• Tidak ada hasil yang ditemukan

pola asuh orang tua dalam menanamkan pembiasaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pola asuh orang tua dalam menanamkan pembiasaan"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Apa gunanya pola asuh orang tua dalam menanamkan kebiasaan wajib sholat pada anak sekolah dasar di Desa Tanjung Kuaw. Apa saja faktor pendukung dan penghambat orang tua dalam menanamkan kebiasaan sholat wajib pada anak sekolah dasar di Desa Tanjung Kuaw. Untuk mengetahui pola asuh orang tua dalam menanamkan kebiasaan shalat wajib pada anak (studi kasus di Desa Tanjung Kuaw Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma).

Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat pola asuh orang tua dalam membentuk kebiasaan shalat wajib pada anak (Studi Kasus Desa Tanjung Kuaw Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma). Pola pengasuhan orang tua terhadap kebiasaan salat wajib pada anak SD (studi kasus di Desa Tanjung Kuaw Kec.

Pola Asuhan Orang Tua Dalam Menanamkan Kebiasaan Sholat Wajib Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Desa Tanjung Kuaw. Bagaimana pola asuh orang tua dalam mengenalkan pelaksanaan sholat fardhu pada anak di desa Tanjung Kuaw kecamatan.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Solusi apa yang dilakukan orang tua dalam menghadapi kendala dalam membimbing anak menunaikan shalat wajib bagi anak SD di Desa Tanjung Kuaw. Sedangkan peneliti akan mengkaji peran orang tua dalam menanamkan kebiasaan shalat wajib pada anak (Studi Kasus Desa Tanjung Kuaw Kecamatan Lubuk Sandi Kabupaten Seluma). Berdasarkan hasil observasi yang peneliti temui masih belum terkoordinasi karena orang tua hanya sekedar mengurusi kontrol anak.

Pada umumnya hampir semua orang tua tidak menghukum anak yang tidak shalat. Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang pola asuh orang tua dalam membentuk kebiasaan shalat fardhu pada anak sekolah dasar (studi kasus Desa Tanjung Kuaw Kec.

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Sistematika Pembahasan

LANDASAN TEORI

Pola Asuh

1 Syaiful Bahri Djamarah, Komunikasi Parenting dan Keluarga (Jakarta: .PT renika Cipta, 2014), hal. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pola asuh adalah bimbingan orang tua terhadap anak agar anak tumbuh dengan baik. Jelas sekali bahwa orang tua yang memiliki kecerdasan dapat mendidik anaknya dengan baik.

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pola asuh demokratis membuat anak bahagia karena orang tua memberikan kebebasan memilih pada anak. 22Winarti, Pengaruh Pola Orang Tua Terhadap Pembentukan Akhlak Anak Usia 7-12 Tahun Di Ketapang Tangerang, (Skripsi Sarjana Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta, 2011), hal. 26 Winarti, Pengaruh pola orang tua terhadap pembentukan moral anak usia 7 sampai 12 tahun di Ketapang Tangerang..., hal.

Orang tua tipe parenting umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim kepada anaknya. 30 Winarti, Pengaruh pola asuh orang tua terhadap pembentukan moral anak usia 7-12 tahun di Ketapang Tangerang…, hal.

Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan ini merupakan salah satu bentuk pendidikan terhadap manusia yang prosesnya dilakukan secara bertahap, menjadikan pembiasaan sebagai suatu teknik pendidikan yang dilakukan dengan memperkenalkan sifat-sifat yang baik secara rutin, sehingga jiwa dapat mempraktekkan kebiasaan tersebut tanpa terlalu banyak. usaha, agar tidak kehilangan banyak tenaga dalam prosesnya dan tidak menemukan banyak masalah. Sebaliknya, perhatian mereka cepat teralihkan pada hal-hal yang baru dan disukainya. Pembiasaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan menjadi bagian dari keseharian anak sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kebiasaan yang baik.

Dari aspek pembinaan akhlak dan nilai-nilai agama diharapkan dapat meningkatkan ketaqwaan anak kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menumbuhkan sikap anak guna meletakkan landasan bagi anak menjadi warga negara yang baik. Pertumbuhan kecerdasan pada anak prasekolah tidak memungkinkan mereka berpikir logis dan tidak dapat memahami hal-hal yang abstrak. Sesuatu yang menunjukkan nilai-nilai agama dan moral kepada anak masih samar-samar dan tidak ia pahami.

Menanamkan sifat-sifat terpuji pada diri anak tidak mungkin hanya dengan menjelaskan pengertiannya saja, melainkan harus diajarkan untuk berbuat baik, agar kelak mereka mempunyai sifat-sifat yang baik dan terhindar dari sifat-sifat yang tercela. Selain itu, segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan di masa muda sulit diubah dan berlanjut di masa tua. Berdasarkan hal tersebut, para ahli pendidikan selalu mewanti-wanti anak untuk segera membiasakan diri terhadap sesuatu yang seharusnya menjadi kebiasaan baik, sebelum mereka terlanjur mempunyai kebiasaan buruk lainnya.

