• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X Originality Report

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Plagiarism Checker X Originality Report"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut WHO, kejadian kasus TB di seluruh dunia pada tahun 2006 sekitar 14 juta kasus (WHO, 2008). Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang sangat padat dan prevalensi yang tinggi yaitu sekitar 65% kasus TB (Zulkifli, 2017).

Rumusan Masalah

Menurut Farrah, pada 2017 mereka menemukan bahwa pada tuberkulosis berat terjadi penurunan kadar CD4 atau munculnya limfopenia sekitar 17%.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Institusi Pendidikan
  • Bagi Tenaga Laboratorium

TINJAUAN PUSTAKA

Human Immunodeficiency Virus (HIV)

  • Defenisi HIV
  • Epidemiologi HIV/AIDS
  • Etiologi HIV
  • Tanda Dan Gejala HIV
  • Pengaruh HIV Terhadap Sistem Imun

HIV adalah kelas retrovirus yang menggunakan enzim reverse transcriptase untuk menyalin RNA virus menjadi DNA, yang dimasukkan ke dalam genom inang. Human Immunodeficiency Virus terutama menginfeksi limfosit CD4 atau T-helper (Th), sehingga jumlahnya menurun dari waktu ke waktu dan begitu pula fungsinya. imunitas termediasi (CMI).

Gambar 2.1 Struktur Human Immunodeficiency Virus (Nilsson J, 2016) Proses infeksi HIV pada tubuh manusia diawali dengan interaksi glikoprotein (gp120) pada selubung HIV, yang berikatan dengan reseptor CD4 spesifik yang terdapat pada permukaan sel target. Pengikatan tersebut semakin diperkuat dengan adanya co-reseptor (CCR5 dan CXCR4), sehingga kemungkinan besar gp41 akan menjalankan fungsinya untuk memediasi masuknya virus ke dalam sel target. Fusi antara kedua membran tersebut memungkinkan seluruh isi sitoplasma HIV termasuk enzim reverse transcriptase dan nukleus masuk ke dalam sitoplasma sel target (Nazli. A, et al, 2016).

Provirus memasuki nukleus, menyatu dengan kromosom sel inang melalui perantara enzim integrase (Drabick. JJ, et al, 2016). Semua mekanisme tersebut menyebabkan penurunan sistem imun sehingga pertahanan individu terhadap mikroorganisme patogen menjadi lemah dan meningkatkan risiko infeksi sekunder sehingga masuk ke stadium AIDS (Causy. D, et al, 2019).

Tuberkulosis

  • Defenisi Tb
  • Epidemiologi Tb
  • Etiologi Tb
  • Gejala Tb Paru
  • Respon Imun Terhadap Tb
  • Patogenesis Tb

Inti virus baru disuplai dengan bahan selubung, yaitu kolesterol dan glikolipid, dari permukaan sel inang untuk membentuk selubung. Mikroba berbentuk batang ini memiliki sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pencelupan, oleh karena itu disebut juga dengan Acid Resistant Bacillus (BTA). Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular menahun dan menular yang erat kaitannya dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium bovis dan Mycobacyerium avium, namun lebih sering disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (Ikeu, 2017).

Pada tahun 1982, Robert Koch pertama kali mengidentifikasi basil tahan asam Mycobacterium tuberculosis sebagai bakteri penyebab TB paru (Zulkifli, 2017). Kondisi umum, terkadang kondisi penderita TB Paru sangat kurus, berat badan berkurang, tampak pucat atau kemerahan. Demam, penderita TB Paru pada malam hari dapat mengalami kenaikan suhu tubuh yang tidak teratur.

Tuberkulosis merupakan penyakit yang biasanya menyerang paru-paru. Tetesan inhalasi yang mengandung sejumlah kecil bakteri ditelan oleh makrofag alveolar. Makrofag menghancurkan patogen dan mengangkutnya ke saluran limfatik. Selanjutnya, lesi granulomatosa kecil yang mengandung bakteri ini terbentuk, hal ini terjadi pada 90% dari mereka yang terinfeksi. Butiran ini tidak menyebabkan penyakit secara langsung. Risiko perkembangan penyakit tetap ada karena bakteri tidak diberantas. Sarang dapat menjadi aktif kembali dengan membentuk jaringan keju dan membuat lubang saat batuk jaringan keju.

Sel Limfosit

  • Defenisi Limfosit
  • Struktur Kerja Limfosit T Dalam Sistem Imun

Berbagai jenis sel T telah ditemukan yang diketahui memiliki fungsi berbeda (Xia C, Rao Y, Zhong J, 2017). Sel imunokompeten dapat mengenali antigen, sehingga pada permukaan sel T dan sel B dilengkapi dengan reseptor molekuler. Reseptor antigen pada permukaan limfosit T bersifat heterodimer dengan molekul CD3, sedangkan molekul imunoglobulin terletak pada permukaan limfosit B (Widyasari M, Pudjiati SR, Soebono H, 2015).

