• Tidak ada hasil yang ditemukan

PMI (Kemajemukan) - (2)

N/A
N/A
Fadlan Muhammad

Academic year: 2024

Membagikan "PMI (Kemajemukan) - (2)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama: Rifa Fadlan Muhammad Ihsan

Mata Kuliah: Pembangunan Masyarakat Indonesia Dosen Pengampu: Muhamad Eko Sucipto, MIRKH

Tugas:

Analisis Konflik Kemajemukan Yang Terjadi Di Indonesia A. Kronologis

Berbagai kelompok sosial yang ada di Indonesia, memiliki karakteristik dan perilaku budaya yang berbeda-beda. Ini salah satu yang menyebabkan bangsa Indonesia menjadi masyarakat yang heterogen (majemuk). Dari catatan yang ada, di Indonesia

terdapat 656 suku.

Keanekaragaman tersebut merupakan kekayaan milik bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan, sehingga mampu memberikan warna ketenteraman dan kedamaian bagi rakyat Indonesia agar ke depan tidak banyak menimbulkan persoalan yang mengancam dis-integrasi bangsa.

Namun, keanekaragaman juga bisa menjadi hal yang sensitif. Untuk membina keaneragaman tentu membutuhkan usaha yang keras atau maksimal dan ekstra hati-hati. Karena sebuah keragaman juga berpeluang

(2)

untuk terjadinya sebuah konflik di dalam masyarakat. Seperti baru-baru ini adanya konflik yang menyangkut dengan SARA. Sebagaimana diketahui, telah terjadi konflik di Indonesia dan banyak diantaranya didominasi oleh konflik persoalan agama.

B. Penyebab Terjadi Konflik

Kemajemukan horizontal dan vertikal secara sosiologis ada beberapa penyebab terjadinya konflik, diantaranya adalah perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan, perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi- pribadi yang berbeda, perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, dan perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat. Namun, jika dianalisis lebih dalam penyebab sebuah konflik tidaklah hanya disebabkan oleh faktor di atas, tetapi pada hal mendasar yang memicu terjadinya sebuah konflik sosial salah satunya sesuatu yang berkenaan dengan perbedaan secara vertikal.

Kompleksitas masyarakat majemuk tidak hanya ditandai oleh perbedaan-perbedaan "horizontal" (suku, ras, bahasa, adat-istiadat, agama, dan daerah) yang dalam istilah sering disebut dengan diferensiasi sosial. Namun kemajemukan juga disebabkan perbedaan "vertikal" atau stratifikasi sosial. Indikasi perbedaan tersebut tampak dalam tingkat sosial ekonomi, kedudukan politik, tingkat pendidikan, kualitas pekerjaan dan kondisi pemukiman. Realitas konflik di Indonesia hari ini seolah-olah merupakan konflik kebudayaan, yakni adanya konflik kepercayaan atau agama di Indonesia. Dengan kata lain, konflik ini tak lepas dari adanya konflik yang disebabkan perbedaan kepentingan antar individu atau kelompok.

(3)

C. Solusi dari konflik

Sementara itu, dari perbedan-perbedaan vertikal terdapat beberapa hal yang berpotensi sebagai sumber konflik, antara lain perebutan sumber daya, alat-alat produksi, dan akses ekonomi, benturan kepentingan kekuasaan politik, dan perluasan batas-batas identitas sosial budaya dalam kelompok suku bangsa tertentu. Semakin tinggi kedudukan politik dan peran dominatif suatu kelompok suku bangsa terhadap kelompok suku bangsa lainnya, akan semakin kuat menimbulkan prasangka yang menjadi sumber ketegangan dan konflik antar kelompok etnik. Jadi, sebenarnya tidak ada sebuah konflik yang benar-benar diakibatkan oleh perbedaan.

Konflik agama dan etnis yang terjadi ternyata diakibatkan karena adanya pergesekan dengan perekonomian dan perbedaan kepentingan yang juga erat kaitannya dengan kekuasaan atau politik. Kemajemukan kehidupan keberagamaan di Indonesia adalah kenyataan. Namun demikian umat manusia harus menyadari dan menerima kenyataan ini untuk saling melengkapi dan memperkaya pengalaman kehidupan bagi umat manusia dan bukan sebagai musibah atau malapetaka. Perbedaan hendaknya menjadi rahmat, yaitu merupakan sebuah dinamika yang tercipta saling membutuhkan dan melengkapi sehingga tersusun sebuah bangunan kokoh yang saling menunjang.

