• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan

N/A
N/A
Bambang Hadi Purnomo

Academic year: 2024

Membagikan "Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

Pelaku usaha di bidang jasa keuangan wajib menyediakan informasi terkini dan mudah diakses mengenai produk dan/atau jasa kepada konsumen. Pelaku usaha jasa keuangan wajib menyusun pedoman penetapan biaya atau harga produk dan/atau jasa keuangan. Pelaku usaha jasa keuangan wajib memperhatikan kecukupan antara kebutuhan dan kemampuan konsumen dengan produk dan/atau jasa yang ditawarkan kepada konsumen.

Pelaku Usaha Jasa Keuangan dilarang menawarkan produk dan/atau jasa kepada Nasabah dan/atau masyarakat melalui sarana komunikasi pribadi tanpa persetujuan Nasabah. Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib menjunjung keseimbangan, keadilan, dan ketidakberpihakan dalam membuat perjanjian dengan Pelanggan. Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib memberikan bukti kepemilikan produk dan/atau penggunaan layanan kepada Konsumen secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian dengan Konsumen.

Pelaku usaha jasa keuangan wajib mengikuti petunjuk konsumen sesuai dengan kontrak dengan konsumen dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaku usaha jasa keuangan di bidang asuransi umum dengan jumlah maksimum Rp750 juta rupee);

SANKSI

UMUM

Globalisasi sistem keuangan dan kemajuan pesat teknologi informasi dan inovasi keuangan telah menciptakan sistem keuangan yang sangat kompleks, dinamis dan saling berhubungan antar subsektor keuangan baik dari segi produk maupun kelembagaan. Beberapa hal yang menjadi perhatian Otoritas Jasa Keuangan antara lain pengawasan terhadap sektor jasa keuangan terpadu (konglomerasi), keseragaman praktik perlindungan konsumen di seluruh sektor jasa keuangan, tindakan yang mencerminkan moral hazard dan belum memadainya perlindungan konsumen di sektor jasa keuangan. Perlindungan konsumen sektor jasa keuangan ditujukan untuk menciptakan sistem perlindungan konsumen yang handal, meningkatkan peran konsumen dan meningkatkan kesadaran pelaku usaha jasa keuangan akan pentingnya perlindungan konsumen guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan.

Hasil nyata yang diharapkan antara lain para pelaku usaha jasa keuangan memperhatikan aspek keadilan dalam menentukan biaya atau harga produk dan/atau jasa, harga minimum fee based yang tidak merugikan konsumen, serta kesesuaian produk dan/atau jasa. atau jasa yang diberikan untuk kebutuhan dan kemampuan konsumen. Penerapan perilaku pasar dilaksanakan secara seimbang antara pengembangan sektor jasa keuangan dan pemenuhan hak dan kewajiban konsumen untuk meningkatkan kepercayaan konsumen. Market Conduct adalah perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dalam merancang, menyusun, dan meneruskan informasi, menawarkan, mencapai kesepakatan atas produk dan/atau jasa, serta menyelesaikan perselisihan dan menangani pengaduan.

Sehubungan dengan itu, upaya perlindungan konsumen dan/atau masyarakat ditujukan untuk mencapai dua tujuan utama. Pertama, meningkatkan kepercayaan investor dan konsumen dalam setiap aktivitas dan kegiatan usaha di sektor jasa keuangan (Market Confidence); dan Kedua, memberikan peluang dan peluang pengembangan bagi Pelaku Usaha Jasa Keuangan secara adil, efisien dan transparan dan disisi lain konsumen mempunyai pemahaman akan hak dan kewajibannya dalam berhubungan dengan Pelaku Usaha Jasa Keuangan mengenai properti, jasa dan produk ( tingkat lapangan bermain). Dalam jangka panjang, industri keuangan sendiri juga akan memperoleh manfaat positif untuk memacu peningkatan efisiensi dalam menjawab tuntutan pelayanan jasa keuangan yang lebih baik.

PASAL DEMI PASAL

Pelaku usaha jasa keuangan perbankan memiliki pilihan sistem pesan singkat perbankan, yang diberikan kepada nasabahnya tanpa persetujuan tertulis dengan biaya tambahan. Yang dimaksud dengan “perubahan” pada ayat ini adalah perubahan yang mencakup penambahan dan pengurangan manfaat, biaya, risiko, syarat dan ketentuan yang tercantum dalam dokumen dan/atau kontrak yang berkaitan dengan produk dan/atau jasa pelaku usaha jasa keuangan. Dalam menentukan biaya atau harga suatu produk dan/atau jasa keuangan, pelaku usaha jasa keuangan memperhatikan kewajaran biaya atau harga, dengan tetap memperhatikan aspek komersial dan persaingan usaha yang sehat.