Cara pengolahan dan penyajian antigen “eksogen” secara umum dapat menyebabkan aktivasi limfosit sub populasi tertentu sehingga membantu aktivasi limfosit B untuk memproduksi antibodi. Antigen "endogen" diperoleh oleh sel penyaji sebagai akibat infeksi virus di dalam sel atau dari sel yang telah menjadi ganas.

Hubungan Jumlah Limfosit Dengan Pasien Tb

Hubungan Jumlah Limfosit Dengan Pasien HIV

Akhirnya jumlah CD4+ dalam sirkulasi menurun, dengan penurunan jumlah sel CD4+, pasien menunjukkan gejala klinis antibodi HIV spesifik dengan penurunan sel T sitotoksik, sedangkan P24 meningkat. Yang dimaksud dengan sistem pertahanan tubuh disini adalah sel leukosit, terutama limfosit Limfosit adalah sel yang kompeten secara imunologi dan fagosit membantu pertahanan tubuh terhadap infeksi dan invasi asing lainnya.

Hubungan Jumlah Limfosit Pada Pasien Koinfeksi Tb-HIV

Tuberkulosis ekstrapulmoner dan diseminata (wide spread) menjadi lebih umum dan memperburuk prognosis (Kabali. C, et al, 2016).

Alat Hematologi Analizer

10 micron, juga tidak ada pemeriksaan lain, namun hematology analyzer ini hanya menggunakan sampel yang sedikit. Hasil yang diperoleh dari alat analisis hematologi ini biasanya sudah melewati quality control yang dilakukan oleh in-house laboratory, baik di institusi rumah sakit maupun di laboratorium klinik Pratama. Pemeriksaan dengan autoanaliser hematologi tidak selalu mulus, namun ternyata alat ini juga memiliki beberapa kekurangan, seperti dalam hal menghitung sel yang tidak normal, seperti pada pemeriksaan hitung sel, nilai jumlah leukosit atau trombosit mungkin rendah karena ada beberapa sel yang tidak dihitung karena sel tersebut memiliki bentuk yang tidak normal.

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • JenisPenelitian
  • Tempat Dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi
    • Sampel
    • Besar Sampel
  • Kriteria Inklusi Dan Ekslusi
    • Kriteria Inklusi
    • Kriteria Ekslusi
  • Variabel Penelitian
    • Variabel Independen
    • Variabel Dependen
  • Defenisi Operasional
  • Alat dan Bahan Penelitian
    • Alat
    • Bahan
  • Pengumpulan Data Dan Analisis Data
    • Pengumpulan Data
    • Analisis Data
  • Prosedur Penelitian
    • Prosedur Pengambilan Darah Vena
    • Prosedur Pemeriksaan Limfosit Total
  • Kerangka Operasional

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan rerata jumlah limfosit antara penderita HIV dan TB paru. Data ini merupakan data numerik sehingga uji normalitas pertama kali dilakukan dengan Sapirowilk. Distribusi. Berdasarkan tabel 4.5 di atas terlihat bahwa uji perbedaan jumlah limfosit total antara pasien HIV dan TB Paru di RS M.Djamil Padang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara jumlah limfosit total pasien HIV dan TB di RSU M.Djamil Padang.

Penelitian tentang perubahan jumlah limfosit total pada pasien HIV dan TB paru di RS M.Djamil Padang telah dilakukan pada bulan Desember 2019-Agustus 2020 di laboratorium RS M.Djamil. Dari tabel 4.2 hasil penelitian yang dilakukan pada pasien TB Paru di RS M.Djamil Padang menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan umur paling tinggi yaitu 51-70 tahun yaitu 14 orang (36,84%) dan jenis kelamin terbanyak yaitu laki-laki yaitu 27 orang (71). Dari data jumlah limfosit HIV dan TB paru total yang diperoleh, dilakukan uji T independen untuk melihat apakah ada perbedaan.

Pada hasil penelitian perbedaan jumlah total limfosit HIV dan TB paru didapatkan hasil bahwa jumlah total limfosit HIV adalah 0,009<0,05 dan jumlah total limfosit TB paru adalah 0,009<0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna jumlah total limfosit HIV dan TB Paru di RSU M.Djamil Padang.

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Umum Subyek Penelitian

  • Jumlah Leukosit, Limfosit Relatif Dan Limfosit Total pasien HIV
  • Perbedaan Jumlah Limfosit Total Antara Pasien HIV Dan TB

Djamil Padang, untuk 38 sampel penderita HIV dan sifilis dengan jumlah limfosit total, diperoleh data sebagai berikut. Dari tabel 4.3 terlihat nilai rata-rata leukosit pada penderita TB Paru adalah 10420,4 mm3 dengan nilai minimal 570 dan nilai maksimal 29240 serta standar deviasi 6232,61 dari 38 sampel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan studi cross-sectional, yaitu untuk melihat perbedaan antara dua variabel yang berhubungan antara total limfosit HIV dan TB paru.