(4)

D. Pelajaran yang dapat diambil

Indonesia adalah salah satu negara besar di dunia dengan memiliki banyak keragaman dalam hal suku, agama, bahasa dan budaya secara umum.

Menjaga dan memupuk kemajemukan telah menjadi kebutuhan dan isu penting dalam kehidupan negara bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaan. Untuk itu perlunya upaya yang dapat dilakukan agar kemajemukan tidak lagi menimbulkan konflik. Dari hasil wawancara dari mahasiswa unimed, mereka mengemukakan upaya yang bisa dilakukan oleh semua warga Indonesia terlebih oleh mahasiswa itu sendiri yaitu pertama menanamkan sikap toleransi.

Toleransi adalah kunci perdamaian yang harus dijaga. Hal itu penting untuk diperhatikan mengingat bangsa Indonesia mempunyai latar belakang perbedaan yang beragam, mulai dari agama, suku,ras, hingga warna kulit.

Contohnya toleransi yang dapat dilakukan oleh warga Indonesia dimana saling menghargai, menghormati dan menerima seseorang yang memiliki perbedaan maupun persamaan agama, suku dan ras. Jika setiap orang memiliki sikap toleransi yang tinggi, maka dengan sendirinya akan terhindar dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi dalam banyaknya keragaman. Tentunya jika upaya ini dilakukan bersama-sama oleh seluruh warga Indonesia terlebih oleh mahasiswa itu sendiri maka kemajemukan akan terhindar dari konflik.

(5)

Maka untuk itulah perlunya pembelajaran yang bisa menimbulkan dan menanamkan nilai toleransi didalam kehidupan bangsa Indonesia. Yang kedua meningkatkan rasa nasionalisme. Nasionalisme itu sendiri mengajarkan tentang bagaimana menimbulkan sikap yang akan mementingkan kehidupan bernegara dibandingkan dengan kehidupan atau Pemahaman Mahasiswa PPKN Terhadap Kemajemukan Bangsa Indonesia Yang Berpotensi Menimbulkan Konflik| 33 kepentingan pribadi dan golongan. Kemajemukan dapat terjadinya konflik dikarenakan masih banyak yang mementingkan agama,budaya dan suku mereka sendiri tanpa mementingkan kebersamaan yang seharusnya dijunjung tinggi akibat dari rasa nasionalisme yang kurang. Untuk itu upaya kedua ini merupaka upaya yang harus dilakukan untuk menumbuhkan kebersamaan dalam kemajemukan. Dalam mengamalkan sikap nasionalisme juga harus dibarengi dengan sikap toleransi. Hal ini dapat memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa dalam bermasyarakat tanpa memandang perbedaan dalam status social, perbedaan ras, suku, bangsa, agama dan kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis konflik sosial ada 2 macam yaitu konflik vertikal (jika terjadi antara pihak yang berbeda status) dan konflik horizontal (jika terjadi pada pihak dengan status

Jenis konflik sosial ada 2 macam yaitu konflik vertikal (jika terjadi antara pihak yang berbeda status) dan konflik horizontal (jika terjadi pada pihak dengan status yang

Konflik rasial dapat terjadi tidak hanya karena perbedaan eiri fisik; penyebab lain yang utama adalah .... (A) perbedaan ideologi antarkelompok (B) perbedaan tingkah laku tiap

Posisi pelaku konflik adalah konflik vertikal dan konflik horizontal, sedangkan tipologi konflik yang terjadi dalam warga desa Hutaginjang ialah klaim masyarakat atas hak milik

Jenis konflik sosial ada 2 macam yaitu konflik vertikal (jika terjadi antara pihak yang berbeda status) dan konflik horizontal (jika terjadi pada pihak dengan status

glulam vertikal lebih tinggi 27% dari pada glulam horizontal, artinya glulam vertikal lebih kuat dari glulam horizontal; terjadi perbedaan nilai antara tegangan lentur

Jenis konflik sosial ada 2 macam yaitu konflik vertikal (jika terjadi antara pihak yang berbeda status) dan konflik horizontal (jika terjadi pada pihak dengan status yang

Data-data tersebut akan diuraikan sebagai berikut : Data penyebab terjadinya konflik sosial yang dilihat dari segi perbedaan antar individu dalam novel Tanah Surga Merah karya Arafat