kelas-vii-doc.html
<1% -
http://fikom.weblog.esaunggul.ac.id/category/artikel-ilmiah/page/2/?vqepeihvomwsihm p
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60745/Appendix.pdf;sequence=
1
<1% - http://repository.ump.ac.id/5381/3/Desti%20Alisa%20Putri%20BAB%20II.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/307443452_Komunikasi_Terapeutik_Perawat_B erhubungan_dengan_Kepuasan_Pasien
1% - https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_monopoli
<1% - https://stikeskabmalang.wordpress.com/page/4/
<1% - https://docobook.com/jom-fk-volume-1-no-2-oktober-2014-perilaku-neliti.html
<1% -
https://es.scribd.com/document/339304808/Prosiding-Seminar-Nasional-Keperawatan- Stikes-Perintis-Padang-27-Nov-2016
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/55774/Cover.pdf?sequence=7&
isAllowed=y
<1% -
https://www.kompasiana.com/infokespro/5e009991097f361616152f84/layanan-bpjs-sat u-bantu-peserta-jkn-kis-di-semua-rumah-sakit
<1% -
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/9417/1/Danny%20Jonathan%20Sitom pul%20-%20Fulltext.pdf
<1% -
http://repository.unair.ac.id/89326/3/PSDKU.FKM.21-19%20Feb%20p%20daftar%20pust aka.pdf