Pemberian edukasi bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan dan akses di sektor jasa keuangan bagi konsumen dan/atau masyarakat. Laporan mengenai rencana pelaksanaan pelatihan pada prinsipnya dilaporkan satu kali dalam satu tahun, dan pelaporan tersebut diusahakan diintegrasikan dengan pelaporan yang dilakukan oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan, misalnya pelaporan yang dilakukan oleh Perbankan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Yang dimaksud dengan “terdaftar” dalam surat ini adalah memperoleh izin usaha, persetujuan, pendaftaran, pengesahan, atau pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan.

Adanya keseimbangan dalam melakukan pengaturan, misalnya dalam hal konsumen telah memberikan informasi dan dokumen yang jujur ​​dan tidak menyesatkan, maka Pelaku Usaha Jasa Keuangan wajib menyimpan dan menyimpan informasi dan dokumen tersebut semata-mata untuk kepentingan konsumen untuk digunakan. Kejujuran dalam membuat perjanjian, misalnya dalam hal konsumen telah menyetujui untuk membayar produk dan/atau jasa dari Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Pelaku Usaha Jasa Keuangan juga harus menyerahkan produk dan/atau jasa tersebut sesuai dengan perjanjian. Perjanjian baku yang dimaksud dalam ayat ini adalah perjanjian tertulis yang dibuat secara sepihak oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan memuat klausul baku mengenai isi, bentuk, dan cara penutupannya, serta digunakan untuk menawarkan produk dan/atau jasa kepada konsumen. skala massal.

Penyedia jasa keuangan yang mengeluarkan produk dan/atau jasa tidak boleh mencantumkan klausul baku yang menyatakan bahwa produk dan/atau jasa yang digunakan konsumen bukan merupakan penyedia jasa keuangan apabila terdapat permasalahan. Ketentuan ini menegaskan bahwa Pelaku Usaha Keuangan dapat melakukan tindakan secara sepihak terhadap benda yang diagunkan oleh Konsumen, apabila Konsumen dan Pelaku Usaha Keuangan terikat dalam suatu perjanjian tersendiri yang bersifat tambahan terhadap perjanjian pokok pembelian produk keuangan dan/atau atau layanan. “Dengan memperhatikan syarat dan ketentuan yang berlaku bagi Pelaku Usaha Jasa Keuangan beserta segala perubahannya yang menjadi satu kesatuan dengan formulir permohonan rekening ini.”

Pelaku Usaha Jasa Keuangan, apabila membebankan hak gadai, hak gadai atau hak tanggungan atas produk dan/atau jasa yang dibeli konsumen secara angsuran, wajib menggunakan surat kuasa yang terpisah dari perjanjian pokok. Yang dimaksud dengan “kesalahan dan/atau kelalaian” dalam Pasal ini adalah kesalahan dan/atau kelalaian dalam menjalankan kegiatan usaha Pelaku Usaha Jasa Keuangan, baik yang dilakukan oleh pengurus, pegawai Pelaku Usaha Jasa Keuangan, dan/ atau pihak ketiga, sebagai pekerjaan untuk kepentingan pelaku usaha Jasa Keuangan. Pelayanan dan penyelesaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada bagian ini meliputi apabila setelah menerima pengaduan dari konsumen timbul perselisihan yaitu perbedaan pendapat antara konsumen dan pelaku usaha keuangan sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Konsumen. para pihak.

Pelaporan dilakukan dalam bentuk laporan tertulis dan/atau melalui mekanisme sistem terpadu yang disediakan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Yang dimaksud dengan penyerahan dokumen pada ayat ini adalah penyerahan dokumen langsung ke kantor pelaku usaha jasa keuangan atau penyerahan dokumen tertulis.

Referensi

Dokumen terkait

melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan

Sehubungan dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 01/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, perlu untuk mengatur ketentuan mengenai

Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Wujud Upaya Perlindungan Konsumen Lembaga Jasa Keuangan

Apabila syarat pada Pasal 41 tersebut telah terpenuhi, maka bentuk pemberian fasilitas penyelesaian pengaduan Konsumen yang diberikan oleh Otoritas Jasa Keuangan

Nasabah bank rentan terhadap perlakuan hukum yang pasif, maka terdapat rumusan perlindungan konsumen dalam Pasal 1 angka (4) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Upaya perlindungan hukum kon- sumen perbankan oleh Otoritas Jasa Keuangan dapat dilihat dari telah dikel- uarkannya beberapa peraturan-peraturan yakni Peraturan Otoritas Jasa

Tujuan didirikannya lembaga Otoritas Jasa Keuangan adalah agar keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan dan

1 PERANAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM RANGKA PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA ELECTRONIC MONEY INDUSTRI PERBANKAN, Oleh : Tasya Febri Ramadhanti**, I Made Sarjana***,