Ketika Anda berinteraksi dengan lingkungan luar dengan daya tahan tubuh yang berkurang, sangat mudah tertular penyakit di lingkungan. Pada umumnya penderita tuberkulosis paru memiliki kebiasaan merokok dan lebih banyak terjadi pada laki-laki sehingga berisiko tertular TB paru (Dye C, 2015). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa jumlah penderita tuberkulosis paru lebih banyak dibandingkan perempuan. Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil dimana jumlah limfosit pada pasien HIV menurun karena virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh terutama limfosit T (CD4) (Palmer S, et al, 2016). Pada tabel 4.4 didapatkan hasil dimana jumlah leukosit sedikit meningkat. Perbedaan jumlah total limfosit HIV dan TB paru menunjukkan bahwa pada kasus HIV ketika virus menyerang sel darah putih yaitu limfosit T, mengakibatkan penurunan limfosit T dalam aliran darah dan folikel limfoid, virus terkonsentrasi dalam bentuk kompleks imun, terkait dengan sel dendritik secara terus menerus dengan sel dendritik 4mptoid. 0-40% dari jumlah leukosit.

Pada penderita tuberkulosis paru, limfosit cenderung menurun akibat limfopenia setelah 1 bulan, 2 bulan, dan 5 bulan pengobatan. Sehubungan dengan saran yang dapat penulis berikan kepada para pembaca, kami berharap dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penelitian lebih lanjut yang meneliti perbedaan jumlah total limfosit pada koinfeksi HIV TB dan pasien HIV atau TB.

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur  dan JenisKelamin  Pada  Penderita TB Paru Di RSUP M.Djamil Padang
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan JenisKelamin Pada Penderita TB Paru Di RSUP M.Djamil Padang

PEMBAHASAN

Pembahasan

Dari survei yang dilakukan pada pasien HIV di RS M.Djamil Padang, didapatkan hasil menurut umur terbanyak adalah 19-33 tahun sebanyak 18 orang (47,37%) dan kriteria jenis kelamin laki-laki adalah penderita HIV terbanyak yaitu 31 orang (81,58%) yang terdapat pada penelitian ini. Hal ini terjadi karena laki-laki pada rentang usia tersebut memiliki usia produktif dan remaja merupakan usia yang sangat rentan terhadap infeksi HIV (Guindo et al, 2017) dan hal ini juga disebabkan karena berhubungan seks dengan laki-laki dimana pasangannya berganti, hal ini juga sejalan dengan kasus di kota Padang. Penelitian (Kurniawan et al, 2015) mendapatkan hasil pada penderita tuberkulosis paru pada pria yaitu 30 orang dan wanita 13. Pemeriksaan jumlah limfosit digunakan untuk mendukung diagnosis infeksi TB, selain itu juga digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding, memantau respon imun tubuh pasien dan respon pengobatan, serta melihat perjalanan penyakit.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa tuberkulosis paru dapat menyebabkan gangguan hematologi yaitu limfopenia (penurunan jumlah limfosit dibawah 1500/mm3) (Oehadian, 2015). Amran.P et al, 2019. Analisis studi jumlah limfosit pada orang dengan human immunodeficiency virus (HIV) Journal of Media Aanalis Kesehata.Vol. Jumlah leukosit total dan diferensial dalam kaitannya dengan kejadian diabetes mellitus: Sebuah studi kohort berbasis populasi prospektif.

Syphilis epidemics and human immunodeficiency virus (HIV) incidence in men who have sex with men in the United States: implications for HIV prevention. Interaction of human immunodeficiency and papillomaviruses: association with anal epithelial abnormality in homosexual men.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Syphilis increases HIV viral load and decreases CD4 cell counts in HIV-infected patients with new syphilis infections. Review article: HIV in gay and bisexual men in the United Kingdom: 25 years of public health surveillance. White blood cell count in women: relation to inflammatory biomarkers, hematological profiles, visceral adiposity and other cardiovascular risk factors 8.

Syphilis epidemiology and clinical outcomes in HIV-infected and HIV-uninfected patients at Kaiser Permanente Northern California. Clinical manifestations of early syphilis by HIV status and sex, result of the syphilis and HIV examination. The effect of early syphilis on CD4 count and HIV-1 RNA viral load in blood and semen.

WHO HIV case definitions for surveillance and revised clinical staging and immunological classification of HIV-related disease in adults and children 2017. Prevalence of bisexual behavior among a bridging population of men who have sex with men in China: a meta-analysis of observational studies.

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur  dan JenisKelamin  Pada  Penderita HIVDi RSUP M.Djamil Padang
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur  dan JenisKelamin  Pada  Penderita TB Paru Di RSUP M.Djamil Padang
Tabel 4.3 Jumlah Leukosit, Limfosit Relatif Dan Limfosit Total Pada Pasien  HIV Di RSUP M.Djamil Padang
Tabel 4.4 jumlah Leukosit, Limfosit Relatif Dan Limfosit Total Pada Pasien  TB Paru Di RSUP M.Djamil Padang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar ureum