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan menjaga metode pembiasaan di masyarakat adalah untuk melatih dan membiasakan anak secara konsisten dan terus menerus dengan tujuan agar benar-benar tertanam dalam diri anak dan pada akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan. di masa depan. Terbentuknya kebiasaan-kebiasaan tersebut terbentuk melalui pengulangan dan mengambil bentuk yang tetap bila disertai dengan kepuasan. Kesulitan ini disebabkan karena pada mulanya seseorang atau seorang anak belum mengetahui secara praktis apa yang ingin dibiasakannya, oleh karena itu pembiasaan terhadap hal-hal yang baik harus dilakukan sedini mungkin agar ketika ia besar nanti ia mempunyai kebaikan. segala sesuatunya menjadi kebiasaannya.

Faktor yang paling penting dalam membentuk tabiat adalah pengulangan. Sebagai contoh, seorang kanak-kanak melihat sesuatu berlaku di hadapannya, kemudian dia akan meniru dan kemudian mengulangi tabiat itu, yang akhirnya akan menjadi kebiasaan. Ini supaya anak-anak dapat membiasakan diri dengan perbuatan baik dan dianjurkan oleh kedua-dua norma agama dan undang-undang yang berlaku. Pembentukan tabiat ini dibentuk melalui pengulangan dan mengambil bentuk kekal apabila disertai dengan kepuasan.

Sholat

Dengan hasil penelitian tersebut, peran orang tua dalam mendorong terwujudnya sikap memaafkan pada siswa sudah cukup baik. Penelitian ini tentang pola asuh orang tua dalam menanamkan kebiasaan memaafkan pada anak usia wajib sekolah dasar (studi kasus di kecamatan desa tanjung kuaw. Saya sebagai orang tua melakukannya hanya secukupnya saja karena memaksa anak untuk belajar dan jika anak melakukannya tidak menyukainya, itu tidak ada gunanya.

Saya sebagai orang tua belum sepenuhnya bisa meningkatkan minat mengajak anak saya salat.”97. Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat bahwa orang tua di Desa Tanjung Kuaw kurang memberikan bimbingan terhadap anaknya. Kalau saya tidak mampu kenapa saya bilang tidak mampu, karena sebagai orang tua saya hanya membimbing anak secara alami.”

Solusi bagi orang tua dalam mengatasi kendala dalam membimbing anak menunaikan shalat fardhu pada anak SD di desa Tanjung Kuaw.

Penelitian Terdahulu

Kerangka Berpikir

Salah satu cara yang sebaiknya dilakukan orang tua adalah dengan mendidik anak, yakni dengan menanamkan pada diri mereka kebiasaan shalat wajib. Banyak cara dan upaya yang bisa dilakukan orang tua untuk membimbing anaknya dalam menunaikan shalat wajib lima waktu sehari semalam. Untuk menghadapi kendala tersebut, orang tua harus mampu mengatasi atau mencari solusi agar dapat mengajarkan shalat pada anaknya dengan baik.

Orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya untuk menafkahi keluarga hendaknya dapat memberikan waktu untuk memberikan kewajibannya dalam menunaikan shalat kepada anaknya dengan berbagai cara atau upaya.

METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Sumber Data

Data primer adalah data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan dan sumber data utama yang berkaitan langsung dengan topik penelitian. Data primer dalam penelitian ini terdiri dari data yang diperoleh dari observasi dan penelitian terhadap orang tua yaitu Titi, Nati, Juli, Sarman, Susi Maryani, Heri Yulianto, Rina, Susi, Ida, Elmi, Letni, Rati, Len, Diana, Neti Susuanti yang terdiri dari dari 15 informan. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan atau mengelola data berupa studi dokumentasi seperti buku, foto, artikel, majalah dan data lain yang membahas tentang pola asuh orang tua di desa Tanjung Kuaw.

Subyek adalah orang-orang yang bertugas memberikan informasi tentang situasi dan kondisi lingkungan penelitian. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah orang tua, Kepala Desa Tanjung Kuaw dan Pengurus Masjid.

Teknik Pengumpulan Data

Instrumen Penelitian

Dalam teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari berbagai sumber tertulis dan dokumen yang tersedia bagi informan.

Teknik Keabsahan Data

Bandingkan apa yang orang katakan dalam situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

Teknik Analisis Data

Saya sebagai orang tua hanya memberikan yang terbaik untuk anak saya dan tidak menggunakan hal-hal yang kasar agar anak saya mengerti apa yang saya larang dan perintahkan : 122. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti temukan, hal tersebut sesuai dengan apa yang peneliti lihat , bahwa orang tua tidak memberikan hadiah kepada anaknya ketika anaknya menunaikan shalat wajib. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa mereka masih kurang dalam memberikan bimbingan kepada anak karena banyak orang tua yang masih sibuk dengan kepentingannya sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian, orang tua masih kurang dalam memberikan model pengasuhan pada anak dan dalam memberikan bimbingan agama pada anak.

Tabel 4.1  Jumlah Penduduk
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk

Gambar

Tabel  Judul  Halaman
Tabel 4.1  Jumlah Penduduk
Tabel 4.3  Pekerjaan
Gambar kantor Desa Tanjung Kuaw

Referensi

Dokumen terkait

Dari pernyataan beberapa tokoh di atas peneliti menyimpulkan bahwa, pola asuh orang tua adalah pola sikap yang dimiliki orang tua untuk merawat dan mendidik